PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
koroner Salah satunya adalah IMA telah menyebabkan 36,33% dari total
Kasus miokard infark yang terjadi di provinsi Lampung sendiri masih dibawah
rata-rata kasus di Indonesia secara umum yaitu diangka 1.3 %dan Lampung
Prasurvey peneliti pada tanggal 02 April 2019 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Lampung, 2019).
Salah satu masalah keperawatan yang selalu sering muncul pada penderita
IMA adalah rasa nyeri yang sangat. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif
bagi tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Mekanisme terjadinya nyeri pada
dengan peningkatan asam laktat yang menimbulkan rasa nyeri dada yang
juta jiwa di tahun 2016 menunjukan bahwa buruknya penanganan awal pada
B. Rumusan masalah
asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah nyeri
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga
aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung
Infark miokard akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau
miokard akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan
henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot jantung.Jadi otot
penelitian Framingham, sekitar 45% dari semua kasus infark miokard akut
terjadi pada orang yang lebih muda dari 65 tahun dan 5% terjadi pada
orang yang lebih muda dari 40 tahun. 85% orang meninggal karena infark
Infark miokard adalah suatu keadaan ketika secara tiba tiba pembatasan
Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan
2) Faktor sirkulasi
tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang
3) Faktor darah
c. Faktor lainnya
luas dan lokasi kerusakan jaringan infark. Jika lebih dari separuh
3. Faktor Resiko
Faktor resiko terjadinya infark miokard akut dibagi menjadi dua golongan,
yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat
diubah.
tinggi kalori)
tahun, ras (insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam), wanita post
4. Patofisiologi
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau
lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain.
terjadi trombus.
memar dan sianotik karena darah didaerah sel tersebut terhenti dalam
jangka waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi respons peradangan
seperti angina tapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi ketika klien
dalam keadaan istirahat, sering terjadi di dini hari. Paling nyata dirasakan
dagu atau abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan kolik
Gangguan Fungsi
(Aspiani,2015).
6. Manisfestasi Klinis
Tanda dan gejala pada infark miokard akut, antara lain sebagai berikut:
a. Nyeri dada sebelah kiri nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang
kiri, punggung kiri, dan area nyeri epigastrik. Sifat nyeri seperti
ditekan, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan
dipelintir, durasi nyeri ≥30 menit.
b. Sesak napas
d. Gejala lain, seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop dan gejala akibat
7. Komplikasi
a. Mati mendadak
b. Aritmia
c. Nyeri menetap
d. Angina
e. Gagal jantung
f. Ketidakmampuan mitral
g. Pericarditis
h. Ruptur jantung
i. Thrombosis mural
j. Aneurisma ventrikel
8. Pemeriksaan penunjang
a. Elektrokardiografi
simetrik, Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 detik) dan dalam (Q/R lebih
dari ¼)
b. Laboratorium
mU/mL.
LDH kurang normal dari 195 mU/mL.kadar enzim ini baru naik
5) Kateterisasi
6) Radiologi
(Aspiani, 2015).
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian oksigen
pulsa-oksimetri.
2. Morfin
Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau nyeri
3. Nitrogliserin
4. Aspilet
b. Penatalaksanaan keperawatan
komplikasi,
5) Pantau EKG
6) Pasang jalur IV
7) Pemeriksaan laboratorium
a) Hari I
b) Hari II
c) Hari III
bacaan ringan.
d) Hari IV
Ring jantung adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil, tersusun dari
kawat-kawat seperti jala yang ditempatkan pada pembuluh darah
itu penggunaan bahan untuk stent jantung harus yang aman bagi
nyeri dada dan apabila pembuluh darah sudah tersumbat secara total
dapat terjadi serangan jantung (penyakit jantung koroner), bahkan
1. Pengkajian
1) Gejala:
a) Kelemahan, kelelahan
b. Sirkulasi
2) Tanda:
papilaris
f) Warna: pucat atau sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar, pada
c. Integritas ego
1) Gejala:
2) Tanda:
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan
f. Hygiene
g. Neurosensori
1) Gejala: pusing
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
1) Gejala:
(morfin)
epigastrium,
Gambar 2.2
Skala Numeric
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
Nyeri hebat
skala 3-4 : yaitu nyeri ringan nyeri seperti tertimpa beban berat,
skala 9-10 : yaitu nyeri sangat berat „ yaitu nyeri seperti diremas-
remas.
