Anda di halaman 1dari 15

PROSTODONSIA

Teknik Mencetak
a. Mukofungsional : digunakan untuk free end
- Bahan cetak : impression compound, green stick compound
b. Mukokompresi : untuk rahang datar/ rendah, tahanan jaringan tinggi (mukosa lebih banyak
dari tulang)
- Bahan cetak elastomer
c. Mukostatis : tahanan jaringan rendah, untuk model studi
- Bahan cetak alginat
d. Mukostatis dan mukokompresi : flabby
Prinsip Preparasi
a. Preservation of tooth structure : preparasi seminimal mungkin dan mempertahankan gigi
sebelahnya agar tidak terpraparasi
b. Preservation of the periodontium : lokasi preparasi margin supragingiva dan equi gingiva agar
terjadi kontrol plak
c. Marginal integrity : bentuk preparasi margin harus sesuai dengan bahan yag digunakan
d. Resistance form : mencegah terjadinya fraktur, pembulatan sudut, membuang unsupported
enamel
e. Retention form : kemiringan axial preparasi 2-50
Fungsi Sementasi GTC
a. Luting/ agen yg menambahkan friksi antara GTC dengan struktur gigi agar retensi bertambah
b. Isolator dari perubahan termal di dalam mulut
- Apabila ada gelembung udara terjebak diantara GTC dan gigi maka kalor yang ada di RM
dapat dihantarkan melalui gelembung tersebut dan menyebabkan ngilu dan nyeri
- pH sementasi yang rendah akan menyebabkan ngilu
- GTC all pocelain : panas dari light cure pada saat sementasi dapat menyebabkan ngilu
Jenis Abutment
a. Primary : gigi abutment yang berada tepat disisi lateral edentulus area
b. Secondary : abutment yang ditambahkan disamping primary abutment
c. Intermediate : abutment yang berada di tengah diantara edentulus area
d. Distant : abutment yang berada jauh dari edentulus area
Jenis GTJ
a. Spring bridge : abutment berada di posterior yang menggunakan L bar untuk
menyambungkan pontik dengan abutment. Indikasi :
- Ada space, multiple diastema
- Gigi abutment sebelahnya goyang dan tidak bisa digunakan
b. Rigid fixed brigde : untuk abutment normal dan tidak ada kelainan
c. Semi fixed bridge : abutment salah satu miring, pada abutment miring tersebut diberikan
konektor semirigid dan abutment normal diberi konektor rigid
d. Cantilever bridge : abutment yang digunakan hanya di satu sisi, untuk gigi anterior dan gigi
kecil dengan beban kunyah ringan
e. Adhesive brige : untuk pasien yang menolak pengasahan gigi terlalu banyak, pengasahan gigi
hanya bagian palatal atau oklusal sebagian untuk ditempelkan dengan bahan adhesive
(pengasahan minimal, retensi utama adalah bahan adhesive)
Sindrom Kombinasi Kelly
 Kesalahan perencanaan oklusi pada kasus full denture RA dan GTSL RB
a. Resorbsi progresif pada ridge anterior atas dan posterior atas
b. Resorbsi anterior atas akan menyebabkan jaringan flabby pada alveolar ridge Anterior rahang
atas
c. Ekstrusi dari gigi anterior RB
d. Pembesaran tuberositas maksilaris
Tindakan Perbaikan Gigi Tiruan Lepasan
a. Reparasi : menggabungkan sesuatu yang patah
b. Relief : mengurangi basis karna ada penonjolan mukosa
c. Rebasing : oklusi normal tetapi ada perubahan warna basis dan longgar
d. Relining : khusus GT longgar, oklusi normal, plat masih bagus
e. Recontouring : ada sesuatu yang masih tajam
f. Pembuatan alat baru : oklusi sudah tidak normal
Overdenture
a. Coping abutment : menambah retensi
b. Non coping abutment : tidak menambah retensi
c. With endodontic therapy : perbandingan mahkota > akar
d. Without endodontic therapy : perbandingan minimal mahkota = akar
Konfigurasi Konstruksi GTSL
a. Quadrilateral : titik penyeimbangnya terletak di 4 titik
- Klas I, III, IV kennedy
b. Tripodal : titik penyeimbangnya terletak di 3 titik
- Klas II kennedy
c. Bipodal : titik penyeimbang terletak di 2 titik
Pemeriksaan GTSL
a. Tes stabilisasi : instruksi pasien untuk menggerakkan otot bibir dan pipi
b. Mengecek support pada salah satu sisi : menekan dengan kaca mulut pada satu sisi GTL
rahang atas, menekan dengan telunjuk bagian anterior GTL rahang atas
c. Retensi : memberi gaya pada gigi tiruan dengan arah berlawanan dengan arah pasang, tarik
gigi tiruan ke arah oklusal
Jenis Pontik

