Anda di halaman 1dari 4

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT STATUS ASMATIKUS

A. Pemeriksaan Primery Survey


1. Airway
Pengkajian: 
Pada pasien dengan status asmatikus ditemukan adanya penumpukan
sputum pada jalan nafas. Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan napas
sehingga status asmatikus ini memperlihatkan kondisi pasien yang sesak
karena kebutuhan akan oksigen semakin sedikit yang dapat diperoleh.
2. Breathing
Pengkajian :
Adanya sumbatan pada jalan napas pasien menyebabkan bertambahnya
usaha napas pasien untuk memperoleh oksigen yang diperlukan oleh
tubuh.Namun pada status asmatikus pasien mengalami nafas lemah hingga
adanya henti napas.Sehingga ini memungkinkan bahwa usaha ventilasi
pasien tidak efektif.Disamping itu adanya bising mengi dan sesak napas
berat sehingga pasien tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dengan
sekali napas, atau kesulitan dalam bergerak.Pada pengkajian ini dapat
diperoleh frekuensi napas lebih dari 25 x / menit.Pantau adanya mengi.
3. Circulation
Pengkajian :
Pada kasus status asmatikus ini adanya usaha yang kuat untuk
memperoleh oksgien maka jantung berkontraksi kuat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut hal ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut
nadi lebih dari 110 x/menit.Terjadi pula penurunan tekanan darah sistolik
pada waktu inspirasi.Pulsus paradoksus, lebih dari 10 mmHg. Arus
puncak ekspirasi ( APE ) kurang dari 50 % nilai dugaan atau nilai tertinggi
yang pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit. Adanya kekurangan
oksigen ini dapat menyebabkan sianosis yang dikaji pada tahap circulation
ini.
4. Disability
Pengkajian :
Pada tahap pengkajian ini diperoleh hasil bahwa pasien dengan status
asmatikus mengalami penurunan kesadaran. Disamping itu pasien yang
masih dapat berespon hanya dapat mengeluarkan kalimat yang terbata –
bata dan tidak mampu menyelesaikan satu kalimat akibat usaha napas
yang dilakukannya sehingga dapat menimbulkan kelelahan .Namun pada
penurunan kesadaran semua motorik sensorik pasien unrespon.
5. Exposure
Pengkajian :
Setelah tindakan pemantauan airway, breathing, circulation, disability, dan
exposure dilakukan, maka tindakan selanjutnya yakni transportasi ke
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih intesif.

B. Pemeriksaan Secondary Survey


1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan dulu

a) Riwayat masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin


b) Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru
sebelumnya.
c) Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor
lingkungan.
d) Kaji riwayat pekerjaan pasien.
c. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
d. Riwayat keluarga: riwayat keturunan
e. Status mental : lemas, takut, gelisah
f. Pernapasan
 Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau
latihan.
 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat
tidur.
 Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan
bahu, melebarkan hidung.
 Adanya bunyi napas mengi.
 Adanya batuk berulang.
g. Gastro intestinal : adanya mual, muntah.
h. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah

2. Pemeriksaan Fisik
Dada:
a. Contour, Confek, tidak ada defresi sternum
b. Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
c. Keabnormalan struktur Thorax
d. Contour dada simetris
e. Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna
merata
f. RR dan ritme selama satu menit.
Palpasi :
a. Temperatur kulit
b. Premitus : fibrasi dada
c. Pengembangan dada
d. Krepitasi (bunyi seperti gesekan rambut dengan jari)
e. Massa
f. Edema (penimbunan cairan yang berlebih didalam jaringan).

Auskultasi:
a. Vesikuler
b. Broncho vesikuler
c. Hyper ventilasi
d. Rochi
e. Wheezing
f. Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.

C. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi
sekret.
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi –perfusi, perubahan membran alveolus- kapiler
d. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
e. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Alvin. 2008. Diagnosis Dan Tatalaksana Kegawatdaruratan Paru


Dalam Praktek Sehari-Hari. Jakarta: Sagung Seto.

Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan System Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Morton, Patricia Gonce. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Kep.


Holistik, Ed. 8, EGC : Jakarta.

Nursing Diagnoses: Definitions And Clasification 2018-2020, Jakarta : EGC,


2018

Swidarmoko, Boedi. 2010. Pulmonologi Intervensi Dan Gawat Darurat


Napas. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai