64262
Keuntungan :
– Indikasi terluas
– Memiliki efek splinting terbaik
- Tidak mudah lepas.
- Dapat melindungi gigi dari karies.
- Preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan mudah.Syarat
khusus :
– Gigi penyangga baik posisi dan inklinasinya harus sejajar atau bila vital
dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan pulpa (misalnya salah satu gigi
penyangga miring 15-200)
- Tidak mudah mengalami distorsi di bawah tekanan daya kunyah
Retainer adalah bagian dari jembatan yang menjangkarkan jembatan ke gigi penyangga.
Jenis jenis retainer antara lain:
Intra koronal retainer : terletak di dalam bagian mahkota gigi.
Ekstra koronal retainer : terletak di luar bagian mahkota gigi
Intra radikular retainer : diindikasikan untuk gigi non vital setelah perawatan endodontik
(mahkota pasak).
Jenis yang dipilih adalah retainer ekstra koronal, karena terletak diluar bagian mahkota gigi.
Jenis-Jenis GTJ
Salah satu pontik dihubungkan pd retainer dgn konektor non rigid, sedangkan yang satunya
dihubungkan dengan konektor rigid.
Keuntungan:
Dapat mengatasi kesulitan melakukan insersi.
Tidak mengganggu pergerakan individual gigi penyangga.
Efek stress breaker.
Indikasi:
indikasi: kehilangan Incisivus lateral RA, salah satu penyangga dirawat endo.
Retainer: mayor (mhkt pigura,mhkta ¾), minor (inlay klass III, mhkt pigura, mhkta Selberg).
Regio posterior
indikasi: Tekanan kunyah ringan, kehilangan tidak lebih dari 1, salah satu penyangga miring.
Retainer: Mayor (mhkta penuh, mhkta 4/5), Minor (mhkta penuh, mhkta sebagian, inlay klas II).
Salah satu sisi pontik dihubungkan oleh konektor rigid, sedangkan sisi yg lainnya melayang.
Keuntungan:
> kehilangan 1 atau tidak lebih dr 2 gigi, dengan tekana kunyah ringan.
> servikal sempit (incisivus bawah)
> Px tidak tahan duduk lama.
> Px masih muda.
> Gigi penyangga sejajar
Kontraindikasi:
Gigi 35 :
Anestesi lokal dengan menggunakan anastesi Articaine dengan adrenalin.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan oklusal dengan
kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang oklusal dengan menggunakan bur silindris sebanyak 2 mm.
Preparasi bidang proksimal dengan menggunakan bur fisur secara hati hati. Kemudian bentuk
konus dengan bur kerucut dan bentuk tepi akhiran servikal berbentuk shoulder.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan bukal dan lingual
dengan kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang bukal dan lingual dengan menggunakan bur kerucut sebanyak 2 mm dan
pembuatan akhiran servikal preparasi berbentuk shoulder pada bagian bukal dan berbentuk
chamfer pada bagian lingual.
Bulatkan seluruh preparasi agar tidak ada bagian yang tajam.
Gigi 37 :
Anestesi lokal dengan menggunakan anastesi Articaine dengan adrenalin.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan oklusal dengan
kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang oklusal dengan menggunakan bur silindris sebanyak 2 mm.
Preparasi bidang proksimal dengan menggunakan bur fisur secara hati hati. Kemudian bentuk
konus dengan bur kerucut dan bentuk tepi akhiran servikal berbentuk shoulder.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan bukal dan lingual
dengan kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang bukal dan lingual dengan menggunakan bur kerucut sebanyak 2 mm dan
pembuatan akhiran servikal preparasi berbentuk shoulder pada bagian bukal dan berbentuk
chamfer pada bagian lingual.
Bulatkan seluruh preparasi agar tidak ada bagian yang tajam.
2. Retraksi Gingiva
Retraksi gingiva yaitu suatu tindakan membuka tepi gusi ke arah lateral dari tepi preparasi,
tujuannya agar sewaktu mencetak fisiologis, bahan cetak dapat masuk ke dalam sulkus
gingiva sehingga daerah step/ servikal preparasi dapat tercetak dengan akurat.
