No.RM : B. 24814
No.Model : 24814.20.0.20
Nama Operator : Dwi Suci Ramadhany
Muchyar
I. IDENTITAS
Operator : Dwi Suci Ramadhany Muchyar No. Mhs 18014103032
Tutor : drg. P. S. Anindita, Sp.Orto Semester 3
No. Kartu : B. 24814.02.20 No. Model : 24814.20.0.20
Nama Pasien : Cintia Bayahu Suku : Gorontalo
Umur : 20 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bahu Telepon 082399449127
Pekerjaan : Mahasiswi Kode Pos 95115
Nama Ayah : Ali Bayahu Suku: Gorontalo Umur : 54 tahun
Nama Ibu : Herlina Kilinau Suku: Gorontalo Umur : 53 tahun
Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta
Alamat Orang Tua : Gorontalo
II. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : Tgl. 19 Februari 2020 Pencetakan : Tgl. 20 Februari 2020
Pemasangan alat : Tgl. Retainer : Tgl.
III.PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
1. Keluhan utama :
Pasien datang ke RSGM UNSRAT karena ingin merapikan susunan gigi rahang atas dan
rahang bawah karena terdapat jarak pada giginya.
2. Keadaan umum :
a. Berat badan (kg) : 48 kg
b. Tinggi badan (m) : 160 cm
c. Status Gizi :
Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 48 kg
! Indeks masa tubuh : BB (kg) X 100 = 18,75 kg/m
TB2 (m)
Membersihkan
sisa makanan
1 menggunakan ±5 2 x sehari sering Sampai sekarang
tusuk gigi menit
Glabela
Ulc
Llc
Pog
Tampak Samping
Profil muka : Cembung
m. Keadaan gigi-geligi :
Odontogram
PRE
UNE
UNE
PRE
Keterangan:
UE : Un Erupted/Belum erupsi
3. Analisis Fungsional
a. Freeway space : 3 mm, normal
b. Path of closure : normal
c. Sendi temporomandibular : normal
d. Pola atrisi : normal
Analisis Steiner :
Variabel dan Normal Rata- Rata Pasien Ket
SNA (angle) 82o 82o Normal
SNB (angle) 80o 80o Normal
ANB (angle) 2o 2o Klas I
I to N-A (mm) 4mm 3mm Normal
I to N-A (angle) 22o 15o Retrusif
I to N-B (mm) 4mm 4mm Normal
I to N-B (angle) 25o 15o Retrusif
Pog to N-B (mm) 2mm 2 mm Normal
I to I (angle) 131o 122o Normal
Occl to S-N (angle) 14,5o 15o Normal
GoGn to S-N (angle) 32o 180 Anticlockwise
b. Foto panoramik :
Keterangan:
Terlihat benih gigi molar ketiga kanan dan kiri atas posisi vertikal.
Glabela
Ulc
Llc
Tampak Depan
Rahang Atas :
- Gigi 21= Mesio palato versi
Rahang Bawah :
- Gigi 31= Mesio linguo versi
Diastema:
- Rahang Atas :
Antara gigi 11-12 sebesar 0,6
mm, antara gigi 12-13
sebesar 0,2 mm, antara gigi
13-14 sebesar 0,1 mm, antara
gigi 14-15 sebesar 0,1 mm,
antara gigi 15-16 sebesar 0,1
mm, antara gigi 22-23
sebesar 0,5 mm, antara gigi
24-25 sebesar 0,1 mm
- Rahang Bawah :
Antara gigi 45-46 sebesar
0,1 mm.
