Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Mastikasi

Mastikasi adalah roses penghancuran partikel makanan dalam mulut yang dibantu
dengan saliva sehingga merubah ukuran dan konsistensi makanan yang akhirnya
membentuk bolus sehingga mudah untuk ditelan. Sistem mastikasi adalah unit
fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri dari gigi
geligi, sendi Temporomanibular (TMJ), otot pengunyahan, dan system saraf.
Proses yang terjadi dlam proses mastikasi yaitu makanan digerakkan oleh lidah ke
permukaan oklusal gigi, proses penghancuran makanan olhe gigi, saliva, dan
enzim pencernaan di rongga mulut, pembentukan bolus makanan yang siap untuk
proses penelanan.

2.1.1 Mekanisme Mastikasi


Proses mastikasi terjadi karena adanya gerakan penutupan dan pembukaan rahang
yang terjadi secara terus menerus. Gerakan tersebut dikontrol oleh GPG (general
pattern genetaror) di susunan saraf pusat. Satu kali gerakan penutupan dan
pembkaan rahang disebut dengan Chewing stroke.

2.1.2 Organ yang terlibat


Organ-organ yang terlibat dalam proses mastikasi yang pertama yaitu gigi yang
setiap giginya memiliki tugas yang berbeda-beda dalam mengunyah makanan.
Gigi insisivus untuk memotong makanan, gigi kaninus untuk merobek makanan,
gigi premolar untuk merobek dan menggiling makanan, dan gigi molar untuk
mengunyah, menumbuk, dan menggiling makanan. Lidah yang fungsinya sebagai
memindahkan makanan di dalam mulut sehingga memudahkan makanan
terbentuk sebgai bolus yang siap untuk ditelan. Sendi TMJ yang terdapat pada
hubungan antara Os. Maniblulare dan Os.temporal dan dibentuk oleh
proccondylus, fossa mandibula, Os..Temporalis dan tuberculum articulae yang
berfungsi dalam pengunyahan. Otot-otot yang berperan dalam proses pembukaan
rahang adalah otot digastricus yang dibagi menjadi dua venter/bagian yaitu
anterior dan posterior, yang dihubungkan oleh suatu tendon yang melekat pada
fossa tulang hyoid, otot Pterygoid Lateralis yang berfungsi untuk protrusi
mandibula, depresi mandibula, dan gerak kontralateral mandibula, dan otot
Infrahyoid. Otot yang berperan dalam penutupan rahang yaitu Otot Masseter
Berfungsi untuk mengangkat mandibula dngan kuat sehingga dalam posisi oklusi,
pergerakan lateral mandibula, dan retrusi mandibula, Otot Temporalis
Berbentuk seperti kipas dan melekat pada lateral kepala hingga processus
coronoideus os.manibula
Berfungsi untuk mempertahankan posisi istirahat mandibula, elevasi manibula
selama penggigitan dan oklusi sentrik, retrusi mandibula, dan mendorong
mandibula ke sisi yang sama pada gerak, dan Otot Pterygoid Medialis
Befungsi untuk menagngat mandibula denga kuat, protrusi mandibula, dan
menggerakkan mandibula kearah yang berlawanan dari gerak lateral.

2.1.3 Gangguan Mastikasi

Trismus merupakan gangguan yang terjadi pada temporo mandibular joint yang
menyebabkan ketidakmampuan mulut untuk membuka lebih dari 20mm. Trismus
terjadi karena berkurangnya mobilitas pada temporo mandibular joint untuk
menggerakan rahang. Normalnya membuka mulut pada laki-laki adalah 41mm
dan untuk perempuan 43mm. trismus ini dapat terjadi karena adanya gangguan
local atau adanya metastasis dari tumor.

Myofacial Pain dysfunction syndrome merupakan kumpulan gejala yang timbul


karena kelainan hubungan bidang oklusi dengan sendi rahang. Manifestasi klinis
nya berupa nyeri, trismus, Gerakan kondilus dapat dirasakan (clicking) dan
Gerakan rahang unilateral atau blateral terbatas. Etiologinya yaitu spasme otot
pengunyahan karena ekstensi berlebihan, kontraksi berlebihan, atay
kelelahankebiasaan menggerakkan gigi (grinding atau clenching/bruxism).

Temporomandibular Joint Sisorder merupakan gangguan fungsional pada otot


Myalgia dan Disfungsi. Gangguan Fungsional pada TMJ : Clicking, Perubahan
pola oklusi, Kurangnya stabilitas oklusi, dan overclosure.
2.2 Analisis Sefalometri : Wit’s

Analisis ini dikembangkan oleh Alexander Jacobson pada tahum 1975. Analisi ini
merkam disharmoni rahang dalam arah anteroposterior secara sederhana dan
mudah tetapi tidak bisa menunjukkan hubungan rahang terhadap wajah. Problem
utama analisis ini adalah kemungkinan kesalahan dalam menentukan bidang
oklusal. Berikut ini adalah titik dan bidang dalam analisis wits :

 Titik A : titik paling dalam pada profil anterior maksila

 Titik B : titik paling dalam pada permukaan anterior simfisis mandibula

 Bidang oklusal : garis yang ditarik dari puncak tertinggi molar ke insisal
gigi insisif

Analisis ini dilakukan dengan menarik garis tegak lurus masing-masing dari titik
A dan B ke bidang oklusal saat oklusi dalam keadaan maksimal. Titik pertemuan
antara garis A dan B dengan bidang oklusal diberi nama AO dan BO. Pada oklusi
normal, titik BO terletak lebih kurang 1 mm di belakang AO pada laki-laki atau
berimpit (0 mm) pada wanita, sedangkan pada kelainan skeletal kelas II, titik BO
terletak jauh di belakang titim AO. Pada kelainan skeletal kelas III, titik BO
terletak jauh didepan titik AO.

Anda mungkin juga menyukai