3. Cetakan fisiologis
Pembuatan Sendok Cetak Fisiologis
- Lapisi model anatomis dengan wax setebal 2-3 mm untuk spacer (tempat bahan cetak).
- Beri stopper di tempat yang tidak dipreparasi untuk ruang bahan cetak.
- Lapisi bahan separasi.
- Aduk akrilik, letakkan diatas wax dengan ketebalan 1-2 mm.
- Bentuk tangkai sendok cetak.
- Setelah keras, lepas sendok cetak dari model.
- Bebaskan wax.
- Pinggir sedok cetak dihaluskan dengan bur.
Bahan cetak yang dipakai untuk cetakan fisiologis adalah : Putty Wash
Teknik pencetakan : pencetakan two step technique.
Pada pencetakan ini, bahan putty dicetakkan pertama sekali ke seluruh gigi termasuk gigi
penyangga yang dipreparasi. Setelah bahan putty mengeras atau setting, benang retraksi
diletakkan di gigi penyangga dan ditunggu beberapa saat untuk retraksi gingiva. Kemudian
benang retraksi dicabut dan bahan wash dicetakkan ke gigi penyangga agar bahan wash
mengisi tepi akhiran servikal gigi penyangga
6. Passen coping
- Model fisiologis dikirim ke Laboratorium Uji FKG USU untuk pembuatan coping.
- Sesudah coping dibuat, coping dipassenkan pada gigi penyangga sebelum dibuat jembatan
porselen. Hal yang harus diperhatikan:
1. Pemeriksaan coping apakah sesuai dengan path of insertion (arah pasang)
2. Pemeriksaan batas akhiran servikal preparasi
3. Pemeriksaan jarak oklusal dan ketebalan bagian bukal dan palatal untuk menilai tempat
porselen
- Apabila coping sudah pas dan tidak ada traumatik oklusi, coping dikirim kembali ke
Laboratorium Uji FKG USU untuk dilakukan sandblasting dengan alumina oxide yang
berfungsi untuk membersihkan bahan coping yang kemudian dibuat porselen.
Posting Komentar
Label
cerpen (2)
Cinta (3)
Coass Life (14)
curhat (9)
dental health (2)
galau akademis (2)
Happy birthday roma (1)
JURNAL KEDOKTERAN GIGI (4)
kuliah (4)
puisi cinta (3)
sinamot (2)
unik (3)
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
Entri Populer
ILMU GIGI TIRUAN CEKAT Ilmu gigi tiruan cekat adalah ilmu yang mempelajari
perawatan untuk memperbaiki/menggantikan sebagian atau selu...
Contoh Rencana Perawatan Kasus Gigi Tiruan Sebagian Lengkap berbasis Resin
Akrilik
Mengenai Saya
Romargareth
Medan, Asli lahir di Jakarta, dibesarkan di Bekasi, dan sekarang berdomisili di Medan
demi "drg" dari FKG USU, Indonesia
Sanguinis-Melankolik yang mencoba bercerita, makanya gak heran kadang-kadang
tulisan saya sok lucu, kadang-kadang isi tulisannya galau banget. Suka menghayal
dan memiliki banyak ide. Akhir-akhir ini punya bakat dagang dan punya kekurangan
bosenan dan kurang gigih. Saya juga sesekali menggambar, melukis, dan berfoto atau
memfoto. Hidupi hidupmu, dan cintai yang mencintaimu :)
Lihat profil lengkapku
Laman
Beranda
Arsip Blog
► 2011 (21)
► 2012 (1)
► 2013 (9)
► 2014 (7)
▼ 2015 (9)
o ► Maret (2)
o ► Mei (5)
o ▼ Juni (2)
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)
Gigi Tiruan Cekat
► 2016 (14)
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh tolgakolcak. Diberdayakan oleh Blogger.
