Anda di halaman 1dari 18

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB Taman Raflesia, yang beralamat di
Jl. Raya Cikoneng RT 03/09 Dusun Mandalika Kec. Cikoneng, Kab. Ciamis,
Prov. Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada rentang waktu 7 bulan, antara bulan Desember
2019 – Juni 2020. Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan
perijinan dilakukan bulan Desember 2019 – Mei 2020
b. Tahap penelitian, pengambilan data, analisa data dilakukan Juni 2020.
c. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan bulan Juni 2020.

B. Desain Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013: 2).
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan jenis
penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010: 9) eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Dalam penelitian ini, metode eksperimen yang digunakan dalam bentuk
single subject research (SSR). Menurut Rosnow dan Rosenthal dalam Sunanto,
Takeuchi dan Nakata (2005: 54) “desain penelitian eksperimen secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua yaitu desain kelompok (group design) dan desain
subjek tunggal dari kelompok individu, sedangkan desain subjek tunggal
memfokuskan pada data individucommit to subjek
sebagai user penelitian. Sunanto, dkk (2005:

35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

53) juga menyatakan bahwa, “penelitian subjek tunggal adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan yang
diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu” (Tawney dan Gast, 1984).
Desain Single Subject Research secara garis besar terdiri dari dua kategori
yaitu sebagai berikut.
1. Desain reversal terdiri dari tiga macam yaitu design A – B, design A – B – A,
dan design A – B – A – B (Demario Sn Crowly dalam Sunanto, dkk, 2005: 57).
2. Desain Multiple Baseline yang terdiri dari multiple baseline cross conditions,
multiple baseline cross variables, multiplebaseline cross subjects (Johnson
dalam Sunanto dkk, 2005: 57).
Penelitian ini menggunakan bentuk desain reversal A – B – A. Langkah
pertama yang dilakukan dalam desain ini adalah menentukan baseline pertama
(A1), kemudian diberikan intervensi (B) sampai data mencapai level yang jelas,
kemudian penambahan baseline kedua (A2) yang bertujuan sebagai kontrol untuk
fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya
hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.
1. Baseline 1 (A1)
Adalah kondisi kemampuan bahasa ekspresif subjek sebelum diberikan
perlakukan atau intervensi. Baseline 1 dilakukan dalam 4 sesi, pada masing-
masing sesi, peneliti memberikan perintah sesuai instrumen tanpa
menggunakan metode ABA, sekaligus mengamati respon siswa dalam
memberikan respon terhadap perintah yang diberikan.
2. Intervensi (B)
Intervensi adalah kondisi kemampuan bahasa ekspresif subjek selama
memproleh perlakuan. Perlakuan diberikan sampai data menjadi stabil melalui
metode ABA. Intervensi (B) dilaksanakan 8 sesi, pada masing-masing sesi,
peneliti memberikan perintah sesuai instrument dengan menggunakan metode
ABA, sekaligus mengamati respon siswa dalam memberikan respon terhadap
instruksi yang diberikan. Pada proses ini, pengaruh metode ABA terhadap
kemampuan bahasa ekspresif siswa akan terlihat pada jumlah skor respon yang
commit toperintah.
dilakukan siswa dalam melaksanakan user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

3. Baseline 2 (A2)
Yaitu pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sejauh mana intervensi
yang diberikan berpengaruh pada subjek. Baseline 2 (A2) dilaksanakan dalam
4 sesi yang tidak jauh berbeda dari baseline 1 (A1) yaitu pada masing-masing
sesi, peneliti memberikan perintah sesuai dengan instrumen tanpa
menggunakan metode ABA, sekaligus mengamati respon siswa dalam
memberikan respon terhadap perintah yang diberikan dan pada kondisi ini
sudah bisa ditarik kesimpulan adanya pengaruh metode ABA terhadap
kemampuan bahasa ekspresif siswa.
Dalam sebuah kegiatan penelitian, peneliti diharuskan menentukan objek
atau fokus dari penelitian yang akan dilakukan, variabel merupakan suatu atribut
atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, dapat berbentuk
benda atau kejadian yang dapat diukur (Sunanto dkk, 2005: 12). Menurut Arikunto
(2010: 159), variabel penelitiaan adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian,
dalam suatu kegiatan penelitian yang bervariasi baik secara kuantitatif ataupun
kualitatif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel adalah objek yang
ditetapkan dalam suatu penelitian untuk diteliti. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan pada variabel terikat, yakni metode Applied Behaviour
Anaysis (ABA).
2. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas, dalam hal ini variabel terikat yaitu
kemampuan bahasa ekspresif.

C. Subjek Penelitian
Moleong (2010: 132) menjelaskan bahwa subjek penelitian sebagai
informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk
memberkan infromasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Sunanto dkk
commit
(2005: 2) juga menyatakan bahwa to user
penelitian subject single research digunakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

untuk subjek tunggal, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan pada seorang subjek
atau sekelompok subjek. Subjek penelitian ini adalah satu anak berkebutuhan
khusus yaitu autis. Berikut data subjek dalam penelitian ini:
1. Identitas Subjek
Nama (Inisial) : RA
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 11 Tahun
Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 16 Februari 2009
Kelas : II (SD)
Jenis Ketunaan : Autis
Sekolah : SLB Taman Raflesia Ciamis
2. Karakteristik Subjek
Subjek dalam penelitian merupakan anak autis kelas II di SLB Taman
Raflesia Ciamis. Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas,
subjek sudah bisa melakukan kontak mata, subjek mempunyai karakteristik
mampu berkomunikasi satu arah dengan guru atau orang lain. Secara akademik,
subjek sudah bisa menulis namun belum rapi. Subjek RA mempunyai
permasalahan dalam kemampuan bahasa ekspresifnya yang masih rendah
menyebabkan anak belum mampu untuk berkomunikasi dua arah dengan orang
lain, subjek belum mampu mengekspresikan atau mengungkapkan perasaan atau
emosi yang dialaminya.
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, guru telah menggunakan media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif subjek RA
seperti menggunakan media puzzle, kartu bergambar, dan lain-lain. Namun
belum mampu meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif subjek RA secara
optimal.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang
peneliti untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi kuantitatif dari
responden atau subjek sesuai dengan lingkup penelitian (Sujarweni, 2014:74).
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan
observasi.
1. Pengertian Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian (Sujarweni, 2014: 75). Sugiyono
(2013: 145) juga menjelaskan bahwa observasi merupakan pengumpulan data
yang dilakukan tidak terbatas hanya pada orang tetapi juga obyek-obyek alam
yang lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
gejala yang tampak pada objek penelitian.
2. Jenis-jenis Observasi
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, menurut Sugiyono
(2013: 145) dibedakan menjadi dua:
a. Observasi berperan serta
Observasi berperan serta yaitu peneliti ikut serta dalam aktivitas sehari-hari
orang yang sedang diamati ataupun yang sedang digunakan sebagai sumber
data penelitian.
b. Observasi tidak berperan serta (Nonpartisipan)
Dalam obervasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen.
3. Tahap-tahap Observasi
Tahap observasi menurut Sugiyono (2009: 315) yaitu:
1. Observasi deskriptif
Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti
sehingga peneliti melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh,
commit
melakukan deskripsi terhadap to user
semua yang dilihat didengar, dan dirasakan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Semua data direkam akibatnya hasil observasi disimpulkan dalam keadaan


yang belum tertata (kesimpulan pertama).
2. Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan penyempitan observasi untuk
difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini disebut observasi terfokus
karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat
menemukan fokus.
3. Observasi terseleksi
Pada tahap ini, peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga
datanya lebih rinci. Pada tahap ini, peneliti telah menemukan karakteristik,
persamaan atau perbedaan, kesamaan antar kategori, serta menemukan pola
hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi
berperan serta, yaitu peneliti ikut serta dalam aktivitas sehari-hari orang yang
sedang diamati ataupun yang sedang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Pelaksanaan observasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah diberikan
intervensi menggunakan metode Applied Behaviour Analysis (ABA).

Adapun instrumen observasi sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Autis

Aspek Indikator Bentuk Nomor Jumlah


Tes Item Item
1. Bertanya secara spontan Lisan 1 1
Bahasa
2. Melabel atau Lisan 2,3,4,5,6 5
Ekspresif
menyebutkan pancaindra

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Autis

1. Bertanya secara spontan


No. Indikator Skor
1 2 3
1. Menanyakan “Apakah itu?”
atau “Apakah ini?” secara
spontan.
2. Melabel atau menyebutkan pancaindra.
No. Indikator Skor
1 2 3
2. Menyebutkan mata.
3. Menyebutkan telinga.
4. Menyebutkan hidung.
5. Menyebutkan lidah.
6. Menyebutkan kulit.

Keterangan :
Skor 3 = Apabila siswa mampu melakukan secara mandiri.
Skor 2 = Apabila siswa mampu melakukan dengan bantuan verbal (lisan)
dan nonverbal (tindakan).
Skor 1 = Apabila siswa tidak mampu melakukan meskipun dengan bantuan
verbal (lisan) dan nonverbal (tindakan).

Petunjuk Penskoran :
1. Skor Maksimal = 18
Skor Minimal =6

2. Perhitungan nilai akhir menggunakan rumus :


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 18
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Tabel 3.3 Tabel Kategori Nilai Akhir


Kategorisasi nilai menurut Azwar (2012).

Nilai Akhir Kategori


x ≤ 14 Kemampuan bahasa ekspresif anak autis tinggi.
10 ≤ x < 14 Kemampuan bahasa ekspresif anak autis sedang.
x < 10 Kemampuan bahasa ekspresif anak autis rendah.

E. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Teknik uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini akan diuraikan
sebagai berikut.
1. Teknik Uji Validitas Instrumen Penelitian
Dalam melaksanakan sebuah penelitian dibutuhkan penyusunan
instrumen-instrumen penelitian. Intrumen penelitian tersebut harus memenuhi
syarat tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen
penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan realibilitas. Validitas
dapat diartikan pula sebagai kemampuan suatu alat tes dalam mencapai tujuan
pengetesan atau pengukuran. Menurut Sugiyono (2013: 121) menjelaskan
instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono (2013: 125-129), uji validitas terbagi menjadi tiga
yaitu:
a. Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu,
maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Setelah pengujian dari
ahli maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Validasi berdasarkan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

konstruk merupakan proses yang kompleks, yang memerlukan analisis


logis dan dukungan data empiris.
b. Validitas Isi (Content Validity)
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian
terhadap kelayakan ataupun relevansi isi tes melalui analisis rasional
oleh ahli yang berkompeten. Secara teknis, pengujian validitas isi bisa
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, ataupun matriks
pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi ada variabel yang diteliti,
indikator sebagai tolok ukur serta nomor butir (item) pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator, dengan kisi-kisi
instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah
dan sistematis.
c. Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini menggunakan validitas isi, validitas isi adalah pengujian


instrumen melalui analisis rasional oleh ahli. Penguji validitas instrumen akan
dilakukan oleh 3 ahli yang dalam bidangnya, yakni ahli bidang autis karena
subjek merupakan anak berkebutuhan khusus autis, ahli dalam bidang konten
(isi) instrumen dan ahli dalam bidang bahasa.
Adapun daftar nama validator instrumen sebagai berikut.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

Tabel 3.4 Daftar Nama Validator Instrumen


Nama Validator Jabatan Instansi
Erma Kumalasari, S.Psi., Dosen Pendidikan Luar Universitas Sebelas
M.Psi., Psi. Biasa Maret Surakarta
Tias Martika, S.Pd., Dosen Pendidikan Luar Universitas Sebelas
M.Pd Biasa Maret Surakarta
Dr. Memet Sudaryanto, Dosen Pendidikan Universitas Sebelas
S.Pd., M.Pd Bahasa Indonesia Maret Surakarta

Hasil penilaian dari masing-masing ahli kemudian diolah agar dapat


diketahui koefisien isi dengan menggunakan formula Aiken’s V. Aiken telah
merumuskan formula Aiken’s V untuk menghitung content-validity coefficient
yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli sebanyak 3 orang terhadap
suatu aitem dari segi sejauh mana aitem tersebut mewakili konstrak yang diukur.
Berikut adalah formula yang dikemukakan Aiken untuk menghitung koefisien
validitas isi per aitem (Azwar, 2012 : 113) :

