ABSTRAK
Penyakit jantung koroner adalah jenis penyakit yang banyak menyerang penduduk indonesia.
Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau
menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri
(aterosklerosis). Kurangnya suplai darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan
nyeri dada, yang biasanya terjadi saat beraktifitas fisik atau mengalami stress, bila darah
tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami
serangan jantung. Tujuan dari Asuhan Keperawatan ini adalah memberikan gambaran
Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan masalah keperawatan nyeri akut pada penyakit
jantung koroner. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk laporan
kasus, dengan tekhnik Observasi partisipatif, Wawancara, Pemeriksaan fisik, dan Studi
dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan pada Tn.A mengalami nyeri dada, diakibatkan
terjadinya penumpukan kolestrol yang tinggi dalam pembuluh darah koroner, yang
mengakibatkan terjadinya aterosklerosis koroner. Sehingga suplai darah dalam miokard
terganggu dan terjadi iskemik yang berujung pada infark miokard. Intervensi yang
diterapkan dalam kasus ini adalah pain management yang diprioritaskan pada Pain control.
Implementasi dilakukan selama 3 hari sesuai intervensi yang dirangkum dalam OMEK, dan
evaluasi dilakukan selama 3 hari dengan format SOAP. Kesimpulan Asuhan keperawatan
pada Tn.A dengan masalah keperawatan nyeri akut pada Penyakit Jantung Koroner adalah
pengkajian, intervensi, dan implementasi sudah tepat sehingga mendapatkan evaluasi yang
maksimal serta mempercepat proses pemulihan terhadap klien. Saran dari Penelitian ini
adalah memberikan perawatan yang tepat dengan menganalisis batasan karakteristik dan
manifestasi klinis, maka akan tepat dalam memilih intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
klien, sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai dengan harapan.
ABSTRACT
Coronary heart disease is a type of disease that attacks the Indonesian population. Coronary
heart disease occurs when the coronary arteries are blocked or narrowed due to fatty
deposits, which gradually accumulate on the walls of the arteries (atherosclerosis). Lack of
blood supply due to narrowing of the coronary arteries resulting in chest pain, which usually
occurs when physical activity or stress, if the blood does not flow at all because of a clogged
coronary artery, the patient can suffer a heart attack. The goal of Nursing is to provide an
overview Nursing in nursing problems Sir.A with acute pain in coronary heart disease. The
method used is descriptive case report form, the technique of participatory observation,
interview, physical examination, and study documentation. The result showed the Sir.A
experience chest pain, caused by high cholesterol buildup in the coronary arteries, leading
to coronary atherosclerosis. So that the blood supply is disrupted and occur ischemic
koroner) hal ini menyebabkan nyeri dada, keperawatan nyeri akut pada kasus
insufisiensi koroner dan miokard infark Penyakit Jantung Koroner di RSUD
lebih sering didapatkan pada penderita Jombang. Menentukan diagnosa
hipertensi dibanding orang normal. keperawatan pada Tn/Ny dengan masalah
Apabila hipertensi sistolik dari diastolik keperawatan nyeri akut pada kasus
terjadi bersamaan maka akan menunjukan Penyakit Jantung Koroner di RSUD
resiko yang paling besar dibandingkan Jombang. Menyusun rencana tindakan
penderita yang tekanan darahnya normal asuhan keperawatan klien dengan masalah
atau hipertensi sistolik saja. Lichenster keperawatan nyeri akut pada kasus
juga melaporkan bahwa kematian PJK Penyakit Jantung Koroner di RSUD
lebih berkolerasi dengan tekanan darah Jombang. Melakukan implementasi
sistolik diastolik dibandingkan tekanan keperawatan pada Tn/Ny dengan masalah
darah diastolik saja (Kasron, 2012: 201). keperawatan nyeri akut pada kasus
Penyakit Jantung Koroner di RSUD
Pemberian obat yang tepat pada hipertensi Jombang. Mengevaluasi pelaksanaan
dapat mencegah terjadinya miokard infark pengelolaan klien dengan masalah
dan kegagalan ventrikel kiri tetapi perlu keperwatan nyeri akut pada kasus Penyakit
juga diperhatikan efek samping dari obat- Jantung Koroner di RSUD Jombang.