2) Tanda:
a) Wajah meringis
3) Respon otomatik
kulit/kelembaban, kesadaran.
i. Pernafasan
sianosis, bunyi nafas bersih atau crackle atau mengi, sputum bersih,
Nyeri Akut
3. Diagnosa Keperawatan
4. Rencana keperawatan
Pada tahap perencanaan masalah infark miokard dengan nyeri dada, ada
Hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Mandiri Mandiri
iskemia jaringan keperawatan selama 3x 24 1. Pantau/catat 1. Variasi
sekunder terhadap jam diharapkan pasien karakteristik penampilan dan
sumbatan arteri dapat mengontrol nyeri nyeri, catat prilaku pasien
dengan : laporan verbal, karena nyeri
Pain level ( petunjuk terjadi sebagai
Gejala: tingkat nyeri) nonverbal, dan temuan
a) Nyeri yang timbul respons pengkajian.
mendadak, nyeri tidak Pain control ( hemodinamik(cont Kebanyakan
hilang dengan istirahat kontrol nyeri) oh meringis, pasien dengan
atau nitrogliserin, menangis, gelisah, IMA tampak
biasanya berkeringat, sakit, distraksi,
membutuhkan narkotik Comfort level mencengkram dan berfokus pada
analgetik (morfin) (tingkat dada, napas cepat, nyeri. Pernapasan
kenyamanan) TD/frekuensi mungkin
b) Lokasi pada dada jantung berubah meningkat sebagai
anterior dan akibat nyeri dan
substernal kriteria hasil: berhubungan
1. Mampu mengontrol dengan cemas,
nyeri(tahu sementara
c) Penyebaran: menyebar ke penyebab nyeri, hilangnya stress
tangan kiri, leher, bahu mampu Menimbulakan
kiri, wajah, rahang, menggunakan
abdomen, punggung, teknik
dan nyeri juga dapat nonfarmakologi
dijumpai pada daerah untuk mengurangi
epigastrium,
jaringan
8. Berikan obat 8. Nitrat berguna
sesuai untuk control
indikasi,contoh nyeri dengan efek
nitrogliserin vasodilatasi
(ISDN) koroner, yang
meningkatkan
aliran darah
koroner dan
perfusi miokardia.
Efek vasodilatasi
perifer
menurunkan
volume darah
kembali ke
jantung(preload)
sehingga
menurunkan kerja
otot jantung dan
kebutuhan
oksigen.
Tabel Implementasi
Diagnosa 11 juni 2019 Paraf 12 juni 2019 Paraf 13 juni 2019 Paraf
Keperawata
n
Pasien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Nyeri 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Akut b.d 1. Memantau/catat 1.Memantau/catat 1.Memantau/catat
iskemia karakteristik nyeri, catat karakteristik nyeri, karakteristik nyeri,
jaringan laporan verbal, catat laporan verbal, catat laporan verbal,
sekunder petunjuk nonverbal, dan petunjuk nonverbal, petunjuk nonverbal,
respons hemodinamik dan respons dan respons
R: hemodinamik hemodinamik
Klien mengatakan maih R: R:
merasakan nyeri Klien mengatakan Klien mengatakan
H: terkadang masih masih merasakan
Klien masih terlihat merasakan nyeri nyeri
gelisah dan terkadang H: H:
memegangi dadanya Klien terkadang Klien tidak terlihat
memegangi dadanya gelisah
09.30
2. Ambil gambaran 09.30 WIB 09.30 WIB
lengkap terhadap nyeri 2.Mengambil 2. Mengambil
dari pasien termasuk gambaran lengkap gambaran lengkap
lokasi; intensitas (0-10); terhadap nyeri dari terhadap nyeri dari
lamanya; pasien termasuk pasien termasuk
kualitas(dangkal/menyeb lokasi; intensitas (0- lokasi; intensitas (0-
ar) dan penyebaran. 10); lamanya; 10); lamanya;
kualitas(dangkal/meny kualitas(dangkal/me
R : klien mengatakan ebar) dan penyebaran. nyebar) dan
nyeri seperti di tertekan penyebaran.
benda berat R : klien mengatakan
H : skala nyeri 6 nyeri seperti di tertekan R : klien
benda berat namun mengatakan nyeri
sudah berkurang seperti di tertekan
10.00 WIB H : skala nyeri 5 benda berat
3. Menganjurkan pasien H : skala nyeri 4
untuk melaporkan nyeri 10.00 WIB
dengan segera 3.Menganjurkan pasien 10.00 WIB
R : klien masih sering untuk melaporkan 3.Menganjurkan
mengeluh nyeri nyeri dengan segera pasien untuk
H : klien mengeluhkan R : klien masih melaporkan nyeri
nyeri di lokasi yang mengeluh nyeri dengan segera
sama H : klien mengeluhkan R : klien terkadang
nyeri di lokasi yang mengeluh nyeri
10.30 WIB sama yang datang
4.Mengajarkan teknik H : klien
relaksasi 10.30 WIB mengeluhkan nyeri
( relaksasi benson) 4.Mengajarkan teknik di lokasi yang
R : klien mengatakan ( relaksasi benson) sama
lebih merasa nyaman R : klien mengatakan 10.30 WIB
H : klien terlihat lebih lebih merasa nyaman 4.Mengajarkan
tenang setelah terapi ketika di berikan trapi teknik relaksasi
benson ( relaksasi benson)
11.00 WIB H : klien terlihat lebih R : klien
5.Memeriksa tanda- tenang setelah terapi mengatakan lebih
tanda vital sebelum dan merasa nyaman dan
