Anda di halaman 1dari 33

Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

REKAM MEDIK ORTODONSI

Nama Pasien : Cintia Bayahu

No.RM : B. 24814

No.Model : 24814.20.0.20
Nama Operator : Dwi Suci Ramadhany
Muchyar

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 1


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

I. IDENTITAS
Operator : Dwi Suci Ramadhany Muchyar No. Mhs 18014103032
Tutor : drg. P. S. Anindita, Sp.Orto Semester 3
No. Kartu : B. 24814.02.20 No. Model : 24814.20.0.20
Nama Pasien : Cintia Bayahu Suku : Gorontalo
Umur : 20 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bahu Telepon 082399449127
Pekerjaan : Mahasiswi Kode Pos 95115
Nama Ayah : Ali Bayahu Suku: Gorontalo Umur : 54 tahun
Nama Ibu : Herlina Kilinau Suku: Gorontalo Umur : 53 tahun
Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta
Alamat Orang Tua : Gorontalo
II. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : Tgl. 19 Februari 2020 Pencetakan : Tgl. 20 Februari 2020
Pemasangan alat : Tgl. Retainer : Tgl.
III.PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
1. Keluhan utama :
Pasien datang ke RSGM UNSRAT karena ingin merapikan susunan gigi rahang atas dan
rahang bawah karena terdapat jarak pada giginya.
2. Keadaan umum :
a. Berat badan (kg) : 48 kg
b. Tinggi badan (m) : 160 cm
c. Status Gizi :
Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 48 kg
! Indeks masa tubuh : BB (kg) X 100 = 18,75 kg/m
TB2 (m)

! Status Gizi : Normal Kategori : Normal


d. Kelainan endokrin : Tidak ada
e. Penyakit anak-anak : Tidak ada
f. Alergi : Tidak ada
g. Kelainan saluran pernapasan : Tidak Ada
h. Tindakan operasi : Tidak Ada

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 2


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

i. Ciri maloklusi keluarga


1) Ayah ♂ 54 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
2) Ibu ♀ 53 tahun : memiliki susunan gigi-geligi yang tidak rapih
3) Anak ke-1 ♂ 26 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
4) Anak ke-3 ♀ 18 tahun : memiliki susunan gigi-geligi yang tidak rapih
5) Anak ke-4 ♀ 10 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara

3. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi


a. Gigi desidui :
Pada usia di bawah 6 tahun pasien tidak pernah berkunjung ke dokter gigi atau memiliki
keluhan terhadap giginya. Pasien mencabut gigi susunya sendiri di rumah.
b. Gigi bercampur :
Pada usia 6-12 tahun pasien menyebutkan bahwa tidak pernah mengeluhkan masalah
gigi geliginya dan tidak pernah berkunjung ke dokter gigi.
c. Gigi permanen :
Pada usia 17 tahun pasien menyadari gigi geligi depan atas terdapat jarak.

4. Kebiasaan buruk yang berhubungan dengan maloklusi : Ada √


JENIS
NO DURASI FREKUENSI INTENSITAS KETERANGAN
KEBIASAAN

Membersihkan
sisa makanan
1 menggunakan ±5 2 x sehari sering Sampai sekarang
tusuk gigi menit

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 3


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

B. PEMERIKSAAN FISIK SECARA UMUM DAN SISTEM STOMATOGNATIK


1. Pemeriksaan ekstra oral
a. Tipe kepala : Mesosefali
1) Kepala : Lebar kepala : 170 mm Panjang kepala :130 mm
Indeks kepala = Lebar kepala maks. x 100
Panjang kepala maks.
= jarak horizontal terlebar supramastoidea dan zygomatik kanan dan kiri x 100
Glabella – occipital
= 76 mm
= Tipe kepala Mesosefali
b. Tipe muka : Mesoprosop
Fasial : Jarak Nasion - Gnation = 96 mm Lebar Bizygomatic = 110 mm
Indeks fasial = Tinggi wajah x 100
Lebar wajah
= Jarak N – Gn x 100
Lebar Bizygomatic
= 96 x 100
110
= 87,2
= Tipe muka Mesoprosop
c. Tipe profil : Cembung

Glabela

Ulc

Llc

Pog

Tampak Samping
Profil muka : Cembung

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 4


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

d. Tonus bibir atas : Normal


e. Tonus bibir bawah: Normal
f. Garis Simon

a) Maksila : Melewati daerah 1/3 distal C-RA


b) Mandibula : Melewati interdental C&P1 - RB
g. Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis Simon
a) Maksila : Normal
b) Mandibula : Normal

2. Pemeriksaan intra oral


a. Kebersihan mulut (OHI-S Greene & Vermillion) : OHI-S 0,67 (baik)
b. Jaringan mukosa mulut : Normal, tidak ada peradangan
c. Gingiva : Normal, tidak ada peradangan
d. Frenulum labial superior : Normal, tipis
e. Frenulum labial inferior : Normal, tipis
f. Frenulum Lingualis : Normal, tipis
g. Lidah : Normal, tidak ada peradangan
h. Palatum : Vertikal: dangkal
Keadaan: normal
i. Tonsil : Normal, T1 = ukuran normal tidak ada pembesaran (<25%)
j. Fonetik : Normal
k. Garis tengah geligi atas : Segaris
l. Garis tengah geligi bawah: Segaris

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 5


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

m. Keadaan gigi-geligi :

Odontogram

PRE
UNE

UNE
PRE

Keterangan:
UE : Un Erupted/Belum erupsi

3. Analisis Fungsional
a. Freeway space : 3 mm, normal
b. Path of closure : normal
c. Sendi temporomandibular : normal
d. Pola atrisi : normal

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 6


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

IV. KEMAMPUAN INTERPRETASI


1. Analisis Radiografi
a. Foto sefalometri :

E-Line = Upperlip : -0,1


Lowerlip : -0,2

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 7


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

Analisis Steiner :
Variabel dan Normal Rata- Rata Pasien Ket
SNA (angle) 82o 82o Normal
SNB (angle) 80o 80o Normal
ANB (angle) 2o 2o Klas I
I to N-A (mm) 4mm 3mm Normal
I to N-A (angle) 22o 15o Retrusif
I to N-B (mm) 4mm 4mm Normal
I to N-B (angle) 25o 15o Retrusif
Pog to N-B (mm) 2mm 2 mm Normal
I to I (angle) 131o 122o Normal
Occl to S-N (angle) 14,5o 15o Normal
GoGn to S-N (angle) 32o 180 Anticlockwise

b. Foto panoramik :

 Keterangan:
Terlihat benih gigi molar ketiga kanan dan kiri atas posisi vertikal.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 8


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

2. Analisis Foto Muka :

Glabela

Ulc

Llc

Tampak Depan Pog


Tampak Senyum Tampak Samping
Profil muka : Cembung

Pengukuran menurut Graber (1972)


 Tipe profil muka :
Dilakukan dengan menentukan titik-titik anatomis: Glabella ( GI ), Pogonion ( Po) Kontur
bibir atas ( Ulc ) dan Kontur bibir bawah ( Llc ). Dengan Spidol tarik garis ( GI - Sym )
sebagai referensi, kemudian tarik garis ( GI - Ulc ) dan garis ( Sym - Llc ). Titik
perpotongannya berada didepan garis referensi > tipe profil muka pasien yaitu cembung.

3. Analisis Model Studi :

Tampak Depan

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 9


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

Tampak Samping Kiri

Tampak Samping Kanan

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 10


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

Tampak Oklusal Rahang Atas

Tampak Oklusal Rahang Bawah

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 11


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

a. Malposisi Gigi Individual dan Bentuk Lengkung Gigi

Malposisi Gigi Individual

Rahang Atas :
- Gigi 21= Mesio palato versi
Rahang Bawah :
- Gigi 31= Mesio linguo versi
Diastema:
- Rahang Atas :
Antara gigi 11-12 sebesar 0,6
mm, antara gigi 12-13
sebesar 0,2 mm, antara gigi
13-14 sebesar 0,1 mm, antara
gigi 14-15 sebesar 0,1 mm,
antara gigi 15-16 sebesar 0,1
mm, antara gigi 22-23
sebesar 0,5 mm, antara gigi
24-25 sebesar 0,1 mm
- Rahang Bawah :
Antara gigi 45-46 sebesar
0,1 mm.