NCBI
Lewati ke konten utama
Lewati ke navigasi
Sumber daya
Bagaimana caranya
Tentang Tombol Akses NCBI
PMC
US National Library of Medicine
Institut Kesehatan Nasional
Istilah pencarian
Maju
Daftar jurnal
Membantu
Daftar Jurnal
J Pharm Bioallied Sci
v.7 (Suppl 1); 2015 April
PMC4439677
PMCID : PMC4439677
PMID: 26015717
Serat diperkuat komposit di prosthodontik
- Sebuah tinjauan sistematis
Sanjna Nayar , R. Ganesh , dan S. Santhosh
Informasi penulis Catatan artikel Hak Cipta dan Informasi Lisensi Penafian
Go to:
Abstrak
Fibre-reinforced composite (FRC), prostheses menawarkan keuntungan potensial dari estetik
yang dioptimalkan, keausan yang rendah dari gigi yang berlawanan dan kemampuan untuk
mengikat prosthesis pada gigi penyangga, dengan demikian mengkompensasi retensi gigi dan
bentuk resistensi gigi kurang optimal. Prostesis ini terdiri dari dua jenis bahan komposit:
Serat-komposit untuk membangun substruktur dan komposit partikel hibrida atau mikro
mengisi untuk menciptakan permukaan veneer eksternal. Artikel ini mengulas berbagai jenis
FRC dan sifat mekanisnya.
Praktek kedokteran gigi restoratif telah direvolusi oleh komposit dan sistem ini sebagian
besar mendominasi pasar kosmetik dan bahan restoratif. Selama beberapa tahun terakhir, sifat
fisik-kimia mereka telah meningkat pesat. Dalam praktek klinis, kegagalan dengan komposit
terutama disebabkan oleh fraktur kelelahan. Kelelahan pada restorasi gigi dari resin komposit
juga dipengaruhi oleh penyerapan air oleh matriks resin dan gaya siklikal oklusi. Penguatan
serat telah diperkenalkan untuk meningkatkan kekuatan lentur dan modulus bahan-bahan ini.
Namun, komponen penguat dapat bertindak sebagai konsentrator tegangan karena antarmuka
serat-komposit.
Go to:
Tinjauan Literatur
Beberapa yang paling awal dari komposit yang diperkuat serat preimpregnated eksperimental
(FRCs) yang dirancang untuk aplikasi gigi didasarkan pada termoplastik yang diperkuat oleh
kaca oleh Goldberg et al. [ 1 ] pada tahun 1994. Ia mempelajari properti lentur, relaksasi stres
dan stabilitas hidrolitik FRC berdasarkan matriks termoplastik, jenis serat, dan fraksi volume
serat. Dia menyimpulkan bahwa Polycarbonate adalah material matriks yang lebih disukai.
Modulus lentur dan kekuatan ditingkatkan ketika polikarbonat diperkuat dengan 42 volume
persen dari serat kaca. Modulus lentur jelas dari semua komposit menurun dengan rentang
panjang dalam kisaran kepentingan klinis. Modus kegagalan yang lazim untuk semua FRC
diselidiki adalah kegagalan getas di bawah pembebanan lentur. Meskipun penelitian telah
berputar di sekitar improvisasi sifat mekanik FRC, sebagian besar kegagalan klinis adalah
hasil dari debonding para pengikut dari permukaan gigi. [ 1 ]
Uji klinis lanjutan oleh Altieri et al. pada tahun 1994 mengevaluasi penggunaan polikarbonat
yang diperkuat dengan kaca yang telah diresepkan sebagai kerangka untuk gigi tiruan
sebagian yang telah terurai asam (FPDs). [ 2 ] Empat belas 3 restorasi U ditempatkan baik di
lokasi anterior dan posterior menggunakan teknik adhesif dan tidak ada preparasi gigi.
Review setelah 9 tahun menunjukkan bahwa, tiga restorasi masih dalam pelayanan. Semua 11
kegagalan dikaitkan dengan pemisahan di wilayah antarmuka restorasi gigi menunjukkan
kebutuhan untuk sifat mekanik yang memadai dari FRC untuk digunakan dalam aplikasi
prostodontik. Masalah-masalah ini diselesaikan dengan beralih ke resin berbasis glycidyl
methacrylate bisphenol sebagai matriks untuk FRC.
