Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN LENGHT OF STAY

(LOS) PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT INAP ANYELIR


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
SUMEDANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

RISKI NURUL INSANI


NIM 191FK03082

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2023
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu rencana atau strategi yang akan


dilakukan dalam penelitian dimana rancangan tersebut untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi (Heryana, 2019).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan
deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.
Penelitian ini menggunakan retrospektif, dimana pengambilan data
variabel akibat (dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru
diukur variabel sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu, misalnya
setahun yang lalu. (Notoatmodjo, 2012)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
lenght of stay (LOS) pasien stroke diruang rawat inap Anyelir di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang
3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan


anatara variabel yang akan diteliti, yang nantinya akan sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan dalam menentukan hipotesis,
jenis dan jumlah hipotesis, serta tehnik statistik yang akan digunakan
(Sugiyono, 2019)
Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang
dapat memberat dan beralngsung lama selama 24 jam atau lebih dn atau
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vascular (WHO, 2022). Dari penjelasan tersebut dapat dipaparkan
bahwa stroke merupakan penyakit serius yang harus ditangani secara
khusus, agar tidak menyebabkan keparahan terhadap kasus stroke tersebut.
Terdapat beberapa faktor resiko terhadap penyakit stroke, yaitu
faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dmodifikasi, yang
termasuk kedalam resiko yang dapat dimodifikasi yaitu hipertensi,
diabetes melitus, merokok, dislipidemia, konsumsi alkohol. Sedangkan
faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu, umur, jenis kelamin,
genetik.
Lenght Of Stay adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisisensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapakan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. (WHO, 2022). Terdapat beberapa fakor yang dapat memepengaruhi
lenght of stay yaitu jenis penyakit, umur, jenis kelamin, dan penyakit
penyerta.
Bagan 2.2 Paradigma Penelitian

Hubungan Karakteristik dengan Lenght Of Stay Pasien Stroke di Ruang

Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang

Variabel Independen Variabel Dependen

Lengh Of Stay
3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertetu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2022)
3.3.1 Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,


prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut
sebgai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2022). Variabel
independent dalam penelitian ini adalah “Pasien Stroke”.
3.3.2 Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,


kosekuen. Dalam bahasa indonesia disebut juga sebagai variabe
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel nenas (Sugiyono,
2022). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah “ Lenght Of
Stay”.
3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk dalam betuk kalimat pernyataan . Dikatakan sementara,
karena jawaban diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta eperis yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban emperis (Sugiyono,
2022).
Hipotesis dalam penelitian :
H1 :
1) Terdapat hubungan jenis stroke dengan Lenght Of Stay pasien
stroke di ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang
2) Terdapat hubungan usia dengan Lenght Of Stay pasien stroke di
ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sumedang
3) Terdapat hubungan jenis kelamin dengan Lenght Of Stay pasien
stroke di ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang
4) Terdapat hubungan hipertensi dengan Lenght Of Stay pasien
stroke di ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang
5) Terdapat hubungan diabetes dengan Lenght Of Stay pasien stroke
di ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sumedang
6) Terdapat hubungan hiperkolestrol dengan Lenght Of Stay pasien
stroke di ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang
7) Terdapat hubungan kesadaran pasien dengan Lenght Of Stay
pasien stroke di ruang Anyelir Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang

3.5 Definisi Konseptual dan Operasional

3.5.1 Definisi Konseptual

1. Stroke
Stroke merupakan penyakit kronis yang memberikan
dampak berbahaya yang diakibatkan oleh gangguan peredaran
darah otak karena penyumbatan pembuluh darah arteri akibat
endapan darah pada pembuluh darah, pecahnya pembuluh
darah dampak kelemahan dinding pembuluh darah atau
kelainan di keadaan darah sendiri yang mengakibatkan
kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke otak yang
menimbulkan kerusakan di jaringan otak (Sulaiman &
Anggriani, 2017).
2. Lengh Of Stay
Lenght Of Stay adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisisensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan
apabila diterapakan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. (WHO, 2022).
Terdapat beberapa karakteristik yang dapat memepengaruhi
lenght of stay yaitu jenis penyakit, umur, jenis kelamin, dan
penyakit penyerta.
1. Karakteristik yang mempengaruhi lenght of stay pasien

stroke

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lama Rawat Inap Pasien


Stroke Stroke merupakan jenis penyakit yang disebabkan
oleh banyak faktor. Berbagai faktor tersebut memiliki
pengaruh terhadap kondisi klinis pasien stroke.
1. Jenis Stroke
Jenis stroke yang dialami merupakan faktor yang
sering dianggap sangat berpengaruh terhadap lama
rawat inap pasien stroke. Berdasarkan kelainan
patologisnya, stroke diklasifikasikan menjadi stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Pada umumnya, pasien
yang dirawat dengan stroke iskemik memiliki hari
rawat lebih cepat yaitu 7-10 hari dibandingkan pasien
stroke hemoragik yang berkisar 14-21 hari.
Dibandingkan dengan stroke iskemik, stroke hemoragik
lebih sering menyebabkan kematian dan meningkatkan
disabilitas pasien pasca stroke. Hal ini juga tergantung
pada kondisi pasien serta faktor risiko yang dimiliki
berkaitan dengan pemburukan klinis pasien stroke
(Darmapadmi, 2018).
2. Umur
Setiap kelompok umur memiliki kemungkinan untuk
menderita stroke. Tetapi sering dengan meningkatnya
umur, risiko terkena strike juga semakin besar. Hal ini
di sebabkan oleh akumulasi plak yang tertimbun di
dalam pembuluh darah, Insident stroke meningkat
seiring bertambahnya umur, dimana setelah umur 55
tahun risiko stroke meningkat 2 kali lipat tiap dekade.
Kematian akibat stroke menjadi dua kali lipat tiap
dekade. Kematian akibat stroke menjadi dua kali lipat
pula pada setiap dekadenya setelah umur 40 tahun. Pada
umur 80 tahun, 1 dan 3 orang akan terkena serangam
beberapa stroke. Penelitian yang di lakukan oleh
Yuneldi Anwar di RSUP H . Adam Malik dan RSU
Elisabeth Medan memperoleh umur rata-rata yang
hampir sama di kedua rumah sakit tersebut yaitu 56,25
dan 57,36 tahun, dengan umur penderita terbanyak
adalah di atas 60 tahun.
3. Jenis kelamin.
Stroke lebih banyak menyerang laki-laki dari pada
perempuan, dengan perbandingan 1,3:1, kecuali pada
umur batas menapause, dimana perbandingan antara
laki-laki dan wanita hampir tidak berbeda. Namun
demikian, lebih dari setengah jumlah penderita stroke
yang meninggal adalah perempuan. Perempuan hamil
memiliki resiko terkena stroke yang lebih besar, begitu
pula perempuan yang meminum pil pengatur kehamilan
dan menderita hipertensi.
4. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah faktor
resiko yang paling utama dan biasanya tanpa gejala
spesifik serta tidak memiliki tanda-tanda awal.
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun
menyempitnya pecah pembuluh darah otak. Apabila
pembuluh darah otak pecah maka timbullah pendarahan
otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit
maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel
otak akan mengalami kematian. Oleh sebab itu,
pemeriksaan tekanan darah yang teratur penting
dilakukan.
5. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding
pembuluh darah otak yang berukuran besar karena
adanya gangguan metabolisme glukosa sistemik.
Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan
menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan
penyempitan tersebut kemudian akan mengganggu
kelancaran aliran darah , yang pada akhirnya akan
menyebabkan infark sel-sel otak. Banyak penderita DM
juga mengalami hipertensi, kadar kolestrol darah yang
tinggi serta kelebihan berat badan. Hal ini memperbesar
risiko penderita untuk terkena stroke. Insidens infark
pada penderita DM laki-laki 2,6 kali dan perempuan 3,8
kali lebih tinggi di bandingkan bukan DM. Pasien
dengan DM mempunyai risiko infark serebral 2-4 kali.
6. Hiperkolosterolemia.
Meningginya kadar kolestrol dalam darah, terutama
Low Density Lipoprotein(LDL), merupakan faktor
risiko penting untuk terjadinya aterosklerosis
( menebalnya dinding pembuluh darah yang kemudian
diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah).
Peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL.
( High density Lipoprotein ) merupakan faktor risiko
untuk terjadinya penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung Seperti ini merupakan faktor risiko stroke.
Kadar kolesterol total yang > 220 mg /dl meningkatkan
risiko stroke antara 1,31 sampai 2,9 kali.
Lama rawat inap atau LOS (Length of Stay) adalah
jumlah lama hari rawat pasien yang ditunjukkan dalam
catatan di rumah sakit yaitu khusus jumlah hari dari
tanggal masuknya pasien (admission) hingga ke tanggal
kepulangan pasien (discharge). Lama rawat inap
dihitung sejak penerimaan pasien masuk rumah sakit di
perawatan rawat inap. Setiap pasien dihitung lama
rawatnya berdasarkan jumlah hari antara masuk dan
keluarnya pasien tersebut dari rumah sakit (Ramdhani
A, 2017).
Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Cara Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur Ukur
(Lenght Of Jumlah hari Observasional Rekam Ratio Jumlah hari
Stay) dihitung sejak medis
pasien dengan
diagnose
stroke mulai
mendapatkan
rawat inap
sampai
diperbolehkan
pulang.

Usia Usia Observasional Rekam Nominal 1. Umur < 45 tahun


responden medis 2. Umur > 45 tahun
yang dihitung (Sumber : Bustian
dari tanggal dalam Nastiti, 2018 :
lahir sampai Risdakes 2017)
pasien
mendapakan
rawat inap
dan dinyatkan
dalam tahun

Jenis Kelamin Perbedaan Observasional Rekam Nominal 1. Laki-laki


gender yang medis 2. Perempuan
tercatat dalam
data rekam
medis pasien.
Riwayat

Variabel Definisi Alat Cara Skala Hasil


Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur

Hipertensi Tekanan Observasional Rekam Nominal 1. Nomal


darah sistolik medis apabila
dan diastolik tekanan sistolik
pasien pada < 120 mmHg
pemeriksaan dan diastolik
awal ketika < 80 mmHg
tiba dirumah 2. Pra Hipertensi
sakit apabila tekanan
sistolik
< 120-139 mmHg
dan diastolik
< 80-89 mmHg
3. Hipertensi tingkat
1 apabila tekanan
sistolik
< 140-159 mmHg
dan diastolik
< 90-99 mmHg
4. Hipertensi tingkat
2 apabila tekanan
sistolik
≥ 160 mmHg
dan diastolik
≥ 100 mmHg
(Sumber : Pinzon
Rizaldy 2021)

Diabetes Hasil Observasional Rekam Nominal 1. Tidak menglami


melitus pemeriksaan medis diabetes
laboratorium melitus apabila
gula darah hasil
pertama pemeriksaan
pasien ketika gula darah
tiba di rumah tidak mencapai ≤
sakit. 140 mg/dl.
2. Mengalami
diabetes
melitus apabila
hasil
pemriksaan
gula darah
memiliki nilai ≥
140 mg/dl. (
Variabel Definisi Alat Cara Skala Hasil
Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur

(Sumber : Pinzon
Rizaldy 2021)

Hiperkolestrol Kadar Observasional Rekam Nominal 1. Rendah kolestrol


kolestrol total medis apabila kadar
dalam darah kolestrol < 200
berdasarkan mg/dL
hasil 2. Sedang apabila
pemeriksaan kadar kolestrol
laboratorium darah
pertama > 200-239 mg/dL.
ketika tiba di 3. Hiperkolestrol
rumah sakit. apabila kadar
darah > 240 mg/dL
(Sumber : Pinzon
Rizaldy 2021)

Jenis Stroke Jenis stroke Observasional Rekam Nominal 1. Sroke


yang terjai medis Hemoragik
pada pasien 2. Stroke Iskemik
menurut
diagnosis
dokter atau
hasil
pemeriksaan
terakhir pada
saat pasien
pulang.

