Anda di halaman 1dari 40

Dasar Dasar Teknik

Proyektif
Oleh :Nafeesa, M.Psi
1. Tehnik Proyektif
Asumsi dasar Tehnik Proyektif
           Tes Proyeksi berasal dari psikologi proyeksi yang
merupakan satu metodelogi dan cara pandang yang
memprotes cara cara pandang behavioristik. Psikologi
proyeksi proyeksi berfokus kepada studi mengeni fungsi
kepribadian individu yang melihat perilaku sebagai hal yang
bersifat aktif dan memiliki tujuan. Cara pandang proyektif
menggunakan pendekatan holistik dimana perilaku dilihat
sebagai modalitas ekspresif yang khusus dan dipelajari
dalam matriks keseluruhan kepribadian dan harus dipahami
dalam hubungannya dengan semua perilaku ekspresif
individu.
Konseptualisasi dari perilaku dan kepribadian
dalam psikologi proyeksi ( Abt, LE & Bellack, L,
1993 )
A. Kepribadian dilihat sebagai suatu proses
 bukan sekedar kumpulan trait yang statis
yang digunakan oleh individu dalam
merespon stimulus. Perilaku merupakan hasil
dari pengalaman masa lalu dan menjadi
orientasi untuk menghadapi masa depan.
B. Kepribadian dipelajari dalam makna sebagai
prosedur proyeksi yang dianggap sebagai proses
yang secara menetap mempengaruhi interaksi
individu dengan lingkungan fisik dan sosialnya
disatu sisi serta dengan status dan intensitas
kebutuhannya di sisi yang lain.
C. Perilaku yang dipelajari merupakan fungsi
relasi individu dan lingkungannya dan dalam istilah
dinamisnya digunakan untuk menggambarkan
hubungan – hubungannya tersebut yang
dikembangkan dari teori Gestalt dan psikoanalisa.
 Tes Proyeksi merupakan teknik asemen yang
mengungkap kepribadian yang menggunkan
metode proyeksi.
 Tes ini cenderung kepada analis isi ( Content
Analisis ) yang bersumber dari pendekatan
psikoanalisa yang menyebutkan bahwa data-data
proyektif mengarah kepada satu jenis
interpretasi simbolis yang secara esensial
berbeda dan lebih bermanfaat dari analisis
formal ( melihat struktur respon ). Dengan
demikian tes proyeksi lebih bersifat idiografik
dimana data yang diperoleh tidak dapat
digeneralisasi kepada populasi melainkan
untuk menggambarkan kondisi khusus dari
individu yang khas dan unik dibanding
orang lain.
 Tes proyeksi merupakan teknik asessment yang
mengungkap kepribadian yang menggunakan
metode proyeksi. Tes ini cenderung kepada
analisis isi ( content analysis ) yang bersumber
dari pendekatan psikoanalisa yang menyebutkan
bahwa data – data proyektif mengarah kesatu
jenis interpretasi.
Kriteria tehnik proyektif, menurut Bellack & Brower ( Bellack 1993 ) antara
lain :
1. Tes tersebut haruslah merupakan
analisis terhadap isi respon.
2. Analisis diarahkan kepada aspek
ekspresif atau strukstur respon. Jadi
yang ingin dilihat adalah bagaimana
subjek mengatakan atau melakukan
sesuatu.
3. Individu mempersepsikan stimulus sebagai
keseluruhan atau menggunakan semua stimulus
dalam responnya.
4. Individu dalam mempresepsikan stimulus melakukan identifikasi baik secara
fisik maupun kepribadian terhadap tokoh atau figur yang dilihatnya.
5. Tes ini mengungkapkan kecensrungan kepribadian , kebiasaan, ataupun
preferensi individu.
Klasifikasi Tehnik Proyektif :
1. Konstitutif adalah tes ini merupakan tes
dengan tugas menyusun material yang belum
terstruktur atau material yang masih mentah
drawing , finger painting.
2. Kontruktif adalah tes menyusun material
yang sebelumnya sudah terbentuk seperti
menyusun balok, menyusun puzzle, atau
tugas menggambar yang sudah ditentukan
DAP, HTP dan DAM.
·        
 
