Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN TERAPI ES DAN PANAS TERHADAP PENURUNAN

SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN


JANTUNG KORONER

Disusun Oleh :
CINDY AFEPA (211440101003)

Dosen Pengampu :

Ns. Neng Annis Fathia Cahyana, M.Kep.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES AISYIYAH PALEMBANG
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan organ tubuh manusia yang mempunyai peran penting dalam kehidupan

manusia dan pastinya sangat berbahaya jika jantung kita mempunyai masalah mengingat

bahwa banyak kematian disebabkan oleh penyakit jantung.

Coronary Artery Disease (CAD) atau lebih dikenal Penyakit Jantung Koroner (PJK)

merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang disebabkan karena adanya penyempitan dan

tersumbatnya pembuluh darah jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan pada

berbagai aspek, baik fisik, psikologis,maupun sosial yang berakibat pada penurunan kapasitas

fungsional jantung dan kenyamanan.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang disebabkan

oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot

jantung. Penyempitan ini dimulai dengan terjadinya kekakuan arteri (aterosklerosis) maupun

penimbunan lemak (plaque) pada dinding arteri koroner. Penyempitan ini terjadi pada

penderita dengan gejala klinis maupun tanpa gejala.

Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau

menyempit karena endapan lemak yang secara bertahap menunpuk di dinding arteri. Apabila

ada penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding arteri maka akan terjadi kekakuan

pada pembuluh koroner (osteosklerosis). Plak yang menumpuk akan mengeras dan

mempersempit serta menghambat aliran darah ke jantung. Penyumbatan pada satu arteri
koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Jantung yang

meminta oksigen melebihi yang tersedia akan memicu serangan jantung.

Apabilaotot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama mengakibatkan

jaringan disekitarnya rusak.

Berdasarkan data dari Riskesdas (2018)1 mengungkap bahwa di Indonesia kasus penyakit

jantung dan pembuluh darah semakin bertambah tiap tahunnya, setidaknya terdapat

2.784.064 orang yang mengidap penyakit jantung.

World Health Organization (2019)2 menyebutkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK)

menjadi salah satu masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskular yang jumlahnya

meningkat cepat dengan angka kematian 6,7 juta kasus. Kesehatan Dasar (2019)

menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit

jantung koroner. Sedangkan jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Dari

data badan pelayanan kesehatan prov. Sumatera Selatan tahun 2019 di dapatkan data

kesakitan akibat penyakit jantung sebanyak 7.993 orang atau sebesar 8%.3

Angka kematian yang disebabkan oleh PJK mencapai 1,8 juta kasus pada Tahun 2020, yang

artinya PJK menjadi penyakit yang mematikan di kawasan Asia salah satu negaranya adalah

Indonesia.4 Angka kematian yang disebabkan oleh PJK di Indonesia cukup tinggi mencapai

1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa.

4
Tanda dan gejala yang khas dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada atau dada terasa

seperti tertindih selama lebih dari 20 menit saat beraktivitas maupun beristirahat disertai

dengan gejala berkeringat dingin, lemah, mual dan pusing.5

Pada penderita penyakit jantung koroner nyeri dada atau biasa disebut angina pektoris adalah

perasaan nyeri atau tidak enak yang menggangu daerah dada dan seringkali merupakan rasa

nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada. Nyeri koroner adalah rasa sakit terjadi akibat

iskemik miokard (kekurangan pasokan oksigen pada otot jantung) yang suatu saat tidak

mencukupi kebutuhan metabolisme miokard.6

Penatalaksanaan nyeri bisa dilakukan secara farmakologis yakni dengan pemberian obat-

obatan. Sedangkan secara non farmakologis melalui distraksi, relaksasi dan stimulasi kulit

kompres hangat atau dingin, latihan nafas dalam, terapi musik, aromaterapi, imajinasi

terbimbing, relaksasi. Pemberian terapi non farmakologis yang biasanya diajarkan perawat

kepada klien dengan keluhan nyeri adalah teknik relaksasi nafas dalam. Pemberian

aromaterapi Lavender masih jarang digunakan di rumah sakit sebagai alternative yang dapat

mengurangi skala nyeri yang dirasakan pasien gangguan kardiovaskuler karena aromaterapi

Lavender masih belum dipopulerkan sebagai salah satu bentuk intervensi keperawatan dalam

mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.7

Penatalaksanaan nyeri yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri dada yaitu dengan cara

teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam saat ini masih menjadi metode

relaksasi yang termudah. Metode ini mudah dilakukan karena pernafasan itu sendiri

merupakan tindakan yang dapat dilakukan secara normal tanpa perlu berfikir atau merasa

ragu. Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
5

7
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk

mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan

menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah

melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri, ketenteraman

hati, dan berkurangnya rasa cemas.

Biasanya penatalaksanaan pada pasien nyeri berat langsung diberikan obat analgesik jenis

opioid maupun nonopioid, namun pada nyeri ringan pasien di berikan teknik relaksasi nafas

dalam dan teknik nonfamakologis lainnya untuk mengurangi rasa nyeri.8

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul

“Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan diagnosa Coronary Artery Disease (CAD)”.

1.2 Rumusan Masalah

8
Berdasarkan latar belakang diatas. Maka rumusan masalah pada studi kasus ini adalah
bagaimana asuhan keperawatan Coronary Artery Disease (CAD). Dengan membuat rumusan
masalah sebagai berikut “Bagaimanakah asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan CAD ?”

1.3 Tujuan Karya Tulis Ilmiah

1 Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien Coronary Artery Disease (CAD).

2 Tujuan kasus

1) Menganalisis pengkajian pada Tn. R dengan masalah kesehatan Coronary Artery Disease

(CAD).

2) Menganalisis diagnosa keperawatan pada Tn. R dengan masalah kesehatan Coronary

Artery Disease (CAD) selama satu minggu.

3) Menganalisis rencana asuhan keperawatan pada Tn. R dengan masalah kesehatan

Coronary Artery Disease (CAD).

4) Menganalisis implementasi yang telah dilakukan pada Tn. R dengan masalah kesehatan

Coronary Artery Disease (CAD).

5) Menganalisis hasil evaluasi yang telah dilakukan pada Tn. R dengan masalah kesehatan

Coronary Artery Disease (CAD).

Anda mungkin juga menyukai