a. Conical pontic : untuk ridge berbentuk segitiga


b. Sanitary pontic : untuk gigi posterior yang tidak membutuhkan estetik, jarak ruang serviko-
oklusal minimal 5 mm, digunakan untuk kehilangan gigi posterior disertai resorbsi, self
cleansing terbaik
c. Ridge lap pontic : sudah jarang digunakan, self cleansing kurang baik
d. Sheroideal pontic : estetik, gig anterior
e. Modified ridge lap pontic : estetik paling baik, bagian palatal/ lingual pontic tidak berkontak
dengan jaringan dibawahnya, self cleansing baik, gigi anterior
Tujuan Pencetakan Mukofungsional (border moulding)
a. Mencetak peripheral seal
b. Perluasan sayap gigi tiruan
c. Batas pergerakan otot saat berfungsi
d. Post dam
Jenis Palatum Molle menurut House
a. Kelas I : antara durum dan palatum molle membentuk sudut < 300
- Posterior palatal seal U shape (butterfly) kedalaman 1-1,5 mm (lebar tp dangkal)
b. Kelas II : antara durum dan palatum molle membentuk sudut > 300 dan < 600
- Posterior palatal seal U shape
c. Kelas III : antara durum dan palatum molle membentuk sudut > 60 0
- Posterior palatal seal V shape kedalaman 2-2,5 mm
Maxillofasial prosthesis : sp prosto
Fixed Prosthodontic
a. Partial veneer crown (labial veneer)
- 3/4 crown (anterior)
- 7/8 crown (posterior) : onlay, overlay
Preparasi
- jendela : titik kontak normal, defek bagian labial yg meluas (hanya labial yg diasah)
- normal : defek labial meluas, titik kontak tidak normal atau ada diastema (proksimal juga
diasah)
b. Full veneer crown
- diindikasikan untuk gigi anterior yg fraktur, belum melibatkan pulpa, oklusi tidak normal,
melibatkan hampir semua permukaan, parafungsional habit
- defek posterior meluas hampir semua permukaan, tidak melibatkan pulpa
- oklusi normal bisa menggunakan komposit
Jenis
- all metal : posterior, tidak estetik, ketebalan preparasi 0.5 mm, untuk gigi dengan mahkota
yg servikooklusalnya pendek, batas margin preparasi : shoulderless (knife edge, feather
edge)
- metal porcelain : gigi butuh kekuatan tp butuh estetik juga, ketebalan preparasi 1.5 mm,
fully veneer, partly veneer,
- all porcelain : untuk gigi estetik tinggi, tp beban kunyah ringan, brittle
c. Post core crown
- anterior post PSA : post core crown
- posterior post PSA : onlay
Jenis
1) core
 full core : sisa jaringan setelah preparasi kurang dari 1/2 servikoinsisial
(servikooklusal) normal
 partial core : sisa jaringan setelah preparasi lebih dari 1/2 servikoinsisial
(servikooklusal) normal
2) post
 cast / metal / custom : saluran akar cenderung flare, untuk mengubah inklinasi gigi,
 fiber (prefabricated) : saluran akar tapered
3) post - core
 attached (richmond crown) / attached dowel crown : post core menyatu dengan
mahkota, untuk ruang protesa yg sempit, biasanya insisiv bawah
 detached : post core berbeda dengan mahkota, sementasi 2x, untuk ruang protesa
normal atau cenderung besar

