Anda di halaman 1dari 30

[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

LEMBAR HALAMAN INI AKAN DI ISI DENGAN :

REKAM MEDIK ORTODONSI


“FILE LEMBAR DEPAN”

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 1


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

I. IDENTITAS
Operator : Zuthra Pingkan Mokoginta No. Mhs : 17014103025
Tutor : drg. P. S. Anindita, Sp.Orto Semester : III
No. Kartu :B.17692 No. Model : 17692.17.0.23
Nama Pasien :Rebertha Bawimbang Suku : Minahasa
Umur : 23tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kairagi dua Telepon : 081356697233
Pekerjaan : Mahasiswa KodePos : 95249
Nama Ayah :Kornelius Bawimbang Suku: Minahasa Umur : 50 Tahun
Nama Ibu :Yosephina Yulianti Manuhuwa Suku : Jawa Umur : -
Pekerjaan Orang Tua : TNI AL
Alamat Orang Tua : Jl. Kko Usman Rumdis No.02, Kepulauan Riau

II. WAKTU PERAWATAN


Pendaftaran : Tgl. 14 November 2017 Pencetakan : Tgl. 21November 2017
Pemasangan alat : Tgl. Retainer : Tgl.

III. PEMERIKSAAN KLINIS


A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
1. Keluhan utama :
Pasien datang ke RSGM UNSRAT atas dorongan danmotivasi dari operator, untuk merawat
dan memperbaiki susunan gigi depan atas bawah yang kurang rapih sehingga menggangu
penampilan dan membuat pasien kurang percaya diri.
2. Keadaan umum :
Berat badan (kg) :Berat badan (BB) : 65 kg
Tinggi badan (m) :Tinggi badan (TB) : 163cm
3. Status gizi :
Indeks MassaTubuh = BB (kg) = 65 kg = 24,46 kg/m
TB2 (m) 1,632 m
Status gizi : Normal Kategori :Normal
4. Kelainan endokrin :Tidak ada
5. Penyakit anak-anak : Tidak ada
6. Alergi : Tidak ada
Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 2
[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

7. Kelainan saluran pernapasan : Tidak ada


8. Tindakan operasi : Tidak ada
9. Ciri maloklusi keluarga
Ayah (♂ 50 tahun ) : Memiliki susunan gigi-geligi yang rapih
Ibu (♀ tahun ) : Memiliki susunan gigi-geligi yang rapih
Anak kedua (♂20 tahun ) : Memiliki susunan gigi-geligi yang rapih
Anak ketiga (♂18 tahun ):Memiliki susunan gigi-geligi yang kurang rapih di anterior
rahang bawah
Keterangan :
Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara.
10. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi:
Gigi desidui :
Pada usia di bawah 5 tahun (masa TK) tidak ada keluhan dan pasien tidak pernah ke
dokter gigi.
Gigi bercampur :
Pada usia 6-12 tahun, pasien menyebutkan ada beberapa gigi permanen yang sudah
tumbuh, pasien tidak ada keluhan dan tidak pernah ke dokter gigi.
Gigi permanen :
Pada usia diatas 12 – 21 tahun, pasien mengeluhkan gigi belakang pasien sudah
berlubang sejak kurang lebih satu tahun yang lalu dan tidak ada kelainan/keluhan pada
jaringan lunak pada rongga mulut.
11. Kebiasaan buruk yang berhubungan dengan maloklusi

Jenis
No Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan
Kebiasaan

1. Menggigit ± 2-3 kali Dilakukan pada waktu


± 30 menit Berat
kuku sehari. senggang sejak SMP
sampai sekarang

B. Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stogmatonatik


1. Pemeriksaan ekstra oral
a. Tipe kepala : Brahifasial
Kepala : Lebar kepala : 140mm Panjang kepala : 159mm

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 3


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Indeks kepala =jarak horizontal terlebar supramastoidea dan zygomatik kanan dan kirix 100 = 89,9
mm
Panjang kepala maks.
b. Tipe muka :Euriprosop
Tinggi wajah (Jarak Nasion – Gnation):100mm
Lebar wajah (zygomatic kiri-kanan) = 119mm
 Indeks facial = Tinggi Wajahx 100 = 84,1 mm
Lebar Wajah
c. Tipe profil :Cembung

