Anda di halaman 1dari 2

Catatan Notulen

Presentasi temu 1,2, dan 3


Waktu : Kamis, 6 Oktober 2022, pk. 14.00-14.50
Dosen : Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari, S.Kep.,M.Biomed
Materi : Asuhan Keperawatan Kesehatan Reproduksi dan Gangguan Perdarahan
Penyaji : Kelompok 1,6,3,4
Moderator : Ni Kadek Rai Dwijayanti
Notulen : Risqi Nurainni

Penajian materi dilakukan secara panel oleh Kelompok 1,6,3, dan 4 dengan masing-masing
waktu penyajian 10 menit per materi. Presentasi berjalan dengan baik, peserta yang hadir
berjumlah 38 orang. Sesi diskusi diisi dengan masukan dan tambahan materi dari dosen.

Adapun kesimpulan dari materi yang sudah dipresentasikan yaitu

Perdarahan antepartum merupakan suatu kejadian pathologis berupa perdarahan yang


terjadi pada umur kehamilan 28 minggu atau lebih. Perdarahan yang terjadi dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan (plasenta previa,
solusio plasenta, pecahnya sinus marginalis, dan perdarahan vasa previa) dan perdarahan
yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan (pecahnya varises, perlukaan serviks,
keganasan serviks, dll). Perdarahan post partum merupakan masalah yang serius yang dapat
menyebabkan terjadinya syok hingga kematian, hal ini juga dapat berkelanjutan menjadi syok
haemoragic ketika penderita mengalami kegagalan sirkulasi karena perdarahan berlebih yang
terjadi setelah melahirkan sebanyak lebih dari 500 ml, sehingga diharapkan tenaga medis
mempunyai pengetahuan praktis untuk melakukan pertolongan pertama pada penderita.

Fokus utama dalam penerapan asuhan keperawatan dalam Gangguan perdarahan,


baik perdarahan awal kehamilan, perdarahan pada pasca persalinan, syok haemoragic, dan
gangguan pembekuan pada masa kehamilan, dapat dirumuskan dalam metode proses
keperawatan (Pengkajian , Diagnosa Keperawatan, Perencanaan (intervensi), Implementasi,
Evaluasi serta dokumentasi asuhan keperawatan). Dengan memperhatikan Identitas pasien,
riwayat kesehatan baik riwayat kesehatan sekarang dan masa lalu dan riwayat kesehatan
keluarga, sedangkan dalam menentukan Diagnosa keperawatan pada pasien dapat
menggunakan prioritas utama sesuai dengan kondisi pasien. Sedangkan dalam penerapannya
dalam pengimplementasian dan dokumentasi keperawatan dapat berpacu pada Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan tujuan agar dapat dijadikan
pedoman bagi setiap perawat dalam membuat asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai