Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu “abida-
ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan” yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan
diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang
yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah disebut
“abid” (yang beribadah).
Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah
salah seorang ahli hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-
Qur’an diartikan dengan tauhid.
“Memandang ibu bapak karena cinta kita kepadanya adalah ibadah” (HR Al-
Suyuthi).
Nabi SAW juga bersabda: “Ibadah itu sepuluh bagian, Sembilan bagian dari
padanya terletak dalam mencari harta yang halal.” (HR Al-Suyuthi).
Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik
pengertian umum dari ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:
Abu A’la Al-Mududi menyatakan bahwa ibadah dari akar’Abd yang artinya
pelayanan dan budak. Jadi hakikat ibadah adalah penghambaan dan
perbudakan, sedangkan secara terminologinya adalah usaha mengikuti hokum-
hukum dan aturan-aturan Allah dalam menjalankan kehidupan, mulai akil balig
sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah ialah kesetiaan, kepatuhan, dan
penghormatan serta penghargaan kepada Allah SWT. Serta dilakukan tanpa
adanya batasan serta bentuk khas tertentu.
Artinya:
)٦٠( ٌان إِ َّن ُه لَ ُك ْم َعد ٌُّو م ُِبين َ أَلَ ْم أَعْ َه ْد إِلَ ْي ُك ْم َيا َبنِي آدَ َم أَنْ ال َتعْ ُبدُوا ال َّشي
َ ْط
Artinya:
Artinya:
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada ku, niscaya akan aku
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak
mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina”
Artinya:
َّ واrُدُوا هَّللا َ َواجْ َت ِنبrُوال أَ ِن اعْ بr ِّل أُ َّم ٍة َر ُسrَولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِي ُك
ْ دَى هَّللا ُ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ َح َّقrالطا ُغوتَ َف ِم ْن ُه ْم َمنْ َه
ِهrْت َعلَي
)٣٦( ين َ ان َعاقِ َب ُة ْال ُم َك ِّذ ِب
َ ْف َك
َ ظرُوا َكي ُ ض َفا ْن ِ ْالضَّاللَ ُة َفسِ يرُوا فِي األر
Artinya:
“Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat
(untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaqut’, kemudian di
antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang
tetap dalam kesesatan. Maka kesudahan orang yang mendustakan
(rasul-rasul).”
Artinya:
Artinya:
)١٥١( …قُ ْل َت َعالَ ْوا أَ ْت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم أَال ُت ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْي ًئا
Artinya:
Artinya :
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah.dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Artinya:
Al-Isra ayat 39
Artinya :
Ayat – ayat tersebut merupakan dasar hukum atau dalil yang menjadi
pedoman dalam beribadah. Beribadah artinya menolak kemusyrikkan. Semua
bentuk menyekutukan Allah menciptakan penolakan Allah terhadap ibadah
manusia.
Dengan demikian, ayat-ayat yang melarang hamba Allah berbuat syrik,
dalam perspektif mafhum mukholifah-nya merupakan ayat-ayat al-qur’an yang
memerintahkan manusia untuk beribadah secara murni kepada Allah. Ayat-ayat
yang dimaksut adalah senagai berikut:
)١٢٠( ِين ُ ان أُم ًَّة َقا ِن ًتا هَّلِل ِ َحنِي ًفا َولَ ْم َي
َ ك م َِن ْال ُم ْش ِرك َ إِنَّ إِب َْراهِي َم َك
Artinya :
َ َُولَ َق ْد أَرْ َس ْل َنا ُنوحً ا إِلَى َق ْو ِم ِه َف َقا َل َيا َق ْو ِم اعْ ُبدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم مِنْ إِلَ ٍه َغ ْي ُرهُ أَ َفال َت َّتق
)٢٣( ون
Artinya :
)٤٨( ُون َذل َِك لِ َمنْ َي َشا ُء َو َمنْ ُي ْش ِركْ ِباهَّلل ِ َف َق ِد ا ْف َت َرى إِ ْثمًا َعظِ يمًا َ إِنَّ هَّللا َ ال َي ْغفِ ُر أَنْ ُي ْش َر
َ ك ِب ِه َو َي ْغفِ ُر َما د
Artinya :
Dasar hukum kedua dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT adalah
As-Sunnah atau Al-Hadis. Hadis-hadis yang memerintahkan manusia untuk
beribadah kepada Allah adalah sebagai berikut.[3]
Artinya :
Artinya :
Artinya :
Artinya :
Hadis diatas berisi seruan kepada seluruh hamba Allah untuk beribadah
hanya kepada Allah dan haram hukumnya melakukan segala bentukperbuatan
syirik yang mengakibatkan manusia masuk kedalam api neraka.
Dasar hukum semua bentuk ibadah kepada Allah adalah Al-Qur’an dan
As-Sunnah karena semua sahabat dan dan para pengikutnya , para ulama dan
semua umat Islam sepakat bahwa ibadah yang berhubungan langsung dengan
Allah harus didasarkan pada nash al-qur’an dan as-sunnah. Tidak ada bentuk
ibadah yang didasarkan pada dalil akal karena akal cenderung subjectif dan
dipengaruhi oleh hawa nafsu, kecuali dalam ibadah yang bersifat substantive
yang berkaitan dengan hubungan manusia .Misalnya perintah berzakat adalah
ibadah yang telah ditetapkan landasan hukumnya secara formal dalam al-qur’an
dan as-sunnah maka semua bentuk pemberian harta benda yang kesatuannya
tidak serupa dengan zakat, dikategorikan sebagai sedekah atau infak. Infak yang
hukumnya wajib disebut dengan zakat sedangkan infak yang hukumnya sunnah
disebut dengan sedekah.
C. Tujuan Ibadah
Ibadah pada dasarnya mempunyai suatu tujuan, hakikat, serta hikmah bagi
kita. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Manusia merupakan salah satu makhluk Allah yang paling sempurna dan
dimuliakan (Q.S At-Tin (95):4); dan manusia itu diciptakan oleh Allah di muka
bumi ini bukan sekedar untuk hidup didunia tanpa pertanggung jawaban. Akan
tetapi, manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S Al-Mukminun ayat 115, yang berbunyi:
َ أَ َف َحسِ ْب ُت ْم أَ َّن َما َخلَ ْق َنا ُك ْم َع َبثا ً َوأَ َّن ُك ْم إِلَ ْي َنا اَل ُترْ َجع
ُون
Dari beberapa ayat diatas dapat dipahami bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk beribadah.
http://melindaa2098.blogspot.com/2016/11/ibadah-dalam-islam.html
https://mitasari55.wordpress.com/2016/04/10/dasar-hukum-pelaksanaan-ibadah/
https://www.dutadakwah.co.id/tujuan-hakikat-dan-hikmah-ibadah/