Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian Ibadah

Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu “abida-
ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan” yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan
diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang
yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah disebut
“abid” (yang beribadah).

Kemudian pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah


sebagai berikut :

1. Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu:

“Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri


dan menundukkan jiwa kepada-Nya”

Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah
salah seorang ahli hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-
Qur’an diartikan dengan tauhid.

2. Para ahli di bidang akhlak mendefinisikan ibadah sebagai berikut:

“Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala


bentuk syari’at (hukum).”

“Akhlak” dan segala tugas hidup2 (kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas


pribadi, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun
masyarakat, termasuk kedalam pengertian ibadah, seperti Nabi SAW bersabda
yang artinya:

“Memandang ibu bapak karena cinta kita kepadanya adalah ibadah” (HR Al-
Suyuthi).

Nabi SAW juga bersabda: “Ibadah itu sepuluh bagian, Sembilan bagian dari
padanya terletak dalam mencari harta yang halal.” (HR Al-Suyuthi).

3. Menurut ahli fikih ibadah adalah:


“Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT
dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”

Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik
pengertian umum dari ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:

“Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai


dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik
terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT
dan mengharapkan pahala-Nya.”

Pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang


dapat dipahami maknanya (ma’qulat al-ma’na) seperti hukum yang menyangkut
dengan muamalah pada umumnya, maupun yang tidak dapat dipahami
maknanya (ghair ma’qulat al-ma’na), sepertishalat, baik yang berhubungan
dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang berhubungan
dengan lidah seperti dzikir, dan hati seperti niat.

Abduh menegaskan bahwa ibadah pada hakikatnya adalah sikap tunduk


semata-mata mengangkat dzat yang disembahnya, tidak diketahui dari mana
sumbernya dan kepercayaam terhadap kekuasaan yang ada padanya dan tidak
dapat dijangkau pemahaman dan hakikatnya. Pengertian diatas menunjukkan
bahwa ibadah bukan berarti seseorang yang sangat rindu ingin mengaggungkan
dan mematuhi kekasihnya, sehingga kemauan dirinya menyatu dengan
kehendaknya.

Abu A’la Al-Mududi menyatakan bahwa ibadah dari akar’Abd yang artinya
pelayanan dan budak. Jadi hakikat ibadah adalah penghambaan dan
perbudakan, sedangkan secara terminologinya adalah usaha mengikuti hokum-
hukum dan aturan-aturan Allah dalam menjalankan kehidupan, mulai akil balig
sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah ialah kesetiaan, kepatuhan, dan
penghormatan serta penghargaan kepada Allah SWT. Serta dilakukan tanpa
adanya batasan serta bentuk khas tertentu.

B. Dasar Hukum Perintah Ibadah


1. Al – Qur’an sebagai Dasar Hukum Utama

Ibadah yang diterima harus didasarkan pada ketauhidan, keikhlasan,


dan sesuai dengan syariat Islam. Sumber syariat Islam yang utama adalah
Al-Qur’an. Oleh karena itu, dasar hukum beribadah yang pertama adalah
ayat-ayat Al – Qur’an.

Sebagaimana telah diuraikan dalam memberikan pengertian kata


“ibadah”, ayat-ayat yang memerintahkan hamba allah untuk beribadah hanya
kepada Allah adalah sebagai berikut

 Dalam surat Al-Fatihah ayat 5, Allah SWT berfirman:

)٥( ُ‫ك َنسْ َتعِين‬


َ ‫َّاك َنعْ ُب ُد َوإِيَّا‬
َ ‫إِي‬

Artinya:

“ Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan Hanya kepada


Engkaulah kami mohon pertolongan .“

 Dalam surat Yasin aayat 60, Allah SWT berfirman:

)٦٠( ٌ‫ان إِ َّن ُه لَ ُك ْم َعد ٌُّو م ُِبين‬ َ ‫أَلَ ْم أَعْ َه ْد إِلَ ْي ُك ْم َيا َبنِي آدَ َم أَنْ ال َتعْ ُبدُوا ال َّشي‬
َ ‫ْط‬

Artinya:

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam


agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagi kamu.”