obatan dalam jangka panjang. Oleh sebab
itu pencegahan terhadap hipertensi
merupakan usaha yang jauh lebih baik BAHAN & METODE PENELITIAN
untuk menurunkan resiko PJK. Tekanan
darah yang normal merupakan penunjang Penelitian ini dimulai dari penyusunan
kesehatan yang utama dalam kehidupan, proposal sampai laporan akir dilakukan
kebiasaan merokok dan alkoholisme. Diet pada bulan April-Juli 2015. Penelitian ini
serta pemasukam Na dan K yang akan dilakukan di Paviliun Kemuning
seluruhnya adalah faktor-faktor yang RSUD jombang. Penulisan karya tulis
berkaitan dengan pola kehidupan ilmiah ini menggunakan metode deskriptif
seseorang. Kesegaran jasmani juga yaitu suatu metode yang dilakukan dengan
berhubungan dengan tekanan darah tujuan menggambarkan tentang suatu
sistolik, seperti yang didapatkan pada keadaan atau kondisi secara objektif
penelitian Fraser dkk. Orang-orang dengan dengan menggunakan laporan kasus.
kesegaran jasmani yang optimal tekanan Pengumpulan data laporan kasus ini
darahnya cenderung rendah. Penelitian di meliputi Observasi partisipatif,
Amerika Serikat melaporkan pada dekade Wawancara, Pemeriksaan fisik, dan Studi
terakhir ini telah terjadi penurunan angka dokumentasi.
kematian PJK sebanyak 25%. Keadaan ini
mungkin akibat hasil dari deteksi dini dan
pengobatan hipertensi, pemakaian HASIL LAPORAN KASUS
betablocker dan bedah koroner serta
perubahan kebiasaan merokok (Kasron, Hasil penelitian didapatkan pada Tn.A
2012: 202). mengalami nyeri dada, diakibatkan
terjadinya penumpukan kolestrol yang
Tujuan umum penelitian yaitu mampu tinggi dalam pembuluh darah koroner,
melaksanakan dan mendapatkan yang mengakibatkan terjadinya
pengetahuan yang nyata dalam melakukan aterosklerosis koroner. Sehingga suplai
asuhan keperawatan klien dengan masalah darah dalam miokard terganggu dan
keperawatan nyeri akut pada diagnosa terjadi iskemik yang berujung pada infark
medis Penyakit Jantung Koroner di RSUD miokard. Intervensi yang diterapkan dalam
Jombang. kasus ini adalah pain management yang
diprioritaskan pada Pain control.
Tujuan khusus penelitian yaitu melakukan Implementasi dilakukan selama 3 hari
pengkajian pada Tn/Ny dengan masalah sesuai intervensi yang dirangkum dalam
OMEK, dan evaluasi dilakukan selama 3 lipoprotein (LDL) merupakan faktor risiko
hari dengan format SOAP. independen untuk PJK. Risiko terjadinya
PJK akibat merokok berkaitan dengan
dosis di mana orang yang merokok 20
PEMBAHASAN batang rokok atau lebih dalam sehari
memiliki risiko sebesar dua hingga tiga
Pengkajian kali lebih tinggi daripada populasi umum
untuk mengalami kejadian koroner mayor.
Berdasarkan hasil penelitian yang Peran rokok dalam patogenesis PJK
dilakukan di Rumah sakit klien dengan merupakan hal kompleks, diantaranya:
gangguan Penyakit Jantung Koroner timbulnya aterosklerosis, peningkatan
memiliki tanda – tanda nyeri pada dada. trombegenesis, dan vasokontriksi
Sehingga menyebabkan respon sensori (termasuk spasme arteri koroner),
maupun psikososial klien terganggu. Klien peningkatan tekanan darah (TD) dan
nampak lemas, penuh dengan kecemasan denyut jantung, provokasi aritmia jantung,
serta sering gelisah. Dikarenakan menahan peningkatan kebutuhan oksigen miokard,
nyeri yang timbul saat klien bergerak penurunan kapasitan pengangkutan
sedikit maupun menghirup udara saat oksigen.
bernafas. Akibatnya klien disarankan
untuk bedrest total dengan tujuan Menurut peneliti klien termasuk orang
mengurangi rasa nyeri dan mengurangi yang cukup berpengetahuan tinggi namun
kerja jantung agar berkerja secara normal. karena kurangnya kesadaran akan
Pada klien tidak terdapat riwayat penyakit kesehatan sehingga klien kurang
pemicu terjadinya Penyakit Jantung memperhatikan kesehatannya. Terdapatnya
Koroner dan tidak memiliki penyakit jumlah kolestrol yang tinggi dalam darah
keturunan seperti hipertensi, diabetes akan mengganggu proses hemodinamik.
melitus, dan penyakit jantung. Namun pola Dalam pembuluh darah akan menimbulkan
kebiasaan sehari – hari klien yang kurang plak yang lama kelamaan akan menyumbat
baik seperti merokok, pecandu kopi, dan pembuluh darah dan akan bereaksi pada
sering makan makanan yang mengandung kerja jantung sehingga jantug bekerja
tinggi kolestrol. Mengakibatkan kadar secara maksimal dan akan meningkatkan
kolestrol dalam darah klien cukup tinggi. tekanan pada pembuluh darah sehingga
Sehingga menyebabkan penumpukan dapat berpotensi terjadinya aterosklerosis
dalam pembuluh darah arteri koroner atau bahkan terjadi stroke yang berujung pada
disebut dengan aterosklerosis dan sangat kematian.
berpotensial menyebabkan timbulnya
penyakit jantung koroner. Analisa Data Dan Diagnosa
Menurut Huon H. Gray dkk, 2002 faktor Menurut peneliti pengambilan diagnosa
pencetus Penyakit jantung koroner nyeri ini sudah sesuai dikarenakan antara
meliputi : Kadar kolestrol LDL yang hasil pengkajian terhadap klien dengan
rendah memiliki peran yang baik pada PJK batasan karakteristik adalah sama. Dan
dan terdapat hubungan terbalik antara terjadi sinkronisasi antara gejala pada teori
kadar HDL dan insidensi PJK. Peranan Penyakit Jantung Koroner dengan hasil
trigliserida sebagai faktor resiko PJK pengamatan serta pengkajian terhadap
masih kontroversial. Kadar trigliserida klien.
yang meningkat sering dikaitkan dengan
pankreasitis dan harus diterapi. Intervensi keperawatan
Hiperlipidema gabungan (misalnya pada
diabetes) membutuhkan intervensi, namun Berdasarkan hasil penelitian klien
kekuatan trigliserida sebagai satu faktor mengalami nyeri dada yang amat
risiko jika kolesterol kembali normal mengganggu kenyamanan klien. Klien
adalah lemah. Peningkatan kadar membutuhkan motivasi serta penjelasan
mengenai penyakitnya dalam mengurangi perubahan rasa sakit dan yang akan
kecemasan klien. Klien belum menemukan membantu dalam mengidentifikasi
cara untuk mengontrol nyeri, sehingga faktor pencetus yang sebenarnya dan
klien tampak cemas serta gelisah saat potensi (misalnya, grafik, catatan harian
timbul rasa nyeri tersebut. Berdasarkan mengalir).
NOC 2013 terdapat 4 tujuan perawatan 13. Menentukan frekuensi diperlukan untuk
klien diantaranya Nyeri: respon psikologis membuat penilaian kenyamanan pasien
yang merugikan, kontrol nyeri, Nyeri: efek dan melaksanakan rencana pemantauan.
Mengganggu, dan tingkat nyeri, Serta 14. Memberikan informasi tentang rasa
berdasarkan NIC 2013 mengambil sakit, seperti penyebab nyeri, berapa
manajemen nyeri. Pada NIC manajemen lama akan berlangsung, dan
nyeri terdapat beberapa aktivitas yang ketidaknyamanan diantisipasi dari
harus dilakukan meliputi : prosedur.
1. Melakukan assesment komprehensif 15. Mengendalikan faktor lingkungan yang
sakit untuk memasukkan lokasi, dapat mempengaruhi respon pasien
karakteristik, onset / durasi, frekuensi, terhadap ketidaknyamanan (misalnya,
kualitas, intensitas atau keparahan suhu kamar, pencahayaan, kebisingan).
nyeri, dan faktor pencetus. 16. Mengurangi atau menghilangkan
2. Amati isyarat nonverbal dari faktor-faktor yang memicu atau
ketidaknyamanan, terutama pada meningkatkan pengalaman nyeri
mereka dapat berkomunikasi secara (misalnya, takut, kelelahan, monoton,
efektif. dan kurangnya pengetahuan).
3. Yakinkan perawatan analgesik pasien 17. Pertimbangkan wilingness bagi
penuh perhatian. penderita untuk parcipitate,
4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik kemampuan untuk pacipitate,
untuk mengakui pengalaman rasa sakit preferensi, dukungan dari orang lain
dan menyampaikan penerimaan respon yang signifikan untuk metode, dan
pasien terhadap nyeri. kontraindikasi ketika memilih strategi
5. Jelajahi pengetahuan dan keyakinan nyeri.
tentang rasa sakit pasien. 18. Pilih dan melaksanakan berbagai
6. Pertimbangkan pengaruh budaya pada ukuran (misalnya, farmakologi,
respon nyeri. nonfarmakologi, interpersonal) untuk
7. Menentukan dampak dari pengalaman memfasilitasi penghilang rasa sakit,
nyeri terhadap kualitas hidup (misalnya, yang sesuai.