V = ∑S / [n(C-1)]
S = r – lo
Lo = Angka penilaian validitas terendah (tidak dapat digunakan atau 1)
c = Angka penilaian validitas tertinggi (dapat digunakan tanpa revisi atau 5)
r = Angka perolehan skor

Perhitungan koefisien validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Tabel 3.5 Perhitungan Koefisien Validitas Isi


No Ahli Ahli Ahli ∑S V
Subtansi Konstruksi Bahasa
Skor S Skor S Skor S
Aitem 1 5 4 5 4 5 4 12 1
Aitem 2 5 4 5 4 5 4 12 1
Aitem 3 5 4 5 4 5 4 12 1
Aitem 4 5 4 5 4 5 4 12 1
Aitem 5 5 4 5 4 5 4 12 1
Aitem 6 5 4 5 4 5 4 12 1

Berdasarkan hasil perhitungan validitas isi dengan menggunakan formula


Aiken’s V diperoleh data koefisien validitas isi dari masing-masing aitem
penilaian yaitu 1. Dalam penilaian Aiken’s V berkisar 0 – 1,00. Sehingga dalam
instrumen ini dapat dikatakan bahwa aitem memiliki koefisien yang cukup
tinggi bagi aitem tersebut, artinya aitem tersebut memiliki validitas isi yang
baik dan valid.

2. Teknik Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian


Menurut Sugiyono (2013: 121) menyatakan instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Suprananto (2012 :
82), beberapa metode pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut.
a. Metode Tes – Retes
Cara yang paling mudah untuk mengestimasi reliabilitas adalah
dengan mengujikan tes yang sama pada kelompok yang sama, namun
berbeda waktunya. Koefisien reliabilitas tes diperoleh dengan cara
sederhana yakni menghitung korelasi antara skor yang didapatkan dari dua
tes tersebut. Metode tes-retes menunjukkan bahwa tingkatan skor tes dapat
digeneralisasikan dalam situasi atau waktu yang berbeda.
b. commit to user
Metode Bentuk Ekuivalen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Mengestimasi reliabilitas dengan metode ini dilakukan dengan


menggunakan dua tes yang berbeda, namun bentuknya ekuivalen
(biasanya disebut juga bentuk paralel atau alternate form). Kedua bentuk
tes dikenakan pada sekelompok siswa yang sama dalam jeda waktu yang
tidak lama dan hasilnya dikorelasikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa
kedua bentuk tes mengukur aspek perilaku yang sama. bentuk ekuivalen
disusun berdasarkan kisi-kisi tes yang sama untuk menghasilkan rerata
tingkat kesulitan yang sangat dekat.
c. Metode Tes-retes dengan Bentuk Ekuivalen
Bentuk ekuivalen sering menggunakan jeda waktu dalam
penyelenggaraan kedua tes, dengan cara ini hasil koefisien reliabilitas akan
memberikan suatu ukuran kemantapan dan ekuivalensi. Metode ini
dianggap sebagai prosedur yang baik dalam mengestimasi reliabilitas skor
tes.
d. Metode Belah Dua (Split Half)
Metode ini dilakukan dengan cara mengujikan seperangkat tes,
kemudian tes terebut dibagi atau dibelah menjadi dua bagian yang
ekuivalen dan masing-masing diskor secara terpisah (independent). Hasil
dari belahan pertama selanjutnya dikorelasikan dengan hasil belahan
kedua, dihitung dengan menggunakan korelasi produk moment pearson.
Reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang
sebenarnya, oleh karena itu rumus Spearman Brown dapat digunakan
untuk mengoreksi koefisien yang didapat.
e. Metode Inter-Rater
Metode Inter-Rater memberikan gambaran berupa skor tentang
sejauh mana tingkat kesepakatan yang diberikan ahli atau rater.
Mengestimasi reliabilitas inter-rater menjadikan proses penyekoran lebih
adil. Pada metode tes ini dilaksanakan satu kali pada sejumlah peserta tes
dengan menggunakan dua orang rater, agar tidak saling mempengaruhi
maka masing-masing rater bekerja secara terpisah. Uji reliabilitas ini
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

untuk melihat tingkat kesepakatan (agreement) antar ahli atau rater dalam
menilai setiap indikator pada instrumen.