Gl

Up lip

Low lip

Tampak Samping Kanan Pog

Profil muka : Cembung


d. Tonus bibir atas : Normal
e. Tonus bibir bawah: Normal
f. Garis Simon ( Bidang Orbital)
Maksila : Melewati daerah 1/3 distal C-RA
Mandibula : Melewati diantara C & P1 – RB

Tampak Samping Kanan

g. Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis Simon

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 4


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Maksila : Normal
Mandibula : Normal

2. Pemeriksaan intra oral


a. Kebersihan mulut (OHI-S Greene & Vermillion) : OHI-S: 2,1 (Sedang)
b. Jaringan mukosa mulut : Normal
c. Gingiva : Normal
d. Frenulum labii superior :Sedang
e. Frenulum labii inferior :Sedang
f. Frenulum lingualis : Sedang
g. Lidah :Sedang
h. Palatum : Vertikal : Dalam
Keadaan : Dangkal
Tinggi : 15,2mm Lebar : 48mm
Palatal Height Index = Tinggi/Lebar x 100%
:15,2/48 x 100%
:31,6% (Menurut Korkhaus dan Rakosi)
i. Tonsila : Normal
j. Fonetik : Normal
k. Garis tengah geligi atas :Tidak segarisdan bergeser ke kanan sekitar 2mm
l. Garis tengah geligi bawah : Segaris
m. Keadaan gigi-geligi :
Odontogram
PE UE

Keterangan:
UE : Un Erupted/Belum erups
Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 5
[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

PE : Partial Erupted/Erupsi sebagian


: Karies superficial di Oklusal/Karies profunda

3. Analisis Fungsional
a. Freeway space :3 mm (Normal)
b. Path of closure : Normal
c. Sendi temporomandibular : Normal
d. Pola atrisi :Tidak ada atrisi

IV. KEMAMPUAN INTERPRETASI


1. Analisis Radiografi
a. Foto sefalometri :

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 6


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

b. Analisis Steiner :

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 7


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

E-Line
Uper lip : -2,35
Lower lip : 0

Variabel dan Norma Rata - Rata Pasien Ket


SNA (angle) 82 ° 84° Normal
SNB (angle) 80 ° 81° Normal
ANB (angle) 2° 3° Normal
I to N-A (angle) 22 ° 25° Normal
I to N-A (mm) 4 mm 6,2 mm Normal
I to N-B (angle) 25 ° 38° Protusi
I to N-B (mm) 4 mm 7,8mm Protusi
Pog to N-B (mm) 2 mm 0 Normal
I to I (angle) 131 ° 115° Retrusi
Occl to S-N (angle) 14 ° 20° Normal
GoGn to S-N (angle) 32 ° 31° Normal

c. Foto panoramic :

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 8


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Keterangan:
 Hasil analisis radiografi panoramik menunjukkan bahwa pada rahang atas gigi 18
belum erupsi 28 belum erupsi. Pada rahang bawah gigi 38 impaksi dan gigi 48 impaksi.

2. Analisis Foto Wajah

Gl

Up lip

Low lip

Pog

Tampak Senyum Tampak Depan Tampak Samping Kanan


Profil muka: Cembung Profil muka : Euriprosop Profil muka : Cembung

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 9


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

 Tipe profil muka :


Dilakukan dengan menentukan titik-titik anatomis: Glabella ( GI ), bibir atas (Ulc) dan bibir
bawah (Llc), serta pogonion (Pog). Dengan spidol Tarik garis (Gl-Ulc) dan garis (Llc – Pog).
Garis (Gl – Ulc) dan garis (Llc – Pog) > tipe profil muka pasien adalah cembung.

3. Analisis Model Studi

Tampak Depan

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 10


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Tampak Samping Kanan

Tampak Samping Kiri

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 11


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Tampak Oklusal Rahang Atas

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 12


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Tampak Oklusal Rahang Bawah

Malposisi Gigi Individual

RahangAtas :
Gigi 13  Mesiolabioversi
Gigi 22  Distolabioversi
Gigi 25  Mesiopalatoversi
Rahang bawah :
Gigi 32  Mesiolinguoversi
Gigi 35  Distolabioversi
Gigi 41  Distolabioversi
Gigi 42  Mesiolinguovers
Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 13
Gigi 44  Mesiolabioversi
[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

a. Bentuk Lengkung Gigi :


1. Rahang Atas : -U form
-Asimetris
2. Rahang Bawah : - U form
-Asimetris

b. Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :


1. Anterior:
a. Overjet :2,15mm
b. Overbite : 3,8mm
c. Palatal bite : Tidak ada
d. Deep bite : Tidak ada
e. Open bite : Tidak ada
f. Edge to edge bite : Tidak ada
g. Cross bite : Tidak ada
2. Posterior :
a. Cross bite : Tidak ada
b. Open bite : Tidak ada
c. Scissor bite : Tidak ada
d. Cup to cup bite : Tidak ada
e. Relasi Molar pertama kanan : Klas I
f. Relasi Molar pertama kiri : Klas I
g. Relasi Kaninus kanan : Klas I
h. Relasi Kaninus kiri : Klas I
i. Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Tidak segaris ke kanan 2mm
j. Garis Inter Insisivi sentral terhadap garis tengah rahang atas : Tidak segaris ke kanan
2mm
k. Garis Inter Insisivi sentral terhadap garis tengah rahang bawah : Tidak segaris ke kanan
0,8 mm
3. Kurva Of spee:

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 14


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Regio RB kanan 1,5 mm (Normal) dan Regio RB kiri 1,6(Normal) dengan klasifikasi
Kurva Of spee datar.

4. Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm)

RahangAtas RahangBawah

Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Kanan Kiri Normal Ket.

1 8,7 8,5 7,40–9,75 N 5,5 5,7 4,97–6,60 N

2 7,1 7 6,05–8,10 N 5,7 5,8 5,45–6,85 N

3 7,1 7,2 7,05–9,32 N 6,2 6,4 6,15–8,15 N

4 7,3 7,4 6,75–9,00 N 7,3 6,6 6,35–8,75 N


5 7,3 7,1 6,00–8,10 N 8 7,5 6,80–9,55 N
6 10 10 9,95–12,10 N 10,8 11 10,62–13,05 N

Ket :N = Normal
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran didapatkan lebar mesio-distal semua gigi memiliki ukuran yang
normal.

V. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlahmesiodistal gigi12,11,21,22 : 31,2 mm
Jarak distal pit 14– 24 pengukuran : 40 mm

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 15


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Jarak 14-24 perhitungan : ∑I x 100 =39 mm


80
Diskrepansi (pengukuran - perhitungan) : 40 – 39 = 1mm
: Distraksi ringan
Jarak mesial pit 16– 26pengukuran : 49 mm
Jarak 16– 26perhitungan : ∑I x 100 = 48,75 mm
64
Diskrepansi (pengukuran - perhitungan) : 49 – 48,75 = 0,25mm
:Distraksi ringan

Keterangan:
- Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungandari metode pont hasil diskrepansi P1mengalami
kontraksi derajat ringan dengan hasil 1 mm dan M1 mengalami kontraksiderajat ringan
denganhasildiskrepansi 0,25 mm.

B. MetodeHowes
Rahang Atas
Jumlahlebarmesiodistal gigi 16 – 26 : 94,6 mm
JarakInter Fossa Canina : 46 mm
Indeks FC : Basis apikal x 100% = 48,6,%
(md 16 - 26)
Jarak puncak tonjol bukal gigi 14 – 24 (pengukuran) :45 mm
Indeks P : (Jarak 14 – 24) x 100% = 47,5 %
(md 16 - 26)
Keterangan:
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan metode howes diperoleh indeks Fossa
Caninayaitu 48,6< indeks P yaitu 47,5%. Hal ini merupakan indikasi ekspansi

C. MetodeKorkhaus
- Rahang atas
Jumlahmesiodistalgigi 12,11,21,22 :31,2mm

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 16


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

TabelKorkhaus :18mm
Jarak I – (14- 24) Pengukuran :15,2mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel) : -2,8mm (Retroklinasi)
Keterangan :
BerdasarkanperhitungandenganmenggunakanmetodeKorkhausdiperolehnilaitabelKorkhaus 18
mm lebih besar dibandingkandenganjarakI – (14- 24) pengukuranyaitu15,2 mm dengan hasil
diskrepansi yaitu -2,8 mm. Hal iniberartipertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien
kearah anterior adalah retroklinasi.