tanggung jawab tidur, nafsu makan, 19. Mengajarkan prinsip - prinsip
aktivitas, kognisi, suasana hati, manajemen nyeri.
hubungan, kinerja kerja, dan peran). 20. Mempertimbangkan jenis dan sumber
8. Jelajahi dengan pasien faktor yang rasa sakit ketika memilih strategi nyeri.
meningkatkan / memperburuk rasa sakit 21. Mendorong pasien untuk memantau
9. Mengevaluasi pengalaman masa lalu nyeri sendiri dan untuk mengintervensi
dengan rasa sakit untuk memasukkan tepat.
sejarah individu atau keluarga sakit 22. Ajarkan penggunaan teknik non-
cronic atau cacat yang dihasilkan, yang farmakologi (misalnya, biofeedback,
sesuai. TENS, hipnotis, relaksasi, panduan
10. Evaluasi, dengan pasien dan tim imajinasi, terapi musik, distraksi, terapi,
kesehatan, efektivitas masa lalu aktivitas therrapy, akupresur, panas
tindakan pengendalian nyeri yang telah aplikasi / dingin, dan pijat memutar)
digunakan. sebelum, sesudah, dan , jika mungkin,
11. Membantu pasien dan keluarga untuk selama kegiatan yang menyakitkan;
mencari dan memberikan dukungan. sebelum nyeri terjadi atau meningkat;
12. Memanfaatkan metode assesment dan bersama dengan ukuran nyeri
sesuai dengan tahapan perkembangan lainnya.
yang memungkinkan untuk pemantauan
23. Jelajahi digunakan saat pasien metode 39. Mempertimbangkan rujukan bagi
farmakologis nyeri. Mengajarkan pasien, keluarga, dan lain-lain yang
tentang metode farmakologis nyeri. signifikan untuk mendukung kelompok-
24. Mendorong pasien untuk menggunakan kelompok, dan sumber daya lainnya,
obat penghilang rasa sakit adiquate. yang sesuai.
25. Berkolaborasi dengan pasien, penting 40. Memberikan informasi yang akurat
lainnya, dan profesi kesehatan lainnya untuk mempromosikan pengetahuan
untuk memilih dan menerapkan keluarga dan respon terhadap
nonfarmakologi ukuran nyeri, yang pengalaman nyeri.
sesuai. 41. Memasukkan keluarga di modalitas
26. Memberikan orang nyeri yang optimal nyeri, jika memungkinkan.
dengan analgesik yang diresepkan. 42. Memonitor kepuasan pasien dengan
27. Menerapkan penggunaan pasien manajemen nyeri pada selang waktu
dikendalikan analgesia (PCA), jika tertentu.
sesuai.
28. Gunakan ukuran kontrol nyeri sebelum Menurut peneliti NOC yang sesuai
nyeri menjadi parah dilakukan terhadap klien adalah kontrol
29. Mengobati sebelum kegiatan untuk nyeri, dikarenakan klien perlusebuah
meningkatkan partisipasi, tetapi dukungan serta penjelasan mengenai hal –
mengevaluasi bahaya sedasi. hal yang mampu mengontrol nyeri.
30. Yakinkan analgesia pretreatment dan / Pemberian NIC manajemen nyeri
atau strategi nonfarmakologi sebelum diharapkan dapat mewujudkan kontrol
prosedur yang menyakitkan. nyeri pada klien tercapai.
31. Verivy tingkat ketidaknyamanan
dengan pasien, perubahan catatan Implementasi keperawatan
dalam rekam medis, menginformasikan
kerja profesional kesehatan lainnya Berdasarkan hasil penelitian bahwa klien
dengan pasien. membutuhkan manajemen nyeri. Maka
32. Mengevaluasi efektivitas tindakan dilakukan implementasi keperawatan
pengendalian nyeri digunakan pikir dengan melakukan empat kegiatan utama
penilaian berkelanjutan dari yaitu Observasi, Mandiri, Edukasi, dan
pengalaman sakit. Kolaborasi. Implementasi hari selanjutnya
33. Lembaga dan memodifikasi ukuran sesuai dengan intervensi yang sesuai
kontrol nyeri berdasarkan respon dengan keadaan klien. Berikut daftar
pasien. intervensi yang diimplementasikan
34. Promosikan memadai istirahat / tidur terhadap klien :
untuk memfasilitasi nyeri. 1. Lakukan assesment komprehensif sakit
35. Dorong pasien untuk mendiskusikan / untuk memasukkan lokasi,
nya pengalaman rasa sakitnya, yang karakteristik, onset / durasi, frekuensi,
sesuai. kualitas, intensitas atau keparahan
36. Beritahu dokter jika ukuran tidak nyeri, dan faktor pencetus.
berhasil atau jika keluhan saat ini 2. Amati isyarat nonverbal dari
adalah perubahan yang signifikan dari ketidaknyamanan, terutama pada
pengalaman masa lalu pasien nyeri. mereka dapat berkomunikasi secara
37. Menginformasikan anggota perawatan efektif.
kesehatan profesi / keluarga lainnya 3. Yakinkan perawatan analgesik pasien
strategi nonfarmakologis yang penuh perhatian.