Keterangan:
Rahang atas dan rahang bawah merupakan setengah elips puncak lengkung ( C-C )
berbentuk garis lengkung ( curved ), kaki lengkung ( P1 – M2 ) berbentuk garis lengkung jika
diperpanjang berpotongan diposterior, gigi M2 sisi distalnya tampak mulai berbelok
mengarah ke garis tengah lengkung
b. Palatum : Tinggi : 18,3 mm Lebar : 50,7 mm
Palatal Height Index = Tinggi/Lebar x 100%
= 18,3/50,7 x 100%
= 36%
c. Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :
1. Anterior:
a. Overjet : 3,4 mm
b. Overbite : 3,8 mm
c. Palatal bite : Tidak ada
d. Deep bite : Tidak ada
e. Open bite : Tidak ada
f. Edge to edge bite : Tidak ada
g. Cross bite : Tidak ada
2. Posterior :
a. Cross bite : Tidak ada
b. Open bite : Tidak ada
c. Scissor bite : Tidak ada
d. Cup to cup bite : Tidak ada
e. Relasi Molar pertama kanan : Klas 1 Angle
f. Relasi Molar pertama kiri : Klas 1 Angle
g. Relasi Kaninus kanan : Klas 1 Angle
h. Relasi Kaninus kiri : Klas 1 Angle
i. Garis Inter Insisivi sentral terhadap garis tengah rahang :
- Rahang atas : Segaris
- Rahang bawah : Segaris
j. Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Segaris
3. Kurva of Spee :
Regio kanan 1,5 (datar) dan regio kiri 1,6 ( datar) dengan klasifikasi kurva of spee
datar.
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 13
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Ket: N = Normal
Kesimpulan :
Lebarmesio-distal semua gigi memiliki ukuran normal.
V. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlah mesio-distal gigi 12, 11, 21, 22 : 30,2 mm
Jarak distal pit 14– 24 pengukuran : 41,2 mm
Jarak 14-24 perhitungan : ∑I x 100 = mm : 30,2 x 100 = 37,75 mm
80 80
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan): 41,2 – 37,75 = +3,45 mm Distraksi – ringan
Kesimpulan:
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pada regio P dan M mengalami distraksi
derajat ringan.
B. Metode Howes
Rahang Atas
Jumlah lebar mesiodistal gigi 16 – 26 : 93,6 mm
Jarak puncak tonjol bukal gigi 14 – 24 (pengukuran) : 46,8 mm
Indeks P : (Jarak 14 –24) x 100% = 50 %
(md 16 - 26)
Kesimpulan :
Lengkung basal cukup menampung gigi geligi.
C. Metode Korkhaus
- Rahang atas
Jumlah mesio distal gigi 12, 11, 21, 22 : 30,2 mm
Tabel Korkhaus : 17,8 mm
Jarak I – (14- 24) Pengukuran : 18,35 mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel) : +0,55 mm
Kesimpulan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah anterior sedikit berlebih.
D. Analisis Bolton
Rasio RB : Rasio RA = Jumlah lebar mesiodistal 12 gigi RB X 100 = 87,2 X 100 = 93,1 %
Rasio Anterior = Jumlah lebar mesiodistal 6 gigi RB X 100 = 35,2 X 100 = 77,3 %
Kesalahan ada pada gigi RA karena terdapat kekurangan ukuran gigi sebesar - 2,9 mm
Rahang Atas
ALD 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 Total
Panjang
24,2 7,7 14,9 15,3 7,6 23,9 93,6
lengkung gigi
Panjang
24,5 7,9 15,5 15,3 8,1 24 95,3
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 95,3 – 93,6
= +1,7 (kelebihan ruang)
Rahang Bawah
ALD 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 Total
Panjang
25,6 6,2 11,4 11,2 6,4 26,4 87,2
lengkung gigi
Panjang
25,7 6,2 11,4 11,2 6,4 26,4 87,3
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 87,3 – 87,2
= +0,1 mm (kelebihan ruang)
Kesimpulan :
Kelebihan ruang pada RA dan RB
L R
Rahang Bawah :
Panjang lengkung awal : 87,6 mm ( Ka = 43,9 mm ; Ki = 43,7 mm)
Panjang lengkung ideal : 87,2 mm ( Ka = 43,8 mm ; Ki = 43,4 mm)
Diskrepansi : +0,4 mm ( Ka = +0,1 mm ; Ki = +0,3 mm)
Keterangan: :
Pada rahang bawah terdapat kelebihan ruang sebesar +0,4 mm (Ka = +0,1 mm ; Ki = +0,3
mm).