D. Arch Length Diskrepancy (ALD)

Rahang Atas
ALD 16, 15, 14 13 12, 11 21,22 23 24, TOTAL
25, 26

Panjang Lengkung 29,8 mm 7,7 mm 16mm 16,1 mm 7,4 mm 23.9 100,9mm


Gigi mm

Panjang Lengkung 29,8 mm 7,7 mm 16,1mm 16,1 mm 7,5 mm 24 101,2mm


Rahang mm

Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi


= 101,2 mm – 100,9 mm
= 0,3 mm (kelebihan ruang)
Rahang Bawah
ALD 36, 35, 34 33 32, 31 41,42 43 44, 45,46 TOTAL

Panjang Lengkung Gigi 26 mm 6,7 mm 10 mm 10,2 mm 6,7 mm 26 mm 85,6 mm

Panjang Lengkung 25,1 mm 6,4 mm 11,5mm 11,2 mm 6,2 mm 26,1 mm 86,6 mm


Rahang

Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi


= 87 mm – 85,6 mm
= -1 mm (kekurangan ruang)

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 17


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

E. Determinasi Lengkung

Keterangan : : Lengkung ideal RA


: Lengkung awal RA
: Lengkung ideal RB
: Lengkung awal RB
Overjet awal: 2,15 mm
Overjet akhir: 1,85 mm
 Rahang Atas
Panjang lengkung awal :97,7 mm (Ka= 49,2 mm ; Ki=48,5 mm)
Panjang lengkung ideal : 98 mm (Ka=49,2 mm ; Ki=48,8mm)

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 18


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Diskrepansi: 0,3 mm (Ka=0 mm ; Ki= 0,3 mm)


Keterangan:
Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang atasterdapat kelebihan ruang sebesar 0,3 mm (Ka
= 0 mm; Ki = 0,3 mm).

 Rahang Bawah
Panjang lengkung awal :87 mm (Ka=43mm ; Ki= 44 mm)
Panjang lengkung ideal : 86 mm (Ka= 42 mm ; Ki= 44 mm)
Diskrepansi: -1 (Ka= -1 mm ; Ki= 0 mm)

Keterangan:
Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang bawah terdapat kekurangan ruang sebesar-1 mm
(Ka = -1 mm; Ki = 0 mm).

VI. DIAGNOSIS
A. Kasusmaloklusimenyangkutmasalah:
- Estetik
- Dental (Malposisi gigi individual)

B. Solusimasalah
RA : Koreksi malposisi individual gigi 22.
RB : Ekspansi, koreksi malposisi individual gigi 32,41,42..

C. Diagnosis Final
Maloklusi Angle klas I Dewey Tipe I (Crowded anterior) disertai dengan malposisi gigi
individual13, 22,32,41, dan 42 sertamidline pada rahang atasdan bawah bergeser kearah kanan.

VII. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI


Malposisi gigi individual :
1. Rahang Atas
 Gigi 13  Mesiolabioversi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaaan buruk.
 Gigi 22  Distolabioversi, kemungkinan disebabkan karenakebiasaan buruk.

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 19


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

2. Rahang Bawah
 Gigi 32  Mesiolinguoversi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk.
 Gigi 41Distolabioversi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk.
 Gigi 42Mesiolinguoversi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk.

VIII. KETERAMPILAN PROSEDURAL


1. Perawatan maloklusi klas 1 sederhana/ tipe dental
a. Melakukan pencetakan rahang : Melakukan pada Tanggal 21 November 2017 dengan
menggunakan sendok cetak ukuran sedang dan bahan alginate.
b. Melakukan pembuatan model study/ diagnostic : Melakukan pada tanggal 21
November2018 dengan menggunakan gips kuning dan basis gips putih.
c. Melakukan pembuatan foto profil ekstra oral : Melakukan pada tanggal 7 Februari 2018
d. Melakukan pembuatan foto intra oral : Melakukan pada tanggal 7 Februari 2018
e. Menggambar desain piranti ortodonti : Melakukan pada tanggal 14 April 2018
f. Melakukan pembuatan piranti ortodonti :
a) Komponen aktif
b) Komponen retentive
c) Penjangkaran
d) Lempeng akrilik
g. Melakukan insersi piranti ortodonti : Akan dilakukan
h. Melakukan aktivasi piranti ortodonti : Akan dilakukan setelah insersi dan pada saat
control dilakukan/berlangsung
i. Perawatan ortodonti sederhana pasien lanjutan: Tidak dilakukan
j. Tracing foto sefalometri : Melakukan pada tanggal 3 Oktober 2018