Pejelasan cara membuat bercak tinta, menanyakan apakah testi
sudah tahu tentang bercak tinta.
Memberi tahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukan 10
kartu bercak tinta.
Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa
yang dilihat pada kartu tesebut.
Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban
adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu/ memalukan,
jawaban setiap orang tidak sama, apapun dapat terlihat disitu.
Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan
waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa
terganggu. Oleh karena itu testi memberitahukan apabila testi
telah memberikan jawaban pada setiap kartu.
Penyajian tes Rorshach dibagi dalam empat tahap yaitu:
1.      Performance proper (PP)
     Pada tahap ini tester menyajikan dan menunjukan 10
kartu bercak tinta kepada testi secara berurutan satu
persatu. Kartu kartu tersebut ditunjukan pada testi dalam
posisi tegak. Testi diberi kesempatan untuk memberikan
respon atau jawaban secara spontan tanpa bimbingan atau
tekanan. Tester sebaiknya tidak memberikan intervensi
terhadap jawaban yang berikan testi. Tugas tester adalah
mencatat jawaban yang diucapkan testi, cara mencatat
sudah ditentukan dengan aturan-aturan tertentu untuk
memudahkan komunikasi antara pengguna tes Rorshach.
Hal-hal yang perlu dicatat adalah:
respon atau jawaban testi: seluruh respon testi
harus dicatat selengkapnya kata demi kata, persis
seperti yang diucapkan. Respon yang diberikan
subjek ini perlu diberi nomor dengan
menggunakan angka, no kartu ditulis dengan
angka romawi.
b.      Waktu: ada 3 jenis waktu yang dicatat:
b.1. waktu reaksi, yaitu waktu antara pertama
kali kartu ditunjukan pada testi, sampai testi
memberikan jawaban yang pertama untuk setiap
kartu.
b.2. waktu respon setiap kartu, yaitu waktu yang
digunakan testi untuk memberikan semua respon pada
setiap kartu termasuk disini adalah waktu reaksi. Tetapi
jika tester ingin mendapatkan catatan yang lebih teliti,
maka kartu respon setiap kartu itu yang ditunjukan dalam
stopwatch dikurangi dengan waktu reaksi.
b.3. waktu respon total yaitu waktu yang digunakan testi
untuk memberikan respon pada sepuluh kartu dalam tahap
perfomance proper. Waktu total respon ini akan dihitung
pada waktu skoring dengan menjumlahkan seluruh waktu
respon setiap kartu jadi tidak termasuk waktu pergantian
antara kartu satu ke kartu yang lain atau kalu ada time
out.
posisi kartu yang dicatat disini adalah posisi kartu yang
dipegang testi pada saat memberi respon. Simbol yang
digunakan adalah metode yang disaran kan oleh Loosli-
Usteri: ˄ ˃ ˂ ˅      . ujung panah menunjukan bagian
atas dari kartu. Kalau kartu diputar secara penuh, baik
sekali maupun beberapa kali tanda yang digunakan
adalah lingkaran dan disertai dengan tanda panah pada
posisi terakhir yang digunakan. Pencatatan posisi ini
berguna untuk melaksanakan tahap inquiry, yaitu
untuk mengingatkan pada testi dalam posisi mana dia
melihat konsepnya pada waktu tahapan performance
propert tadi.
◦ memberikan kesempatan kepada testi untuk
melengkapimemperjelas jawabanya maupun
menambah respon-respon baru. Terutama bagi testi
yang tidak memberikan jawaban pada satu kartu.
Jika pada suatu kartu testi hanya memberian satu
jawaban saja, maka pada tahap ini diberikan
kesempatan untuk memberikan jawaban dengan
jalan menyajikan kartu itu sekali lagi, dan meminta
testi melihatnya. Tetapi testi tidak boleh secara jelas
menyuruh testi memberikan jawaban melainkan
hanya memberikan kesempatan saja.
. inquiry untuk lokasi
berbagai cara dapat dilakukan untuk meminta testi
menujukan lokasi jawaban yang dimaksud, antara lain:
testi diminta untuk menunjukan atau melingkar lokasi
yang digunakan dengan jari tangannya pada kartu.
Testi diminta melingkari lokasi yang dimaksud pada
location chart ( lembaran lokasi) dengan pensil.
Testi diminta untuk menjiblak gambar yang diliat pada
kartu itu diatas kertas tembus
Testi diminta untuk menggambarkan jawabannya
secara bebas dengan bedasarkan pada bercak pada
kertas lain.
. inquiry untuk determinan
            Yang akan diungkapkan dalam inquiry untuk
determinan ini adalah bagaimana cara testi melihat
bercak sehingga dia sampai pada konsepnya itu.
Apakah dia mengunakan bentuk bercak saja, atau
mungkin juga mengunakan warna dan shading atau
mungkin dia melihat bercak itu sebagai sesuatu yang
bergerak. jadi yang tercangkup didalam aspek
determinan ini adalah penggunaan bentuk (form),
gerakan (movement), perbedaan gelap dan terang
dari bercak (shading) dan warna (color).
. inquiry untuk isi (content)
            Ini biasanya tidak diperlukan lagi
karena pada umumnya konsep apa yang
dilihat oleh testi itu sudah cukup jelas.
Hanya kalau tester masih ragu-ragu hal
ini boleh ditanyakan.
Tahap analogy
            Tahap ini bersifat optional, artinya boleh
dilaksanakan tetapi juga boleh tidak dilaksanakan,
tergantung pada kondisi tes atau jawaban yang
diberikan. Tahapan analog ini, diberikan jika tester
menjumpai dua situasi dalam tes:
ada ” kartu kosong” atau ditolak testi
determinan (lokasi) tertentu muncul sangat sedikit atau
hanya satu, padahal bercak memiliki fasilitas tersebut.
Lokasi W atau D hanya munculsatu untuk sepoluh kartu,
determinant M,FC, (K, k, atau c) hanya muncul 1
jawaban populer hanya muncul 1 atau bahkan tidak ada.
Tahap testing the limits
            Tahap ini dilaksanakan apa bila pada tahap-tahap sebelumnya
testi tidak mampu memberikan jawaban-jawaban tertentu, yaitu:
tidak ada lokasi keseluruhan (W) atau sebagian besar (D)
tdak ada konsep manusia atau hewan sedang bergerak, skornya (M)
atau (FM)
tidak ada jawaban yang mengkombinasikan antara bentuk dan warna
atau skornya (FC)
tidak ada jawaban yang menggunakan shading atau skor mengan
dung (c), (K), (k)
tidak ada jawaban populer
tidak ada jawaban pada satu kartu atau lebih (menolak untuk
menjawab)
 
