Anda di halaman 1dari 3

Lidah

Terdapat di belakang tenggorokan yang posisinya menggantung, berfungsi


untuk mendorong makanan sampai ke orofaring dan posisi lidah  yang menekan
langit-langit keras agar  makanan tidak msuk kembali ke mulut sewaktu
menelan. (tambahan aja,boleh dibaca ato tidak) Permukaan lidah dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap
yaitu papilla. Pergerakan lidah dilakukan oleh otot lidah yang terdiri dari otot
ekstrinsik (m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferiior, m. transversus
linguae, m. verticalis linguae) dan otot intrinsik (m. hyoglossus, m. genioglossus, m.
styloglossus, m. palatoglossus). Semua otot lidah selain m. palatoglossus diatur oleh
n. XII.

Otot Mastikasi
Menurut Liebgott (1995) macam otot pengunyah yaitu:
1. Musculus masseter
Otot ini menutupi sebagian besar permukaan lateral mandibula. Berfungsi untuk
mengangkat mandibula dengan kuat sehingga dalam posisi oklusi, pergerakan lateral
mandibula, dan retrusi mandibula.
2. Musculus temporalis
Otot ini berbentuk seperti kipas dan melekat pada lateral kepala hingga prossesus
coronoideus os.mandibulla. Berfungsi untuk mempertahankan posisi istirahat
mandibula, elevasi mandibula selama pengigitan dan oklusi
sentrik, retrusi mandibula, dan mendorong mandibula ke sisi yang sama pada gerak.
3. Musculus pterigoideus medialis
Otot ini berada di dalam fosa infratemporalis. Berfungsi untuk mengangkat
mandibula dengan kuat, protrusi mandibula, dan menggerakkan mandibula ke arah
yang berlawanan dari gerak lateral.
4. Musculus pterigoideus lateralis
Arah serabut otot ini berbeda dengan yang lain karna arahnya horizontal. Berfungsi
untuk protrusi mandibula, depresi mandibula, dan gerak kontralateral mandibula.
Otot-otot lain yang membantu proses mastikasi yaitu :
1. Otot Orbicularis oris
2. Otot Buccinators
3. Otot Mentalis
4. Otot Zygomaticus mayor

Analisis Down

a. Sudut Bidang Mandibula

Menurut Down, bidang mandibula adalah garis yang menghubungkan titik


gonion dan menton, serta menyinggung bagian paling bawah dari simfisis mandibula.
Sudut MP-FH diperoleh dari perpotongan bidang mandibula (MP) dan dataran
frankfurt (FH) (Gambar 11). Jika sudut MP-FH meningkat, pola pertumbuhan wajah
cenderung ke arah vertikal atau hyperdivergent. Sudut MP-FH yang tinggi dapat
ditemukan baik pada wajah retrusif dan protrusif, pertumbuhan vertikal dapat
mempersulit perawatan dan memiliki prognosis yang buruk. Rentangan nilai ideal
dari sudut ini berkisar antara 170 sampai 280 dengan nilai rata-rata 21,90
Gambar 1. Sudut MP-FH dan Y-axis menurut down.

b. Sumbu

Y-axis Y-axis diperoleh dari sudut yang terbentuk oleh perpotongan garis
antara sella tursika ke gnathion dengan bidang frankfurt (FH) (Gambar 11). Pada
kasus skeletal Klas II biasanya diperoleh sudut yang lebih besar daripada skeletal klas
III. Y-axis menggambarkan posisi dagu terhadap skeletal wajah. Nilai rata-rata dari
Y-axis adalah 590 dengan kisaran 530 – 660. Sudut Y-axis yang kecil dapat
diinterpretasikan memiliki pola pertumbuhan mandibula arah horizontal yang lebih
besar dibandingkan dalam arah vertikal. Sebaliknya, peningkatan sudut Y-axis
menunjukkan kelebihan pertumbuhan dalam arah vertikal pada mandibula.

Anda mungkin juga menyukai