 Al – Mu’min ayat 60:

َ ُ‫ُون َعنْ عِ َبادَ تِي َس َي ْد ُخل‬


َ ‫ون َج َه َّن َم دَاخ ِِر‬
)٦٠( ‫ين‬ َ ‫َو َقا َل َر ُّب ُك ُم ْادعُونِي أَسْ َت ِجبْ لَ ُك ْم إِنَّ الَّذ‬
َ ‫ِين َيسْ َت ْك ِبر‬

Artinya:
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada ku, niscaya akan aku
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak
mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina”

 Az-Zariyat ayat 56:

َ ‫ت ْال ِجنَّ َواإل ْن‬


ِ ‫س إِال ِل َيعْ ُبد‬
)٥٦( ‫ُون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Artinya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka


beribadah kepada-Ku”

 An-Nahl ayat 36:

َّ ‫وا‬rُ‫دُوا هَّللا َ َواجْ َت ِنب‬rُ‫وال أَ ِن اعْ ب‬r‫ ِّل أُ َّم ٍة َر ُس‬r‫َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِي ُك‬
ْ ‫ دَى هَّللا ُ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ َح َّق‬r‫الطا ُغوتَ َف ِم ْن ُه ْم َمنْ َه‬
‫ ِه‬rْ‫ت َعلَي‬
)٣٦( ‫ين‬ َ ‫ان َعاقِ َب ُة ْال ُم َك ِّذ ِب‬
َ ‫ْف َك‬
َ ‫ظرُوا َكي‬ ُ ‫ض َفا ْن‬ ِ ْ‫الضَّاللَ ُة َفسِ يرُوا فِي األر‬

Artinya:

“Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat
(untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaqut’, kemudian di
antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang
tetap dalam kesesatan. Maka kesudahan orang yang mendustakan
(rasul-rasul).”

 Al-Isra’ ayat 23:

ِ ‫ك أَال َتعْ ُبدُوا إِال إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِ َدي‬


)٢٣( ‫ْن إِحْ َسا ًنا‬ َ ‫َو َق‬
َ ‫ضى َر ُّب‬

Artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah


selain dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak”
 An-Nisa ayat 36:

)٣٦( ‫َواعْ ُبدُوا هَّللا َ َوال ُت ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْي ًئا‬

Artinya:

“ Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatu apa pun”

 Al-An’am ayat 151:

)١٥١( …‫قُ ْل َت َعالَ ْوا أَ ْت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم أَال ُت ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْي ًئا‬

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), ‘Marilah aku bacakan apa yang diharamkan


Tuhan kepadamu. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun…”

 Al-kafirun ayat 1-6:

)٣( ‫ُون َما أَعْ ُب ُد‬


َ ‫)وال أَ ْن ُت ْم َع ِابد‬ َ ‫)ال أَعْ ُب ُد َما َتعْ ُبد‬١( ‫ُون‬
َ ٢( ‫ُون‬ َ ‫قُ ْل َيا أَ ُّي َها ْال َكافِر‬

ِ ‫)لَ ُك ْم دِي ُن ُك ْم َول َِي د‬٥( ‫ُون َما أَعْ ُب ُد‬


)٦( ‫ِين‬ َ ‫)وال أَ ْن ُت ْم َع ِابد‬
َ ٤( ‫َوال أَ َنا َع ِاب ٌد َما َع َب ْد ُت ْم‬

Artinya :

“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah.dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

 Al-baqarah ayat 256:

‫وُ ْث َقى ال‬rr‫ك ِب ْالعُرْ َو ِة ْال‬


َ ‫ت َوي ُْؤمِنْ ِباهَّلل ِ َف َق ِد اسْ َت ْم َس‬ َّ ‫ين َق ْد َت َبي ََّن الرُّ ْش ُد م َِن ْال َغيِّ َف َمنْ َي ْك ُفرْ ِب‬
ِ ‫الطا ُغو‬ ِ ‫ال إِ ْك َرا َه فِي ال ِّد‬
)٢٥٦( ‫صا َم لَ َها َوهَّللا ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ِ‫ا ْنف‬
Artinya: :
“ tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu
Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada
Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”

 Al-Isra ayat 22:

)٢٢( ‫آخ َر َف َت ْق ُع َد َم ْذمُومًا َم ْخ ُذوال‬


َ ‫ال َتجْ َع ْل َم َع هَّللا ِ إِلَهًا‬

Artinya:

” janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar


kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).”

 Al-Isra ayat 39

َ ‫ُّك م َِن ْال ِح ْك َم ِة َوال َتجْ َع ْل َم َع هَّللا ِ إِلَهًا‬


‫آخ َر َف ُت ْل َقى فِي َج َه َّن َم َملُومًا‬ َ ِ‫أ َذل‬
َ ‫ك ِم َّما َ ْو َحى إِلَي‬
َ ‫ْك َرب‬

)٣٩( ‫َم ْدحُورً ا‬

Artinya :

“Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan


janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam Keadaan
tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).”

