Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS 1

“JURNAL HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP


PASIEN TERHADAP PERILAKU MOBILISASI DINI PADA PASIEN AMI DI
RUANG ICU “

Cahyaning Wijayanti* Yunani**

Dikutip Oleh :
ANGGRIANI PUSPITA AYU
P07120317002

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2020
Abstrak

Latar Belakang: Tingkat kekambuhan pada pasien AMI dapat berkurang dengan adanya mobilisasi
dini, pengetahuan dan konseling untuk pasien AMI, seperti memberikan dukungan dan informasi
kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit jantung, memberi semangat pasien untuk taat terhadap
program aktivitas dirumah dan program berjalan, program edukasi dan memberi semangat terhadap
pasien dan pasangannya untuk patuh terhadap program latihan di rumah sakit, serta dukungan dari
anggota keluarga untuk membantu perubahan sikap dan perilaku hidup pasien AMI.

Tujuan penelitian: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap pasien
terhadap perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran.

Metode penelitian: Metode yang digunakan adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi
dan sampel adalah semua pasien Akut Miokard Infark di ruang ICU RSUD Ungaran sebanyak 60
pasien dengan teknik total sampling.

Hasil penelitian: Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini sebagian
besar cukup sebanyak 26 responden (43,3%). Sikap pasien tentang mobilisasi dini sebagian besar cukup
sebanyak 27 responden (45,0%). Perilaku mobilisasi dini sebagian besar tidak melakukan sebanyak 32
responden (53,3%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien AMI terhadap perilaku
mobilisisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran (pvalue=0,000). Ada hubungan antara
sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran
(pvalue=0,031).

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien AMI yang baik dalam melakukan
mobilisasi dini pada kondisi yang stabil akan mengurangi tingkat kekambuhan.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, sikap, perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI Daftar

Pustaka : 18 (2000 - 2009)

Pendahuluan Mobilisasi dini diperlukan untuk


Sistem kardiovaskuler merupakan mencegah dan membatasi kecemasan dan
suatu sistem transpor tertutup yang terdiri depresi, mencegah tromboemboli,
dari beberapa komponen yaitu jantung, menurunkan angka morbiditas, serta
komponen darah dan pembuluh darah. memperbaiki fungsional kardivaskuler dan
Salah satu komponen dari pembuluh darah mengurangi tingkat kekambuhan pada
yaitu vena, venula, kapiler, arteriol, dan pasien AMI (Benson, 2000). Tingkat
arteri. Pembuluh darah di jantung yang kekambuhan pada pasien AMI dapat
berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel berkurang dengan adanya mobilisasi dini,
jantung, disebut dengan arteri koroner. pengetahuan dan konseling untuk pasien
Arteri koroner dapat mengalami sumbatan AMI, seperti memberikan dukungan dan
akut karena tidak adekuatnya pasokan informasi kepada pasien dan keluarganya
darah, biasanya disebabkan oleh ruptur tentang penyakit jantung, memberi
plak ateroma pada arteri koroner. Keadaan semangat pasien untuk taat terhadap
ini biasa disebut dengan Akut Miocard program aktivitas dirumah dan program
Infark (AMI) (Muttaqin, 2009). berjalan, program edukasi dan memberi
Penatalaksanaan untuk mengurangi angka semangat terhadap pasien dan pasangannya
kematian penyakit Akut Miocard Infark untuk patuh terhadap program latihan di
diantaranya adalah mengurangi beban rumah sakit, serta dukungan dari anggota
kerja jantung, meningkatkan curah dan keluarga untuk membantu perubahan sikap
kontraktilitas jantung, selain hal tersebut dan perilaku hidup pasien AMI
mobilisasi dini juga sangat diperlukan. (Tedjasukmana, 2010).