Bentuk lengkung Gigi


a. Rahang Atas : Setengah elips
Simetris
b. Rahang Bawah : Setengah elips
Simetris

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 12


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

Keterangan:
Rahang atas dan rahang bawah merupakan setengah elips puncak lengkung ( C-C )
berbentuk garis lengkung ( curved ), kaki lengkung ( P1 – M2 ) berbentuk garis lengkung jika
diperpanjang berpotongan diposterior, gigi M2 sisi distalnya tampak mulai berbelok
mengarah ke garis tengah lengkung
b. Palatum : Tinggi : 18,3 mm Lebar : 50,7 mm
Palatal Height Index = Tinggi/Lebar x 100%
= 18,3/50,7 x 100%
= 36%
c. Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :
1. Anterior:
a. Overjet : 3,4 mm
b. Overbite : 3,8 mm
c. Palatal bite : Tidak ada
d. Deep bite : Tidak ada
e. Open bite : Tidak ada
f. Edge to edge bite : Tidak ada
g. Cross bite : Tidak ada
2. Posterior :
a. Cross bite : Tidak ada
b. Open bite : Tidak ada
c. Scissor bite : Tidak ada
d. Cup to cup bite : Tidak ada
e. Relasi Molar pertama kanan : Klas 1 Angle
f. Relasi Molar pertama kiri : Klas 1 Angle
g. Relasi Kaninus kanan : Klas 1 Angle
h. Relasi Kaninus kiri : Klas 1 Angle
i. Garis Inter Insisivi sentral terhadap garis tengah rahang :
- Rahang atas : Segaris
- Rahang bawah : Segaris
j. Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Segaris
3. Kurva of Spee :
Regio kanan 1,5 (datar) dan regio kiri 1,6 ( datar) dengan klasifikasi kurva of spee
datar.
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 13
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

1. Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm)


RahangAtas RahangBawah

Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Kanan Kiri Normal Ket.

1 8,2 8,3 7,40-9,75 N 5,3 5 4,97-6,60 N

2 6,7 7 6,05-8,10 N 6,1 6,2 5,45-6,85 N

3 7,7 7,6 7,05-9,32 N 6,2 6,4 6,15-8,15 N

4 7,1 7,1 6,75-9,00 N 7,4 7,3 6,35-8,75 N

5 6,4 6,4 6,00-8,10 N 7,1 7,7 6,80-9,55 N

6 10,7 10,4 9,95-12,10 N 11,1 11,4 10,62-13,05 N

Ket: N = Normal
Kesimpulan :
Lebarmesio-distal semua gigi memiliki ukuran normal.

V. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlah mesio-distal gigi 12, 11, 21, 22 : 30,2 mm
Jarak distal pit 14– 24 pengukuran : 41,2 mm
Jarak 14-24 perhitungan : ∑I x 100 = mm : 30,2 x 100 = 37,75 mm
80 80
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan): 41,2 – 37,75 = +3,45 mm  Distraksi – ringan

Jarak mesial pit 16– 26 pengukuran : 50,4 mm


Jarak 16– 26 perhitungan : ∑I x 100 = mm : 30,2 x 100 = 47,1 mm
64 64
Diskrepansi (pengukuran - perhitungan) : 50,4 – 47,1 = +3,3 mm  Distraksi – ringan

Kesimpulan:
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pada regio P dan M mengalami distraksi
derajat ringan.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 14


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

B. Metode Howes
Rahang Atas
Jumlah lebar mesiodistal gigi 16 – 26 : 93,6 mm
Jarak puncak tonjol bukal gigi 14 – 24 (pengukuran) : 46,8 mm
Indeks P : (Jarak 14 –24) x 100% = 50 %
(md 16 - 26)

Jarak inter Fossa Canina : 46,6 mm


Indeks FC : Basis apikal x 100% = 49,7 %
(md 16 - 26)

Kesimpulan :
Lengkung basal cukup menampung gigi geligi.