Rasional
Rasional bagai mana subjek
mempersepsikan gambar percikan tinta
yang relatif tak berstruktur diasumsikan
mencerminkan dunia pribadi subjek. Yang
meliputi pikiran perasaan dan lain-lain hal
yang ada pada diri subjek.
Interprestasi
           
Tes Rorshach didasarkan atas apa
yang dilihat subjek pada masing-masing
gambar percikan tinta itu dan dibagian
mana. Selanjutnya apa yang
menyebabkan dia mempersepsikan
percikan tinta itu, yakni bentuk warna
bayangan dan sebagainya.
 
Skoring
           
Skoring dalam tes RO didasarkan
pada jawaban atas respon subjek terhadap
bercak-bercak tinta yang diberikan. Klopfer
dan Davidson (1962) mendefinisikan
responses (jawaban) dalam tes RO sebagai
suatu ide yang jelas dan berdiri sendiri
(independent) yang diberikan pada
sebagian atau keseluruhan bercak.
Tujuan Skoring
1.      Untuk mengelompokan bahan dari
hasil tes RO ke dalam aspek-aspek
tertentu, agar dapat diinterpretasikan.
2.      Untuk merubah jawaban yang
masih bersifat kualitatif menjadi
kuantitatif.
3.      Sebagai sarana komunikasi antara
ahli satu dengan yang lain.
Pada Prinsipnya skoring yang dimaksud disini adalah merupakan
suatu proses pengelompokan jawaban subjek ke dalam 5
kategori skoring ;
1.      Location, yaitu pada bagian mana subjek konsepnya itu
dalam bercak.
2.      Determinant, yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek,
atau aspek apa yang digunakan subjek untuk memberikan
jawabannya itu.
3.      Content, yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.
4.      Popular- Original, yaitu apakah jawaban subjek itu
merupakan konsep yang sering dilihat orang lain ataukah tidak?
5.      Form Level Rating (FLR), yaitu bagaimana ketepatan
konsep tersebut dengan bercaknya serta bagaimana kualitasnya.
Dalam pelaksanaan skoring location ,
determinat, content, dan popular  dibagi
menjadi dua, yaitu : skor utama (main score)
dan skor tambahan (additional score).
Yang dimaksud dengan skor utama adalah skor
untuk semua jawaban utama (main responses).
Jawaban utama adalah jawaban yang diberikan
pada tahap (performance proper), sedangkan
yang dimaksukan dalam skor tambahan
(additional score) adalah skor dari :
1.      Jawaban tambahan (additional
responses), jawaban yang muncul pada saat
proses inquiry, atau analogy.
2.      Jawaban yang muncul pada waktu
performance proper tapi ditolak pada waktu
inquiry.
3.      Jawaban yang menpunyai
elaborasicukup baik, yang selain mempunyai
skor utama juga mempunyai skor tambahan.
Skoring Location
Ada 5 kategori :
1.      Whole bilamana subjek menggunakan seluruh bercak sebagai
dasar untuk memberikan jawabannya.
2.      Large Usual Detail bilamana subjek menggunakan bagian
yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain.
3.      Small Usual Detail bilamana penggunaan bercak yamg relatif
kecil, tapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space.
4.      Un-usual Detail, jawaban yang bukan merupakan jawaban
whole(W), tidak ada dalam daftar large atau small usual detail,
serta bukan jawaban space.
5.      White Space, apabila subjek membalikan penggunaan figure
dan ground, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai
landasan untuk memberi  hambatan.
Skoring Determinant
Diklasifikasikan menjadi tiga macam :
1.      Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai
bentuk pasti. Misalnya : kelelawar, harimau, pesawat
terbang, dll.
2.      Semi Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai
bentuk kurang pasti. Misalnya : awan mendung, asap
pabrik, dll.
3.      In-Definite, yaitu konsep jawaban yang sama sekali
tidak mempunyai bentuk yang pasti atau bentuknya
abstrak. Misalnya : kabut, perasaan kacau balau, suatu
kegelapan.
 
