Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 4 BLOK 20

“Nenek Cantik dan Cucunya Sama-sama Butuh Gigi Palsu”

DISUSUN OLEH:

GRASELLA GIOVANI

190600134

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat
dankaruniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Laporan ini
merupakan laporan hasil diskusi yang berjudul “Venna Tidak Mau Ompong”

Laporan ini berisi tentang pembahasan kasus pada pemicu satu blok 20 tentang pasien
yang mengeluhkan tentang kondisi rongga mulutnya akibat pencabutan gigluhai dan pasien
ingindibuatkan gigitiruan untuk mengatasi keluhannya. Laporan ini tidak akan selesai
tanpa bimbingan dari fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi dan kepada narasumb
eryang memberikan kami masukan-masukan yang berarti.

Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas laporan pemicu di masa mendatang, sarandan
pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik serta juga bermanfaat untuk pihak-
pihak lain. Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih

Medan, 16 April 2022

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perawatan gigi tiruan penuh banyak digunakan dikalangan pasien usia lanjut sebagai
bentuk dari perawatan gigi yang berfungsi untuk merehabilitasi pasien edentulous. Kunci
sukses untuk perawatan gigi tiruan terletak pada penatalaksanaannya yang tepat, mulai dari
rencana perawatan yang telah direncanakan dengan mengevaluasi riwayat kesehatan dan
pemeriksaan lengkap. Setiap rencana perawatan harus berdasarkan pada prinsip Devan’s
yang mengatakan bahwa lebih baik memelihara apa yang sudah ada daripada sekedar
mengganti apa yang hilang, karena hal ini berkaitan dengan rehabilitasi terhadap jaringan
yang ada di dalam mulu Kehilangan seluruh gigi didefinisikan sebagai hilangnya seluruh gigi
permanen di dalam rongga mulut. Pasca kehilangan gigi tulang alveolar mengalami resorpsi
yang menyebabkan perubahan struktur. Proses remodeling dari penyembuhan luka
menghasilkan struktur yang dikenal sebagai sisa linggir alveolar. Besarnya resorpsi linggir
alveolar mandibula dapat menyebabkan berkurang retensi dan stabilitas gigi tiruan,
menimbulkan ulser dan nyeri sehingga dapat memengaruhi performa mastikasi.

1.2.Deskripsi Kasus

Nama Pemicu : Nenek cantik dan cucunya sama-sama butuh gigi palsu

Penyusun : Syafrinani, drg., Sp.Pros(K), Ricca Chairunnisa, drg., Sp.Pros(K), Essie Octiara,drg.,
Sp.KGA

Hari/Tanggal : Rabu/ 20 April 2022

Jam : 07.30-09.30 WIB

Skenario 1
Seorang nenek sosialita berusia 59 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi palsu rahang
atas sudah tidak nyaman karena gigi pegangan goyang dan sakit. Anamnesis: Nenek hanya
memakai gigi tiruan rahang atas untuk estetis, sedangkan gigi tiruan rahang bawah tidak nyaman
sehingga tidak pernah dipakai dan hilang seminggu yang lalu. Nenek ingin mencabut giginya
yang goyang tapi tidak mau terlihat ompong. Nenek juga ingin membuat gigi tiruan untuk rahang
bawah.

Pemeriksaan intra oral

RA: Gigi yang masih ada 12, 13, 15, 24, 25: karies servikal dan mobiliti 2

RB: Gigi yang masih ada 33 dan 43: karies servikal

Pemeriksaan gigi tiruan sebagian lepasan RA:

Adaptasi dan estetis masih baik

Pemeriksaan Radiologi :

12, 13, 15, 24, 25: karies profunda pulpa terbuka, lesi periapikal dan kehilangan tulang vertical
33 dan 43: karies profunda pulpa terbuka tanpa lesi periapikal dan kehilangan tulang

Pertanyaan:

1. Apakah rencana perawatan yang tepat untuk rahang atas berdasarkan hasil pemeriksaan gigi
yang masih ada dan permintaan pasien?

2. Apakah metoda yang paling tepat digunakan untuk pembuatan gigi tiruan tersebut berdasarkan
kondisi gigi tiruan yang lama?

3. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari metoda tersebut!

4. Jelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan pada rahang atas dengan metoda tersebut!

5. Apakah rencana perawatan yang tepat untuk rahang bawah, berdasarkan hasil pemeriksaan
gigi yang masih ada?

6. Jelaskan apa keuntungan dari jenis gigi tiruan yang direncanakan pada rahang bawah!
7. Jelaskan perawatan pendahuluan yang harus dilakukan pada pasien tersebut!

8. Jelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan rahang bawah pada kasus tersebut!

Skenario 2

Cucu laki-laki nenek tersebut berusia 11 tahun datang ke klinik IKGA dengan keluhan banyak
gigi yang tidak tumbuh. Anamnesis: Tidak ada riwayat komplikasi kelahiran, dan tidak ada
anggota keluarga yang mengalami hal yang sama.

Pemeriksaan klinis:

Ekstra oral: Kulit kering, temperatur tubuh sedikit tinggi, rambut jarang dan alis tipis. Kornea
mata kering dan ada penurunan lubrikasi air mata. Jari tangan normal dan kuku rapuh. Telinga
besar dengan posisi rendah. Muka tengah hypoplasia, saddle nose dan bibir tebal.

Intra oral: Hanya satu gigi anterior yang erupsi, penurunan tinggi linggir rahang dan mukosa
mulut kering.

Pertanyaan:

1. Apakah diagnosis kelainan yang dialami anak tersebut, sebutkan tipe-tipe (klasifikasi) dari
kelainan tersebut dan sebutkan juga diagnosis kelainan tumbuh kembang dari gigi tersebut!

2. Sebutkan etiologi dari tipe-tipe kelainan tersebut!

3. Jelaskan rencana perawatan untuk rahang atas dan rahang bawah pada pasien tersebut!

4. Jelaskan kontrol berkala yang dilakukan pada pasien dan apa saja yang dilakukan oleh dokter
gigi!

5. Kapan dilakukan pergantian alat bila pasien membutuhkannya?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Apakah rencana perawatan yang tepat untuk rahang atas berdasarkan hasil
pemeriksaan gigi yang masih ada dan permintaan pasien?

Rencana perawatan untuk rahang atas berdasarkan hasil pemeriksaan gigi yang masih ada
dan permintaan pasien yakni :

 Pencetakan pertama dilakukan dengan bahan alginate, dan kemudian pengecoran untuk
mendapatkan model studi.
 border molding, pada daerah tidak bergigi, disusul pencetakan kedua untuk mendapatkan
model kerja serta batas mukosa bergerak dan tidak bergerak dari gigi tiruan yang akan
dibuat
 Dilakukan pembuatan immediate denture pada gigi pasien
 Pada gigi 12,13,15,24,25 yang mengalami karies pada servikal dan mobility 2 dilakukan
pencabutan / ekstraksi
 Pemasangan immediate denture

Pada kasus pasien tidak menginginkan fase ompong pasca pencabutan, maka dapat dibuatkan
gigi tiruan immediate. Gigi tiruan immediate merupakan gigi tiruan lepasan sebagian atau gigi
tiruan penuh yang dibuat sebelum dilakukan pencabutan gigi asli dan dipasang segera setelah
dilakukan pencabutan.

Sumber:

Anita. Gigi Tiruan Sebagian Immediate yang Mempengaruhi Estetik dan Oklusi. JITEKGI.
2021;17(2):49-54
2. Apakah metoda yang paling tepat digunakan untuk pembuatan gigi tiruan tersebut
berdasarkan kondisi gigi tiruan yang lama?

Pemilihan metoda tergantung pada beberapa factor diantaranya keadaan gigi geligi yang
masih ada baik susunan maupun oklusinya, waktu yang dimiliki, dan keinginan pasien serta
keuntungan dan kerugian dari masing-masing metoda. Metode yang paling tepat digunakan
untuk pembuatan gigi tiruan tersebut berdasarkan kondisi gigi tiruan lama adalah metode
bailey dan payne. Metoda ini adalah metoda yang praktis untuk mengubah GTSL menjadi
GTL konversi. Pembuatan gigi tiruan konversi tidak memerlukan pembuatan gigi tiruan yang
baru, hanya dilakukan modifikasi dari gigi tiruan lama menjadi gigi tiruan baru dengan jenis
yang berbeda. Tindakan pengkonversian ini biasanya memerlukan penambahan komponen
baru seperti penambahan anasir gigi tiruan, sayap gigi tiruan, basis gigi tiruan. Pada metoda
ini, GTL konversi yang dihasilkan sama persis dengan kondisi rongga mulut pasien, baik
susunan gigi geliginya maupun oklusinya sehingga adaptasi pasien lebih baik terhadap GTL
konversi yang dihasilkan.