GIGI TIRUAN JEMBATAN


Komponen GTJ
a. Retainer : bagian dari GT yg menempel di abutment
- extracoronal : full veneer crown, post core crown
- intracoronal : partial veneer crown (contoh : mesial half crown : untuk gigi abutment yg
miring)
- intraradicular : post core crown
b. Pontic : bagian GTJ yg menggantikan gigi yang hilang
- ridge lap : self cleansing jelek, sudah tidak direkomendasikan
- saddle : self cleansing jelek
- modified ridge lap : labial nempel, palatal buka. Untuk ridge normal atau yg bentuknya
ovoid
- spheroidal : Untuk ridge normal atau yg bentuknya ovoid, bentuknya mirip conical tp
bawahnya kotak
- conical : kerucut , untuk ridge berbentuk lancip / knife edge
- ovate : segera setelah pencabutan, pontic paling estetik karena mirip gigi asli, seperti
keluar dari gusi, tidak mau ompong
- sanitary/ hygienic
Jenis GTJ
a. Konvensional : distribusi gaya tidak kompleks, distribusi beban kunyah sederhana
- Fixed-fixed bridge : konektor yang digunakan, dua duanya rigid, indikasi abutment
normal (tidak ada kegoyangan, tidak miring, tidak ada diastema)
 Mesial half crown : partial veneer crown yang menjadi semi fixed, untuk salah
satu gigi abutment yang miring
 Partial veneer all metal : ketebalan preparasi 0,5 mm
 Partial veneer pfm : ketebalan preparasi 1,5 mm
- Semi fixed bridge : konektor salah satunya semi rigid atau non rigid, untuk gigi salah satu
abutment miring
- Teleskopic : untuk salah satu gigi abutment miring dengan sedikit mempreparasi gigi dan
membuat 2 koping (duoble coping : 1 di atas mahkota gigi yang di preparasi, 1 di atas
crown untuk mensejajarkan dengan coping di gigi abutment lain)
- Cantilever : abutment hanya 1 gigi, bisa terjadi ungkitan, tidak digunakan lagi
- Spring bridge (spring cantilever) : untuk mulptiple diastema, mempertahankan diastema,
atau kedua giginya goyang,
 menggunakan L bar (abutment di posterior)
 Palatum harus dalam
b. Sophisticated : distribusi gaya kompleks
- Adhesif : gigi tidak ingin diasah terlalu banyak, ruang pulpa besar
 Maryland : bagian contur palatalnya prominen (menonjol)
 Rochette : bagian palatal atau lingual tidak menonjol
- Implant suported
c. Brigde
- Simple brigde : kehilangan 1 gigi, hanya melibatkan 1 fungsi (misal : hilang 36, hanya
fungsi pengunyahan), tidak melibatkan gigi C
- Compound brigde atau compleks bridge : kehilangan gigi C, atau melibatkan gigi C
(transisional tooth, fungsi menggigit, merobek, mengunyah, estetik)
Syarat Gigi Abutment
a. Gigi vital, atau gigi non vital harus PSA terlebih dahulu
b. Tidak ada lesi periapikal, semua jaringan periodontal sehat
c. Memenuhi hukum ante “luas jaringan periodontal gigi yang digantikan harus lebih kecil atau
sama dengan gigi abutment”
d. Gigi akar tunggal bentuk akar harus konus
e. Gigi akar ganda bentuk akar harus divergen
f. Perbandingan mahkota akar ideal 2:3 minimal 1:1, diukur secara radiograf
g. Kemiringan maksimal gigi abutment 200
Ferrul Effect
a. Definisi : Efek yang timbul dari sisa jaringan setelah preparasi untuk menahan agar akar gigi
tidak patah
b. Tinggi : servico oklusal 1,5 mm – 2 mm
- Crown lightening : apabila servico oklusal < 1,5 mm
c. Tebal ferrul : minimal 1 mm