digunakan oleh pasien untuk 4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
mendorong pendekatan preventif untuk untuk mengakui pengalaman rasa sakit
manajemen nyeri. dan menyampaikan penerimaan respon
38. Menggunakan pendekatan multidisiplin pasien terhadap nyeri.
untuk manajemen nyeri. Saat yang 5. Jelajahi pengetahuan dan keyakinan
tepat. tentang rasa sakit pasien.
yang ditunjukkan dengan skala nyeri yang Sesuai dengan pengkajian diatas baik data
berangsur menurun. Pada evaluasi hari subyektif maupun obyektif klien
pertama dan kedua masalah teratasi mengalami masalah nyeri, khususnya nyeri
sebagian yang ditandai dengan perubahan pada dada yang ditimbulkan oleh penyakit
pada cara menyikapi penyakitnya serta jantung koroner. Dan selaras dengan
cara untuk mengontrol nyeri. Pada hari batasan karakteristik di NANDA 2013
ketiga klien sudah mampu melakukan pada masalah nyeri, maka diagnosa
manajemen nyeri untuk mengontrol nyeri keperawatan yang diambil oleh peneliti
secara konsisten. Sehingga keadaan klien yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen
berangsur membaik dalam jangka waktu 3 injuri biologis.
hari.
Perencanaan tindakan yang diambil sesuai
Sesuai dengan kriteria hasil yang terdap dengan NOC kontrol nyeri dan NIC
dalam NOC ada beberapa poin yang manajemen nyeri. Hal tersebut disesuaikan
dievaluasi pada klien yaitu : dengan keadaan klien dan lingkungan
1. Mengenali onset nyeri rumah sakit, sehingga diharapkan
2. Mampu menjelaskan faktor penyebab mendapatkan pencapaian yang optimal.
3. Menggunakan langkah - langkah
pencegahan Tindakan yang dilakukan secara
4. Menggunakan tindakan bantuan non- OMEK(Observasi, mandiri, Edukasi,
analgesik (tekhnik relaksasi). Kolaborasi) disesuaikan pada intervensi
5. Menggunakan analgesik sebagai yang telah diambil di NIC agar mencapai
direkomendasikan NOC kontrol nyeri. Peneliti melakukan
6. Mengenali gejala terkait nyeri implementasi selama 3 hari yang
7. Laporan nyeri terkontrol memfokuskan pada pemberian teknik
relaksasi klien.
Menurut peneliti klien mengalami
perkembangan yang sesuai dengan Perkembangan klien cukup signifikan pada
perencanaan awal. Klien juga sangat hari pertama dan kedua mengalami
kooperatif dalam membantu melaksanakan perubahan yang berangsur – angsur
tindakan keperawatan. Upaya dalam membaik. Pada hari ketiga klien
menjelaskan klien dan keluarga klien mengalami perkembangan yang cukup
sangat mempengaruhi perkembangan baik. Skala nyeri yang dirasakan sudah
klien. Masalah keperawatan yang dialami berangsur hilang. Sehingga intervensi dan
klien sudah mampu teratasi dengan kriteria hasil yang diharapkan dapat
mandiri oleh klien dengan memanajemen terlaksana dengan baik.
nyeri untuk mengontrol nyeri klien.
Saran
memberikan kontribusi yang efektif demi Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nursing
kelancaran proses keperawatan. Outcomes Classification (NOC)
America : Elseivier.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Ns. Andra S.kep, dkk. 2013. KMB
Perawatan penyakit jantung koroner tidak Keperawatan Dewasa, Yogyakarta
semudah dan sesulit yang dibayangkan, : Nuha Medika
namun dibutuhkan ketelatenan serta proses
yang begitu rumit. Penyakit jantung tidak Potter dan Perry, 2006. Fundamental
seperti penyakit yang lainnya hanya diberi Keperawatan. Jakarta : EGC
satu obat langsung sembuh. Namun,
diperlukan berbagai terapi pendukung Price, Sylvia A, dkk. 2006. Patofisiologi
lainnya agar mencapai tujuan yang Vol 1, Jakarta : EGC
diharapkan.
KEPUSTAKAAN