JUSTICE DAN
PSIKOLOGI
ISLAM
OUR MEMBERS
Claudia Wildana Syiba Zisnia Meilasariva Utari Ragil Sernanda Putri Eka Dhamayanti
2000013174 2000013213 2000013253 2000013336
JUSTICE?
Fiske & Taylor menyatakan Lind & Tyler menyatakan
bahwa dalam psikologi, bahwa keadilan pada
proses adil & tidak secara dasarnya merupakan
singkat meliputi pengkodean, bagian dari moralitas,
pengorganisasian & tapi pada sisi lain
penuangan. Stimulus berupa keadilan telah
keputusan tertentu yang dirumuskan dalam
diterima individu pertama aturan-aturan baku yang
akan diberi kode-kode dilaksanakan secara
tertentu kemudian diorganisir ketat. Secara umum
dalam susunan tertentu untuk keadilan digambarkan
kemudian dituangkan dalam sebagai situasi sosial
bentuk respon penilaian ketika norma-norma
terhadap stimulus tersebut. tentang hak dan
kelayakan telah dipenuhi
(Nuqul, 2008).
PRINSIP KEADILAN
MENURUT JOHN RAWLS
Beberapa ahli (Miceli dkk., 1991; Minton dkk., 1994) mengemukakan bahwa keadilan
harus diformulasikan pada tiga tingkatan, yaitu outcome, prosedur, dan sistem. Di sisi lain,
penilaian keadilan tidak hanya tergantung pada besar kecilnya sesuatu yang didapat
(outcome), tapi juga pada cara menentukannya dan sistem atau kebijakan di balik itu
(Faturochman, 1999).
01
KEADILAN?
Jika keadilan disandingkan dengan supremasi hukum, maka keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak
terpisahkan. Keadilan akan terwujud jika didukung dengan tegaknya supremasi hukum. Begitu pula, keadilan akan
terpuruk jika supremasi hukum tidak ditegakkan.
JUSTICE
DAN ISLAM
”
sinonim seperti qisth, hukm dan sebagainya digunakan oleh Al-
qur’an dalam pengertian keadilan.
Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji,
kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil
pelajaran. (QS. An-Nahl :
90)
KESIMPULAN
Keadilan merupakan suatu sikap untuk memperlakukan individu sesuai dengan haknya. Dan
yang menjadi hak setiap individu adalah diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, dan golongan. Keadilan merupakan suatu bentuk kondisi
kebenaran ideal secara moral akan sesuatu hal, baik itu menyangkut benda ataupun orang.
Menurut dari sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar.
Kebanyakan orang percaya jika ketidakadilan harus segera dilawan dan dihukum, serta banyak
gerakan sosial dan politis yang ada di seluruh dunia memperjuangkan menegakkan keadilan
(Rangkuti, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
● Faturochman. (1999). Keadilan Sosial Suatu Tinjauan Psikologi. Buletin Psikologi, 7(1), 13–27.
https://doi.org/https://doi.org/10.22146/bpsi.7399
● Higgins, E. T. (2000). Social cognition: Learning about what matters in the social world. European
Journal of Social Psychology, 30(1), 3–39. https://doi.org/10.1002/(SICI)1099-
0992(200001/02)30:1%3C3::AID-EJSP987%3E3.0.CO;2-I
● Nuqul, F. L. (2008). Peran Penilaian Keadilan Terhadap Komitmen Organisasi (Telaah Psikologi Sosial
dan Keislaman). Jurnal Psikoislamika, 5(1), 39–56
● Rangkuti, A. (2017). Keadilan Dalam Perspektif Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 1–21.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30829/taz.v6i1.141
Thank You