Ayat – ayat tersebut merupakan dasar hukum atau dalil yang menjadi
pedoman dalam beribadah. Beribadah artinya menolak kemusyrikkan. Semua
bentuk menyekutukan Allah menciptakan penolakan Allah terhadap ibadah
manusia.
Dengan demikian, ayat-ayat yang melarang hamba Allah berbuat syrik,
dalam perspektif mafhum mukholifah-nya merupakan ayat-ayat al-qur’an yang
memerintahkan manusia untuk beribadah secara murni kepada Allah. Ayat-ayat
yang dimaksut adalah senagai berikut:

 An-nahl ayat 120:

)١٢٠( ‫ِين‬ ُ ‫ان أُم ًَّة َقا ِن ًتا هَّلِل ِ َحنِي ًفا َولَ ْم َي‬
َ ‫ك م َِن ْال ُم ْش ِرك‬ َ ‫إِنَّ إِب َْراهِي َم َك‬

Artinya :

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan


teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif[843]. dan sekali-kali bukanlah
Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)”

Hanif Maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan


tak pernah meninggalkannya.

 Al-mu’minun ayat 23:

َ ُ‫َولَ َق ْد أَرْ َس ْل َنا ُنوحً ا إِلَى َق ْو ِم ِه َف َقا َل َيا َق ْو ِم اعْ ُبدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم مِنْ إِلَ ٍه َغ ْي ُرهُ أَ َفال َت َّتق‬
)٢٣( ‫ون‬

Artinya :

“dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia


berkata: “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
(kepada-Nya)?”

 An-Nisa ayat 48:

)٤٨( ‫ُون َذل َِك لِ َمنْ َي َشا ُء َو َمنْ ُي ْش ِركْ ِباهَّلل ِ َف َق ِد ا ْف َت َرى إِ ْثمًا َعظِ يمًا‬ َ ‫إِنَّ هَّللا َ ال َي ْغفِ ُر أَنْ ُي ْش َر‬
َ ‫ك ِب ِه َو َي ْغفِ ُر َما د‬

Artinya :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia


mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”

Ayat-ayat tersebut adalah dasar-dasar ibadah kepada Allah dan


mengharapkan kemusrikan. Dasar hukum ibadah adalah dalil yang menjadi
pijakan umat islam melaksanakan ibadah. Semua bentuk peribadahan
dipersembahkan hanya kepada Allah. Oleh karena itu, jika ada yang
mempersembahkan pujian dan pujian kepada selain Allah, ia dinyatakan sebagai
orang yang syirik.

2. As-Sunnah sebagai Dasar Hukum Kedua

Dasar hukum kedua dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT adalah
As-Sunnah atau Al-Hadis. Hadis-hadis yang memerintahkan manusia untuk
beribadah kepada Allah adalah sebagai berikut.[3]

 Dari Mu’adz bin Jabal telah berkata:

‫ا ِد ؟ َو‬rr‫ َل ْال ِع َب‬r‫هللا َع‬


ِ ‫اح ُّق‬r َ r‫ أَ َت ْد ِر يْ َم‬, ‫ َيا ُم َع ُاذ‬: ْ‫ص َّل هللاُ َءلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع َل حِما َ ٍر َف َقا َل لِي‬ َ َّ‫ْف ال َّن ِبي‬
َ ‫ت َر ِد ي‬ ُ ‫ُك ْن‬
‫وا‬rr ْ ‫هللا َعلَى ْال ِع َبا ِد ْأنُ َيعْ ُب ُد ْوهُ َوالَ ُي ْش ِر ُك‬ِ ‫ َفإِ نَّ َح َّق‬: ‫ َق َل‬.‫ ا هللُ َو َر س ُْو لَ ُه أَ عْ لَ ُم‬: َ‫هللا ؟ َف َق ْلت‬
ِ ‫اح ُّق ْال ِع َبا ِد َع َل‬
َ ‫َم‬
‫رُال َّنا‬r‫ أ َفالَ أُب ِْش‬,ِ‫لى هللا‬َ ‫ ْو‬r‫ار ُس‬r َ r‫ َي‬: ‫ت‬ ُ ‫ َفقُ ْل‬.ً‫يْأ‬r‫ ِه َش‬r‫ك ِب‬
ُ ‫ ِر‬r‫ب َمنْ اَل ي ُْش‬ ِ ‫ َو َح ُّق ْال ِع َبا ِد َعلَى ا‬. ً ‫ِب ِه َشيْأ‬
َ ‫هلل أنْ اَل ي َُع ّذ‬
)‫ (أ خرجه الصحيحين‬.‫ اَل ُتبْشِ رْ ُه ْم َف َي َّتكاِلُ ْوا‬:‫س؟ َقالَى‬ َ