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis
Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe I yang disertai dengan malposisi gigi induvidual
gigi 21 Mesio palato versi gigi, 31 Mesio linguo versi, diastema antara gigi 11-12 sebesar 0,6 mm,
antara gigi 12-13 sebesar 0,2 mm, antara gigi 13-14 sebesar 0,1 mm, antara gigi 14-15 sebesar 0,1
mm, antara gigi 15-16 sebesar 0,1 mm, antara gigi 22-23 sebesar 0,5 mm, antara gigi23-24 sebesar
0,5 mm dan antara gigi 45-46 sebesar 0,1 mm, overjet 3,4 mm dan overbite 3,8 mm dan midline
segaris.
VII.ALUR PERAWATAN
Rahang atas :
1. Insersi
Pasien diinstruksikan agar memakai alat dengan syarat keadaan kebersihan gigi dan mulut
baik. Saat pemakaian, alat ortodonti harus dalam keadaan bersih dan tidak ada debris. Untuk
pemakaian pertama kalinya, pasien dapat berkaca untuk melihat saat pemasangan alat.
Pasangkan alat ortodonti dari bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada bagian klamer
adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif, setelah bagian belakang sudah terpasang
dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur labial dan selanjutnya tekan pada bagian
base plate sesuai dengan tempatnya, Ingatkan pasien untuk tidak makan makanan dengan
konsistensi yang keras atau terlalu kenyal karena hal tersebut akan merusak alat ortodonti.
Kebersihan mulut sangat diutamakan selama pemakaian alat. Untuk Penyikatan gigi selain
menggunakan sikat gigi juga dapat dibantu menggunakan interdental brush atau dental floss
untuk membersihkan celah gigi. Untuk membersihkan alat ortodontik lepasan dapat disikat
dengan menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi. Pemakaian alat ortodonti
lepasan sebaiknya digunakan selama 12-20 jam.
retainer dihentikan. Jika ada perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan
kontrol tiap bulan.
Rahang bawah :
1. Insersi
Sama halnya pada saat insersi rahang bawah, pasien diinstruksikan agar memakai alat
dengan syarat keadaan kebersihan gigi dan mulut baik. Saat pemakaian, alat ortodonti harus
dalam keadaan bersih dan tidak ada debris. Untuk pemakaian pertama kalinya, pasien dapat
berkaca untuk melihat saat pemasangan alat. Pasangkan alat ortodonti dari bagian belakang
terlebih dahulu yaitu pada bagian klamer adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif,
setelah bagian belakang sudah terpasang dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur
labial dan selanjutnya tekan pada bagian base plate sesuai dengan tempatnya, Ingatkan
pasien untuk tidak makan makanan dengan konsistensi yang keras atau terlalu kenyal karena
hal tersebut akan merusak alat ortodonti. Kebersihan mulut sangat diutamakan selama
pemakaian alat. Untuk Penyikatan gigi selain menggunakan sikat gigi juga dapat dibantu
menggunakan interdental brush atau dental floss untuk membersihkan celah gigi. Untuk
membersihkan alat ortodontik lepasan dapat disikat dengan menggunakan sikat gigi yang
lembut dan pasta gigi. Pemakaian alat ortodonti lepasan sebaiknya digunakan selama 12-20
jam.
2. Koreksi malposisi gigi 31 dengan aktivasi Simple Spring
Setelah adapatsi Kontrol pertama yang dilakukan yaitu melakukan koreksi malposisi pada
gigi 31 dengan mengaktivasi Simple Spring. Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, menarik
lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau menekan koil sehingga lengan pegas bergerak ke
arah yang diinginkan. Setelah beberapa kali kontrol diharapkan gigi 31 terkoreksi.
3. Evaluasi Midline gigi
Setelah gigi 31 terkoreksi langkah selanjutnya yaitu mengevaluasi midline gigi.
4. Aktivasi busur labial tipe medium pada gigi 34-44
Setelah mengevaluasi midline langkah selanjutnya yaitu mengaktifkan busur labial tipe
medium yang letak pundaknya berada di interdental gigi P1 dan P2 kanan dan kiri untuk
menutup diastema jika masih ada ruang setelah mengoreksi malposisi pada gigi 31 dan
mempertahankan lengkung gigi dengan cara menggunakan tang adam universal untuk
mengaktifkan busur labial,merektraksi gigi dan mempertahankan lengkung gigi dengan cara
menggunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial, kedua Lup disempitkan
sisi kanan dan kiri dan kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan busur labial dekat servikal gigi karena pada saat kedua lup di sempitkan
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 20
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
terjadi perubahan pada busur labial yang lebih ke insisal sehingga perlu dibetulkan dengan
menempatkan busul labial dekat ke servikal gigi agar dapat kembali menekan gigi.
5. Pemasangan retainer (pasif)
Setelah gigi terkoreksi langkah selanjutnya dilakukan pemasangan retainer yang berguna
untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi setelah perawatan. Retainer harus tetap
dipakai sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan jaringan lunak sekitar gigi,
yaitu sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi selama 3 – 6 bulan. Retainer yang
digunakan adalah retainer tipe Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe
medium dengan diameter kawat 0,8 mm dan klamer Adams dengan diameter kawat 0,8 mm.
adapun cara pemakaian retainer yaitu dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama
3 – 6 bulan tergantung keadaan maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk
mengetahui derajat kegoyahan, setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian
retainer diperpanjang 3 bulan lagi. Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas,
cek dan pemakaian kembali. Jika terasa sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan.
Jika tidak sesak, maka alat dilepas jika keluar rumah, dan jika tidak sesak, maka dipakai
pada malam hari dan kontrol 3 bulan berikutnya. Jika tidak ada perubahan, maka pemakaian
retainer dihentikan. Jika ada perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan
kontrol tiap bulan.
B. Rahang Bawah
Desain Plat rahang bawah dengan pir pembantu
B. Rahang Bawah
a. Pemeriksaan Subjektif
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
OHI-S = 0,3 (Baik)
Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah melekat baik pada
gigi.
c. Tindakan
Pembersihan debris
Pemasangan alat ortodonsi lepasan pada rahang atas dan bawah
Mengedukasi pasien cara melepas dan memasang alat ortodonsi lepasan
Mengedukasi pasien kapan harus memakai dan melepas alat ortodonsi lepasan
Mengedukasi pasien menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat
gigi 2 kali sehari.
a. Pemeriksaan Subjektif
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
OHI-S = 0,67 (Baik)
Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
c. Tindakan
Pembersihan debris
Aktivasi Simple Spring pada gigi 21 untuk mengoreksi malposisi mesio palato
versi
Aktivasi Simple Spring pada gigi 31 untuk mengoreksi malposisi mesio linguo
versi
Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
Memastikan labial bow dalam keadaan pasif
DHE
a. Pemeriksaan Subjektif
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
OHI-S = 0,3 (Baik)
Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,95 mm
Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
Simple Spring pada gigi 21 sudah terkoreksi
c. Tindakan
Pembersihan debris
Pengurangan Plat rahang atas pada bagian verkelung
Aktivasi Labial bow pada rahang atas
Aktivasi Simple Spring pada gigi 31 untuk mengoreksi malposisi mesio linguo
versi
Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
Memastikan labial bow rahang bawah dalam keadaan pasif
DHE
. .
a. Pemeriksaan Subjektif
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
OHI-S = 0,5 (Baik)
Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,95 mm
Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
c. Tindakan
Pembersihan debris
Aktivasi Labial bow pada rahang atas
Aktivasi Simple Spring pada gigi 31 untuk mengoreksi malposisi mesio linguo
versi
Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
Memastikan labial bow rahang bawah dalam keadaan pasif
DHE
a. Pemeriksaan Subjektif
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
OHI-S = 0,3 (Baik)
Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,9 mm
Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
Simple Spring pada gigi 31 sudah terkoreksi
c. Tindakan
Pembersihan debris
Pencetakan Progress rahang atas dan rahang bawah
Aktivasi Labial bow pada rahang atas dan rahang bawah
Plat rahang atas dan rahang bawah dicekatkan
DHE
a. Pemeriksaan Subjektif
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit
b. Pemeriksaan Objektif
OHI-S = 0,5 (Baik)
Overbite = 3,6 mm dan overjet = 2,9 mm
Mukosa pasien baik (tidak terdapat SAR)
Plat dan klamer adam rahang atas dan rahang bawah masih cekat pada
gigi.
c. Tindakan
Pembersihan debris
Pencetakan Progress rahang atas dan rahang bawah
DHE
Perawatan Lanjutan
Berdasarkan hasil evaluasi, maka perawatan selanjutnya yang akan dilakukan adalah :
Setelah malposisi terkoreksi, labial bow secara pasif digunakan untuk
mempertahankan lengkung rahang.
XII. KESIMPULAN
Pasien umur 23 tahun datang ke RSGM UNSRAT dengan keluhan ingin merapikan
susunan gigi rahang atas dan rahang bawah yang kurang rapi. Setelah dilakukan
pemeriksaan subjektif dan objektif serta dilakukan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosa Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe 1 yang disertai dengan malposisi gigi
induvidual pada gigi gigi 21 Mesio palato versi gigi, 31 Mesio linguo versi, diastema antara
gigi 11-12 sebesar 0,6 mm, antara gigi 12-13 sebesar 0,2 mm, antara gigi 13-14 sebesar 0,1
mm, antara gigi 14-15 sebesar 0,1 mm, antara gigi 15-16 sebesar 0,1 mm, antara gigi 22-23
sebesar 0,5 mm, antara gigi 23-24 sebesar 0,5 mm dan antara gigi 45-46 sebesar 0,1 mm,
overjet 3,4 mm dan overbite 3,8 mm dan midline segaris. dilakukan perawatan dengan
piranti ortodonti lepasan yaitu plat akif yang dilengkapi dengan pir-pir pembantu, rahang
atas (plat dasar / base plate, simple spring, busur labial/ labial bow, klamer adam), rahang
bawah (plat dasar / base plate, busur labial / labial bow, klamer adam dan simple spring).
Mekanisme perawatan yang dilakukan yaitu untuk rahang atas dilakukan insersi,
koreksi malposisi gigi 21 dengan aktivasi simple spring, koreksi diastema dengan aktivasi
labial bow tipe medium dan pemasangan retainer. Untuk rahang bawah dilakukan insersi,
koreksi malposisi gigi 31 dengan aktivasi simple spring, koreksi diastema dengan aktivasi
labial bow tipe medium dan pemasangan retainer.
Setelah dilakukan perawatan ortodonsi sejak tanggal 20 April 2022 hingga 6 Juli 2022,
dengan kontrol sebanyak 5 kali diperoleh hasil malposisi gigi 21 mesiopalatoversi sudah
terkoreksi hingga mencapai lengkung ideal, hasil diastema gigi 11-12 berkurang menjadi 0,4
mm, gigi 11-13 berkurang menjadi 0,1 mm, gigi 22-23 berkurang menjadi 0,3 mm dan gigi 31
mesiolinguoversi sudah terkoreksi hingga mencapai lengkung ideal.
Berdasarkan hasil evaluasi, maka perawatan selanjutnya yang akan dilakukan yaitu,
menggunakan labial bow secara pasif digunakan untuk mempertahankan lengkung rahang.
Menyetujui
Tutor Operator,