Anda di halaman 1dari 3

a.

Anamnesis
Proses tanya jawab dengan pasien mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
keluhan yang dialami pasien seperti Riwayat lokasi, keparahan, durasi, karakter dan
stimulus yang menimbulkan keluhan yaitu rasa sakit nyeri ataupun nekrosis. Hal-hal
yang dapat ditanyakan untuk mediagnosis gigi ngilu, sakit dan nekrosis yaitu
a. Sudah berapa lama dirasakan sakit gigi (riwayat penyakit)
b. Lokasi nyeri; terlokalisir, menyebar(diffuse) atau referred pain.
c. Karakteristik dari rasa ngilu dan sakit seperti tumpul atau tajam
d. Durasi nyeri, apakah berlangsun selama beberapa detik, menit, jam atau konstan

Selain itu juga Riwayat medis dan dental harus dievaluasi, adanya trauma atau
konsumsi obat-obatan tertentu, kunjungan ke rumah sakit atau dokter gigi, apakah ada
Riwayat penyakit sistemik. Waspadai juga pasien yang memiliki alergi pada obat
ataupun produk perawatan gigi

a. Pemeriksaan Klinis6
1) Pemeriksaan ekstraoral
Tanda-tanda keterbatasan fisik mungkin ada, serta:tanda-tanda asimetri wajah
yang dihasilkan dari pembengkakan wajah. visual dan pemeriksaan palpasi wajah
dan leher diperlukan untuk menentukan apakah ada pembengkakan. Kehadiran
pembengkakan bilateral mungkin merupakan temuan normal untuk setiap pasien
tertentu; Namun, itu mungkin juga merupakan tanda penyakit sistemik. Palpasi
memungkinkan dokter untuk menentukan apakah pembengkakan terlokalisir atau
difus, tegas atau berfluktuasi. Palpasi kelenjar getah bening serviks dan
submandibular merupakan tahap terakhir dari pemeriksaan. Jika keras dan lunak
bersama dengan pembengkakan wajah dan suhu tinggi, ada kemungkinan ada
terjadi infeksi.
Pembengkakan wajah ekstraoral yang berasal dari odontogenik biasanya
merupakan hasil dari etiologi endodontik karena pembengkakan wajah difus akibat
abses periodontal jarang terjadi. Pembengkakan yang berasal dari nonodontogenik
harus selalu dipertimbangkan dalam diagnosis banding, terutama jika kondisi gigi
yang jelas keadaan patologinya tidak ditemukan. Perubahan visual yang halus
seperti hilangnya definisi lipatan nasolabial pada satu sisi hidung mungkin
merupakan tanda awal infeksi ruang kaninus akibat dari nekrosis pulpa dan
penyakit periradikular. Sebagian besar pembengkakan ekstraoral terkait dengan
pusat rahang atas mengekspresikan diri sebagai pembengkakan pada bibir atas dan
pangkal hidung.

2) Pemeriksaan intraoral
1. Pemeriksaan jaringan lunak dilakukan dengan seperti halnya pemeriksaan
gigi, harus ada evaluasi rutin jaringan lunak intraoral. Dengan menarik lidah dan
pipi, semua jaringan lunak harus diperiksa untuk melihat apakah ada kelainan
warna atau tekstur serta lesi atau ulserasi.
2. Pembengkakan intraoral harus divisualisasikan dan dipalpasi untuk
menentukan apakah mereka menyebar atau terlokalisasi dan apakah mereka tegas
atau berfluktuasi. Pembengkakan dapat terjadi pada gingiva cekat, mukosa
alveolus, lipatan mukobukal, palatum, atau jaringan sublingual.
3. Pemeriksaan saluran sinus intraoral, perlu dilakukan karena terkadang
endodontik kronis akan mengalir melalui saluran intraoral komunikasi ke
permukaan gingiva dan dikenal sebagai saluran sinus. Secara umum, infeksi
periapikal yang berhubungan dengan traktus sinus tidak menimbulkan nyeri,
meskipun seringkali terdapat riwayat ketidaknyamanan yang bervariasi sebelum
perkembangan traktus sinus.
4. Palpasi intraoral, selama pemeriksaan jaringan lunak, jaringan keras
alveolar juga harus dipalpasi. Penekanan harus dilakukan untuk mendeteksi
pembengkakan jaringan lunak atau ekspansi tulang, dan mencatat bagaimana hal
itu dibandingkan dengan jaringan yang berdekatan dan kontralateral. Respons
positif terhadap palpasi dapat mengindikasikan proses inflamasi periradikular.
5. Tes perkusi, nyeri pada perkusi tidak menunjukkan bahwa gigi itu vital
atau nonvital tetapi lebih merupakan indikasi adanya peradangan pada ligamen
periodontal. Sebelum melakukan tes perkusi gigi, dokter harus memberitahu
pasien apa yang akan terjadi selama tes ini. Karena adanya gejala akut dapat
menimbulkan kecemasan dan mungkin mengubah respons pasien. Perkusi
dilakukan dengan mengetuk permukaan insisal atau oklusal gigi baik dengan jari
atau dengan alat tumpul (ujung mirror).
6. Pemeriksaan mobilitas, seperti tes perkusi, peningkatan mobilitas gigi
bukan merupakan indikasi vitalitas pulpa. Ini hanyalah indikasi dari peralatan
perlekatan periodontal yang terganggu yang merupakan hasil dari trauma fisik
akut atau kronis, trauma oklusal, kebiasaan parafungsional, penyakit periodontal,
fraktur akar, pergerakan ortodontik yang cepat, atau perluasan penyakit pulpa,
khususnya infeksi, ke dalam ruang ligamen periodontal.
7. Pemeriksaan periodontal, probing periodontal merupakan bagian penting
dari setiap diagnosis intraoral. Pengukuran kedalaman poket periodontal
merupakan indikasi kedalaman sulkus gingiva, yang sesuai dengan jarak antara
ketinggian free gingival margin dan ketinggian alat perlekatan di bawahnya.
Sekali lagi, pengujian pulpa yang tepat sangat penting, bukan hanya untuk
penentuan diagnosis tetapi juga untuk pengembangan penilaian prognosis yang
akurat. Misalnya, poket periodontal yang berasal dari endodontik dapat sembuh
setelah perawatan endodontik, tetapi jika gigi awalnya dengan poket periodontal
yang dalam, perawatan endodontik tidak akan memperbaiki kondisi periodontal.
8. Tes sensibilitas pulpaadalah prosedur diagnostik untuk menentukan status
pulpa. Hal ini dapat dilakukan dengan rangsangan elektrik, mekanik atau termal
(dingin, panas), atau dengan penilaian suplai darah ke gigi. Ini melibatkan upaya
untuk menentukan responsivitas neuron sensorik pulpa.

Berman LH, Hargreaves KM. Cohen’s pathways of the pulp. 12th Ed. Elsevier. 2021:
pp.45-46, 187-236

Anda mungkin juga menyukai