C. Metode Korkhaus
- Rahang atas
Jumlah mesio distal gigi 12, 11, 21, 22 : 30,2 mm
Tabel Korkhaus : 17,8 mm
Jarak I – (14- 24) Pengukuran : 18,35 mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel) : +0,55 mm

Kesimpulan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah anterior sedikit berlebih.

D. Analisis Bolton

Rasio RB : Rasio RA = Jumlah lebar mesiodistal 12 gigi RB X 100 = 87,2 X 100 = 93,1 %

Jumlah lebar mesiodistal 12 gigi RA 93,6

Terdapat kekurangan ukuran gigi pada RA sebesar 93,1 – 96 = - 2,9 mm

Rasio Anterior = Jumlah lebar mesiodistal 6 gigi RB X 100 = 35,2 X 100 = 77,3 %

Jumlah lebar mesiodistal 6 gigi RA 45,5

Terdapat kelebihan ukuran gigi pada RB sebesar 45,5 – 46 = - 0,5 mm

Kesalahan ada pada gigi RA karena terdapat kekurangan ukuran gigi sebesar - 2,9 mm

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 15


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

E. Arch Length Diskrepancy (ALD)

Rahang Atas
ALD 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 Total
Panjang
24,2 7,7 14,9 15,3 7,6 23,9 93,6
lengkung gigi
Panjang
24,5 7,9 15,5 15,3 8,1 24 95,3
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 95,3 – 93,6
= +1,7 (kelebihan ruang)
Rahang Bawah
ALD 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 Total
Panjang
25,6 6,2 11,4 11,2 6,4 26,4 87,2
lengkung gigi
Panjang
25,7 6,2 11,4 11,2 6,4 26,4 87,3
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 87,3 – 87,2
= +0,1 mm (kelebihan ruang)

Kesimpulan :
Kelebihan ruang pada RA dan RB

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 16


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

F. Determinasi lengkung gigi


Hasil penapakan :

L R

Overjet awal : 3,4 mm


Overjet akhir : 3,2 mm
Keterangan gambar : Lengkung ideal RA
: Lengkung awal RA
: Lengkung ideal RB
: Lengkung awal RB
 Rahang Atas :
Panjang lengkung awal : 95,75 mm (Ka = 48,1 mm; Ki = 47,65 mm)
Panjang lengkung ideal : 93,6 mm (Ka = 46,8 mm ;Ki = 46,8 mm)
Diskrepansi : +2,15 mm (Ka = +1,3 mm; Ki = +0,85 mm)
Keterangan :
Pada rahang atas terdapat kelebihan ruang sebesar +2,15 mm (Ka = +1,3 mm; Ki = +0,85
mm).

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 17


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

 Rahang Bawah :
Panjang lengkung awal : 87,6 mm ( Ka = 43,9 mm ; Ki = 43,7 mm)
Panjang lengkung ideal : 87,2 mm ( Ka = 43,8 mm ; Ki = 43,4 mm)
Diskrepansi : +0,4 mm ( Ka = +0,1 mm ; Ki = +0,3 mm)
Keterangan: :
Pada rahang bawah terdapat kelebihan ruang sebesar +0,4 mm (Ka = +0,1 mm ; Ki = +0,3
mm).

VI. DIAGNOSIS
Diagnosis
Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe I yang disertai dengan malposisi gigi induvidual
gigi 21 Mesio palato versi gigi, 31 Mesio linguo versi, diastema antara gigi 11-12 sebesar 0,6 mm,
antara gigi 12-13 sebesar 0,2 mm, antara gigi 13-14 sebesar 0,1 mm, antara gigi 14-15 sebesar 0,1
mm, antara gigi 15-16 sebesar 0,1 mm, antara gigi 22-23 sebesar 0,5 mm, antara gigi23-24 sebesar
0,5 mm dan antara gigi 45-46 sebesar 0,1 mm, overjet 3,4 mm dan overbite 3,8 mm dan midline
segaris.

