Kelompok G
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... 1
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
I. Skenario .................................................................................................... 4
II. Problem Definition...................................................................................... 5
III. Brainstorming ............................................................................................ 5
Daftar Pustaka ................................................................................................11
3
ISI
I. SKENARIO
GIGIKU BANYAK YANG HILANG
Anak laki-laki berusia 10 tahun diantar ibunya ke RSGM dengan keluhan banyak
gigi yang hilang dan gigi kiri bawah belakang berlubang besar. Pemeriksaan intraoral
gigi 75 karies mengenai pulpa, sondasi (-), tes vitalitas (-), kegoyangan derajat 2,
kehilangan prematur gigi 55, 65, 74, dan 85. Hasil radiografis gigi 75 karies sampai
bifurkasi dan resorbsi akar sampai 1/3 apikal, benih gigi 15, 25, 34, 35 dan 45 berada
dalam tulang alveolar. Dokter gigi merencanakan pencabutan gigi 75 dan
pencetakan model kerja RA dan RB. Selama pemeriksaan anak tidak kooperatif.
- Overjet dan overbite dianggap normal
- Jika pengukuran menggunakan brasswire lengkung kawat
mengkuti overjet normal (tidak di atas incisal gigi anterior)
PEMERIKSAAN Gigi 75
Keadaan Umum Compos mentis
Ekstra Oral Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Subjektif
Rasa Sakit (-)
Pemeriksaan Intra Oral
Perkusi (+)
Palpasi (-)
Sondasi (-)
Gingiva polip (-)
Gigi berubah warna (+)
Gigi goyang derajat 0
2
Karies gigi Profunda
Gigi perforasi (+)
Vitalitas (-)
Tanggal premature Gigi 55, 65, 74, 85
Pemeriksaan Radiologis
Radiolusen dari mahkota pada bagian distal
Mahkota gigi
dan lingual sampai mengenai bifurkasi
Akar Resorbsi pada 1/3 apikal
Benih gigi Berada dalam tulang alveolar
4
Model studi tampak depan
Model studi tampak samping (kiri) Model studi tampak samping (kanan)
1
5
II. PROBLEM DEFINITION
Instruksi untuk mahasiswa:
1. Apakah permasalahan utama pada kasus tersebut?
2. Apakah imdikasi dan kontraindikasi penatalaksanaan kasus tersebut?
3. Apakah rencana perawatan dan bagaimana penatalaksanaan kasus tersebut?
Tugas:
Step I : Tentukan relasi molar dan relai insisivus pasien!
Step II : Tentukan tempat tersedia dan dibutuhkan pada RA (maxilla)! Jelaskan!
Step III : Tentukan tempat tersedia dan dibuthukan pada RB (mandibula)!
Jelaskan!
Step IV : Berdasarkan hasil perhitungan, tentukan rencana perawatan yang akan
dilakukan pada RA dan RB!
Step V : Tentukan desain alat yang digunakan!
Step VI : Sebutkan dan jelaskan tujuan penggunaan alat tersebut!
III. BRAINSTORMING
Instruksi untuk mahasiswa:
1. Permasalahan utama
1) Gigi 75 karies memcapai furkasi
2) Gigi 75 resorbsi 1/3 apikal
3) Prematur loss gigi 55, 65, 74, 85
4) Benih gigi 15, 25, 34, 45 dalam tulang alveolar
5) Anak tidak kooperatif
2
Kontraindikasi Space Maintainer Cekat:
- Tidak ada gigi pengganti permanen
- Pasien alergi terhadap bahan alat Space Maintainer
- Sudah terjadi maloklusi sebelumnya
3
5) Membuat desain piranti yang akan digunakan,
6) Mengirim hasil desain ke labolatorium,
7) Melakukan prosedur try in pada pasien,
8) Apabila sudah sesuai, maka dilakukan prosedur insersi.
Tugas:
STEP I: Relasi Molar dan Relasi Insisivus
Relasi Molar
Relasi molar kiri yaitu End to End Relasi molar kanan yaitu Kelas 1
atau Neutroklusi
Relasi Insisivus
Relasi Incisivus baik yaitu overjet dan overbite dianggap normal
4
5. Catat hasil pengukuran yang didapat sebagai available space (tempat yang
tersedia) untuk rahang atas.
Hasil dari penghitungan available space rahang atas adalah 72 mm.
Required Space pada Maksila
ANALISIS MOYERS (TABEL
PROBABILITAS)
Moyers memperkenalkan suatu
analisis dengan dasar pemikiran
bahwa berdasarkan studi yang
dilakukan beberapa ahli, terdapat
hubungan antara ukuran kelompok
gigi pada satu bagian dengan bagian
lainnya. Seseorang dengan ukuran
gigi yang besar pada salah satu bagian
dari mulut cenderung mempunyai gigi-gigi yang besar pula pada tempat
lain. Berdasarkan penelitian, ukuran gigi insisif permanen rahang bawah
memiliki hubungan dengan ukuran kaninus dan premolar yang belum
tumbuh baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi insisif rahang
bawah telah dipilih untuk pengukuran pada analisis Moyers karena gigi ini
muncul lebih dulu di dalam rongga mulut pada masa geligi campuran, mudah
diukur secara akurat, dan secara langsung seringkali terlibat dalam
masalah penanganan ruangan.
Analisis Moyers banyak dianjurkan karena mempunyai kesalahan
sistematik yang minimal. Metoda ini juga dapat dilakukan dengan cepat,
tidak memerlukan alat-alat khusus ataupun radiografi, dan dapat
dilaksanakan oleh pemula karena tidak memerlukan keahlian khusus.
Walaupun pengukuran dan penghitungan dilakukan pada model, tetapi
mempunyai tingkat ketepatan yang baik di dalam mulut. Metoda ini juga
dapat dilakukan untuk mengalisis keadaan pada kedua lengkung rahang.
Metode ini mempunyai prinsip dasar yang sama dengan metode Kesling,
yaitu menetapkan diskrepansi antara lengkung gigi yang direncanakan dengan
besar gigi yang akan ditempatkan pada lengkung tersebut pada saat melakukan
koreksi maloklusi. Perbedaannya adalah, pada metode Kesling dilakukan
langsung pada model dengan memisahkan gigi - gigi yang akan dikoreksi
dengan cara menggergaji masing - masing mahkota gigi dari bagian processus
5
alveolarisnya setinggi 3 mm dari marginal gingiva, kemudian menyusun kembali
pada posisi yang benar. Diskrepansi ruang dapat diketahui dari sisa ruang untuk
penempatan gigi Premolar pertama dengan lebar mesiodistal gigi tersebut
untuk masing - masing sisi rahang.
Pada metode determinasi lengkung dilakukan dengan cara tidak langsung
yaitu dengan mengukur panjang lengkung ideal yang direncanakan pada plastik
transparan di atas plat gelas, kemudian membandingkan dengan jumlah lebar
mesiodistal gigi yang akan ditempatkan pada lengkung tersebut. Dengan
metode ini perencanaan perawatan akan lebih mudah dilakukan karena tidak
perlu membuat model khusus (Set up model), jadi langsung bisa dilakukan pada
model studi.
Langkah pertama dalam analisis ini adalah mengukur lebar mesial distal
terbesar gigi menggunakan jangka berujung runcing atau jangka sorong.
Analisis Nance mengukur mesial distal setiap gigi yang berada di mesial
gigi molar pertama permanen atau ukuran lebar mesiodistal gigi geligi
ditentukan dengan mengukur jarak maksimal dari titik kontak mesial dan distal
gigi pada permukaan interproksimalnya ataupun diukur pada titik kontak gigi
yang bersinggungan dengan titik kontak gigi tetangganya. Jumlah lebar total
menunjukkan ruangan yang dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal.
Pengukuran dilakukan pada gigi molar pertama kiri sampai molar kedua kanan
pada setiap rahang.
6
lengkung rahang. Jika hasilnya negatif berarti kekurangan ruangan, jika
hasilnya positif berarti terdapat kelebihan ruangan.
7
2. Letakkan brass wire dimulai dari mesial M1 permanen kiri, menyusuri cusp
bukal gigi posterior yang ada di depannya, kemudian melewati insisal insisif
yang letaknya benar atau ideal (yang inklinasinya 90o atau tegak lurus terhadap
bidang mandibula), kemudian menysuri cusp bukal gigi posterior kanan dan
berakhir sampai mesial M1 permanen kanan.
3. Beri tanda pada brass wire menggunakan spidol sebagai tanda akhir
pengukuran.
4. Rentangkan kembali brass wire membentuk garis lurus, kemudian ukur
mulai ujung kawat sampai pangkal (tanda yang sudah dibuat dengan spidol).
5. Catat hasil pengukuran yang didapat sebagai available space (tempat yang
tersedia) untuk rahang bawah. Didapatkan hasil 66 mm.
6. Jika ada pergeseran molar karena relasi molar end-to-end, maka dimasukkan
ke dalam perhitungan. Pergeseran molar ditentukan dari jarak horizontal cusp
mesiobukal M1 permanen rahang atas dengan groove bukan M1 permanen
rahang bawah.
Available space = 66 mm
Pergeseran molar = 2 mm -
64 mm
Hasil dari penghitungan available space rahang atas adalah 64 mm.
Required Space pada Mandibula
Perhitungan required space rahang bawah sama dengan metode yang
digunakan pada rahang atas, yaitu Moyers Mixed Dentition Analysis.
2|1|1|2 = 21,2 mm
5|4|3|3|4|5| = 42 mm +
63,2 mm
Kekurangan/Kelebihan = Jumlah yang dibutuhkan – jumlah yang tersedia
= 63,2 – 64
= 0,8 mm (KELEBIHAN)
8
STEP 5: Desain Alat
Desain alat pada Maksila
Plat Acrylic
Stainless steel
wire
Terdiri dari 2 band pada gigi M1 atas yang dihubungkan oleh stainless steel
wire dengan acrylic pad (acrylic button) pada palatal anterior. Seperti pada
lingual arch holdering kecuali pada bagian anterior kawat tidak menyentuh
permukaan lingual pada gigi depan atas, kawat lingual dapat mengikuti bentuk
palatum dan kawat yang digunakan berukuran 0.025 inchi.
Desain alat pada Mandibula
Stainless steel
wire
Plat Acrylic
Desain alat berpaduan pada Lower Lingual Holding Arch Space Maintainer.
9
STEP 6: Tujuan Penggunaan Alat
Pada Maksila
Desain alat berpaduan pada Nance Palatal Arch Space maintainer or Palatal
Holding Arch. Indikasi untuk kasus kehilangan gigi posterior bilateral (M2)
sulung RA. Kelebihannya maintenance of tooth space and leeway space,
kekurangannya pasien dengan alergi akrilik dan membutuhkan ketelitian yang
lebih untuk kebersihan akrilik. Bertujuan untuk menjaga lengkung rahang atas
ketika ada premature loss gigi molar RA serta mencegah migrasi mesial molar
RA.
Pada Mandibula
Sebagai alat penahan pasif mampu mencegah pergerakan gigi molar ke
arah mesial
Menciptakan ruangan yang lebih untuk gigi yang berdesakan pada
lengkung rahang
Mengontrol pergerakan gigi arah antero-posterior
Mengontrol distorsi lengkung rahang
10
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Pambudi. “Ortodonti Dasar”. Airlangga University Press: 2008.
Singh, Gurkeerat. 2007. Textbook of Orthodonrics, 2nd ed. Jaypee Brothers Medical
Publishers (P) Ltd.
Staley, Robert N. 2011. Essentials of Orthodontics Diagnosis and Treatments. Wiey
Blackwell
11