Pada tahun 1997, Samadzadeh dkk. [ 3 ] mempelajari efek penambahan panjang serat
polietilena modulus yang dicacah pada resistansi fraktur FRC. Dia menyimpulkan bahwa
resistensi fraktur meningkat dengan penambahan serat polietilena.
Pada tahun 2002, Freilich dkk. [ 4 ] dievaluasi 39 jembatan terpolimerisasi tetap ringan dan
panas terpolarisasi dibuat dengan substruktur FRC unimpirectional, pra-diresapi, veneer
dengan komposit partikulat hibrida. Masing-masing prostesis dinilai untuk integritas
permukaan, kontur anatomi, integritas marjinal, dan integritas struktural. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dikaitkan terutama dengan volume desain
substruktur. Tingkat kelangsungan hidup adalah 95% untuk prostesis yang dibuat dengan
substruktur bervolume tinggi, ketika pasien dengan kebiasaan parafungsional yang berat
dikeluarkan. Studi ini menunjukkan bahwa FRC yang tidak terarah dan telah diresapi
sebelumnya dapat digunakan dengan sukses untuk membuat jembatan dari desain retainer
variabel yang bertahan hingga 4 tahun atau lebih ketika sebuah substruktur bervolume tinggi
digunakan.
Pada tahun 2003, Li [ 5 ] dkk. mempelajari mode kegagalan dan lokasi kegagalan struktur
jembatan gigi FRC langsung dengan dan tanpa gigi yang berdekatan secara eksperimental.
Hasil eksperimen menunjukkan kesepakatan yang baik dengan pengamatan klinis. Ditemukan
bahwa antarmuka berikat memang merupakan wilayah terlemah dalam jembatan komposit.
Juga, disarankan bahwa resin komposit yang diperkuat dengan serat polimer modulus tinggi
dan keberadaan gigi yang berdekatan dapat secara signifikan meningkatkan kekuatan
struktural dan kekakuan jembatan dan oleh karena itu meningkatkan kinerja klinisnya.
Pada tahun 2003, Li dkk. [ 6 ] melakukan studi elemen hingga (FE) pada jembatan FRC.
Model FE yang diadopsi dibangun dari gambar tomografi komputer dari spesimen jembatan
fisik. Puncak tekanan dan variasi mereka dengan desain jembatan yang berbeda dievaluasi.
Analisis menunjukkan konsentrasi tegangan pada antarmuka pontic-abutment, yang
menghasilkan kegagalan pada antarmuka. Analisis numerik dari struktur jembatan
mengungkapkan bahwa konsentrasi tegangan tinggi terjadi di sekitar bagian insisal dari
antarmuka perekat antara pontik dan abutment.
Pada tahun 2005, Visser dan Rensburg [ 7 ] melakukan penelitian untuk meninjau FRC
sebagai alternatif pengganti gigi di Afrika Selatan. Meskipun penggunaan FRC untuk tujuan
ini relatif baru di Afrika Selatan, 5 tahun hasil klinis sangat menjanjikan (Vallitu 2004).
Tidak perlu menyiapkan gigi yang berdekatan, sehingga biaya biologisnya rendah. Bahkan,
lebih masuk akal untuk menghemat sebanyak mungkin bagian gigi yang menampilkan
permukaan ikatan terbaik dalam rongga mulut, yaitu enamel gigi. Selain itu, karena teknik ini
dapat dibalik, memungkinkan opsi restorasi lainnya dievaluasi di lain waktu. Restorasi ini
menawarkan alternatif yang layak untuk prostesis tetap atau removable yang lebih mahal.