VII.ALUR PERAWATAN
Rahang atas :
1. Insersi
Pasien diinstruksikan agar memakai alat dengan syarat keadaan kebersihan gigi dan mulut
baik. Saat pemakaian, alat ortodonti harus dalam keadaan bersih dan tidak ada debris. Untuk
pemakaian pertama kalinya, pasien dapat berkaca untuk melihat saat pemasangan alat.
Pasangkan alat ortodonti dari bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada bagian klamer
adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif, setelah bagian belakang sudah terpasang
dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur labial dan selanjutnya tekan pada bagian
base plate sesuai dengan tempatnya, Ingatkan pasien untuk tidak makan makanan dengan
konsistensi yang keras atau terlalu kenyal karena hal tersebut akan merusak alat ortodonti.
Kebersihan mulut sangat diutamakan selama pemakaian alat. Untuk Penyikatan gigi selain
menggunakan sikat gigi juga dapat dibantu menggunakan interdental brush atau dental floss
untuk membersihkan celah gigi. Untuk membersihkan alat ortodontik lepasan dapat disikat
dengan menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi. Pemakaian alat ortodonti
lepasan sebaiknya digunakan selama 12-20 jam.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 18


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

2. Koreksi malposisi pada gigi 21 dengan aktivasi Simple Spring


Setelah adaptasi, kontrol pertama yang dilakukan yaitu melakukan koreksi malposisi pada
gigi 21 dengan mengaktivasi Simple Spring dengan cara dilakukan aktivasi pada lengan
pegas, menarik lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau menekan koil sehingga lengan
pegas bergerak ke arah yang diinginkan. Setelah beberapa kali kontrol diharapkan gigi 21
terkoreksi.
3. Evaluasi Midline gigi
Setelah gigi 21 terkoreksi langkah selanjutnya yaitu mengevaluasi midline gigi.
4. Aktivasi busur labial tipe medium pada gigi 14-24
Setelah mengevaluasi midline langkah selanjutnya yaitu mengaktifkan busur labial tipe
medium yang letak pundaknya berada di interdental gigi P1 dan P2 kanan dan kiri untuk
menutup diastema jika masih ada ruang setelah mengoreksi malposisi pada gigi 21 dan
mempertahankan lengkung gigi dengan cara menggunakan tang adam universal untuk
mengaktifkan busur labial, Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang
agar busur labial akan bergerak, kedua Lup disempitkan sisi kanan dan kiri dan kaki
lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur labial dekat
servikal gigi karena pada saat kedua lup di sempitkan terjadi perubahan pada busur labial
yang lebih ke insisal sehingga perlu dibetulkan dengan menempatkan busul labial dekat ke
servikal gigi agar dapat kembali menekan gigi.
5. Pemasangan retainer (pasif)
Setelah gigi terkoreksi langkah selanjutnya dilakukan pemasangan retainer yang berguna
untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi setelah perawatan. Retainer harus tetap
dipakai sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan jaringan lunak sekitar gigi,
yaitu sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi selama 3-6 bulan. Retainer yang
digunakan retainer tipe Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe medium
dengan diameter kawat 0,8 mm dan klamer Adams dengan diameter kawat 0,8 mm. adapun
cara pemakaian retainer yaitu dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6
bulan tergantung keadaan maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk
mengetahui derajat kegoyahan, setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian
retainer diperpanjang 3 bulan lagi. Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas,
cek dan pemakaian kembali. Jika terasa sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan.
Jika tidak sesak, maka alat dilepas jika keluar rumah, dan jika tidak sesak, maka dipakai
pada malam hari dan kontrol 3 bulan berikutnya. Jika tidak ada perubahan, maka pemakaian