Sumber:

Sofya PA. Immediate Denture. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 2017;2(1):19-21

3. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari metoda tersebut!

Keuntungan

 GTL yang dihasilkan sama persis dengan kondisi RM sebelumnya


 Adaptasi pasien lebih baik
 Penyatuan akrilik lebih baik
 Tidak membutuhkan model antagonis dan pemasangan pada articulator
 Waktu kerja lebih singkat

Kerugian

 Hanya untuk pemakai GTSL dengan oklusi dan susunan gigi asli yang masih baik
 Tidak dapat dilakukan perbaikan susunan dan oklusi gigi
 Monomer sisa lebih banyak
 Peletakan komponen baru kurang akurat
4. Jelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan pada rahang atas dengan metoda
tersebut!

Prosedur:

Tahap pembuatan:

1. lakukan pencetakan anatomis dengan bahan hidrokoloid irreversible


2. buat model anatomis atau model diagnostic dari cetakan tersebut
3. buat sendok cetak fisiologis dari bahan akrilik swapolimerisasi pada model anatomis
4. lakukan border moulding dengan modeling compound
5. buat retensi berbentuk kepala paku pada permukaan poles GTSL menggunakan bahan
compound
6. pasang GTSL di dalam mulut
7. lakukan pencetakan fisiologis dengan bahan elastomer
8. keluarkan cetakan beserta GTSL
9. Blocking perbatasan antara cetakan gigi asli dan plat GTSL dengan malam
10. Pengisian cetakan gigi asli dengan akrilik swapolimerisasi sewarna gigi
11. Setelah polimerisasi selesai, lekukan dibuat pada bagian linggir sebagai indeks untuk
penempatan GTSL kembali ke model
12. Lakukan boksing dan pengisian cetakan dengan dental stone
13. Lepaskan cetakan dari model kerja, lalu lepaskan GTSL
14. GTSL dikembalikan kepada pasien
15. Pemblokan daerah gerong pada model dengan malam dan aplikasi bahan separasi
16. Pembuatan sayap labial dan bukal dari resin akrilik swapolimerisasi sewarna gingival
dengan teknik kuas
17. Penetapan posterior palatal seal
18. Pembuatan rubber joint pada permukaan palatal dari gigi untuk retensi akrilik yang baru

Tahap pemasangan

1. penempatan GTSL pada model utama (pada hari pencabutan)


2. penyatuan GTSL dengan sayapdan gigi yang baru menggunakan akrilik swapolimerisasi
– GTL Konversi
3. GTL konversi dilepaskan dari model kemudian dirapikan dandipoles
4. Pencabutan gigi-geligi
5. Pemasangan GTL Konversi

5. Apakah rencana perawatan yang tepat untuk rahang bawah, berdasarkan hasil
pemeriksaan gigi yang masih ada?

Rencana perawatan yang tepat untuk rahang bawah berdasarkan hasil pemeriksaan gigi yang
masih ada adalah dengan menggunakan perawatan saluran akar (PSA) dan overdenture.
Overdenture adalah jenis gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan lengkap yang didukung
oleh akar gigi atau implan. Overdenture merupakan salah satu pilihan perawatan untuk
meningkatkan retensi pada gigi tiruan. Pada overdenture noncoping, gigi penyangga memerlukan
perawatan saluran akar (PSA). Dilakukan pengurangan mahkota sebesar 2-3 mm kemudian
direstorasi dengan bahan tumpatan dan dibentuk konveks atau menyerupai kubah. Overdenture
noncoping disebut juga overdenture bare root.