IX. PROSEDUR PERAWATAN


A. Rencanaperawatan:
1. Penjelasan tentang perawatan
2. Menghilangkan kebiasaan buruk
3. Pencarian ruang
4. Koreksi maloklusi (Rahang Atas dan Rahang Bawah)
5. Penyesuaianoklusi

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 20


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

6. Instruksi untuk pasien


7. Pembuatan retainer

B. Jalannyaperawatan
1. Penjelasan tentang Perawatan
Memberikan penjelasan dan gambaran kepada pasien tentang pemakaian alat ortodontik
yang merupakan perawatan relatif lama serta memerlukan kesabaran, kedisiplinan,
kerjasama, dan motivasi yang tinggi dari pasien agar nantinya dapat diperoleh hasil
perawatan yang baik dan gigi tidak kembali ke posisi semula (relaps).
2. Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Pada kasus ini kebiasaan buruk pasien dapat dikategorikan ringan dan kemungkinan besar
dapat diatasi. Oleh karena itu, dalam tahap ini akan dilakukan pendekatan secara psikologis
pada pasien. Pasien diberikan motivasi dan instruksi untuk menghilangkan kebiasaan buruk
dan hal ini diingatkan setiap kali dilakukan kontrol, agar nantinya perawatan dapat berjalan
dengan baik dan perawatan koreksi maloklusi mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Pencarian Ruang
Hasil perhitungan dengan menggunakan lima metode perhitungan (Pont, Korkhaus, Howes,
Arch Length Diskrepancy dan Determinasi lengkung) diperoleh nilai yang berbeda-beda dan
hasil yang berbeda yaitu rahang atas retraksi dan rahang bawah ekspansi. Pada kasus ini
metode yang digunakan untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan nantinya ialah
determinasi lengkung. Hal ini dilakukan karena determinasi lengkung sifatnya individual
dan hasilnya lebih akurat. Sedangkan Pont, Korkhaus, Howes dan Arch Length Diskrepancy
hanya dijadikan acuan.
Pada kasus ini untuk rahang bawah akan dilakukan pencarian ruang sebesar 1mm. Pencarian
ruang akan menggunakan piranti ortodontik lepasan yaitu plat ekspansi yang terdiri dari plat
dasar, klamer Adam, skrup ekspansi, dan busur labial tipe medium.
 Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya klamer Adam dan busur labial,
dengan ketebalan plat kira-kira 1 lembar wax(±2mm).
 Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan diameter kawat 0,8 mm yang
diletakkan pada gigi molar kanan dan kiri pada rahang atas dan rahang bawah.

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 21


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

 Busur labial tipe short dan medium sebagai komponen aktif untuk rahang atas dan rahang
bawah digunakan untuk meretraksi dan mempertahankan gigi-gigi anterior rahang atas dan
rahangbawah. Diameter kawat yang digunakan adalah 0,7 mm.
 Sekrup Ekspansi (expansion screw), digunakan untuk melebarkan lengkung gigi rahang atas
dan rahang bawah. Sektrip ekspansi akan diputar sebanyak ¼ putaran (90o) setiap 1 minggu,
sekali ¼ putaran menghasilkan ruangan 0,18-0,20 mm. Pada kasus ini dibutuhkan sekitar 5
x ¼ putaran sekrup ekspansi (± 5 minggu).
4. Koreksi Malposisi Gigi Individual
Setelah tahap pencarian ruang yang dilakukan dengan plat ekspansi, lalu dilakukan koreksi
untuk malposisi gigi individual menggunakan plat aktif yang dilengkapi dengan pir-pir
pembantu.

 Rahang atas
1) Base plate/plat dasar
Pada dasarnya plat akrilik rahang atas sama dengan plat akrilik pada rahang bawah.
Plat dasar akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman digunakan namun cukup tebal
agar tetap kuat ketika dipakai di dalam mulut serta harus dilakukan pemolesan hingga
permukaanya licin agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal ketika digunakan serta
mudah dibersihkan. Selain itu untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal lebar plat
dibuat sesuai dengan kebutuhan, permukaan plat harus menempel dengan baik tanpa
menimbulkan rasa menekan pada jaringan lunak.
2) Klamer Adam
Klamer Adam berfungsi retensi untuk menjaga agar plat tetap melekat di dalam
mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi, dan merupakan alat
retensi plat yang paling umum digunakan. Pada kasus ini stabilitas alat pada rahang atas
dan rahang bawah diperoleh dengan menggunakan klamer Adam dari bahan kawat
stainless steel dengan diameter 0,8 mm dan dibuat pada gigi rahang atas yaitu 16 dan
26.
3) Busur labial/labial bow
Busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial
gigi-gigi anterior. Pada kasus ini busur labial berfungsi untuk menjaga lengkung tetap
ideal. Busurlabial yang digunakan adalah tipe medium dengan diameter kawat 0,7 mm

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 22


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

digunakan untuk mendorong gigi 13 dan 22 serta sebagai penahan aktif. Busur labial
diaktivasi sehingga menempel pada permukaan 2/3 enam gigi anterior yaitu dari gigi
kaninus kanan sampai gigi kaninus kiri dan letak pundak berada di daerah interdental
gigi P1 kanan dan kiri. Adapun cara mengaktifkan busur labial ini adalah sebagai
berikut:
- Gunakan tangAdamuniversal untuk mengaktifkan busur labial.
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang agar busur labial
akan bergerak.
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur labial
dekat servikal gigi.
4) Skrup Ekspansi
Skrup Ekspansi (expansion screw) digunakan untuk menjaga lebar lengkung gigi
rahang rahang atas terhadap rahang bawah yang akan melebar sebanyak 1 mm. Apabila
terjadi cups to cups rahang bawah terhadap rahang atas maka skrup ekspansi diaktifkan
 Rahang bawah
Desain Alat Tahap 1
1) Base plate/plat dasar
Pada dasarnya plat akrilik rahang bawah sama dengan plat akrilik pada rahang atas.
Plat dasar akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman digunakan namun cukup tebal
agar tetap kuat ketika dipakai di dalam mulut serta harus dilakukan pemolesan hingga
permukaanya licin agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal ketika digunakan serta
mudah dibersihkan. Selain itu untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal lebar plat
dibuat selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, permukaan plat harus
menempel dengan baik tanpa menimbulkan rasa menekan pada jaringan lunak.
2) Klamer Adam
Klamer Adam berfungsi retensi untuk menjaga agar plat tetap melekat di dalam
mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi, dan merupakan alat
retensi plat yang paling umum digunakan. Pada kasus ini stabilitas alat pada rahang atas
dan rahang bawah diperoleh dengan menggunakan klamer Adam dari bahan kawat
stainless steel dengan diameter 0,8 mm dan dibuat pada gigi rahang bawah yaitu pada
gigi 36 dan 46.
3) Busur labial/labial bow

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 23


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial
gigi-gigi anterior. Pada kasus ini busur labial berfungsi untuk menjaga lengkung tetap
ideal. Busurlabial yang digunakan adalah busur labial dengan reverse loops tipe medium
dengan diameter kawat 0,7 mm digunakan untuk mendorong gigi 41 serta sebagai
penahan aktif. Busur labial diaktivasi sehingga menempel pada permukaan 2/3 enam
gigi anterior yaitu dari gigi kaninus kanan sampai gigi kaninus kiri dan letak pundak
berada di daerah interdental gigi P1 kanan dan kiri. Adapun cara mengaktifkan busur
labial ini adalah sebagai berikut:
- Gunakan tangAdamuniversal untuk mengaktifkan busur labial.
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang agar busur labial
akan bergerak ke arah insisal.
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur
labial dekat servikal gigi.

4) Skrup Ekspansi
Skrup Ekspansi (expansion screw) digunakan untuk melebarkan lengkung gigi rahang
bawah. Sektrup ekspansi akan diputar sebanyak ¼ putaran (90o) setiap 1 minggu, sekali
¼ putaran menghasilkan ruangan 0,18-0,20 mm. Pada kasus ini dibutuhkan sekitar 5 x
¼ putaran sekrup ekspansi (± 5 minggu).
5) Simple spring
Simple spring di gunakan untuk mengoreksi gigi 32dan 42 dengan diameter kawat
0,6mm yang nantinya akan mendorong sisi gigi ke arah labial.
5. Penyesuaian Oklusi
Setelah malposisi gigi diperbaiki, selanjutnya dilakukan penyesuaian oklusi dan
artikulasi dengan menggunakan articulating paper, yaitu dengan cara pasien disuruh
menggigit articulating paper pada oklusi sentrik dengan sedikit gerakan mengunyah.
Kemudian articulating paperdikeluarkan dan dilihat apakah ada bagian yang membekas
tebal.
6. Instruksi untuk Pasien
- Gunakan alat semaksimalmungkin dalam sehari, lepaskan alat hanya ketika makan dan
ketika sikat gigi.