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 19


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

retainer dihentikan. Jika ada perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan
kontrol tiap bulan.
Rahang bawah :
1. Insersi
Sama halnya pada saat insersi rahang bawah, pasien diinstruksikan agar memakai alat
dengan syarat keadaan kebersihan gigi dan mulut baik. Saat pemakaian, alat ortodonti harus
dalam keadaan bersih dan tidak ada debris. Untuk pemakaian pertama kalinya, pasien dapat
berkaca untuk melihat saat pemasangan alat. Pasangkan alat ortodonti dari bagian belakang
terlebih dahulu yaitu pada bagian klamer adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif,
setelah bagian belakang sudah terpasang dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur
labial dan selanjutnya tekan pada bagian base plate sesuai dengan tempatnya, Ingatkan
pasien untuk tidak makan makanan dengan konsistensi yang keras atau terlalu kenyal karena
hal tersebut akan merusak alat ortodonti. Kebersihan mulut sangat diutamakan selama
pemakaian alat. Untuk Penyikatan gigi selain menggunakan sikat gigi juga dapat dibantu
menggunakan interdental brush atau dental floss untuk membersihkan celah gigi. Untuk
membersihkan alat ortodontik lepasan dapat disikat dengan menggunakan sikat gigi yang
lembut dan pasta gigi. Pemakaian alat ortodonti lepasan sebaiknya digunakan selama 12-20
jam.
2. Koreksi malposisi gigi 31 dengan aktivasi Simple Spring
Setelah adapatsi Kontrol pertama yang dilakukan yaitu melakukan koreksi malposisi pada
gigi 31 dengan mengaktivasi Simple Spring. Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, menarik
lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau menekan koil sehingga lengan pegas bergerak ke
arah yang diinginkan. Setelah beberapa kali kontrol diharapkan gigi 31 terkoreksi.
3. Evaluasi Midline gigi
Setelah gigi 31 terkoreksi langkah selanjutnya yaitu mengevaluasi midline gigi.
4. Aktivasi busur labial tipe medium pada gigi 34-44
Setelah mengevaluasi midline langkah selanjutnya yaitu mengaktifkan busur labial tipe
medium yang letak pundaknya berada di interdental gigi P1 dan P2 kanan dan kiri untuk
menutup diastema jika masih ada ruang setelah mengoreksi malposisi pada gigi 31 dan
mempertahankan lengkung gigi dengan cara menggunakan tang adam universal untuk
mengaktifkan busur labial,merektraksi gigi dan mempertahankan lengkung gigi dengan cara
menggunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial, kedua Lup disempitkan
sisi kanan dan kiri dan kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan busur labial dekat servikal gigi karena pada saat kedua lup di sempitkan
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 20
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

terjadi perubahan pada busur labial yang lebih ke insisal sehingga perlu dibetulkan dengan
menempatkan busul labial dekat ke servikal gigi agar dapat kembali menekan gigi.
5. Pemasangan retainer (pasif)
Setelah gigi terkoreksi langkah selanjutnya dilakukan pemasangan retainer yang berguna
untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi setelah perawatan. Retainer harus tetap
dipakai sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan jaringan lunak sekitar gigi,
yaitu sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi selama 3 – 6 bulan. Retainer yang
digunakan adalah retainer tipe Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe
medium dengan diameter kawat 0,8 mm dan klamer Adams dengan diameter kawat 0,8 mm.
adapun cara pemakaian retainer yaitu dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama
3 – 6 bulan tergantung keadaan maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk
mengetahui derajat kegoyahan, setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian
retainer diperpanjang 3 bulan lagi. Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas,
cek dan pemakaian kembali. Jika terasa sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan.
Jika tidak sesak, maka alat dilepas jika keluar rumah, dan jika tidak sesak, maka dipakai
pada malam hari dan kontrol 3 bulan berikutnya. Jika tidak ada perubahan, maka pemakaian
retainer dihentikan. Jika ada perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan
kontrol tiap bulan.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 21