Shinya dkk. [ 8 ] pada tahun 2008 mempelajari distribusi tegangan di gigi tiruan tetap anterior
dan pada gigi / kerangka antarmuka. Desain FPD terdiri dari pengikut di gigi insisivus sentral
dan kaninus dan pontik sentral maksila. Dua bahan yang berbeda dibandingkan: paduan Au-
pd isotropik dan anisotropik FRC e-kaca kontinu unidireksional. Sebuah model FE tiga
dimensi dari 3 U FPD dengan pembebanan 154 N dianalisis untuk menentukan distribusi
tegangan pada FPD dan antarmuka perekat. Pengamatan umum adalah bahwa FRC-FPD
memberikan distribusi tegangan lebih merata dari titik kontak oklusi ke antarmuka semen
daripada logam-FPD.
Matheus et al. [ 9 ] pada tahun 2010 menggunakan tomografi koherensi optik (OCT)
dibandingkan dengan pemindaian mikroskopi elektron dan mikroskop optik untuk
mengevaluasi perambatan retak kualitatif dan fraktur akhir pada material komposit restorasi
dengan penguatan serat setelah pembebanan siklik. Kegagalan dianalisis menggunakan tiga
metode yang dijelaskan. OCT memungkinkan karakterisasi yang baik dari perambatan retak
internal. Hasilnya menunjukkan bahwa deformasi terjadi pada komposit gigi dan serat pada
arah gaya.
Monaco dkk. pada tahun 2003 [ 10 ] secara klinis mengevaluasi FPD FRD inlay.
Studi klinis ini mengevaluasi perilaku gigi tiruan sebagian tetap (IFPD) dengan desain
kerangka kerja konvensional dan modifikasi selama periode 12-48 bulan. Empat puluh satu
kaca FRC IFPD dibuat untuk menggantikan satu gigi rahang atas atau mandibula yang hilang.
Sampel dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok (19 sampel) 1 memiliki serat paralel
sedangkan Kelompok 2 (22 sampel) memiliki paralel serta serat tenunan. Semua restorasi
dievaluasi dengan kecocokan warna, perubahan warna marginal, karies sekunder, tekstur
permukaan, adaptasi marginal, fraktur, dan sensitivitas pasca operasi. Kelompok 1
menunjukkan tingkat kegagalan patah tulang 16%; Grup 2 menunjukkan tingkat kegagalan
5%. Namun, perbedaan antara kedua kelompok secara statistik tidak signifikan.
Bell et al. pada tahun 2004 [ 11 ] mempelajari sifat ikatan dari dua jenis posting FRC
disemen ke dalam saluran akar molar. Tulisan titanium bergerigi berfungsi sebagai referensi.
Prefabrikasi karbon / grafit FRC posting dengan matriks polimer cross-linked dan pos FRC
kaca yang dibentuk secara individual dengan interpenetrating polimer polimer jaringan
matriks dibandingkan. Gaya push-out diukur dengan mendorong pos dari satu ujung. Gaya
push-out meningkat dengan meningkatnya tinggi disk dentin di semua kelompok. Tidak
seperti posting lainnya, tidak ada perekat (postuation) kegagalan dengan posting FRC kaca
dibentuk secara individual, sugestif dari adhesi interfacial improvisasi semen ke posting ini.
Malferrari dkk. pada tahun 2003 [ 12 ] melakukan tindak lanjut klinis prospektif dan
mengevaluasi penerimaan pos epoksi yang diperkuat serat kuarsa yang digunakan pada gigi
yang dirawat endodontik selama periode 30 bulan. Pada 132 pasien, 180 gigi yang dirawat
endodontik dipulihkan menggunakan posting serat kuarsa. Perpindahan, pelepasan, atau
fraktur pos; fraktur inti atau akar; dan mahkota atau prosthesis de-sementasi dianggap sebagai
parameter kegagalan klinis. Pasien dievaluasi kembali pada 6, 12, 24, dan 30 bulan. Setelah 2
minggu, satu kegagalan kohesif diamati dan mengingat setelah 2 bulan menunjukkan dua
kegagalan adhesif. Semua tiga kegagalan terjadi selama pengangkatan mahkota sementara
pada antarmuka dentin semen. Selama periode 30 bulan, tingkat keberhasilan adalah 1,7%
tetapi bagaimanapun, adalah mungkin untuk berhasil menggantikan pemulihan di ketiga
kasus yang gagal.