Artinya :

“Saya pernah mengikuti Nabi SAW.naikkeledai bersama beliau, beliau


bersabda kepada saya, ‘wahai Muaz! Tahukah kamu apa yang menjadi
tugas dan kewajiban hamba terhadap Allah SWT. Dan apa janji Allah
terhadap hamba?’ Saya menjawab,’ Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih
mengetahui. ‘ beliau menjawab,’Tugas dan kewajiban hamba terhadab
Allah adalah agarberibadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apa pun. Dan janji Allah kepada hamba ialah
bahwasannya Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun’. ‘Saya bertanya,’ Ya
Rasulullah! Bolehkah saya menyampaikan kabar gembira ini kepada
orang-orang? ‘ Rasulullah SAW menjawab, ‘Janganlah kamu
menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, agar mereka tidak
bersifat apatis’.’’ (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

 Hadis dari Ibnu Mas’ud sebagai berikut:

َ ‫هللا ن ًِّذ ْأد َخ َل ال َّن‬


)‫ار (رواه البخارى‬ ِ ‫َمنْ َماتَ َوه َُو َي ْد ع ُْو مِنْ د ُْو ِن‬

Artinya :

“Barang siapa mati dalam keadaan menyeru (berdoa atau beribadah)


kepada selainAllah maka ia akan masuk neraka.” (H.R. Imam Bukhari)

 Hadis dari Sahal bin Sa’ad, berbunyi sebagai berikut:

َ ‫أل ُ عْ طِ يَنَّ الرَّ َي ُة غ ًَد‬


َ ُّ‫ار ُجالً ُيحِب‬
‫ ُد ْو‬r‫ا تَ ال َّناسُ َي‬rr‫ َف َب‬.ِ‫ ه‬r‫ َد ْي‬r‫ َي ْف َت ُح هللاُ َعلَى َي‬,ُ‫هللا َو َر س ُْو لَ ُه َو ُي ِح ُّب ُه هللاُ َو َرس ُْولَه‬
ْ‫واأن‬rُْ ‫رْ ج‬r‫لَّ َم ُكلُّ ُه ْم َي‬r‫ ِه َو َس‬rْ‫لَّى هللاُ َعلَي‬r‫ص‬ ِ ‫ ْو ِل‬r‫ دَ ْو اَ َعلَى َر ُس‬rَ‫ َبح ُْوا غ‬r‫أص‬
َ ‫هللا‬ ْ ‫ا َ َفلَمَّا‬r‫ا ه‬r‫ َل ْيلَ َت ُه ْم أ ُّي ُه ْم يُعْ َط‬.‫ُك ْو َن‬
‫ ِه‬r‫قَ فِيْ َع ْي َن ْي‬r‫ص‬َ ‫ ِه َف َب‬r‫ َفأ َ َتى ِب‬.ِ‫ َفأ َ رْ َسلُ ْوا ِالَ ْيه‬,ِ‫ ه َُو َي ْش َتكِيْ َع ْي َن ْيه‬: ‫ب ؟ َفقِ ْي َل‬
ٍ ِ‫ أ ي َْن َعلِيُّ بْنُ أ ِبيْ َطال‬:‫يُعْ َطا َها َف َق َل‬
َ ِ‫ اَ ْنف ِْد َعلَى ُر ُسل‬:‫ َفأ َ عْ َطا هُ ا لرَّ َي ُة َو َقا لَى‬.‫ َف َب َرأَ َكأَنْ لَ ْم َي ُكنْ ِب ِه َو َج َع‬,ُ‫َو دَ َعالَه‬
‫ ُث َّم ا ُ ْد‬.‫ا َحت ِِه ْم‬r‫ك َح َّتى َت ْن ِزلِى ِب َس‬
‫ ًد‬rrِ‫ك َر ُجالً َواح‬ َ ‫ أَل َ نْ ي ْه ِد‬.ِ‫ َف َوهللا‬.ِ‫هللا َت َعا لَى فِ ْيه‬
َ ‫ي هللاُ ِب‬ ِ ‫ُع ُه ْم ِالَى اإْل سْ اَل ِم َوأَ ْخ ِبرْ ُه ْم ِب َما َي ِجبُ َعلَ ْي ُه ْم مِنْ َح ِّق‬
)‫ (رواه البخا ر ى ومسلم‬.‫ك مِنْ ُغمْ ِر ال َّن َع ِم‬ َ ‫َخ ْي ُر َل‬

Artinya :

“Besok pagi aku akan berikan bendera komando perang kepada


seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dia juga dicintai Allah
dan Rasulnya, semoga Allah memberikan kemenangan ditangannya.
Semalam suntuk orsng-orang terlibat perbincangan mengenai siapa
gerangan diantara mereka yang esok akan diberi bendera komando
perang itu. Esok harinya mereka bergegas menghadap Rasulullah SAW,
lalu bertanyalah nabi SAW., ‘Mana Alibin Abi Thalib?’ Orang-orang
menjawab, ‘Dia sakit mata’, kemudian Rasulullah SAW menyuruh mereka
agar memanggil Ali. Ali pun menghadab Nabi SAW, kemudian Nabi SAW
meludahi kedua mata Ali yang sedang sakit sambil berdoa. Seketika itu
mata Ali yang sakit menjadi sembuh seakan-akan tak ada sedikitpun
tersisa rasa sakit. Kemudian Nabi SAW menyerahkan bendera komando
perang itu kepada Ali sambil memberikan intruksi, ‘bertindaklah tenang,
jangan terburu-buru sampai kamu tiba di daerah mereka. Kemudian
ajaklah mereka masuk agama islam dan beri tahukanlah kewajiban
mereka terhadap Allah. Demi Allah, jika Allah menunjukkan seorang saja
dengan sebab ajakanmu itu, niscaya hal iyu lebih baik daripada humrun
na’am (unta merah yang mahal harganya yang menjadi kebanggaan
orang-orang Arab masa itu). (H.R Bukhari dan Muslim)

 Dalam kitab Shahih Muslim Rasulullah SAW bersabda sebagai


berikut:

ِ ‫هللا َح َر َم َمالُ ُه َو َد ُم ُه َو ِح َسا ُب ُه َعلَ َى‬


‫هللا َع َّز َو َج َّل‬ ِ ‫لى اَل ِالَ َه ِااَّل هللاُ َو َك َف َر ِب َما َيعْ ُب ُد مِنْ ُد ْو ِن‬
َ ‫ َمنْ َق‬.

Artinya :

“Barang siapa mengucapkan ‘la ilaha illallah’ dan ia mengingatkan semua


penyembahan kepada selain Allah maka haramlah harta dan darahnya
serta perhitungannya nanti ada pada Allah ‘Azza wajalla semata.”

Hadis diatas berisi seruan kepada seluruh hamba Allah untuk beribadah
hanya kepada Allah dan haram hukumnya melakukan segala bentukperbuatan
syirik yang mengakibatkan manusia masuk kedalam api neraka.

Dasar hukum semua bentuk ibadah kepada Allah adalah Al-Qur’an dan
As-Sunnah karena semua sahabat dan dan para pengikutnya , para ulama dan
semua umat Islam sepakat bahwa ibadah yang berhubungan langsung dengan
Allah harus didasarkan pada nash al-qur’an dan as-sunnah. Tidak ada bentuk
ibadah yang didasarkan pada dalil akal karena akal cenderung subjectif dan
dipengaruhi oleh hawa nafsu, kecuali dalam ibadah yang bersifat substantive
yang berkaitan dengan hubungan manusia .Misalnya perintah berzakat adalah
ibadah yang telah ditetapkan landasan hukumnya secara formal dalam al-qur’an
dan as-sunnah maka semua bentuk pemberian harta benda yang kesatuannya
tidak serupa dengan zakat, dikategorikan sebagai sedekah atau infak. Infak yang
hukumnya wajib disebut dengan zakat sedangkan infak yang hukumnya sunnah
disebut dengan sedekah.

Secara aqliyah, beribadah merupakan kebutuhan spiritual umat manusia


yang beriman kepada Allah karena ibadah merupakan bagian dari tata cara
berterima kasih kepada rahman dan rahimnya Allah. Akan tetapi disisi lain ,Allah
dan Rasul-Nya mewajibkan kepada seluruh hambanya untuk beribadah dengan
tujuan agar semua hamba Allah merdeka dan tidak terbelenggu oleh sikap-sikap
yang menghambakan diri kepada sesam hamba Allah.

Dengan pandangan tersebut ,makna ibadah bukan semata-mata


menggugurkn kewajiban, melainkan suatu system ber-taqarrub kepada Allah
karena Allah yang menciptakan semua makhluk, bumi dan langit serta segala
isinya.

Taqarrub merupakan upaya mendekatkan diri secara intensif kepada


Allah agar semua doa orang yang beriman didengar dan dikabulkan. Taqarrub
yang paling ideal adalah dengan cara melaksanakan seluruh perintahnya dan
menjauhi seluruh larangannya. Beribadah sesuai dengan izin Allah yang semua
ketentuan dan teknik-tekniknya dicontohkan Rasulullah SAW. Tidak ada ibadah
yang dibuat oleh rekayasa manusia, kecuali dalam bidang-bidang
kemuamalahan.

Melaksakan sholat adalah ibadah ukhrawiyah yang ketentuan dan teknik-


teknik pelaksanaannya sudah pasti, tetapi tujuan diwajibkannya mendirikan
shalat adalah agar manusia menghindarkan diri dari perbuatan jahat dan
mungkar selama ia menjalani kehidupan di dunia. Demikian pula, dalam
kehidupan dunia yang bernilai ukhrawi, seperti diwajibkannya mendirikan masjid
untuk shalat berjamaah, kemudian masjid dibentuk dan digambar oleh artistic,
sehingga menjadi sangat mewah dan mengagumkan, sebagaimana masjid
dengan kubah emas. Padahal, tidak ada perintah mendirikan dari al-qur’an
maupun as-sunnah agar membangun masjid mewah dah kubahnya dari emas,
yang ada hanyalah perintah mendirikan shalat dan memakmurkan masjid.
Ada perintah untuk kaum muslimah agar menutup aurat atau mengenakan
jilbab. Semua tubuh kaum wanita wajib tertutup kecuali muka dan telapak
tangan. Kemudian, dengan perkembangan fashion dan model pakaian muslimah
yang semakin modern, bentuk bentuk jilbab dan polanya bermacam-macam,
dengan harganya yang sangat mahal. Padahal, tidak ada perintah dari Allah
maupun Rasullah SAW agar membuat jilbab dengan model dan pola modern
dengan kain yang harganya mahal. Yang ada hanyalah perintah agar kaum
wanita menutup auratnya dengan jilbab dan terlarang memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang tampak pada bagian tubuhnya yang tidak termasuk
aurat.

C. Tujuan Ibadah

Ibadah pada dasarnya mempunyai suatu tujuan, hakikat, serta hikmah bagi
kita. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Manusia merupakan salah satu makhluk Allah yang paling sempurna dan
dimuliakan (Q.S At-Tin (95):4); dan manusia itu diciptakan oleh Allah di muka
bumi ini bukan sekedar untuk hidup didunia tanpa pertanggung jawaban. Akan
tetapi, manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S Al-Mukminun ayat 115, yang berbunyi:

َ ‫أَ َف َحسِ ْب ُت ْم أَ َّن َما َخلَ ْق َنا ُك ْم َع َبثا ً َوأَ َّن ُك ْم إِلَ ْي َنا اَل ُترْ َجع‬
‫ُون‬

Artinya: ” Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu


secara main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak dikembalikan
kepada kami?.”

Firman Allah SWT dalam Q.S Az-Zariyat: 56

‫ُون‬ َ ِ ‫ت ْال ِجنَّ َواإْل‬


ِ ‫نس إِاَّل لِ َيعْ ُبد‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
Artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepadaku (menyembah-Ku).”

Dari beberapa ayat diatas dapat dipahami bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk beribadah.

Tujuan pokok beribadah adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk menghadapkan diri kepada Allah SWT dan memfokuskan


dalam setiap keadaan, agar mencapai derajat yang lebih tinggi yakni ketaqwaan.

Kedua, agar terciptanya suatu kemaslahatan dan menghindarkan diri dari


perbuatan keji dan mungkar. Maksudnya adalah bahwasanya manusia itu tidak
terlepas dari diperintahkan dan dilarang. menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Maka dari itu berlakulah pahala dan siksa, dari situlah inti dari
suatu ibadah.

http://melindaa2098.blogspot.com/2016/11/ibadah-dalam-islam.html

https://mitasari55.wordpress.com/2016/04/10/dasar-hukum-pelaksanaan-ibadah/

https://www.dutadakwah.co.id/tujuan-hakikat-dan-hikmah-ibadah/

Anda mungkin juga menyukai