Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2

EKSTRAKSI SERI

SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Oleh Kelompok F :
1. Fairuz Subiantoro (161610101052)
2. Ria Inawati (161610101053)
3. Luthfia Choirunnisa (161610101054)
4. Dania Kartikasari (161610101055)
5. Muhammad Akbar Rachmatullah (161610101056)
6. Ghina Lady Salsabila (161610101057)
7. Aruni Kristiana Putri (161610101058)
8. Thariq Ibnu Tarmizi (161610101059)
9. Chintya Monica Amelinda (161610101060)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini berisi pembahasan mengenai Apeksogenesis.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk laporan tutorial skenario 2.
Dalam penyusunan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drg. Rudi Joeliyantoro, M.Kes. selaku pembimbing dan fasilitator pada saat tutorial
serta membimbing kami sehingga terselesaikannya laporan tutorial ini.
2. Anggota kelompok F yang turut serta aktif dalam pembuatan laporan tutorial ini
dan memberikan pendapat dalam proses tutorial.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu
penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
laporan tutorial selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Jember, 6 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..... 1

DAFTAR ISI…………………………………………………................... 2

SKENARIO………………………………………………………………. 3

STEP 1……………………………………………………………………. 4

STEP 2……………………………………………………………………. 5

STEP 3…………………………………………………………………… 6

STEP 4…………………………………………………………………… 10

STEP 5……………………………………………………………………. 11

STEP 7…………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 23
SKENARIO 2
(Ekstraksi Seri)

Seorang ibu datang ke RSGM Universitas Jember ingin memeriksakan gigi anaknya yang
berumur 9 tahun. Ibu tersebut mengeluhkan gigi depan atas anaknya yang tidak rata.
Hasil pemeriksaan intra oral:
- memiliki gejala DDM dengan keempat insisif permanen RA berdesakan dan keempat insisif
permanen RB sesuai dengan inklinasi yang normal,
- gigi 12 dan 22 rotasi sentris
- tanggal prematur pada gigi 53 dan 63
- gigi 54, 55, 64, 65,73, 74,75,83,84 dan 85 dalam kondisi baik
Hasil pemeriksaan Rӧ:
benih gigi 13 14 15 23 24 25 33 34 35 43 44 dan 45 lengkap dengan pola erupsi normal.
Hasil analisa model:
- klasifikasi maloklusi klas I Angle
- relasi molar permanen neutroklusi
- diskrepansi/kekurangan tempat RA = 11 mm dan RB = 10 mm.
Diagnosis: klas I Angle dengan berdesakan anterior
Macam perawatan: ekstraksi seri
STEP 1
a. DDM (Disharmoni dento maksiler) : ketidakharmonisan antara volume rahang dan
volume gigi. Terjadi apabila ukuran rahang normal, gigi lebih besar, ukuran rahang
kecil, gigi normal, atau keduanya. Biasanya karena faktor genetik.
b. Inklinasi : besar sudut rahang atas dan rahang bawah yang dihitung sesuai dengan
bidang miringnya
c. Rotasi sentris : perputaran gigi sesuai dengan sumbu giginya
d. Maloklusi klas 1 angle : kontak antara Mesiobukal M1 RA dengan bukal groove M1
RB. Juga bisa dilihat dengan relasi caninusnya yaitu, caninus RA berada diantara
Caninus dan Premolar RB. Ditandai dengan adanya gigi berdesakan pada daerah
anterior.
e. Ekstraksi seri :suatu perawatan ortodonti interseptif yang memiliki tujuan untuk
mencegah malkoklusi yang dilakukan saat fase gigi geligi pergantian dengan cara
ekstrasi gigi dalam kurun waktu tertentu, atau rencana pencabutan gigi satu atau lebih,
pada usia dini secara berurutan untuk meningkatkan kesejajaran gigi permanen.
Dimulai dari pencabutan gigi sulung kemudian dilanjutkan gigi permanen.
f. Diskrepansi : ketidakseimbangan antara tempat yang dibutuhkan dengan tempat yg
tersedia dalam lengkung rahang, biasanya dalam masa gigi bercampur. Pengukuran
biasanya dilakukan pada model dan dilakukan untuk menentukan rencana perawatan
g. Neutroklusi (maloklusi klas 1 angle) : merupakan kondisi relasi molar dimana cusp
mesiobukal M1 RA beroklusi dengan groove bukal M1 RB.
STEP 2