Non-coping overdenture

Kategori ini merupakan klasifikasi yang paling sederhana, yaitu menggunakan gigi alami yang
sudah dirawat endodontik kemudian dipreparasi saluran akar, diisi dengan bahan pengisi saluran
akar. Setelah itu dilakukan penumpatan dengan bahan tumpatan amalgam atau glass ionomer,
kemudian dibuatkan gigi tiruan di atasnya

Sumber:

Gunawan GRN, dkk. Perawatan gigi tiruan lengkap menggunakan overdenture magnet, coping,
dan barefoot sebagai retensi. MKGK. 2019;5(1):18-9

6. Jelaskan apa keuntungan dari jenis gigi tiruan yang direncanakan pada rahang
bawah!
Keuntungan dari jenis gigi tiruan yang direncanakan pada RB:

 Akar gigi yang ada dapat memberikan stimulasi terhadap linggir alveolus. Stimulasi ini
diperlukan untuk mempertahankan dan memperbaiki keadaan tulang prosesus alveolaris.
Fisiologi tulang menunjukkan bahwa penggunaan gigi asli yang dimodifikasi untuk
mendukunggigi tiruan lengkap mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan linggir
alveolus.
 Gigi penyangga yang dimodifikasi merupakan tahanan vertical basis gigi tiruan lengkap.
 Daya putar dan horizontal minimal
 Dukungan dan stabilitas bertambah dan hal ini mengurangi daya oklusi terhadap jaringan
pendukung gigi
 Keuntungan psikologis
 Hanya terdapat sedikit permasalahan setelah pemasangan gigi tiruan lengkap dukungan
gigi ini dibandingkan dengan gigitiruan lengkap konvensional

Sumber:

Buku Ajar Gigi Tiruan Kompleks. Departemen Prostodonsia FKG USU. Iprosi Cabang
Medan. Hal 113-114

7. Jelaskan perawatan pendahuluan yang harus dilakukan pada pasien tersebut!


Prosedur Periodontal
Merupakan hal yang paling penting dalam persiapan sebelum membuat overdenture, dalamprosedur ini
akan mempengaruhi apakah jaringan periodontium dapat terjaga tetap sehatdalam menahan tekanan dari
overdenture
Initial therapy (hygiene phase)
Tahapan untuk membersihkan rongga mulut melalui dental prophylaxis, scaling,
rootplanning, excavasi karies dan tambalan sementara, eliminasi iritasi gingivaiatrogenic, eliminasi
trauma karena denture yang kurang pas, instruksi untukmeningkatkan OH

Perawatan pendahuluan yang dilakukan pada pasien tersebut adalah dengan melakukan
persiapan pada gigi penyangga yakni gigi 33 dan 43. Tahapan tersebut terdiri dari perawatan
endodontic. Perawatan endodontik diperlukan karena gigi akan diperpendek sampai hampir
setinggi gusi atau karena bagian dari saluran akar akan memerlukan suatu pasak atau sekrup
atau karena gigi nonvital dan tidak terdapat pengisian saluran akar atau pengisian tidak
sempurna. Guttaperca point digunakan dengan suatu sealer saluran akar yang menambah
kepastian penutupan lengkap dari saluran, akan tetapi hal-hal berikut harus diperhatikan:

• Saat saluran diekskavasi untuk membentuk suatu ruang, maka guttaperca tidak boleh
seluruhnya diangkat.

• Perhatian khusus harus dilakukan saat preparasi ruang untuk pasak didekat apeks untuk
memastikan bahwa tidak terjadi pendorongan guttaperca ke apeks.

Aturannya perawatan endodontik dilakukan baik sebelum atau bersamaan dengan perawatan
periodontal yang diperlukan.

 Kemudian, dilakukan penutupan kamar pulpa dengan berbagai jenis bahan restorasi.

Sumber:

Overdenture untuk menunjang perawatan prostetik https:/pustaka.unpad.ac.id/ hal 18

8. Jelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan rahang bawah pada kasus tersebut!

Kunjungan pertama perawatan adalah membuat studi model dengan sendok cetak stock tray no.
2 dan bahan cetak alginat. Penentuan warna A3 Vita. Pasien dirujuk ke bagian Konservasi Gigi
untuk perawatan saluran akar pada gigi 33 dan 43. Pada kunjungan kedua setelah perawatan
saluran akar selesai, pemotongan mahkota gigi 33 dan 43 dilakukan untuk pembuatan
overdenture bare root pada gigi 33 dan overdenture magnet pada gigi 43. Setelah preparasi pada
gigi, dilakukan restorasi dengan resin komposit dan dibentuk menyerupai kubah. Pengambilan
guta perca pada gigi 43 dilakukan dengan menggunakan peeso reamer, sepanjang keeper yang akan
digunakan, kemudian dilakukan pasang coba keeper. Retraksi gingiva dengan benang dan adrenalin, serta
dilakukan pencetakan model kerja dengan sendok cetak perforated stock tray dengan bahan cetak
polyvinyl siloxane untuk pembuatan coping.
Pada kunjungan ketiga setelah overdenture coping jadi, dilakukan pasang coba pada gigi 43. Cek
ketepatan batas tepi dari coping. Sementasi coping dilakukan, pemasangan keeper kemudian
pencetakan dilakukan dengan bahan cetak polyvinyl siloxane untuk pembuatan basis GTS
kerangka logam. Pada kunjungan keempat setelah basis GTS logam jadi, dilakukan pencatatan
gigit/ maxillomandibular relationship. Selanjutnya penanaman dan penyusunan gigi pada
articulator. Pada kunjungan kelima, dilakukan pasang coba penyusunan gigi pada pasien, cek
oklusi, retensi, stabilisasi dan estetik.

Skenario 2

1. Apakah diagnosis kelainan yang dialami anak tersebut, sebutkan tipe-tipe


(klasifikasi) dari kelainan tersebut dan sebutkan juga diagnosis kelainan tumbuh
kembang dari gigi tersebut!

Diagnosis yang dialami anak tersebut adalah Ectodermal dysplasia atau ED merupakan suatu
kelainan heterogen yang diwariskan ditandai dengan terganggunya perkembangan jaringan
ektodermal (terutama rambut, kuku, gigi dan kulit) dan kadang-kadang dapat juga berasal
dari jaringan mesoderma. DE memiliki beberapa tipe, tapi secara garis besar dibagi menjadi
2, yaitu tipe hidrotik (fungsi kelenjar keringat masih normal) dan hipohidrotik (disertai
penurunan fungsi kelenjar keringat). Pasien dengan ED tidak memiliki atau memiliki sedikit
kelenjar keringat yang mampu mengakibatkan pengurangan jumlah produksi kelenjar
keringat sehingga kulit tidak mampu mengontrol suhu dengan benar. Kulit akan terlihat tipis
di bawah pencahayaan. Rambut dapat tidak ada/sangat tipis. Setelah pubertas pertumbuhan
rambut meningkat pada beberapa pasien. Alis, bulu mata, dan rambut tubuh lainnya mungkin
juga tidak ada atau jarang. Kuku terutama kuku pada jari kaki umumnya kurang berkembang
dan kecil, kadang tebal atau tipis, rapuh, berubah warna, retak, dan/atau bergerigi. Pada
kasus, anak tersebut mengalami kelainan ectodermal dysplasia hipodrotik yang ditandai
dengan kulit kering, temperatur tubuh sedikit tinggi, rambut jarang dan alis tipis. Kornea
mata kering dan ada penurunan lubrikasi air mata. Jari tangan normal dan kuku rapuh.
Telinga besar dengan posisi rendah. Muka tengah hypoplasia, saddle nose dan bibir tebal.
Sedangkan diagnosis kelainan tumbuh kembang dari gigi tersebut merupakan oligodontia.
Oligodontia merupakan kelainan jumlah gigi, berupa tidak terdapat gigi permanen lebih dari
enam, baik pada rahang atas/bawah
Sumber:

Apriani A, Sasmita IS. Penatalaksanaan oligodontia pada anak 14 tahun dengan sindrom
ectodermal dysplasia [laporan kasus]. MKB. 2015;47(4):256

2. Sebutkan etiologi dari tipe-tipe kelainan tersebut!


Displasia ektodermal disebabkan oleh adanya mutasi atau delesi gen tertentu pada suatu
kromosom dan dapat diturunkan secara autosomal dominan, autosomal resesif maupun X-
linked. Tipe hidrotik diturunkan secara autosomal dominan, sedangkan tipe hipohidrotik
terutama diturunkan secara X linked. Penyebab kelainan DE tipe hipohidrotik adalah akibat
adanya mutasi pada gen EDA, EDAR dan gen EDARADD. Mutasi yang terjadi ini
mencegah interaksi normal antara ektoderm dan mesoderm sehingga mengganggu
perkembangan normal dari rambut, kelenjar keringat dan gigi. DE tipe hipohidrotik terutama
ditandai oleh hipodontia atau anodontia (tidak tumbuhnya gigi), hipotrikosis (pertumbuhan
rambut yang jarang) dan hipohidrosis (berkurangnya produksi keringat)

Sumber:

Sasmita IPA, Rusyati LMM. Displasia ektodermal tipe hipohidrotik pada seorang anak bayi
tiga tahun. Intisari Sains Medis. 2019;10(2):369

3. Jelaskan rencana perawatan untuk rahang atas dan rahang bawah pada pasien
tersebut!
Rencana perawatan yang akan dilakukan berupa preventif, restoratif, serta rehabilitatif.
Perawatan preventif antara lain berupa dental health education, oral hyegine instruction, dan
aplikasi topikal fluor. Perawatan rehabilitatif berupa pembuatan mahkota akrilik pada gigi
anterior rahang atas dan bawah, kemudian dibuat gigi tiruan lepasan sebagian kombinasi
frame dan valplast untuk mengganti gigi yang hilang. Pemilihan pembuatan mahkota akrilik
dikarenakan untuk mendapatkan retensi yang maksimal dan mengembalikan estetik. tahapan
pembuatan protesa sebagai berikut: pencetakan rahang atas dan bawah yang dilanjutkan
dengan pembuatan model studi; preparasi gigi; pencetakan rahang atas dan bawah untuk
model kerja; pembuatan model lilin mahkota akrilik dan gigi tiruan sebagian lepasan valplast
pada model kerja Uji coba model lilin terhadap pasien adalah pemasangan mahkota akrilik
dan juga gigi tiruan lepasan sebagian valplast pada pasienSetelah insersi gigi tiruan mahkota
akrilik dan juga gigi tiruan sebagian lepasan valplast, pasien diberikan pembelajaran cara
merawat gigi tiruan sebagian lepasan valplast dan selalu membersihkan gigi mahkota akrilik
(gigi aslinya). Pasien disarankan kontrol dua minggu pertama untuk menilai adaptasi
mahkota akrilik dan juga gigi tiruan sebagian lepasan.

4. Jelaskan kontrol berkala yang dilakukan pada pasien dan apa saja yang dilakukan
oleh dokter gigi!
Kontrol berkala perlu dilakukan kepada pasien. Pasien disarankan untuk control dua minggu
pertama untuk menilai adaptasi mahkota akrilik dan juga gigi tiruan. Kemudian, control 1,3,
dan 6 bulan ke depan untuk memonitor pertumbuhan rahang serta relining gigi tiruan
lepasannya.

5. Kapan dilakukan pergantian alat bila pasien membutuhkannya?


Pergantian alat dilakukan ketika:

1)Lamanya penggunaan RPD, hal ini tergantung dari tujuan penggunaan apakah sebagaI
spacemaintainer atau sebagai pengganti gigi yang hilang

2. Adanya perubahan lengkung rahang pada anak secara fisiologis, sehubungan


denganpertumbuhan dan perkembangan anak
BAB III

PENUTUP

Prosedur diagnosis perlu dilakukan untuk mengetahui diagnosis pasti pada pasien. Adapun
prosedur diagnosis terdiri dari anamnesis, pemeriksaan klinis baik ekstraoral maupun intraoral
dan pemeriksaan penunjang. Ada pula metoda yang digunakan pada scenario pertama yaitu
metoda bailey dan payne. Sedangkan diagnosis kasus scenario kedua adalah ectodermal
dysplasia akibat dari kelainan genetic dan untuk kasus tumbuhkembang gigi yaitu oligodontia.
Scenario pertama membutuhkan immediate denture untuk RA sedangkan pada RB perlu
dilakukan perawatan saluran akar beserta dengan overdenture.

Anda mungkin juga menyukai