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 24


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

- Bersihkan alat sebelum digunakan


- Untuk menghindari kerusakan alat, tempatkan alat dalam wadah yang berisi air saat
tidak digunakan.
- Jika alat rusak atau tidak nyaman, lakukan konsultasi kepada operator.
- Hindari mengunyah permen karet dan makanan yang keras.
7. Pembuatan Retainer
Penggunaan retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi
setelah perawatan. Retainer harus tetap dipakai sampai terjadi transformasi sempurna pada
rahang dan jaringan lunak sekitar gigi, yaitu sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi.
Retainer yang digunakan adalah retainer tipe Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik,
busur labial tipe medium dengan diameter kawat 0,7 mm dan klamer Adam dengan
diameter kawat 0,8 mm. Cara pemakaian retainer :
a. Dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6 bulan tergantung keadaan
maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk mengetahui derajat
kegoyahan.
b. Setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan
lagi. Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas, cek dan pemakaian kembali.
Jika terasa sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan. Jika tidak sesak, maka
alat dilepas jika keluar rumah.
c. Jika tidak sesak, maka dipakai pada malam hari dan kontrol 3 bulan berikutnya. Jika
tidak ada perubahan, maka pemakaian retainer dihentikan. Jika ada perubahan, maka
pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan kontrol tiap bulan.

X. TABEL RENCANA PERAWATAN


Diagnosis Rencana Target Keterangan
Perawatan
Malrelasi - - - -
Maposisi Gigi Dikoreksi Terkoreksi
gigi 32Mesiolinguoversi menggunakan
simple spring
individual

Gigi Dikoreksi

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 25


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

42Mesiolinguoversi menggunakan Terkoreksi


simple spring

Midline RA = Tidak Segaris Midline yang


RB = Tidak Segaris tidak segaris Terkoreksi
akan dikoreksi
dengan plat
ekspansi

XI. GAMBAR/DESAIN PLAT AKTIF

Rahang Atas Busur labial tipe


mediumdengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 26


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Sekrup Ekspansi
(expansion screw)

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm

Klamer Adamdengan
kawat berdiameter
0,8 mm

R L

Rahang Bawah
Plat dasar akrilik dengan
ketebalan ± 2 mm

Klamer Adamdengan
kawat berdiameter
0,8 mm

Busur labial tipe


mediumdengan kawat
berdiameter 0,7 mm

R L

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 27


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Simple spring dengan kawat


berdiameter 0,6 mm Sekrup Ekspansi
(expansion screw)

XII. GAMBAR/DESAIN RETAINER


Rahang Atas

Busur labial tipe


mediumdengan kawat
berdiameter 0,7 mm

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm

Klamer Adamdengan
kawat berdiameter
0,8 mm

R L

Rahang Bawah

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 28


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Klamer Adamdengan
kawat berdiameter
0,8 mm

Busur labial tipe


mediumdengan kawat
berdiameter 0,8 mm

R L

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm

XIII. PROGNOSIS
 Baik
Keterangan : Prognosis dikatakan baik karena dilihat dari pemeriksaan subjektif dan objektif
serta pemeriksaan penunjang (foto rontgen panoramik), maloklusi pada pasien termasuk
maloklusi Angel klas I. Selain itu pasienkooperatif dan juga masih dalam usia muda dengan
kesehatan gigi dan jaringan periodontal yang baik, dimana hal ini sangat membantu dalam
jalannya perawatan sehingga bisa menunjang keberhasilan perawatan.
 Indikasi perawatan : Kuratif
XIV. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
1. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang instruksi kepada pasien mengenai
piranti yang telah dipakai
a. Cara memasang dan melepas
b. Cara perawatan
c. Cara aktivasi
(jika menggunakan komponen yang harus diaktivasi oleh pasien)

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 29


[ANALISIS PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN]

Menyetujui
Tutor Operator

drg. P.S Anindita, SpOrto Zuthra P. Mokoginta, S.KG


NIP. 196906092008012015 17014103025

Zuthra P. Mokoginta / 17014103025 30

Anda mungkin juga menyukai