Anda di halaman 1dari 12

TES PROYEKTIF

Tes ini berawal di lingkungan klinis. Asumsi


dasarnya adalah apabila subyek/individu
dihadapkan pada hal-hal yang ambigous, maka
subyek akan memproyeksikan personalitinya
melalui jawaban jawaban terhadap stimulus itu.
Menurut Murray reaksi individu terhadap stimulus
ambiguous tersebut merupakan interaksi antara
need dan press yang disebut thema.
Ciri tes proyektif:

1. materinya mempunyai sifat unstructure & ambigous


kedua hal ini memungkinkan subyek untuk
memproyeksikan isi ketaksadarannya. Unstructure : akan
menyebabkan subyek mempunyai banyak alternatif
jawaban. Ambigous: akan menyebabkan subyek memilih
jawaban sesuai interprestasinya.
2. obyektivitas yang rendah, sehingga memungkinkan
terjadinya perbedaan kesimpulan dari subyek yang berbeda
dengan jawaban yang sama. Oleh karena itu tes proyektif
menuntut kesimpulan yang luas/kualitatif.
3. adanya screen/layar. Screen ini merupakan alat untuk
memproyeksikan gambar dan stimulus
Ciri lain tes proyektif (TAT):

*polivalensi (mengandung multi-nilai)


Contoh Kartu dalam TAT mempunyai beberapa kemungkinan
sifat:
1. polisemi (salah satu jelas atau salah satu kabur)
-figur jelas, latar belakang kabur
-figur kabur, latar belakang jelas
2. Monosemi (keduanya jelas)
-figur jelas, latar belakang jelas
3. Asemi (keduanya kabur)
-figur kabur, latar belakang kabur
Klasifikasi Tes Projective
(W.U.N.D.T ).
1. Teknik Proyeksi yang Impresif
Yaitu cara mendapatkan data-data (proyeksi) dari
pribadi dengan mengungkapkan/meminta subyek
menjelaskan pengalaman subjek (oral, tertulis).
2. Teknik Proyeksi yang Ekspresif, Subyek dimasukan
ke dalam situasi yang baru, kemudian bagaimana
penyesuaiannya?
Klasifikasi Tes Projective
(F.R.A.N.K)
1.Teknik Konstitutif, subyek ditunjukkan bermacam-
macam materi yang ambigous/belum berstruktur,
kemudian subyek diminta menyusunya. Contoh :
Tes Rorsarch, Finger printing.
2. Teknik Konstruktif, Subyek mempunyai sifat lebih
bebas ekspresinya daripada Teknik Konstitutif.
Prinsipnya sama, subyek dilihatkan situasi yang
kabur agar dibentuk menjadi sesuatu yang berarti,
lebih bebas, karena materi-materinya bisa
dipindah-pindahkan. Contoh : Mozaic Test, Block
Design dan merakit obyek (WAIS)
Klasifikasi Tes Projective
(F.R.A.N.K) lanj
3.Teknik Interpreted, subyek ditunjukkan materi yang kabur,
tidak berstruktur, kemudian subyek mengartikan
stimulus/materi tersebut. Contoh : CAT TAT, SSCT
4.Teknik Katartif, Mempunyai fungsi mengurangi hambatan
psikis seseorang. Bentuknya bisa : - play technique, role
playing, doll test
5. Teknik Refraktif, Subyek diharapkan mengekspresikan
setiap perasaan, dorongan, sentimen­-sentimemnya melalui
perilaku atau reaksinya terhadap materi itu. Contoh : Tes
grafis, Bender Gestalt test
Klasifikasi Tes Projective
(L.I.N.D.Z.E.Y)
l. Association Tech, subyek diminta
mereaksi/menjawab dengan cara apa yang pertama
kali muncul dalam pikirannya. Contoh : - Tes
Rorsarch, Word Association Test. Teknik assosiasi
yang terkenal antara lain yang dilakukan oleh
Getzeis & Jackson. Mereka menggunakan 25
word, subyek diminta memberi sinonim untuk
masing-masing kata. Setelah menjawab itu, subyek
diminta mengklasifikasikan sinonim tadi sesuai
assosiasinya.
Klasifikasi Tes Projective
(L.I.N.D.Z.E.Y) lanj
2. Construction Tech, subyek ditunjukkan materi yang kabur,
subyek diminta memberi bentuk tertentu. Contoh tes
mengatur gambar. Dalam teknik ini yang dipentingkan
hasilnya.
3. Complation Tech, materi yang belun lengkap, supaya
dilengkapi kalimat atau cerita Contoh SSCT
4. Choice or Order Tech, Subyek diminta memilih jawaban yang
tepat/mengaturya. Contoh : Study of values, Tes mengukur
need for achievement , Tes kreativitas
5, Expressive Tech, Dalam teknik ini kepada subyek
ditunjukan materi yang kabur kemudian subyek diminta
membentuk, yang penting adalah proses/prosedurnya.
Contoh : project therapy dll
PERKEMBANGAN TEKNIK
PROYEKTIF
Kedua macam teknik proyektif (verbal/non) sebetulnya
membutuhkan bantuan bahasa.
• teknik proyektif nonverbal (gambar-gambar) yang
diutamakan bukan bentuk dari respon verbal, tapi reaksi
dari testee terhadap rangsangan yang diberikan. Reaksi
tersebut bisa ekspresi, reaction time, dan contants (isi) dari
jawaban tersebut.
• teknik proyektif verbal hampir semuanya menggunakan
bahasa (materi/stimulusnya, komunikasi, instruksi,
jawaban). Bentuk jawaban dalam teknik proyektif verbal
dapat berwujud oral/tulisan.
Sejarah Munculnya Tes proyektif Verbal

Tes verbal ini muncul dalam kaitannya dengan tekanan free


association (Freud), dimana analis ingin mengetahui
reaksi-reaksi yang sifatnya emosional dan spontan, yang
berkaitan dengan kondisi pribadi klien. Teknik ini mula-
mula dikembangkan oleh:
1. Galton dengan Word Association Test pada 1829.
* 75 kata
* testee harus menjawab dengan segera kata-kata yang
diajukan. Respon tidak dibatasi jumlahnya.
* digunakan untuk menyelidiki bagaimana eksplorasi pola
berpikir individu dalam menghadapi stimulus yang
membutuhkan jawaban segera itu
Sejarah Munculnya Tes proyektif Verbal
(lanj)

2. Wundt.
• 75 kata
• subyek diharapkan merespon 1 kata.
• untuk mengungkap ketidaksadaran yang
berhubungan dengan konflik, ketegangan, frustasi
individu, dengan memperhatikan: reaction time,
ekspresi, adanya jawaban popular & jawaban
special.
Sejarah Munculnya Tes proyektif Verbal
(lanj)

3. Rappaport
• 60 kata-kata
• untuk mengungkap gangguan-gangguan
psikoseksual dan kelemahan dalam proses berfikir
dihubungkan dengan konflik internal
4. Kent & Ressanof
• 100 kata
• Untuk mengungkap gangguan emosi

Anda mungkin juga menyukai