8 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-
Pasien dengan kasus AMI pada berikatan dengan lipoprotein
tahun 2002 merupakan penyebab kematian sebagai faktor aterogenik.
utama dunia, menurut World Health Angka kejadian AMI di Rumah
Organization (WHO, 2008), terhitung Sakit Umum Daerah Ungaran menduduki
sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian peringkat pertama, khususnya di ruang
terjadi akibat penyakit infark miokard akut Intensive Care Unit. Berdasarkan data
di seluruh dunia. Penyakit infark miokard register ruang ICU selama 5 bulan terakhir
akut adalah penyebab utama kematian pada (Januari sampai Juli 2012) pasien AMI
orang dewasa. Infark miokard akut adalah berjumlah 99 dari 154 pasien di ICU.
penyebab kematian nomor dua di negara Berdasarkan fenomena diatas,
berpenghasilan rendah, dengan angka maka penulis melakukan
mortalitas 2.470.000 (9,4%), diIndonesia penelitian “Hubungan antara pengetahuan
pada tahun 2002 penyakit infark miokard
dan sikap pasien terhadap perilaku
akut merupakan penyebab kematian
mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang
pertama dengan angka mortalitas 220.000
ICU RSUD Ungaran”.
(14%). Direktorat Jendral Yanmedik
Indonesia meneliti pada tahun 2007,
jumlah pasien penyakit jantung yang Metodologi
menjalani rawat inap dan rawat jalan di RS Penelitian ini adalah penelitian analitik,
diIndonesia adalah 239.548 jiwa. Kasus yang bersifat diskriptif korelasi.
terbanyak adalah penyakit jantung iskemik, Rancangan penelitian ini menggunakan
yaitu 110,183 kasus. Care fatelity rate pendekatan cross sectional. Sampel dalam
(CFR) tertinggi terjadi pada infark miokard penelitian ini adalah pasien dengan Akut
akut (13,49%) dan kemudian diikuti oleh Miocard Infark di ruang ICU RSUD yang
gagal jantung (13,42%) dan penyakit memenuhi kriteria inklusi, yakni Bersedia
jantung lainnya (13,37%) (Depkes, 2009). menjadi responden, pasien yang bisa
Penelitian Wibowo (2009), angka membaca dan menulis, nilai
leukosit dengan gagal jantung, kejadian Hemodinamik normal dan stabil, hasil
gagal jantung tertinggi terjadi pada angka pemeriksaan EKG stabil, gelombang ST
leukosit tinggi sebanyak 2 orang (3,5%), normal, tidak ada gelombang ST elevasi,
angka leukosit dengan aritmia ventrikuler hasil pemeriksaan laboratorium enzim
angka kejadian tertinggi sebesar 9 orang jantung CPK-MB tidak meningkat.
(15,8%), angka kejadian syok kardiogenik Teknik pengambilan
tertinggi terjadi pada pasien dengan angka sampling yang digunakan adalah total
leukosit tinggi dengan jumlah 12 orang sampling.
(21,1%), sebesar 9 orang (15,8%) Penelitian dilakukan di Ruang ICU
meninggal akibat penyakit AMI dengan RSUD Ungaran, pada bulan Januari 2013
angka leukosit tinggi dan normal. sampai Februari 2013.
Didukung juga penelitian Pada penelitian ini, variabel yang
Hermawanto (2011), responden yang digunakan adalah Variabel Bebas
obesitas sentral sebanyak 14 orang (70%), (Independent variable) dalam peneitian ini
responden yang mengalami dislipidemia adalah tingkat pengetahuan dan sikap dan
sebanyak 20 (100%). Kenaikan kadar variabel Terikat (Dependent variable)
kolesterol dalam darah atau dislipidemia dalam penelitian ini adalah perilaku
merupakan faktor risiko dalam terjadinya mobilisasi dini pada pasien AMI.
AMI, karena dalam sirkulasi, kolesterol Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner yang telah mendapat landasan kognitif baru bagi
persetujuan antara peneliti dan responden. terbentuknya pengetahuan terhadap hal
Kuensioner terdiri dari identitas responden, tersebut.
tingkat pengetahuan responden tentang Menurut Black & Jacob (2002)
perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI, mobilisasi dini dapat dimulai dari 8-24
mengenai sikap responden terhadap jam setelah terbebas dari serangan.
mobilisasi dini pada pasien AMI dan Apabila penderita AMI tanpa ada tanda
lembar observasi tentang perilaku aritmia, hipotensi, syok, nyeri dada,
responden pada mobilisasi dini pada pasien tidak ada perubahan signifikan yang
AMI. baru pada EKG dalam 8 jam terakhir
Analisa data pada penelitian ini dapat dilakukan mobilisasi dini.
menggunakan uji statistik pearson Pelaksanaan latihan mobilisasi dini
chisquare, untuk mengetahui apakah ada dapat dilakukan selama 15- 20 menit
hubungan antara tingkat pengetahuan dan dalam 24 jam.
sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi
dini pada pasien AMI di Ruang ICU Tingkat Frekuensi Persentase
RSUD Ungaran.Uji validitas menggunakan Pengetahuan
product moment. Uji reliabilitas
Kurang 21 26 35,0
digunakan dengan rumus koefisien Cukup Baik 13 43,3
reliabilitas alpha cronbach.
21,7
Jumlah 60 100
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan
2. Distribusi frekuensi responden
pada bulan Januari sampai Februari 2013
berdasarkan sikap pasien tentang
di Ruang ICU RSUD Ungaran dengan 60
mobilisasi dini pada pasien AMI di
responden, diperoleh hasil
ruang ICU RSUD Ungaran, dari tabel
sebagai berikut:
dapat diketahui bahwa sikap pasien
1. Distribusi frekuensi responden tentang mobilisasi dini sebagian besar
berdasarkan tingkat pengetahuan pasien cukup sebanyak 27 responden (45,0%).
tentang mobilisasi dini pada pasien Sikap responden terhadap mobilisasi
AMI di ruang ICU RSUD Ungaran, dari dini mayoritas sangat tidak setuju jika
tabel dapat diketahui bahwa tingkat melakukan latihan mobilisasi tangan
pengetahuan tentang mobilisasi dini sampai kaki dimulai hari pertama
sebagian besar cukup sebanyak 26 sampai hari kelima dan duduk pada hari
responden (43,3%). Hasil penelitian ini pertama. Responden menganggap pada
sesuai dengan teori Notoatmodjo hari pertama kondisi badan belum baik
(2005), informasi mempengaruhi setelah adanya serangan infark. Oleh
pengetahuan seseorang. Informasi yang karena itu responden harus lebih
diperoleh baik dari pendidikan formal banyak tidur setalah serangan nyeri
maupun non formal dapat memberikan dada untuk menghindari kekambuhan
pengaruh jangka pendek (immediate penyakit.
impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan
Sikap Frekuensi Persentase
pengetahuan. Adanya informasi baru
Kurang 23 27 38,3 45,0
mengenai sesuatu hal memberikan
Cukup 10 16,7

8 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-
Baik nilai statistik Chi Square sebesar 16,907
dengan pvalue = 0,000 (nilai probabilitas
Jumlah 60 100
(p) <  (0,05)), dapat disimpulkan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan
3. Distribusi frekuensi responden pasien AMI terhadap perilaku mobilisisasi
berdasarkan perilaku mobilisasi dini dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD
pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Pengetahuan responden yang baik
Ungaran, dari tabel dapat diketahui tentang mobilisasi dini menyebabkan
bahwa perilaku mobilisasi dini sebagian AMI dapat berkurang dengan adanya
besar tidak melakukan sebanyak 32 mobilisasi dini, pengetahuan dan
responden (53,3%). hal ini ditunjukkan konseling untuk pasien AMI, seperti
dengan responden tidak melakukan memberikan dukungan dan informasi
latihan menggerakkan secara aktif kepada pasien dan keluarganya tentang
gerakan memutar pada pergelangan penyakit jantung, memberi semangat
tangan dan kaki pada hari pertama pasien untuk taat terhadap program
setelah terbebas dari serangan nyeri aktivitas dirumah dan program berjalan,
dada, hal ini disebabkan responden program edukasi dan memberi
umumnya takut untuk melakukan semangat terhadap pasien dan
gerakan tangan dan kaki pada hri
responden mampu Tingkat Perilaku Tot % Pvalue
melakukan mobilisasi dini. Lain Pengeta Tidak Melakuka al
halnya dengan responden yang huan melakukan n
mempunyai
Perilaku kurang Frekuensi
pengetahuan baik makaPersentase f % f %
Tidak melakukan
perilaku mobilisasi dini 32juga tidak 53,3
melakukan.
Melakukan Hal ini sesuai 28dengan teori 46,7
Lawrence Green
Jumlah (Notoatmodjo,
60 2003), 100
perilaku dipengaruhi faktor pendukung baik, dokter menyarankan untuk tirah baring
sehingga responden tidak
melakukan mobilisasi dini.
Tingkat kekambuhan pada pasien
pertama karena responden takut
serangan nyeri dada akan terjadi lagi Kurang 18 85,7 3 14,3 21 100 0,000
setelah adanya serangan. Cukup 12 46,2 14 53,8 26 100
Baik 2 15,4 11 84,6 13 100
Jumlah 32 53,3 28 28 60 100
4. Hubungan antara tingkat pengetahuan pasangannya untuk patuh terhadap
pasien AMI terhadap perilaku mobilisisasi program latihan di rumah sakit, serta
dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD
dukungan dari anggota keluarga untuk
Ungaran, dari tabel menunjukkan bahwa
responden dengan tingkat pengetahuan membantu perubahan sikap dan
kurang sebagian besar tidak melakukan perilaku hidup pasien AMI
mobilisasi dini sebanyak 18 responden Tedjasukmana, 2010).
(85,7%). Hasil uji Chi-Square dengan
(predisposisi). Faktor ini mencakup yang berkaitan dengan kesehatan. Hasil
pengetahuan dan sikap masyarakat penelitian juga ditemukan responden
terhadap kesehatan, nilai- nilai dan dengan tingkat pengetahuan baik tetapi
kepercayaan masyarakat terhadap halhal tidak melakukan mobilisasi dini. Hal ini
terjadi karena responden merasa dihari pertama agar pasien cepat sembuh.
tubuhnya lemah, responden juga Perawat yang memberikan pengarahan
mendapatkan pengawaasan ketat tentang tujuan mobilisasi dini ini
setalah serangan AMI karena nilai menyebabkan responden mau
ECG yang tidak normal dan nilai menjalankan mobilisasi dini.
laboratorium yang tinggi. Walaupun Hasil penelitian juga ditemukan
responden mempunyai pengetahuan responden dengan sikap yang baik tetapi
tidak melakukan mobilisasi dini.
5. Hubungan antara sikap pasien terhadap Walaupun responden menganggap bahwa
perilaku mobilisasi dini pada pasien mobilisasi perlu segera dilakukan,
AMI di ruang ICU RSUD Ungaran, responden tidak mau melakukan
dari tabel menunjukkan bahwa mobilisasi dini. Hal ini terjadi karena
responden dengan sikap kurang, kondisi fisik responden yang lemah.
sebagian besar tidak melakukan Responden merasa tubuhnya sakit semua
sebanyak 16 responden (69,6%). sehingga responden tidak mau melakukan
Hasil uji Chi-Square dengan nilai mobilisasi dini.
statistik Chi Square sebesar 6,923 Kondisi ini sejalan dengan teori
dengan pvalue = 0,031 (nilai (Notoatmodjo, 2003) yang menyebutkan
bahwa perilaku dibentuk berdasarkan
probabilitas (p) <  (0,05)), dapat
melalui suatu proses dan berlangsung
disimpulkan ada hubungan antara
dalam interaksi manusia dengan
sikap pasien terhadap perilaku
lingkungannya, serta untuk berperilaku
mobilisasi dini pada pasien AMI di
hendaknya didasarkan pada sikap yang
ruang ICU RSUD Ungaran.
positif sehingga akan bersifat langgeng.
Sikap responden yang Perilaku yang tidak didasarkan pada
menganggap mobilisai dini perlu sikap yang baik dan kesadaran diri akan
dilakukan pada penderita AMI maka berlangsung tidak lama.
responden akan melakukan mobilisasi
dini dengan baik. Lain halnya dengan
Kesimpulan
responden yang tidak mendukung
untuk melakukan mobilisasi dini 1. Tingkat pengetahuan tentang mobilisasi
maka responden tidak melakukan dini sebagian besar cukup sebanyak 26
mobilisasi dini. Responden tidak responden (43,3%).
melakukan mobilisasi dini dengan 2. Sikap pasien tentang mobilisasi dini
alasan responden takut serangan sebagian besar cukup sebanyak 27
infark akan muncul kembali setelah responden (45,0%).
beraktivitas. 3. Perilaku mobilisasi dini sebagian besar
Hasil penelitian ditemukan tidak melakukan sebanyak 32 responden
responden dengan sikap kurang baik (53,3%).
tetapi melakukan mobilisasi dini. 4. Ada hubungan antara tingkat
Walaupun responden menganggap pengetahuan pasien AMI terhadap
mobilisasi dini menyebabkan perilaku mobilisisasi dini pada pasien
serangan infark, perawat di ruang ICU AMI di ruang ICU RSUD Ungaran
selalu menganjurkan pasien AMI (pvalue=0,000).
melakukan mobilisasi dini. Perawat
menganjurkan pasien untuk duduk

8 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-
5. Ada hubungan antara sikap pasien 4. Harun. (2003). Infark Miocard Akut
terhadap perilaku mobilisasi dini dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
pada pasien AMI di ruang ICU Dalam Jilid I, Edisi 3. Jakarta: Balai
RSUD Penerbit FKUI.
Ungaran (pvalue=0,031). 5. Kisyanto & Manurung. (2003).
Rehabilitasi Sesudah Infark Mokard
Saran Akut dalam Buku Ajar IlmuPenyakit
1. Bagi pelayanan kesehatan Dalam Jilid I, Edisi 3. Jakarta: Balai
Bagi pelayanan kesehatan sebaiknya Penerbit FKUI.
dapat menetapkan SOP (Standar 6. Machfoedz, I. (2007). Statistika
Operasional Prosedur) mobilisasi Deskriptif : Bidang Kesehatan,
dini pada klien AMI di pelayanan Keperawatan dan Kebidanan (Bio
kesehatan RSUD Ungaran. Statistik). Yogyakarta : Fitramaya.
2. Bagi pasien 7. Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar
Bagi pasien AMI sebaiknya mampu Asuhan keperawatan Klien dengan
meningkatkan pengetahuan tentang Gangguan Sistem Kardiovaskuler
mobilisasi dini, mengurangi tingkat dan Hematologi, Jakarta: Salemba
kekambuhan pada pasien AMI dan Medika.
menurunkan tingkat mortalitas pada 8. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).
pasien penyakit jantung dalam Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
jangka waktu lama. Jakarta: PT Rineka Cipta.
3. Bagi peneliti selanjutnya 9. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Peneliti selanjutnya sebaiknya Metodologi Penelitian Kesehatan.
melakukan penelitian dengan Jakarta: PT Rineka Cipta.
mencar faktor lain yang 10. Nursalam. (2008). Konsep dan
mempengaruhi perilaku mobilisasi Penerapan Metodelogi Penelitian
dini pasien AMI. Ilmu Keperawatan, Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrument
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Keperawatan, Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Arikunto, Suharsini. (2002). 11. Price & Wilson. (2002). Fisiologi
Prosedur Penelitian Suatu Proses-Proses Penyakit, Jakarta :
Pendekatan Praktek. Jakarta: EGC.
Rineka Cipta. 12. Riwidikdo, H. (2007). Statistik
2. Braunwald, E., Pasternak, R. C., kesehatan : Belajar mudah teknik
2000. Infark Miocard Akut analisis data penelitian kesehatan
dalam Harrison Prinsip -Prinsip (Plus Aplikasi Software SPSS).
Ilmu Penyakit Dalam Vol 3. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Asdie, H.,A., (Alih Bahasa). 13. Sargowo, D. (2008). Management of
Jakarta:EGC. Acut Coronary Syndrome Majalah
3. Brunner& Suddarth. (2002). Kedokteran Unibraw., Vol.9(3): 21.
Buku Ajar Keperawatan 14. Sawitri, Kuning. (2008) skripsi
Medikal-Bedah. Edisi 8, vol 1. “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Jakarta:EGC. Pasien tentang Mobilisasi dini Dengan
Perilaku Perawat Dalam Mobilisasi Dini
Pada Pasien Decomp Cordis Di
Ruang ICU-ICCU RS.Kustanti Islam
Surakarta”.
15. Sugiyono. (2007). Statistika
untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
16. Sundana, K. (2008). Pedoman
untuk Perawat Interpretasi EKG,
Jakarta : EGC.
17. Smeltzer. (2001). Mobilisasi.
http//nursecerdas.wordpress.com.
Diakses 2 Februari 2012.
18. Suyanto & Salamah. (2009).
Riset Kebidanan: Metodologi
dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press.

8 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-

Anda mungkin juga menyukai