1. Bagaimana cara mendiagnosis DDM dan apa saja ciri-cirinya?


2. Apa tujuan dilakukan ekstraksi seri pada skenario?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi ekstraksi seri?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari dilakukannya ekstraksi seri?
5. Apa saja macam-macam metode dari ekstraksi seri?
6. Apa saja pertimbangan dilakukannya ekstraksi seri pada kasus di skenario?
7. Apakah metode ekstraksi seri adalah metode yang terbaik untuk kasus pada skenario?
Apakah ada alternatif lain?
8. Bagaimanakah urutan ekstraksi seri pada kasus di skenario?
STEP 3

1. Bagaimana cara mendiagnosis DDM dan apa saja ciri-cirinya?


Ciri cirinya ada 3, DDM bisa dilihat dari tanda klinis gigi sulung tidak terdapat
diastema fisiologis, pada fase mix dentition biasanya gigi I2 sulung akan mengalami
tanggal prematur karena terdorong I permanen. Ketika I2 permanen erupsi,
kemungkinan bisa meresorpsi akar C sulung sehingga caninus akan tanggal, atau bisa
juga C sulung tidak tanggal tetapi I2 permanen mengalami palatoversi. Pada fase gigi
permanen, I2 mengalami palatoversi atau gigi caninus mengalami eksostem. Terkadang
disertai rotasi gigi anterior sulung, asimetri midline karena profil wajah.
Cara mendiagnosis yakni dilakukan anamnesis, riwayat DDM orang tua,
riwayat makanan selama pertumbuhan, kemudian dilakukan pmx intraoral (cetak
rahang) untuk mengukur diskrepansi pd model studi, kemudian dilakukan pmx
radiologi untuk mengetahu apakah skeletalnya jg bermasalah atau hanya dentalnya saja,
jg untuk mengetahui adanya kemungkoinan agenisi.
2. Apa tujuan dilakukan ekstraksi seri pada skenario?
Untuk mengontrol erupsi gigi permanen, serta untuk mencegah maloklusi gigi
permanen, harus dilakukan dengan diagnosis yang tepat seperti dilakukan pmx
radiologis, dan untuk perkembangan rahangnya bisa diobservasi terlebih dahulu. Untuk
menyediakan tempat erupsi gigi permanen.
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi ekstraksi seri?
Indikasi :
 DDM,
 memiliki skeletal normal,
 keempat insisiv normal caninus ekstruded,
 caninus normal I lateral palatoversi karena tidak mendapat tempat,
 maloklusi klas 1,
 overbite normal,
 diskrepansi >10mm
Kontraindikasi :
 Diastema pada mixdentition
 Diastema fisiologis gigi sulung
 Maloklusi klas 2 dan klas 3 angle
 Agenisi
 Deep overbite/openbite
 Px tidak kooperatif
 Diskrepansi <10mm
4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari dilakukannya ekstraksi seri?
Keuntungan :
 menyediakan pergerakan gigi secara fisiologis,
 px dissabilitas
 menghilangkan crowded
 menurunkan resiko karies
 preventif untuk menggunakan orto cekat
 menciptakan OH yang lebih baik
kekurangan :
 terjadi kelebihan ruangan
 menyebabkan kebiasaan buruk berupa tongue trusting
 akan menambah kecekungan profil wajah bila seseorang memiliki profil datar atau
cekung
 membutuhkan waktu yang lama
 menyebabkan trauma pada anak karena pencabutan
 tidak bisa dilakukan pada maloklusi klas 2 dan klas 3
5. Apa saja macam-macam metode dari ekstraksi seri?
 Metode Tweed : digunakan pada px yang berusia 7,5-8,5 tahun : urutan eksstraksi
M1 sulung, C sulung, P 1 permanen
 Metode Dewel : pada px yang berusia 8.5-9.5 tahun : C Sulung, M1 sulung, P1
permanen. RB : dilakukan ekstraksi pad M2 sulung sebelum P1 permanen
 Metode Nance : pada px yang berusia 8 th : M1 sulung, P1 permanen, C sulung
 Metode moyer : apabila ada crowded pada insisiv sentral, yang diekstraksi pertama
I lateral sulung, C sulung, setelah 7-8 bulan, ekstraksi M1 sulung (untuk
menstimulasi erupsi premolar 1 permanen, kalau sudah erupsi P1 diekstraksi)
6. Apa saja pertimbangan dilakukannya ekstraksi seri pada kasus di skenario?
Px mengalami crowded anterior yang cukup parah karena diskrepansinya
>10mm, px masih dalam masa gigi geligi pergantian, tidak memiliki kelainan skeletal,
pola erupsi benih gigi normal, gigi dalam kondisi baik, harus menjelaskan kepada px
dan ortu kalau perawatan akan dilakukan dalam jangka waktu panjang sehingga px
harus kooperatif agar perawatan berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal.
Px neutroklusi, dehingga diindikasikan ekstraksi seri.
7. Apakah metode ekstraksi seri adalah metode yang terbaik untuk kasus pada skenario?
Apakah ada alternatif lain? Iya karena usianya belum mencukupi untuk menggunakan
orto cekat. Metode ekstraksi seri masih kontroversial. Biasanya setelah dilakukan
ekstraksi seri dilakukan perawatan lanjutan berupa space maintainer.
8. Bagaimanakah urutan ekstraksi seri pada kasus di skenario? gigi 3 sulung (karena 4
permanen, meresorpsi gigi 4 sulung) , 4 sulung, 4 permanen.
STEP 4