Dalam penelitian ini, reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan uji


reliabilitas Inter-rater. Penskoran terhadap suatu instrumen mengikutsertakan
subjektivitas penyekor atau rater, sehingga perlu dihitung tingkat atau
presentase persetujuan (agreement) masing-masing rater. Teknik reliabilitas
yang digunakan dalam adalah uji reliabilitas penelitian menggunakan
Intraclass Correlation Coefficient (ICC) dengan bantuan SPSS 25. Perolehan
data antar rater dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.6 Korelasi Data Antar Rater Kemampuan Bahasa Ekspresif
Sesi Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 6 6 6
2 6 6 6
3 7 7 7
4 7 7 7
5 16 16 16
6 16 16 16
7 16 16 16
8 17 17 17
9 17 17 17
10 17 17 17
11 18 17 17
12 18 18 18
13 14 14 14
14 15 15 15
15 16 15 15
16 16 15 15

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Tabel 3.7 Intraclass Correlation Coefficient


Kemampuan Bahasa Ekspresif

Intraclass 95% Confidence Interval F Test with True Value 0


b
Correlation Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig
a
Single Measures .997 .994 .999 1091.692 15 30 .000
c
Average Measures .999 .998 1.000 1091.692 15 30 .000

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa intraclass correlation yang


dihasilkan sebesar 0.997 menunjukkan reliabilitas antar rater cukup
memuaskan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketiga rater tersebut
konsisten dan dapat dikatakan reliabel.

F. Teknik Analisis Data


Menurut Sunanto (2005: 96), analisis data merupakan tahap terakhir untuk
mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Data penelitian
eksperimen dengan subjek tunggal dianalisis melalui statistik deskriptif.
Dalam statistik deskriptif penyajian data dapat melalui tabel, grafik,
diagram lingkaran, pictogram, pengukuran tendensi sentral, dan
perhitungan presentase. Sunanto (2005: 118) menyebutkan tiga hal utama,
yaitu pembuatan grafik, penggunaan statistik deskriptif, dan menggunakan
analisis visual. Pada hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan
menyajikan data dengan menggunakan analisis visual grafik. Adapun langkah-
langkah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut.
1. Analisis dalam kondisi
a. Menentukan panjang kondisi
Panjang kondisi merupakan panjang interval yang menunjukkan
jumlah sesi dalam setiap fase.
b. Menentukan estimasi kecenderungan arah
Estimasi kecenderungan arah pada penelitian digunakan untuk
melihat peningkatan kemampuan bahasa ekspresif dengan teknik belah dua
(split middle), karena menentukan arah grafik berdasakan media data point
nilai ordinatnya. commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

c. Menentukan kecenderungan kestabilan


Tingkat stabilitas menunjukkan derajat variasi atau besar kecilnya
rentang kelompok data tertentu. Dalam menentukan stabilitas kemampuan
anak dalam kondisi baseline atau intervensi menggunakan kriteria stabilitas
15%. Kriteria presentase stabilitas 86% - 90%, sedangkan di bawah kriteria
tersebut dikatakan tidak stabil (Sunanto, 2005:79).
d. Menentukan jejak data
Menentukan kondisi kecenderungan jejak data sama halnya dengan
menentukan kondisi kecenderungan arah sehingga data yang ada pada
kondisi kecenderungan jejak data sama dengan data kondisi kecenderungan
arah.
e. Menentukan level stabilitas dan rentang
Level stabilitas dan rentang data telah dijelaskan di atas bahwa tingkat
stabilitas menunjukkan derajat variasi atau besar kecilnya rentang
kelompok data tertentu. Penentuan level stabilitas dan rentang dilakukan
dengan cara mengambil skor terkecil dan terbesar yang diperoleh pada
fasenya.
f. Menentukan level perubahan
Tingkat perubahan yang menunjukkan berapa besarnya perubahan
data dalam suatu kondisi.
2. Analisis antar kondisi
a. Menentukan banyaknya jumlah variabel yang diubah.
b. Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada
analisis dalam kondisi yang berubah di atas.
c. Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat
kecenderungan stabilitas pada masing-masing kondisi, baik baseline
mapupun intervensi.
d. Menentukan perubahan level dengan menghitung selisish data point
kondisi baseline pada sesi terakhir dan sesi pertama pada kondisi
intervensi.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

e. Menentukan presentasi overlap, apabila ada kesamaan kondisi antar


baseline dengan intervensi, dengan kata lain semakin kecil presentase
overlap maka semakin baik pengaruh intervensi terhadap subjek.
f. Menguraikan hasil analisis data dalam bentuk pembahasan.

G. Prosedur Penelitian
Prosedur maupun langkah-langkah dalam penelitian mengenai pengunaan
metode Applied Behaviour Analysis (ABA) dalam meningkatkan kemampuan
bahasa ekspresif anak autis dengan desain A-B-A melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judul
b. Menyusun proposal penelitian.
c. Mempersiapkan surat izin penelitian yang diajukan kepada pihak sekolah
atau tempat penelitian.
d. Penyusunan instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat 3 tahap yang akan dilakukan dengan 3
observer.
Tabel 3.8 Nama-Nama Rater
No Nama Jabatan Keterangan
1 Lulu U, S.Pd Guru kelas II autis SLB Rater 1
Taman Raflesia
2 Muhammad Naufal Fikri Mahasiswa Universitas Rater 2
Siliwangi
3 Rifki Yusriltsani Mahasiswa PLB FKIP Rater 3
UNS

a. Baseline 1 (A1)
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data awal dengan melakukan
commit to user
observasi sebelum menggunakan metode Applied Behaviour Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

(ABA) dilakukan sebanyak 4 kali sesi pertemuan. Durasi waktu selama


setiap sesi adalah 30 menit. Baseline 1 diambil dari hasil instrumen yang
dilakukan oleh siswa. Pengukuran data baseline 1 dilakukan sampai
didapatkan data yang stabil.
b. Intervensi (B)
Pada tahap ini, intervensi diberikan menggunakan metode Applied
Behaviour Analysis (ABA), guru memberikan materi dengan indikator
yang sama pada pengukuran baseline 1. Pelaksanaan intervensi ini
dilaksanakan 8 kali sesi pertemuan. Durasi waktu selama setiap sesi adalah
30 menit. Dalam fase intervensi (B) ini setiap subjek mampu melakukan
perilaku yang diukur akan diberikan sebuah reward, reward yang dipilih
adalah barang yang disenangi oleh subjek yaitu mobil mainan, hal ini
diberikan sebagai imbalan terhadap perilaku yang telah dilakukan subjek.
Seperti yang dikemukakan oleh Hidayati (2010: 39) mengenai contoh
bentuk reward yang diberikan seperti bermain, pujian, bunga, mainan,
barang yang amat diinginkan atau disukai anak, dan benda lain sebagai
tanda keberhasilan. Kemudian Handojo (2003: 53) menjelaskan suatu
perilaku bila memberikan akibat yang menyenangkan berupa reinforcers
akan dilakukan lagi atau muncul berulang-ulang.
c. Baseline 2 (A2)
Pada tahap ini dilaksanakan pengulangan kondisi baseline 1 sebagai
evaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek.
Peneliti memberikan perintah sesuai dengan instrumen tanpa
menggunakan metode Applied Behaviour Analysis (ABA). Dalam
pelaksanaan baseline 2 peneliti mengamati kemampuan bahasa ekspresif
anak autis setelah diberikan treatment atau perlakuan. Baseline 2
dilakukan sebanyak 4 kali sesi pertemuan. Durasi waktu selama setiap sesi
adalah 30 menit.
3. Tahap Analisis data dan Pelaporan
Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.
commit
Analisis data yang dilakukan to user
dengan menggunakan analisis visual grafik,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

sehingga akan mendapatkan hasil akhir yang akan digunakan dalam menarik
kesimpulan. Apakah penggunaan metode Applied Behaviour Analysis (ABA)
berpengaruh terhadap kemampuan bahasa ekspresif anak autis. Laporan
penelitian disusun dan kegiatan awal sampai kesimpulan yang didapat dengan
sistematika penulisan yang sesuai dengan standar penulisan skripsi.

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan disajikan dalam bagan berikut.

Penyusunan
Pengajuan judul Perizinan
proposal skripsi

Penyusunan
Intervensi Baseline 1
Instrumen

Menyusun
Baseline 2 Analisis Data
laporan

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

commit to user

Anda mungkin juga menyukai