MAKALAH
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik dan hidayahNya kepada saya, sehingga saya telah dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam penulisan makalah ini,
saya sudah berusaha semasimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik,
untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah saya ini.
Suatu karya tulis tidak ada yang sempurna, karena yang sempurna itu
adalah Allah SWT, dengan hal itu saya sebagai penulis meminta maaf apabila ada
penulisan nama atau hal-hal yang janggal di telinga atau ucapan yang salah.
Semoga makalah yang ditulis ini bisa bermanfaat dengan baik, dan digunakan
apabila diperlukan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………….... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan………………………………………………….………………... 3
BAB II Pembahasan
2.1 Klarifikasi……………………………………………………………….. 4
2.2 Tentukan Masalah…………………………………………………………5
2.3 Jawaban Masalah……………………………………………….……….…6
2.4 Penjelasan Secara Sistematik…………………………………….……......7
2.5 Tujuan Pembelajaran…………………………………………….……......8
2.6 Belajar Mandiri………………………………………............................. 9
2.7 Hasil Belajar Mandiri dan Membahas Tujuan Pembelajaran…….……...10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Premature loss gigi sulung merupakan keadaan gigi sulung yang hilang
atau tanggal sebelum gigi penggantinya mendekati erupsi. Premature loss gigi
sulung menyebabkan terjadinya drifting dari gigi geligi sebelahnya dan
berdampak pada perkembangan oklusi seperti malposisi, gigi berjejal bahkan
impaksi gigi permanen. Penyimpangan dari oklusi normal disebut maloklusi.
Maloklusi pada tahap geligi campuran akan berkembang lebih parah apabila tidak
dilakukan perawatan ortodonti secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan premature loss gigi sulung dengan kejadian maloklusi
berdasarkan klasifikasi Angle pada siswa di SDN Kota Cimahi. Jenis penelitian
ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 77
siswa (7-11 tahun). Metode pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi premature loss gigi sulung
adalah sebesar 36,4% dan prevalensi maloklusi sebesar 76,62%. Berdasarkan
klasifikasi Angle sebesar 23,4% dari populasi memiliki oklusi normal. Persentase
maloklusi kelas 1 Angle sebesar 45,5%, kelas II 23,4% dan kelas III 7,8%.
Terdapat hubungan yang bermakna antara premature loss gigi sulung terhadap
maloklusi (p-value = 0,000
4
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan dan mengetahui Pemeriksaan klinis pada
premature loss
2. Mampu menegakkan Diagnosis pada kasus
3. Mampu menjelaskan dan mengetahui Etiologi pada premature loss
4. Mampu menjelaskan dan mengetahui Rencana perawatan pada
premature loss
5
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 2
“ Gigi Ku Lepas “
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang bersama ibunya ke RSGM dengan
keluhan gigi geraham belakang bawah kanan berlobang besar dan goyah.
Pemeriksaan intra oral gigi 85 karies mencapai pulpa, sondasi (-) termal (-), akar
gigi menembus bagian bukal dan goyang derajat 3. Dokter gigi melakukan
pencabutan pada gigi 85.
6
8. Apakah ada pengaruh gigi sulung karies dgn pertumbuhan gigi
permanen?
9. Apa anestesi yang cocok untuk kasus tersebut?
10. Apa akibat yang timbul dari gigi yang terlalu cepat dicanut?
11. Apakah indikasi dan kontraindikasi pada pencabutan gigi sulung?
12. Apa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi yang
lepas sebelum waktunya?
13. Apakah ada perbedaan pencabutan gigi anak dan dewasa? Jika ada
bagaimana prosedurnya?
14. Apa saja yang menyebabkan karies pada gigi sulung?
15. Apa penyebab lain selain di skenario?
7
- Space regainer dengan menggunakan double tube
- Space maintener cekat dan lepasan yang cekat biasa di gunakan
waktu panjang yang lepasan waktu singkat
6. Berapa waktu ideal gigi sulung berganti menjadi gigi permanen?
Jawaban : pada umur 10-12 tahun
- Normal idealnya 6 bulan sebelum waktu erupsi gigi permanen
7. Apa diagnosis dari sk tsb?
Jawaban : premature loss kehilangan gigi desidui seblum waktu
lepasnya
8. Apakah ada pengaruh gigi sulung karies dgn pertumbuhan gigi
permanen?
