Anda di halaman 1dari 4

Perawat : khusnul

Ketua Tim : Adi

Fasilitator : Nuril

Penyaji : hidayah

Peserta 1 : ika

Peserta 2 : memel

Peserta 3 : lilin

Peserta 4 : megi

Peserta 5 : vita

DISKUSI REFLEKSI KASUS

Paisen dengan diagnose medis Gout Arhtritis dengan hasil TTV 110/90 mmHg, HR 70 x/menit,
RR 20 x/menit, suhu 36,50C, Pasien masih mengeluh nyeri yang hebat di bagian lututnya.
Berdasarkan keadaan tersebut perawat melaksanakan DRK.

Perawat mengutarakan keadaan pasien dan meminta persetujuan untuk diadakan DRK kepada
ketua TIM.

Perawat (Khusnul) : “Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi Pak Hasyim.”

Ketua Tim (Adi) : “Waalaikumsalam Wr. Wb. Selamat pagi”

Perawat (Khusnul) : “Pak, pasien kamar 5 bernama Tn. B, pasien sudah 3 hari dirawat dan
nyerinya masih terasa hebat, pasien juga masih tampak lemas. Pasien
belum menunjukkan adanya peningkatan yang berarti. Jadi, saya
bermaksud untuk melakukan DRK terhadap An. B. Apakah bapak setuju?”

Ketua Tim (Adi) : “Ya, saya setuju. Bagaimana persiapannya dan kapan akan dilakukan?”
Perawat (Khusnul) : “Saya sudah menyiapkan tim yang bias melakukan DRK sesuai dengan
jadwal yang ada. DRK dilakukan besok tanggal 12 November 2020, untuk
waktunya masih menunggu kesepakatan Tim.”

Ketua Tim (Adi) : “Baiklah, silahkan dilanjutkan. Saya tunggu informasi selanjutnya ya.”

Perawat (Khusnul) : “Baik pak, saya permisi dulu.”

“DRK dilakukan pada tanggal 12 November 2020 di ruang perawat pukul 09.00 WIB. DRK
dihadiri seluruh anggota TIM dan kegiatan DRK pun dimulai.”

Fasilitator (Nuril) : “Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi. Selamat datang di Diskusi
Refleksi Kasus yang sudah rutin kita adakan setiap bulannya. Hari ini kita
melakukan refleksi kasus yang telah kita sepakati sebelumnya yaitu
tentang Typhoid. Sebelumya kita sepakati terlebih dahulu waktu diskusi
kita hari ini. Bagaimana jika diskusi dilaksankan selama 60 menit?”

Peserta (Memel, ika, lilin, megi, vita) : “Yaa, setuju.”

Fasilitator (Nuril) : “Baiklah seperti biasa, diharapkan semua peserta dapat mengikuti
diskusi dengan baik dan mengikuti perjalanan diskusi dengan aktif. Untuk
acara hari ini, materi akan disajikan oleh penyaji selama 15 menit,
setelah itu dilanjutkan diskusi selama 30 menit. Kepada penyaji
dipersilahkan untuk menyampaikan materi.”

Penyaji (Hidayah) : ‘Assalamualaikum Wr. Wb. Pada diskusi kali ini, kita akan membahas
tentang typhoid yang dialami An. B selama 7 hari ini, demam masih naik
turun, mual, muntah dan tampak lemas. Artritis gout merupakan bentuk
artritis inflamatorik yang terjadi pada individu dengan kadar asam urat
darah yang tinggi. Asam urat ini dapat membentuk kristal dengan
bentuk, seperti jarum di sendi. Diagnose yang diambil adalah nyeri akut.
Dari diagnose tersebut, kami telah memberikan intervensi untuk nyeri
akut berupa :
1. Observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Mengkaji skala nyeri pasien.
3. Mengajarkan teknik non-farmakologi.
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik untuk
menurunkan nyeri.

Fasilitator (Nuril) : “Baik, langsung saja jika ada yang ingin disampaikan dari teman-
teman silahkan untuk menyampaikan satu-persatu.”

Peserta 1 (Ika) : “Bagaimana dengan pengimplementasian teknik non farmakologi? Apakah


terapi tersebut dinilai efektif dalam menurunkan skala nyeri pasien?.”

Peserta 2 (Memel) : “Iya, itu benar. Saya juga pernah mengimplementasikan terapi non-
farmakologi untuk menurunkan nyeri, saat itu saat itu saya
menggunakn tenik relaksasi napas dalam, dan itu terbukti dapat
menurunkan skala nyeri pasien.”

Penyaji (Hidayah) : “Oh iya, benar. Bukan hanya teknik relaksasi napas dalam, ada
beberapa teknik non farmakologi yang terbukti dapat menurunkan nyeri
gout arthritis, salah satunya yaitu pijat refleksi.”

Peserta 3 (Lilin) : “Saya belum memahami bagaimana terapi-terapi tersebut dapat efektif
menurunkan nyeri gout arthritis, Ners dan bagaimana prosedurnya?”

Penyaji (Hidayah) : “Secara garis besar prosedur pelaksanaannya dimulai dari tahap
pemijatan pemanasan, tahap penekan pada titik sesuai dengan keluhan
pasien, lalu ditutup dengan tahap pemijatan pendinginan. Untuk pasien
dengan keluhan nyeri sendi penekanan yang dilakukan yaitu pada titik
11. Nah untuk lebih memudahkan pengimplemantasiannya alangkah
lebih baiknya dibuat SOP terkait pijat refleksi tersebut.
Peserta 4 (Megi) : “Ya, saya sangat setuju Ners. Oh iya ners setelah ini kapan bisa langsung
dapat di praktikkan ke pasien-pasien yang mengalami nyeri gout arthritis Ners?”

Fasilitator (Nuril) : “Setelah nanti kita bagikan SOPnya bisa langsung dielajari dan diterapkan ke
pasien-pasien tersebut begitu. Mungkin ada yang ingin disampaikan atau sudah cukup? Waktu
masih sisa 5 menit.”

Peserta 5 (Vita) : Kapan SOP bisa kami dapatkan Ners?

Fasilitator (Nuril) : Setelah diskusi ini selesai secepatnya akan kami bagikan SOPnya. Kemudian
hal-hal yang berhubungan dengan SOP bisa ditanyakan terpisah kepada saya, Ners Diyah, dan
Ners Khusnul. Bagaimana apakah ada yang ditanyakan lagi?

Peserta 5 (Vita) : “Terimakasih sudah cukup jelas.”

Fasilitator (Nuril) : “Alhamdulillah, diskusi hari ini telah berakhir. Dapat saya simpulkan bahwa
pasien dengan gout arthritis akan mengalami nyeri, sebagai perawat kita
harus berupaya untuk menurunkan skala nyeri pasien, intervensi yang
bisa dipilih salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik non
farmakalogi misalnya teknik relaksasi napas dalam dan pijat refleksi. Baik,
karena diskusi telah selesai, kita beri tepuk tangan untuk kita semua.
Jangan lupa mengisi daftar hadir di lembar yang sudah disediakan. Saya
akhiri diskusi kali ini, Wassalamualaikum Wr. Wb.”

Anda mungkin juga menyukai