sesudah 11.00 WIB merasa lebih baik
R: 5.Periksa tanda- tanda setelah di lakukan
Klien mengatakan nyeri vital sebelum dan terapi benson
sudah sedikit berkurang sesudah H : klien terlihat
H : TTV R: lebih tenang dan
Sebelum : Klien mengatakan nyaman setelah
TD : 130/80 mmHg nyeri sudah sedikit terapi
N : 110x/ mnt berkurang
S : 36, 40C H : TTV 11.00 WIB
RR : 21x/ menit Sebelum : 5.Periksa tanda-
Setelah : TD : 140/80 mmHg tanda vital sebelum
TD : 130/80 mmHg N : 108x/ mnt dan sesudah
N : 112x/ mnt S : 36, 80C R:
S : 36, 40C RR : 22x/ menit Klien mengatakan
RR : 20x/ menit Setelah : nyeri sudah sedikit
TD : 130/80 mmHg berkurang
11.30 WIB N : 110x/ mnt H : TTV
6.Memastikan bahwa S : 36, 60C Sebelum :
istirahat telah cukup RR : 20x/ menit TD : 130/80 mmHg
R : klien mengatakan N : 114x/ mnt
sudah banyak beristirahat 11.30 WIB S : 36, 20C
H : klien terlihat selalu 6. Memastikan bahwa RR : 22x/ menit
berbaring di tempat tidur istirahat telah cukup Setelah :
R : klien mengatakan TD : 130/80 mmHg
12.00 WIB sudah banyak N : 110x/ mnt
7.Memberikan oksigen beristirahat S : 36, 40C
tambahan dengan kanul H : klien terlihat RR : 20x/ menit
nasal 3 L/menit berbaring di tempat tidur
R : klien mengatakan 11.30 WIB
lebih merasa nyaman 6.Memastikan
Hasil : nafas klien mulai 12.00 WIB bahwa istirahat
lebih teratur 7.Memberkan oksigen telah cukup
tambahan dengan kanul R : klien mengatakan
12.30 WIB nasal 2L/menit sudah banyak
8.Berkolaborasi R : klien mengatakan beristirahat
pemberian terapi obat lebih merasa nyaman H : klien terlihat
R: pasien mengatakan Hasil : nafas klien selalu berbaring di
masih nyeri dan lemah terlihat lebih lancar tempat tidur
H:pemberian obat
simvastatin 10 mg/24 12.30 WIB8. 7.Memberikan
jam, ramipril 5 mg/24 8. Berkolaborasi oksigen tambahan
jam, aspilet 80 mg/24 pemberiaan terapi obat dengan kanul nasal
jam dan terinjeksi obat R: Pasien masih 2L/menit
arixtra 2,5 mg/24 jam mengeluh nyeri dan R : klien mengatak
lemah lebih merasa nyaman
H: terinjeksi obat Hasil : nafas klien
arixtra 2.5mg/24 jam lebih tertur
dan pemberian obat
ramipril 5mg/24 jam, 8. Berkolaborasi
clopidogrel 75 mg/8 jam pemberikan terapi
dan aspilet 80 mg/24 obat
jam R: pasien
mengatakan nyeri
berkurang
H:terinjeksi obat
arixtra 2.5mg/24 jam
5. EVALUASI
Tabel Evaluasi
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulisan mengambil suatu kesimpulan dari karya tulis ilmiah
Infark dengan masalah Nyeri Akut di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung 2019.
1. Pengkajian
mempunyai keluhan yang sama yaitu nyeri dada sebelah kiri yang
kebiasaan merokok tetapi pasien pertama sudah tidak merokok lagi sejak 2
2. Diagnosis keperawatan
3. Rencana keperawatan
Perencanaan atau intervensi yang penulis lakukan pada kedua pasien untuk
menangani nyeri akut adalah ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pada
selama 3 hari perawatan didapatkan bahwa masalah nyeri akut dari pasien
satu teratasi sebagian intensitas nyeri sudah turun dari hari pertama skala 6
dan beransur menurun setiap harinya dengan skala 4, dan pada pasien
kedua nyeri berkurang pada hari kedua dengan skala 4 dan nyeri tidak
1. Bagi perawat
2. Bagi institusi
Agar dapat menjadikan karya tulis ini sebagai salah satu rujukan untuk
Aspiani, Reny yuli.(2015), Buku ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC Jakarta: EGC
Aziz Alimul, Hidayat 2011. Metode Penelitian dan teknik analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Brunner & Suddarth,( 2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ,edisi 8
volume 2. Jakarta:EGC
Cipto Susilo (2013). Pengaruh terapi nafas dalam dalam penanganan nyeri yang
terjadi pada penderita MCI. Jurnal Keperawatan. JKA 2015: 1-9
Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Institute for Health Metrics and Evaluation, (2016). Kasus miokard infark yang
terjadi di Dunia. Diakses pada tanggal 29 Maret 2019
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/13/penyakit-kardiovaskuler-
penyebab-kematian-terbesar-di-dunia.
Kemenkes RI (2018). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: kemenkes RI
DIakses pada tanggal 17 maret 2019
Lestari, (2017) keefektifan penanganan nyeri yang terjadi pada penderita miokard
infark. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol:4, No. 1, Mei 2016;
Rekam Medik dr. Hi. Abdul Moeloek, (2019). Data Miokard Infark.