Fase Gigi Sulung

DDM Tanda Klinis Fase Gigi Pergantian

Fase Gigi Permanen


Macam Perawatan

Non Ekstraksi Ekstraksi

Multiple Diastema Gigi Berdesakan

Fase Mix Dentition Fase Gigi Permanen

Ekstraksi Seri Ekstraksi

Indikasi dan Kontraindikasi Macam Metode Keuntungan dan Kerugian


STEP 5

1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai definisi DDM serta tanda klinisnya.


2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai definisi serta tujuan ekstraksi seri.
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai indikasi dan kontraindikasi ekstraksi seri.
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai macam metode dan penatalaksanaan
ekstraksi seri.
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai keuntungan dan kerugian ekstraksi seri.
STEP 7

1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai definisi DDM serta tanda klinisnya


DDM adalah diporoporsi antara besar gigi dan lengkung rahang Faktor utama
penyebab DDM adalah faktor genetik. Dimana ukuran gigi lebh besar daripada ukuran
lengkung rahang. Tidak harus terjadi pada kedua rahang tapi bisa terjadi pada satu sisi
rahang saja. Pada rahang atas hanya terbatas pada tuberositas maksila sehingga beresiko
crowded, sedangkan rahang atas lebih luas sampai ramus ascenden.
DDM dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Crowded (Berdesakan)
Pada DDM crowded terjadi ketidakseimbangan antara volume rahang dan gigi.
Misalnya volume rahang kecil tetapi ukuran gigi normal atau dapat juga volume rahang
normal tetapi ukuran gigi besar sehingga menyebabkan letak gigi berdesakan.
b. Multiple Diastema
Pada DDM crowded terjadi ketidakseimbangan antara volume rahang dan gigi dimana
terdapat space antara dua gigi yang bersebelahan. Diastema terjadi karena volume
rahang normal tapi gigi kecil atau volume gigi normal tapi volume rahang kecil. Untuk
mendeteksi DDM Diastema dapat dilihat dari jumlah gigi yang hilang, gigi tanggal
prematur, ukuran gigi, dan ukuran rahang.
c. DDM Transitoir
Terjadi karena keterlambatan pertumbuhan skeletal, namun gigi sudah mulai nampak
tumbuh. Hal ini dapat diketahui dengan hasil pemeriksaan radiografi. Faktor yang
mendukung timbulnya kelainan ini yaitu faktor lokal seperti gaya hidup, misalnya anak
tersebut kurang mengkonsumsi makanan keras sehingga pertumbuhan rahang kurang
maksimal, dan ukuran rahang menjadi lebih kecil dari ukuran yang seharusnya

Gejala klinis : gigi sulung (tidak ada monkey gaps/ diastema), gigi campuran (terjadi
palatoversi pada insisiv lateral RA, gejala lainnya adalah adanya gigi caninus yang
eksostem karena I2 tumbuh kemudian meresorpsi akar caninus sulung, ketika M1
dinganti P1 yang menyebabkan kekurangan tempat untuk C permanen. Sehingga C
tumbuh tidak pada lengkungnya (eksostem).
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai definisi serta tujuan ekstraksi seri
Serial ekstraksi adalah sebuah rencana untuk pencabutan satu atau lebih gigi
sulung secara dini yang berurutan, untuk meningkatkan kesejajaran benih gigi
permanen, dan pada akhirnya melakukan pencabutan gigi permanen untuk memelihara
rasio yang tepat antara ukuran gigi dan rahang yang tersedia. Serial ekstraksi dilakukan
dengan cara pencabutan dengan waktu yang sesuai dan direncanakan dari gigi sulung
dan permanen dalam tahap geligi campuran dengan disproporsi dentoalveolar.
Tujuannya untuk mendapatkan kesejajaran gigi yang benar, lengkung rahang
yang ideal dan inklinasi gigi yang optimal serta meningkatkan jumlah ruangan untuk
gigi permanen. Gigi tersebut selanjutnya akan mendapatkan posisi yang stabil
dibandingkan dengan gigi-geligi yang mendapatkan perawatan ortodonti ketika tahap
gigi permanen.
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai indikasi dan kontraindikasi
ekstraksi seri
Indikasi Serial Ekstraksi
 Gigi desidui tanggal prematur
 Defisiensi lengkung rahang dan diskrepansi ukuran gigi
 Tidak adanya diastema fisiologis
 Tanggal premature kaninus sulung dan pergeseran garis median
 Resorpsi akar kaninus sulung yang abnormal atau asimetris
 Gigi berdesakan rahang atas dan bawah dengan inklinasi ekstrim ke labial
 Erupsi insisivus lateral bawah ke lingual
 Abnormal arah erupsi dan urutan erupsi
 Menghilangkan kebiasaan buruk
 Maloklusi angle klas I dental dengan minimal diskrepansi 5-10 mm
Kontra Indikasi Seri Ekstraksi
 Maloklusi klas I angle dengan kekurangan tempat yang kecil
 Maloklusi klas II divisi 2 dan klas III angle
 Openbite, dikarenakan pda keadaan openbite jika dilakukan ekstraki seri tidak
akan mengkoreksi openbite. Oleh karena itu perlu dilakukan koreksi openbite
terlebih dahulu, kemudian bisa dipertimbangkan dilakukan ekstraksi seri atau
tidak.
 Crowded ringan, karena crowded ringan dapat menjadi normal ketika pasien
anak-anak yang masih mengalami pertumbuhan rahang. Rahang yang bertambah
lebar akan memberikan ruang bagi gigi yang berdesakan
 Agenesis
 Diastema
 Overbite besar
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai macam metode dan penatalaksanaan
ekstraksi seri
Penatalaksanaan
 Tahap penentuan diagnosis dimulai dari pemeriksaan klinis yang terdiri dari
 pemeriksaan fotografi ekstraoral terutama profil wajah dan pemeriksaan intraoral,
 pemeriksaan radiografis yang terdiri dari foto panoramik dan sefalometri, dan analisis
dental melalui model studi.
 Pemeriksaan Intraoral menilai hubungan molar, derajat crowding, maloklusi yang
terdapat pada tiap rahang, termasuk overjet dan overbite, restorasi dan keadaannya,
karies, dan jenis gigi baik gigi sulung maupun permanen
 Pemeriksaan radiografis melalui foto panoramik bertujuan untuk menilai ada atau
tidaknya gigi secara kongenital, supernumerari gigi, analisis gigi campuran, menilai
usia gigi, pembentukan akar, kemungkinan pola erupsi, patologi tulang.
 Foto sefalometri merupakan penilaian tambahan untuk analisis hubungan skeletal dan
arah pertumbuhan
 Analisis geligi campuran seperti analisis Moyer’s dapat digunakan untuk
memprediksi jumlah ruangan yang dibutuhkan untuk gigi yang belum erupsi dengan
menghubungkan ukuran insisif mandibula permanen dengan kombinasi ukuran
caninus dan premolar sebelum tindakan serial ekstraksi.
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan mengenai keuntungan dan kerugian ekstraksi seri.
Kelebihan
• Dapat mengkoreksi crowded berat
• Usaha preventif pemakaian alat orthodonti cekat
• Trauma dapat dihindari dengan pemberian obat
• Memungkinkan adanya pergerakan fisiologis sehingga hasil perawatan lebih stabil
• Memudahkan proses pembersihan pada gigi sehingga dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya karies
• Kerusakan tulang alveolar dan periodontal yang lebih rendah
Kekurangan
• Adanya kemungkinan gigi insisivus dan caninus permanen bergerak kearah distal
karena kurangnya tekanan dari gigi premolar
• Memungkinkan terjadinya kebiasaan buruk yaitu tongue thrusting
• Membuat profil wajah yang semakin cekung
• meningkatkan overbite
• adanya jaringan parut
• Waktu perawatan panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Naragond Appasaheb, Smitha Kenganal. 2012. Serial Extractions – A Review. IOSR Journal
of Dental and Medical Sciences (JDMS) ISSN: 2279-0853, ISBN: 2279-0861. Volume
3, Issue 2 (Nov.- Dec. 2012), PP 40-47

Anda mungkin juga menyukai