Removable Prosthodontic
Klasifikasi Kennedy
a. Kelas 1 : bilateral free end
b. Kelas 2 : unilateral free end
c. Kelas 3 : bonded saddle
d. Kelas 4 : anterior cross midline
Aturan Penentuan Klasifikasi
a. Dimulai dari gigi kehilangan gigi
posterior kemudian ke anterior
b. Modifikasi : di hitung jumlah edentulus
c. Antagonis tidak disebut, maka gigi 8 dianggap tidak ada
d. Kehilangan posterior ada cross midline  kelas 1 modifikasi, kelas 2 modifikasi, atau kelas 3
modifikasi
e. Kelas 4 tidak ada modifikasi
Klasifikasi Applegate
a. Kelas 1 : bilateral free end
b. Kelas 2 : unilateral free end
c. Kelas 3 : bounded saddle, gigi abutment tidak ideal
d. Kelas 4 : anterior cross midline
e. Kelas 5 : bounded saddle, salah satu gigi yang jadi
abutment ideal
f. Kelas 6 : bounded saddle, kedua gigi abutment ideal
Modifikasi Applegate
a. Dihitung jumlah span anterior dan posterior yang terlibat
b. Contoh : 16, 17, 18, 26, 27, 28, 13, 14, 11 hilang
Applegate kelas 1 modifikasi 2A, 1P
Contoh ; 16, 17, 18, 26, 27, 28, 21, 22, 11, 12 hilang
Applegate kelas 1 modifikasi 1A
Contoh : 16, 26, 11, 21, 14, 25 hilang
Applegate kelas 6 modifikasi 1A, 2P
Surveying
a. Analysing rod : mengetahui kesejajaran
gigi abutment
b. Carbon marker : mengetahui high of
countour (kontur terbesar gigi)
c. Undercut gauge : mengetahui seberapa dalam undercut (undercut : dibawah kontur terbesar
gigi), kedalaman undercut yg diperbolehkan untuk wire : 0.02 inc
Metal frame : 0,01 inch
d. Wax trimmer : undercut yang tidak ingin di pasangi cengkram,block out dengan wax
kemudian wax dipotong dengan wax trimmer
Fungsi Surveying
a. Untuk menentukan perawatan preprostetik yang diperlukan pasien
b. Lengan servikal : sebagai midline tengah wajah pasien
c. Contoh : abutment miring ke distal, agar bisa diinsersikan gigi harus dimiringkan ke anterior
Gigi abutment miring ke mesial, tilting ke posterior
Gigi abutment sebelah kanan miring kelingual, maka tilting ke bukal sebelah kanan
Gigi anterior bawah mirng ke lingual, tilting ke anterior
d. Tilting : berlawanan arah dengan miringnnya gigi abutment

Pencetakan GT Lepasan – model kerja


a. Tahanan jaringan rendah : tulang lebih banyak dari mukosa – di tekan dengan burnisher tidak
masuk – menjadi pucat – ridge tinggi
- Teknik pencetakan : mukostatik
- Bahan cetak : flow tinggi, boleh elastomer light body
- Masih ada gigi : alginat
- GTL : pasta ZOE
b. Tahanan jaringan tinggi : tulang lebih sedikit dari tulang – ketinggin ridge rendah atau datar
- Teknik pencetakan : mukokompresif
- Bahan cetak : flow rendah
- Bahan : elastomer putty atau heavy body
c. Flabby
- Teknik pencetakan : selective pressure
d. Kasus free end
- Teknik pencetakan : mukofungsional (border moulding)
e. Cetak model studi : alginat
- Sendok cetak GTSL (ada gigi) : stock tray bersudut, berlubang
- Sendok cetak GTL (tidak ada gigi) : stock tray tidak bersudut, berlubang
f. Cetak model kerja : costum tray (ZOE : tidak berlubang)
Pencetakan GT Cekat
a. Model studi : alginat
b. Model kerja cekat : silikon adisi atau polyvynil xilosane
Teknik : double impression – menggunakan 2 jenis bahan yang berbeda konsistensi (heavy
body kemudian detail dicetak dengan light body)
Anatomical Lanmark

Syarat Cetakan Ideal


a. Semua bahan cetak menutupi seluruh sendok cetak
b. Permukaan tidak porus dan halus
c. Cetakan tidak robek
d. Permukaan tidak mengkilap
e. Mencetak semua bagian anatomis
- Bagian yang sakit karena tertekan saat mencetak anatomis RA : rugae palatal – karena
menekan papila insisivus (tidak boleh tertekan)
Rahang Atas
a. Primary support : palatum durum
b. Primary retention : posterior palatal seal
c. Secondary support : tuberositas maksila
d. Posterior yang harus tercetak : hamular notch
- cekungan yang berapa di antara tuberositas maksilaris dan hamular process medial
pterygoid plate
Rahang Bawah
a. Primary support : buccal shelf (vestibulum rahang bawah)
b. Primary retention : ruang retromylohioid
c. Secondary support : retromolar pad
- Contoh Soal
Dokter memriksa dengan kaca mulut no 3 ke ruang retromylohioid. Kemudian pasien
diinstruksikan utnuk mengangkat lidah keatas. Apa fungsi pemeriksaan tersebut?
Jawaban : untuk menentukan batas perluasan sayap lingual
o Kaca mulut terangkat : tidak bisa membuat perluasan sampai ruang
retromylohioid
- Pasien kemarin habis dipasang gigi tiruan rahang bawah, kemudian bibir pasien
kebas. Struktur anatomi apa yang tertekan?
Jawaban : foramen mentalis
d. Posterior yang harus tercetak : retromolar pad
- jaringan berbentuk segitiga yang berada di distal residual ridge rahang bawah
- sebagai pedoman ketinggian galangan gigit rahang bawah dan merupakan salah satu
support GT rahang bawah selain buccal shelf
Kemiringan Galengan Gigit
a. Anterior RA dan RB : 150
b. Posterior RA : 450
Dalam keadaan istirahat galengan gigit RA harus 2
mm dari low lip line
Garis
a. Garis midline
b. Garis caninus : patokan ujung cusp gigi C,
garis caninus harus sejajar dengan ala nasi
c. Garis puncak ridge (garis pond) : sebagai
pedoman penyusunan posterior RA dan RB, sebagai indikator neutral zone
d. Garis senyum : untuk menentukan 1/3 servikal
Free Way Space
a. Normal : 2-4 mm (jarak DVF – DVO)
b. Jarak dari titik pronasal – pogonion atau subnasion – menton
c. DVF : pasien menyebut huruf M
- Tidak bisa diubah
d. DVO : pasien menyebut huruf S
- Bisa diubah
Dimensi Vertikal Oklusal
- DVO terlalu rendah
- 1/3 wajah terlalu pendek
- Sudut mulut turun, kadang ada angular cheilitis
- Mukosa sering tergigit
- DVO terlalu tinggi
- Muka terlihat tegang
- Sakit di TMJ
- Mulut terasa penuh
- Rahang terasa pegal
- DVO terlalu rendah atau tinggi : galengan gigit RB yang dikurangi
Pedoman Rahang Atas
a. Galengan gigit anterior : sejajar interpupil
b. Galengan gigit posterior : sejajar champers line (garis tragus alanasi)
Tes Fonetik
a. Huruf labiodental : F, V, W
b. Closest speaking space : huruf S, space at least 1
mm
c. Huruf bidental : S
d. Huruf linguodental / glosodental : T
e. Huruf bilabial : B, M, P
Gigi Tiruan Kerangka Logam
Mayor Konektor
a. Mayor Konektor RA
- Complete palate : semua atas goyang
- U shape atau horse shoe : torus besar melewati vibrating line
- Anteroposterior palatal : gigi anterior dan posterior ada yang hilang atau gigi hilang
posterior tetapi perlu indirect retainer di anterior
a. Strap : palatum dangkal
b. Bar : palatum dalam
- Palatal
a. Anterior palatal : gigi anterior hilang
- Strap : palatum dangkal
- Bar : palatum dalam
b. Posterior palatal : gigi posterior hilang tidak perlu indirect retainer anterior
- Strap : palatum dangkal
- Bar : palatum dalam

b. Mayor Konektor RB
- Lingual bar : dasar mulut dalam ( dasar mulut >= 8 mm),
diukur saat lidah diangkat (menyentuh palatum) menggunakan
probe dari margin gingiva ke dasar mulut
- Lingual plate : dasar mulut dangkal, gigi anterior goyang,
- Double lingual bar : dasar mulut dalam, gigi anterior goyang
- Labial bar : torus mandibularis atau anterior RB retrusif
- Linguar bar with contonous bar retainer, diastema lebar,
servikal terbuka, self cleansing
Direct Retainer
a. Half
jackson
paradental :
cengkeram
menghadap
edentulous
area,
shoulder
harus
diantara
gigi dan
gigi
b. Half jackson gingival : cengkeram menghadap gigi
abutment
c. Akers : hanya untuk gigi posterior
d. 2 jari modifikasi : 2 jari rest mesial
e. RPI : abutment gigi C, gigi P
f. RPY : abutment gigi M
g. RPT : abutment gigi M
- GTS KL free end abutment di C : C clasp atau RPI
- GTS KL bounded abutment di C : C clasp
- Akrilik free end atau bounded abutment di C : gillet
*2 jari : jarang digunakan karena tidak ada rest sehingga bisa menyebabkan resesi gingiva
- Fungsi direct retainer : untuk mencegah gigi agar tidak lepas
Fulkrum

a. Garis fulkrum utama ditarik dari dua abutment paling posterior dari masing” sisi rahang
b. Ditarik dari bagian rest ke rest
c. Tarik garis tegak lurus dari garis fulkrum terhadap gigi anterior untuk menentukan letak
indirect retainer
d. Titik paling jauh dari fulkrum diberikan indirect retainer
Indirect Retainer
a. Plat : peninggian akrilik semua sisi gigi anterior sampai singulum
Kontraindikasi :
- Diastema
- Mahkota pendek
- Deepbite
Indikasi : gigi goyang, overjet dan overbite normal
b. Rest : di satu gigi
- Occlusal rest : titik terjauh di gigi P
- Insisisal rest : jarang dipakai
- Singulum rest : singulum harus prominent
c. Fungsi : mencegah rotasi saat GT digunakan (arah vertikal)
Bentuk Oklusi
a. Bilateral balance occlusion
- Working side kontak, balancing
side kontak
- Kedua sisi kontak
b. Unilateral balance occlusion/ groove
function
- Saat mengunyah di sisi kanan :
kanan working, kiri balancing
- Saat mengunyah di sisi kiri : kiri
working, kanan balancing
- Hanya salah satu yang kontak
c. Cuspid protective occlusion/ Canine guiden occlusion
- Gerak kekanan, hanya C yang yang kontak/ gerak
d. Mutually protective occlusion
- Ketika gigi bawah diprotrusikan, semua gigi anterior berkontak sedangkan gigi posterior
tidak kontak

Jenis Reliner

a. Hardliner : longgar, tidak sakit, tidak tajam


b. Tissue conditioner : longgar, sakit, tidak tajam
c. Softliner : longgar, sakit, tajam
d. Rebasing : longgar, plat berubah warna, bau, DV masih bagus
e. Relief : tidak longgar, ada tonjolan atau tajam
f. Repair/ reparasi : patah
g. Buat baru : aus, DV turun
Pengasahan
a. Working Side
- BULL (Bukal Upper, Lingual Lower) : apabila ada blocking atau occlusal interferent
- mengasah lereng
b. Balancing Side
- PUBL (Palatal Upper, Bukal Lower)
Kennedy
a. Quadri lateral : Kelas 1, 3, 4 – ada 4 titik seimbang
b. Tripodal : Kelas 2 – ada 2 titik seimbang
Klasifikasi House
a. Klas 1 : palatum durum dengan palatum molle membentuk sudut < 300 –
- U shape kedalaman 1- 1.5 mm
b. Klas 2 : palatum durum dengan palatum molle membentuk sudut 300 - 600 –
- V shape kedalaman 2-2,5 mm
c. Klas 3 : palatum durum dengan palatum molle membentuk sudut > 600
- V shape kedalaman 2-2,5 mm
d. Untuk menentukan jenis posterior palatal seal
Sikap Pasien
a. Filosofis : paling nurut
b. Exacting/ critical mind : meragukan kemampuan dokter
c. Histerical : orangnya penakut
d. Indeferent : acuh tak acuh, dirawat syukur ga dirawat yaudah
Sindrom Kelly

Metode Penentuan Relasi Sentris


c. Needle House
- Logam yang ditanam ke galangan gigit regio premolar dan molar
- Pasien diinstruksikan buat gerakin rahang dalam arah anterior, posterior, sama lateral,
sampe ada bentuk “diamond shape” di galangan gigitnya.
- Titik yang ada di paling posterior itu titik yang jadi relasi sentriknya
d. Patterson
- Buat cekungan di puncak galangan gigit bawah terus masukin campuran antara plaster
sama pasta karborundum
- Dipasang ke pasien sambil pasiennya disuruh gerakin ke lateral sampe membentuk
compensating curve
- Pasta dikurangi hingga tingginya sesuai dengan tinggi dimensi vertical yang diharapkan
sambil instruksikan pasien meretrusikan rahang bawahnya secara maksimal kemudian
difiksasi pake staples
e. Niswonger
- Pasien duduk tegak FHP sejajar lantai terus
- Tentukan titik di bawah hidung dan paling prominen dari dagu
- Instruksi pasien untuk menelan ludah dan relax jaraknya mesti 2-4mm
f. Meyer pake wax lunak di atas galangan gigit terus di atasnya dikasi kertas aluminium foil tipis
yang diolesin vaselin. Pasien disuruh buat gerakin rahang seperti gerakan fungsional normal.
Setelah itu bikin plaster index di bagian wax yang udah kebentuk sesuai gerakan fungsional itu
g. Metode Walkoff ini yg paling sering dipake caranya pasien diinstruksikan untuk menyentuhkan
lidah di bola bola Walkoff (bola wax yang ada di bagian palatum posterior) sambil menelan
ludah dan oklusi sentrik, lalu saat didapatkan RS nya dibuat garis midline pada bite rim
DISCUSSION

1. Pasien dilakukan preparasi gingiva equigingiva (margin sejajar puncak margin), tidak
menggunakan sub gingiva. Apa alasan drg melakukan hal tersebut?
Jawaban : preservation of the periodontium
- Control plak sub gingiva : pembersihan sulit
- Preservation of tooth structure : preparasi minimal
2. Pasien dilakukan sementasi tetap dengan GIC, tiga bulan kemudian pasien merasa sakit saat
mengatupkan mulutnya. Ditemukan margin dibagian palatal terbuka (ada peninggian gigitan).
Apa yang menyebabkan rasa sakit tersebut?
Jawaban : terjadinya traumatik oklusi
- Terjadinya gelembung udara pada saat sementasi : sakit setelah sementasi
- pH sementasi rendah : saat setelah sementasi
3. Pasien kehilangan gigi 45, menggunakan abutment gigi 44 dan 46. Apa jenis abutment yang
digunakan pada kasus tersebut?
Jawaban : primary – abutment yang berada tepat disamping edentulous area
- secondary : selain gigi yag ada disebelah abutment
- intermediate : abutment yang berada ditengah edentulous area
4. Pasien masih muda, brigde apa yang tepat ?
jawaban : adhesive bridge
5. Pasien tegang, TMJ pegel. Apa yang terjadi pada pasien?
Jawaban : dimensi vertikal terlalu tinggi
- Dimensi vertikal terlalu rendah : sulkus nasolabial terlihat jelas, sering tergigit, angular
cheilitis
- Anterior terlalu protrusif : sudut nasolabial terlalu kecil
6. Pasien setelah PSA gigi 46 akan dibuat onlay. Teknik cetak model kerja?
Jawaban : double impression – cetak dua kali dengan material sama
- Two stage : gigi dicetak dengan alginat, bagian ridge menggunakan ZOE
7. Material sementasi mahkota tiruan sementara akrilik?
Jawaban : eugenol free luting cement
8. Pasien GTSL rahang bawah, GTL rahang atas. Apa yang terjadi ?
Jawaban : resorpsi prograsif pada alveolar ridge anterior rahang atas
- Resorpsi progresif anterior
- Flabby anterior
- Tuberositas maksilaris membesar
- Gigi anterior rahang bawah protrusi
9. Pasien rahang atas dan bawah bentuk rigdenya knife edge. Bentuk anasir yang digunakan ?
Jawaban : RA, RB non anatomis
- Anatomis : bentuk ridge normal, tonus otot normal, beban kunyah normal, ketinggian
ridge normal
- Semi anatomis : pasien masih muda, tonus otot normal, beban kunyah besar
- Non anatomis : ridge knife edge atau datar
10. Gigi yang hilang 45, 47 pasien mau dibuat brigde. Tipe bridge yang tepat?
Jawaban : compound bridge
- Compleks bridge : bridgepanjang dan sudah melewati kaninus
11. Pasien mengeluh GT longgar dan ridgenya sakit. Saat dipalpasi tidak ada rigde tajam.
Relining dengan bahan?
Jawaban : tissue conditioner
- Sofliner : longgar, sakit, tajam
- Hardliner : longgar, tidak sakit, tidak tajam
12. Gigi yang hilang semuanya kecuali 11 dan 13. Klasifikasi kennedy?
Jawaban : kelas 1 modifikasi 1
13. GT dicuci patah. Dilakukan ?
Jawaaban : reparasi – menyatukan dengan sticky wax
- Rebasing : berubah warna, oklusi masih baik
- Relinig : kendor
- Bikin alat baru : cengkram patah
14. Anterior bawah retroklinasi. Mayor konektor RB ?
Jawaban : labial bar
15. Pasien merasa sakit di rugae palatina?
Jawaban : basis gigi tiruan terlalu menekan foramen insisivus
- Pasien memakai GTL, bibir kebas: foramen mentalis
16. Lingual bar patah ditengah-tengah. Mechanical properties ?
Jawaban :
17.
18. Ei
19. Fv
20. ev

Anda mungkin juga menyukai