Ada 4 unsur dalam kategori Determinant :
a.       Form (bentuk) à jawaban yang hanya didasarkan
pada bentuknya saja.
b.      Movement (gerakan) à jawaban yang mengandung
movement.
c.       Shading (perbedaan gelap terang) à subjek terkesan
dengan adanya perbedaan gelap-terang warna bercak.
d.      Color (warna) àjawaban yang mengandung warna
apabila subjek menggunakan warna dari bercaksebagai
dasar untuk memberikan jawaban (kromatis dan
akromatis).
 
Skoring Content
1.      H atau human figure, yaitu manusia secara utuh dan
nyata
2.      (H) atau human like, yaitu manusia dalam lukisan,
patung, karikatur, atau bentuk-bentuk mitos yang jauh dari
realitas.
3.      Hd atau human detail, yaitu bagian tubuh manusia
yang hidup secara nyata.
4.      (Hd) atau human detail like, yaitu bagian tubuh
manusia dalam lukisan, patung, karikatur atau bentuk-
bentuk mitologis.
5.      AH atau animal human, yaitu mahkluk yang badannya
sebagian manusia sebagia binatang.
6.      H-Obj atau human objek, yaitu objek-objek yang
sangat dekat dengan manusia.
7.      H-At atau human anatomi, yaitu konsep-konsep
yang berhubungan dengan anatomi manusia, kecuali
organ seks.
8.      Sex, yaitu organ-organ seksual atau yang
berhubungan dengan aktivitas seksual.
9.      A atau animal, yaitu hewan secara utuhdan
nyata.
10.  (A) atau animal like, yaitu hewan-hewan dalam
lukisan, gambar, karikatur, atau hewan mitologi yang
bertingkah laku seperti manusia.
11.  Ad atau animal detail, yaitu bagian tubuh binatang
yang nyata.
12.  (Ad) atau animal detail like, yaitu bagian tubuh
binatang dalam lukisan, karikatur, atau yang jauh dari
realitas.
13.  A-At atau animal anatomi, yaitu konsep-konsep
yang berhubungan dengan anatomi hewan.
14.  A-obj atau animal object, yaitu objek yang berasal
dari binatang atau yang berhubungan dengan tubuh
binatang.
15.  Food, yaitu bagian hewan, bagian tumbuhan yang
bisa dimakan (bukan tergolong dalam A-Obj atau Plant).
16.  N atau nature, yaitu konsep alami,
pemandangan alam.
17.  Geo atau geographical, yaitu konsep-konsep
geografis, peta, pulau, danau.
18.  PI atau Plant, yaitu macam tanam, atau
bagian dari tanaman.
19.  Bot atau botany, yaitu tanaman atau bagian
tanaman yang dilihat sebagai gambar botani.
20.  dLL,,
 
Skoring P-O
a.       Popular, jika jawaban tersebut
sering muncul atau diberikan oleh banyak
subjek pada suatu lokasi tertetu.
b.      Orogonal, jawaban pada satu
bagian bercak tertentu yang hanya
muncul sekali diantara seratus jawaban,
Skoring FLR
Adapun mutu jawaban subjek ditentukan
oleh tiga hal :
a.       Ketepatan (keakurasia)
b.      Kekhususan (spesifikai)
c.       Pengorganisasian (orgnisasi)

Anda mungkin juga menyukai