Kesadaran Kondisi Observasional Rekam Nominal 1. Skor GCS > 7


pasien ketika kesadaran medis Pada pasien yang
tiba di rumah pasien ketika Mengalami
sakit tiba di rumah Kehilangan
sakit Kesadaran ringan
berdasarkan sampai sedang
pemeriksaan 2. Skor GCS ≤ pada
dengan Pasien yang
Glasgow kehilangan
Coma Scale kesadaran berat
(GCS) sampai koma
(sumber.
Godoy et.al. 2017)
3.6 Populasi dan Sample

3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah gineralisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2022). Adapun populasi dalam penelitian
ini adalah pasien stroke di ruang rawat inap Anyelir di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang sebanyak 230 orang
dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiyono,2022). Dalam menentukan besarnya sampel peneliti
menggunakan purposive sampling. Arti purposive sampling yaitu
sebuah teknik untuk menentukan sampel dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria. Sampel penelitian ini
dengan kriteria eksklusi dan inklusi yang terdiri dari :
3.6.2.1 Kriteria Inklusi
1. Pasien dengan rekam medis dan status pasien yang
lengkap (nama, jenis kelamin, usia), diagnosis, dan
penyakit penyerta ( hipertensi, diabetes mellitus,
hiperkolestrol) dan kesadaran pasien.
3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan pedoman etika yang mendasari suatu


penelitian, dan peneliti dituntut untuk mengikuti standar-standar yang
telah dibuat guna meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan selama
penelitian (Notoatmodjo, 2018). Etika dalam penelitian meliputi :
1. Anonimity
Pada penelitian ini responden bebas menentukan pilihan dan bebas
dari paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan diajukan
dengan menandatangani informed consent.
2. Justice
Penelitian ini tidak melakukan deskriminasi pada kriteria tidak
relevan saat memilih objek penelitian , namun berdasarkan alasan yang
berhubungan langsung dengan masalah penelitian dan tidak membeda-
bedakan.
3. Confidentiality
Kerahasiaan data yang diberikan oleh responden terjamin dan tidak
disampaikan pada pihak lain yang tidak terlibat dalam penelitian , dan
data yang didapatkan akan digunakan hingga penelitian ini selsai,
setelah itu data tersebut ditiadakan untuk tetap
kerahasiaan data yang diberikan oleh responden.
4. Beneficiene dan non-maleficience
Peneliti mengusahakan manfaat sebesar-besarnya dn kerugian atau
resiko bagi subjek dan memperkecil kesalahan dalam penelitian .
Peneliti berusaha sebisa mungkin tidak merugikan responden baik
dalam proses penelitian maupun setelah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2
018/Hasil%20Riskesda s%202018.pdf – Diakses Agustus 2019.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Tersedia
di:https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Has
il-riskesdas-2018_1274.pdf

Riskesdes . 2013. Prevalansi Penyakit Stroke Tahun 2007 dan 2013. Diakses
Tanggal 30 Februari 2021.

Saxena, A., Prasad, R. N., Verma, K. & Saxena, S., 2016. Factors Predicting
Length of Hospital Stay in Acute Stroke Patients Admitted in a Rural
Tertiary Care Hospital. Journal of Gerontology & Geriatric Research, 3(5),
pp. 2-5.
Setiawan, H., Firdaus, F. A., Ariyanto, H., & Nantia, R. (2020). Pendidikan
Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Pondok Pesantren.

Sulaiman, S., & Anggriani, A. (2017). Sosialisasi Pencegahan Kasus Stroke


Pada Lanjut Usia Di

Sulistyani, D. & Purhadi, 2013. Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Laju Perbaikan Kondisi Klinis Pasien Penderita Stroke
dengan Regresi Cox Weibull. JSSP, 2(1), pp. 72-77.
Sulistyani, D. O. & Purhadi, 2013. Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Laju Perbaikan Kondisi Klinis Pasien Penderita Stroke
dengan Regresi Cox Weibull, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.

Anda mungkin juga menyukai