Jawaban : tidak ada kaitan/masalah dengan gigi permanen antara
sulung
- Jika tidak di rawat dengan baik akan mempengaruhi pertumbuhan
gigi permanen yang berhubungan dengan premature loss
9. Apa anestesi yang cocok untuk kasus tsb?
Jawaban : anestesi topical berupa gel, spray, pasta
- Anestesi topical yang berupa chloretil
10. Apa akibat yang timbul dari gigi yang terlalu cepat dicabut?
Jawaban : megakibatkan gigi yang lain menjadi tidak beraturan
- Akan terjadi rotasi pada gigi yang akan tumbuh, bertambah
panjangnya gigi antagonis, maloklusi dan imoaksi pada gigi
permanen
- Menimbulkan terganggunya fungsi mastikasi, terganggunya fungsi
bicara dan estetika
11. Apakah indikasi dan kontraindikasi pada pencabutan gigi sulung?
Jawaban : gigi rusak berat, gigi yang Impaksi menganggu erupsi gigi
permanen
- Gigi yang persistensi gigi dgn karies besar, gigi infeksi akut pasien
yang mmliki pnykt sistemik
8
- Gigi yang sudah seharusnya di cabut, supernumerary, dab abses
dentoalveolar
12. Apa pencegahan yang dpt dilakukan untuk mengatasi gigi yang lepas
sebelum waktunya?
Jawaban : 2 cara karies dpt dilakukan dgn tdk memakan makan yang
manis, dan di giginya dpt dibuatkan crown
- Dengan pemeliharan diet, intruksi pembersihan mulut, perawatan
dgn menggunakn fluor
13. Apakah ada perbedaan pencabutan gigi anak dan dewasa? Jika ada
bagaimana prosedurnya?
Jawaban : pada gigi anak-anak dengan cepat, prosedurnya sama
- Dengan tang 151 dengan gerakan sling graps
14. Apa saja yang menyebabkan karies pada gigi sulung?
Jawaban : 4 faktor yaitu bakteri, host, substrat, waktu, di tambah
anak-anak yang menyukai makanan manis
15. Apa penyebab lain selain di skenario?
Jawaban : trauma, penyakit atau kondisi yang mengharuskan gigi nya
di ekstrasi
Gigi ku Lepas
Pemeriksaan Klinis
Diagnosa
Etiologi
Rencana
Perawatan
9
2.5 Tujuan Pembelajaran
1) Mampu menjelaskan dan mengetahui Pemeriksaan klinis pada
premature loss
2) Mampu menegakkan Diagnosis pada kasus
3) Mampu menjelaskan dan mengetahui Etiologi pada premature loss
4) Mampu menjelaskan dan mengetahui Rencana perawatan pada
premature loss
10
anamnesis. Bahkan dalam keadaan tertentu, anamenesis merupakan
satu-satunya cara tercepat dan kunci untuk menegakkan
diagnosis.Namun demikian, terdapat beberapa hambatan dalam
melakukan anamnesis. Salah satunya, karena anamnesis yang
dilakukan merupakan aloanamnesis sehingga pemeriksa harus
waspada akan kemungkinan terjadinya kesalahan karena data yang
disampaikan oleh orang tua atau pengantar pasien mungkin
berdasarkan asumsi atau persepsi orang tua atau pengantar. Keadaan
ini tentu saja berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pendidikan,
adat dan tradisi, kepercayaan, kebiasaan dan faktor lainnya.
Anamnesis yang baik dan terarah akan memudahkan dalam
menegakkan diagnosis, sehingga dibutuhkan anamnesis yang
lengkap pada pasien, termasuk riwayat kehamilan ibu, riwayat
kelahiran, makanan, imunisasi, pertumbuhan dan perkembangannya
serta riwayat keluarga dan corak reproduksi, dan sebagainya.
Dengan perkataan lain, dokter harus memperhatikan seluruh
aspek tumbuh kembang anak.
Anamnesis sebaiknya dilakukan dalam suasana yang kondusif
dan nyaman sehingga orang tua atau pengantar pasie dapat
mengemukakan keadaan pasien dengan spontan, wajar namun tidak
berkepanjangan. Anamnesis biasanya dilakukan dengan cara tatap
muka, dan keberhasilannya tergantung pada kepribadian,
pengalaman dan kebijakan pemeriksa. Pemeriksa harus bersikap
empati dan menyesuaikan diri dengan keadaan social, budaya,
pendidikan serta memperhatikan kepribadian dan kondisi emosional
orang tua yang diwawancarai. Dalam melakukan anamnesis,
pemeriksa sebaiknya tidak sugestif dan sedapat mungkin
memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menceritakan
riwayat penyakit pasien sesuai persepsinya, bukan memberikan
pertanyaan yang jawabannya hanya “ya” atau “tidak”.
11
b) Menanyakan keadaan umum pasien
1. Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berkaitan langsung maupun
yang tidak ada hubungannya sama sekali
2. Riwayat pasien ketika ia dalam kandungan ibu
3. Riwayat tumbuh kembang
4. Riwayat keluarga
c) Pemeriksaan Ekstra Oral
1. Penampilan umum besar- dan berat
2. Cara berjalan
3. Kulit, corak
4. Mata
5. Bibir
6. Simestris wajah
7. Pemeriksaan TMJ (Temporo Mandibular Joint)
8. Pemeriksaan Kelenjar Limfe
12
- Insisivus overjet, overbite
- Mobilitas
- Warna gigi
- Karies
-
2.7.2 Diagnosis Pada Kasus
Premature Loss
13
permanent yang crowded . Keadaan ini seringkali unilateral sehingga
gigi insisivus yang crowded tergeser ke sisi tersebut dengan disertai
pergeseran garis tengah. Keadaan ini merupakan akibat paling serius
dari tanggalnya gigi kaninus sulung karena dapat menyebabkan oklusi
yang tidak simetris.
14
• Adanya penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab premature
loss
• Karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi
• Resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya
15
berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai
masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek.Masalah yang sering
timbul dari pemakaian alat ini adalah malasnya anak memakai alat
sehingga fungsi space maintainer tidak tercapai dan alat jarang
dibersihkan sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut.
2. Space Maintainer Cekat
Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering
digunakan dalam klinik, yaitu: band-loop, crown-loop, distal shoe, dan
lingual arch.
a. Band and Loop Space Maintainer
Band and loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari
tanggalnya satu gigi dalam satu kuadran.Alat ini digunakan pada
kasus tanggalnya gigi molar satu sulung dan molar dua sulung secara
dini untuk mencegah migrasi ke mesial yang berhubungan dengan
erupsi gigi molar satu permanen, selain itu alat ini juga digunakan
pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk
mencegah pergerakan insisivus lateral permanen. Band and loop ini
lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah, waktu kerja
yang singkat, tidak perlu dilakukan anastesi lebih dahulu untuk
pemasangan band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada
gigi, pengaplikasiannya mudah dan lebih ekonomis.
b. Crown-loop Space Maintainer
Jenis crown loop ini biasa digunakan pada kasus:
a. Gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang
luas dan memerlukan restorasi mahkota
b. Gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang
mana dalam kasus mahkota perlu dilindungi secara
menyeluruh Keuntungannya antara lain kontruksinya
tampak lebih ringan, ekonomis, memperbaiki fungsi
kunyah, serta tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Risang Linggar, Gartika Meirina, Primarti Saptarini Risti. 2017. Evaluasi
kepatuhan anak pada perawtan spac maintainer lepasan di RSGM UNPAD.
Dapartemen ilmu kedokteran gigi anak. Fakultas Kedokteran gigi,
Universitas Padjajaran
Isabela Rivi, Soenawan Hendrarlin. 2001. Pemakaian crown loop dan band loop di
rahang bawah anak usia enam tahum. Bagian ilmu kedokteran gigi anak.
Fakultas kedokteran gigi Universits Indonesia
Yuliana Vera, Yumna Amila, Syariza Dharli. Space Maintainer tipe crown and
loop: suatu perawatan kusus tanggal dini gigi sulung. Journal of
Cakradonya Dent J 2015; 7 (1):745-806
18