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

VIII. GAMBAR/DESAIN PLAT AKTIF


A. Rahang Atas
Desain plat rahang atas

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,7 mm

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter
0,8 mm

Simple Spring dengan kawat


Plat dasar akrilik dengan berdiameter 0,6 mm
ketebalan ± 2mm

B. Rahang Bawah
Desain Plat rahang bawah dengan pir pembantu

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter
0,8 mm

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,7 mm

Plat dasar akrilik dengan Simple Spring dengan kawat


ketebalan ± 2mm berdiameter 0,6 mm

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 22


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

IX. GAMBAR/DESAIN RETAINER


A. Rahang Atas

Busur labial tipe medium


dengan kawat berdiameter
0,8 mm

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter
0,8

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2mm

B. Rahang Bawah

Klamer Adam dengan


tipe medium kawat
berdiameter 0,8

Busur labial tipe medium


dengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2mm

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 23


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

X. PROSEDUR PERAWATAN YANG TELAH DILAKUKAN


1. Rabu, 20 April 2022 (Insersi/pemasangan alat ortodonsi lepasan)

Instruktur : drg. Natalya Wijaya

a. Pemeriksaan Subjektif
 Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
 OHI-S = 0,3 (Baik)
 Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah melekat baik pada
gigi.
c. Tindakan
 Pembersihan debris
 Pemasangan alat ortodonsi lepasan pada rahang atas dan bawah
 Mengedukasi pasien cara melepas dan memasang alat ortodonsi lepasan
 Mengedukasi pasien kapan harus memakai dan melepas alat ortodonsi lepasan
 Mengedukasi pasien menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat
gigi 2 kali sehari.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 24


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

2. Rabu, 27 April 2022 (Kontrol I)

Instruktur : drg. Natalya Wijaya

a. Pemeriksaan Subjektif
 Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
 OHI-S = 0,67 (Baik)
 Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
 Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
c. Tindakan
 Pembersihan debris
 Aktivasi Simple Spring pada gigi 21 untuk mengoreksi malposisi mesio palato
versi
 Aktivasi Simple Spring pada gigi 31 untuk mengoreksi malposisi mesio linguo
versi
 Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
 Memastikan labial bow dalam keadaan pasif
 DHE

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 25


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

3. Kamis, 19 Mei 2022 (Kontrol II)

Instruktur : drg. Chealsea Siwi

a. Pemeriksaan Subjektif
 Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
 OHI-S = 0,3 (Baik)
 Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,95 mm
 Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
 Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
 Simple Spring pada gigi 21 sudah terkoreksi
c. Tindakan
 Pembersihan debris
 Pengurangan Plat rahang atas pada bagian verkelung
 Aktivasi Labial bow pada rahang atas
 Aktivasi Simple Spring pada gigi 31 untuk mengoreksi malposisi mesio linguo
versi
 Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
 Memastikan labial bow rahang bawah dalam keadaan pasif
 DHE

. .

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 26


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

4. Kamis, 9 Juni 2022 (Kontrol III)

Instruktur : drg. Chealsea Siwi

a. Pemeriksaan Subjektif
 Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
 OHI-S = 0,5 (Baik)
 Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,95 mm
 Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
 Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
c. Tindakan
 Pembersihan debris
 Aktivasi Labial bow pada rahang atas
 Aktivasi Simple Spring pada gigi 31 untuk mengoreksi malposisi mesio linguo
versi
 Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
 Memastikan labial bow rahang bawah dalam keadaan pasif
 DHE

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 27


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

5. Kamis, 16 Juni 2022 (Kontrol IV)

Instruktur : drg. Chealsea Siwi

a. Pemeriksaan Subjektif
 Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
 OHI-S = 0,3 (Baik)
 Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,9 mm
 Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
 Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
 Simple Spring pada gigi 31 sudah terkoreksi
c. Tindakan
 Pembersihan debris
 Pencetakan Progress rahang atas dan rahang bawah
 Aktivasi Labial bow pada rahang atas dan rahang bawah
 Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
 DHE

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 28


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

6. Rabu, 6 Juli 2022 (Kontrol V)

Instruktur : drg. Natalya Wijaya

a. Pemeriksaan Subjektif
 Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
 OHI-S = 0,5 (Baik)
 Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,9 mm
 Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
 Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
c. Tindakan
 Pembersihan debris
 Pencetakan Progress rahang atas dan rahang bawah
 DHE

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 29


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

XI. EVALUASI PERAWATAN


Setelah dilakukan perawatan ortodonsi sejak tanggal 20 April 2022 hingga 6 Juli 2022,
dengan kontrol sebanyak 5 kali diperoleh hasil sebagai berikut:
SEBELUM TARGET SETELAH RENCANA KET
PERAWATAN PERAWATAN PERAWATAN
LANJUTAN
RAHANG ATAS
21 : Terkoreksi Terkoreksi Mengaktifkan simple
spring
Mesiopalatoversi hingga
mencapai
lengkung
ideal
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial
11-12 = 0,6 mm 11-12 = 0,4 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial
12-13 = 0,2 mm 12-13 = 0,1 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial
13-14 = 0,1 mm 13-14 = 0,1 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial
14-15 = 0,1 mm 14-15 = 0,1 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 30


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial


15-16 = 0,1 mm 15-16 = 0,1 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial
22-23 = 0,5 mm 22-23 = 0,3 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan Labial
23-24 = 0,1 mm 23-24 = 0,1 mm bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang
RAHANG BAWAH
31: Terkoreksi Terkoreksi Mengaktifkan
Mesiolinguoversi simplespring
hingga
mencapai
lengkung
ideal
Diastema Terkoreksi Diastema Mengaktifkan
45-46 = 0,1 mm 45-46 = 0,1mm Labial bow
hingga
mencapai
penutupan
ruang

Perawatan Lanjutan
Berdasarkan hasil evaluasi, maka perawatan selanjutnya yang akan dilakukan adalah :
Setelah malposisi terkoreksi, labial bow secara pasif digunakan untuk
mempertahankan lengkung rahang.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 31


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

XI. FOTO SEBELUM DAN SESUDAH PERAWATAN

Sebelum perawatan Sesudah perawatan

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 32


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

XII. KESIMPULAN
Pasien umur 23 tahun datang ke RSGM UNSRAT dengan keluhan ingin merapikan
susunan gigi rahang atas dan rahang bawah yang kurang rapi. Setelah dilakukan
pemeriksaan subjektif dan objektif serta dilakukan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosa Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe 1 yang disertai dengan malposisi gigi
induvidual pada gigi gigi 21 Mesio palato versi gigi, 31 Mesio linguo versi, diastema antara
gigi 11-12 sebesar 0,6 mm, antara gigi 12-13 sebesar 0,2 mm, antara gigi 13-14 sebesar 0,1
mm, antara gigi 14-15 sebesar 0,1 mm, antara gigi 15-16 sebesar 0,1 mm, antara gigi 22-23
sebesar 0,5 mm, antara gigi 23-24 sebesar 0,5 mm dan antara gigi 45-46 sebesar 0,1 mm,
overjet 3,4 mm dan overbite 3,8 mm dan midline segaris. dilakukan perawatan dengan
piranti ortodonti lepasan yaitu plat akif yang dilengkapi dengan pir-pir pembantu, rahang
atas (plat dasar / base plate, simple spring, busur labial/ labial bow, klamer adam), rahang
bawah (plat dasar / base plate, busur labial / labial bow, klamer adam dan simple spring).

Mekanisme perawatan yang dilakukan yaitu untuk rahang atas dilakukan insersi,
koreksi malposisi gigi 21 dengan aktivasi simple spring, koreksi diastema dengan aktivasi
labial bow tipe medium dan pemasangan retainer. Untuk rahang bawah dilakukan insersi,
koreksi malposisi gigi 31 dengan aktivasi simple spring, koreksi diastema dengan aktivasi
labial bow tipe medium dan pemasangan retainer.

Setelah dilakukan perawatan ortodonsi sejak tanggal 20 April 2022 hingga 6 Juli 2022,
dengan kontrol sebanyak 5 kali diperoleh hasil malposisi gigi 21 mesiopalatoversi sudah
terkoreksi hingga mencapai lengkung ideal, hasil diastema gigi 11-12 berkurang menjadi 0,4
mm, gigi 11-13 berkurang menjadi 0,1 mm, gigi 22-23 berkurang menjadi 0,3 mm dan gigi 31
mesiolinguoversi sudah terkoreksi hingga mencapai lengkung ideal.

Berdasarkan hasil evaluasi, maka perawatan selanjutnya yang akan dilakukan yaitu,
menggunakan labial bow secara pasif digunakan untuk mempertahankan lengkung rahang.

Menyetujui
Tutor Operator,

drg. Natalya Wijaya Dwi Suci Ramadhany Muchyar


NRI. 18014103032

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 33

Anda mungkin juga menyukai