Serat e-glass ("E" singkatan dari listrik) adalah kemajuan terbaru dalam FRC. Serat e-glass
terbuat dari aluminoborosilicate glass dengan <1% berat alkali oksida. Studi terbaru oleh
Zhang dan Matinlinna [ 13 ] pada tahun 2011 telah membuktikan bahwa E-serat mampu
mempertahankan properti kekuatan atas berbagai kondisi, relatif tidak sensitif terhadap
kelembaban dan tahan kimia.
Go to:
Catatan kaki
Sumber Dukungan: Nil
Go to:
Referensi
1. Goldberg AJ, Burstone CJ, Hadjinikolaou I, Jancar J. Penapisan matriks dan serat untuk
termoplastik bertulang yang ditujukan untuk aplikasi gigi. J Biomed Mater Res. 1994; 28 : 167–73. [
PubMed ]
2. Altieri JV, Burstone CJ, Goldberg AJ, Patel AP. Evaluasi klinis longitudinal dari gigi tiruan tetap
berserat komposit: Sebuah studi percontohan. J Prosthet Dent. 1994; 71 : 16–22. [ PubMed ]
4. Freilich MA, Meiers JC, Duncan JP, Eckrote KA, Goldberg AJ. Evaluasi klinis dari jembatan tetap
yang diperkuat serat. J Am Dent Assoc. 2002; 133 : 1524–34. [ PubMed ]
5. Li W, Swain MV, Li Q, Ironside J, Steven GP. Jembatan gigi komposit diperkuat serat. Bagian I:
Investigasi eksperimental. Biomaterial. 2004; 25 : 4987–93. [ PubMed ]
6. Li W, Swain MV, Li Q, Ironside J, Steven GP. Jembatan gigi komposit diperkuat serat. Bagian II:
Investigasi eksperimental. Biomaterial. 2004; 25 : 4995–5001. [ PubMed ]
7. Visser HJ, Jansen van Rensburg JJ. Serat diperkuat komposit - Alternatif untuk penggantian gigi
yang hilang. SADJ. 2005; 60 : 20–2. [ PubMed ]
8. Shinya A, D Yokoyama, Lassila LV, Shinya A, Vallittu PK. Analisis elemen hingga tiga dimensi dari
logam dan FRC perekat gigi tiruan tetap. J Adhes Dent. 2008; 10 : 365–71. [ PubMed ]
9. Matheus TC, Kauffman CM, Braz AK, Mota CC, Gomes AS. Karakterisasi proses fraktur dari
komposit gigi yang diperkuat serat dievaluasi dengan tomografi koherensi optik, SEM dan mikroskop
optik. Braz Dent J. 2010; 21 : 420–7. [ PubMed ]
10. Monaco C, Ferrari M, Miceli GP, Scotti R. Evaluasi klinis dari FPD inlay komposit yang diperkuat
serat. Int J Prosthodont. 2003; 16 : 319–25. [ PubMed ]
11. Bell AM, Lassila LV, Kangasniemi I, Vallittu PK. Ikatan post komposit yang diperkuat serat ke
dentin saluran akar. J Dent. 2005; 33 : 533–9. [ PubMed ]
12. Malferrari S, Monaco C, Scotti R. Evaluasi klinis gigi dipulihkan dengan posting resin epoksi
diperkuat serat kuarsa. Int J Prosthodont. 2003; 16 : 39–44. [ PubMed ]
13. Zhang M, Matinlinna JP. Komposit diperkuat serat e-kaca dalam aplikasi gigi. Silicon. 2012; 4 :
73–8.
Artikel dari Journal of Pharmacy & Bioallied Sciences disediakan di sini milik Wolters Kluwer -
Medknow Publications
Format:
Artikel
PubReader
ePub (beta)
Ramah Printer
Kutipan
Bagikan
Kericau
Google+
NIH
DHHS
USA.gov
These prostheses are composed of two types of composite materials: Fiber-composites to build the
substructure and hybrid or micro fill particulate composites to create the external veneer surface.
Sarankan terjemahan yang lebih baik