Anda di halaman 1dari 8

Judul Masih Kosong

Jepri Pratama

Jepri Pratama: DIII Keperawatan Akademi Keperawatan Panca Bhakti


Bandar Lampung, Jl. ZA Pagar Alam No 14 Gedong Meneng
Bandar Lampung 35145, (0721)786864, E-mail:
Jepripratama10@gmail.com

Abstrak

Infark Miokardium Akut merupakan kerusakan jaringan miokard akibat iskemia atau sumbatan
pada arteri koroner yang terjadi secara tiba-tiba. Aktivitas merupakan suatu energi atau keadaan
untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan Aktivitas merupakan kebutuhan
dasar untuk melakukan aktivitas. Intoleransi aktivitas merupakan ketidakcukupan energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu tujuan dari penelitian yaitu meningkatkan
aktivitas pada pasien infark miokard akut di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Desain penelitian yang digunakanpada penelitian ini menggunakan
metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini terjadi peningkatan aktivitas pada pasien infark miokard
akut di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kesimpulan
dari penelitian yang dilakukan selama tiga hari untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien karena keterbatasan waktu dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga tidak semua
masalah yang muncul dapat teratasi, maka butuh tindak lanjut dari perawat yang ada diruangan.

Kata kunci : Aktivitas, Askep infark miokard akut, Intoleransi aktivitas


Pendahuluan laboratorium antara lain peningkatan
Infark Miokardium Akut merupakan kadar serum isoenzim kreatinin
kerusakan jaringan miokard akibat kinase (CK)-MB, mioglobin,
iskemia atau sumbatan pada arteri troponin T jantung, dan troponin I
koroner yang terjadi secara tiba-tiba janting. Secara riwayat, peningkatan
(Muttaqin, 2009 & Kabo, 2010). kadar isoenzim laktat dehidrogenase
Menurut Tarwoto & Wartonah (LDH) MI, serum aspartat
(2010), Aktivitas merupakan suatu transaminase (AST), leukosit
energi atau keadaan untuk bergerak (leukositosis), dan laju endap darah
untuk memenuhi kebutuhan hidup. (LED) dan juga sadapan EKG
Sedangkan menurut Hidayat (2012), apabila menunjukan sinus takikardi
Kebutuhan Aktivitas merupakan dan elevasi ST telah membantu
kebutuhan dasar untuk melakukan dignosis dari Infark Miokardium
aktivitas. Intoleransi aktivitas (Black & Hawks, 2014).
merupakan ketidakcukupan energi
untuk melakukan aktivitas sehari- Menurut badan kesehatan dunia
hari (SDKI, 2016). (WHO, 2012), menunjukan 17,5 juta
orang di dunia meninggal akibat
Tanda dan gejala penyakit jantung penyakit kardiovaskuler atau 31%
koroner (infark miokard) yaitu : dari 56,5 juta kematian di seluruh
Rasa sakit, nyeri atau tidak nyaman dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat
di tengah dada. Nyeri menjalar ke penyakit kardiovaskuler terjadi di
lengan kiri, bahu, punggung, leher negara berkembang yang
rasa tercekik atau rahang bawah (rasa berpenghasilan rendah sampai
ngilu) kadang penjalarannya ke sedang. Dari seluruh kematian akibat
lengan kanan atau kedua lengan, penyakit kardiovaskuler 7,4 juta
sesak napas, mual, muntah atau (42,3%) di antaranya disebabkan
keringat dingin dan pusing atau oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK)
pingsan. (Rikesdas, 2013). Seseorang dan 6,7 juta (38,3%) disebabkan oleh
yang mengalami infark miokardium stroke. Di dunia pada tahun 2008,
biasa nya ditemukan hasil penyakit acute myocardial infark
merupakan penyebab kematian Metode
utama didunia (WHO, 2008). Desain penelitian yang digunakan
Terhitung sebanyak 7.200.000 pada penelitian menggunakan
(12,2%) kematian terjadi akibat metode kualitatif. Jenis metode
penyakit ini diseluruh dunia. Acute penelitian yaitu pendekatan dengan
myocardial infark adalah penyebab case study mutiple. Case study
kematian nomor 2 pada negara mutiple adalah sama seperti kasus
berkembang, dengan angka tunggal, hanya yang dipelajari lebih
mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO, dari satu dengan karakteristik yang
2008). sama dan masing-masing kasus akan
dibandingkan satu sama lain.
Menurut data Riskesdas tahun 2013 Tujuannya adalah untuk memberi
menunjukkan Provinsi Lampung gambaran atau deskripsi terhadap
berada pada urutan ke 23 dengan fenomena yang diteliti dari partisipan
estimasi jumlah penderita jantung (Afiyanti dan Rachmawati, 2014).
koroner berdasarkan diagnosis dokter
sebesar 11. 121 jiwa (0,2%) dan Tehnik pengambilan sampel
berdasarkan diagnosis/ gejala sebesar menggunakan tehnik non probability
22.242 jiwa (0,4%). Menurut sampling atau non random. Jenis
kelompok umur, PJK paling banyak yang akan digunakan adalah
terjadi pada kelompok umur 65-74 Purposive sampling atau
tahun (3,6%) diikuti kelompok umur judgmental sampling. Penarikan
75 tahun ke atas (3,2%), kelompok sampel secara purposif merupakan
umur 55-64 tahun (2,1%) dan cara penarikan sample yang
kelompok umur 35-44 tahun (1,3%). dilakukan memilih subjek
Sedangkan menurut status ekonomi, berdasarkan kriteria spesifik yang
terbanyak pada tingkat ekonomi ditetapkan peneliti. Teknik pemilihan
bawah (2,1%) dan menengah bawah sampel yang digunakan dalam
(1,6%). penelitian ini adalah teknik purposive
sampling, dimana sampel yang
digunakan berorientasi pada tujuan
penelitian yang didasarkan pada dokumentasi yang dihasilkan data
keyakinan peneliti bahwasanya untuk selanjutnya di interpretasikan
sampel ini akan memperkaya data dan dibandingkan dengan teori yang
penelitian (Polit & Beck,2012). ada sebagai bahan untuk memberikan
rekomendasi dalam intervensi
Adapun kriteria inklusi adalah tersebut.
dewasa berusia 18 s/d 60 tahun,
memahami tujuan tindakan dan Pembahasan
prosedur tindakan, pasien infark Penelitian ini tentang Asuhan
miokard berdasarkan diagnosa Keperawatan pada Pasien Infark
medis, Mengalami keterbatasan Miokard Akut dengan Masalah
dalam beraktivitas yang disebabkan Keperawatan Intoleransi Aktivitas di
oleh penurunan curah jantung, Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Dr.
bersedia mengikuti secara sukarela H. Abdul Moeloek Provinsi
dengan menandatangani lembar Lampung. Penelitian dilakukan pada
Informed Consent. tanggal 2-4 Juli 2018.

Analisis Data Pada tanggal 2 juli 2018 dilakukan


Analisa data dilakukan dengan cara pengkajian data fisik yang ditunjukan
mengemukakan fakta, selanjutnya oleh subyek asuhan 1 dan 2 memiliki
mebandingkan dengan teori yang karakteristik khusus pasien infark
sudah ada dan penelitian yang miokard dimana lemah dan
dilakukan sebelumnya. Kemudian lemas,warna kulit tidak sama
dituangkan dalam opini pembahasan. (terdapat pucat), serta frekuensi nafas
Teknik analisa yang digunakan meningkat disertai adanya suara
dengan cara menarasikan hasil yang tambahan murmur pada jantung
diperoleh dari hasil penerapan untuk subyek asuhan 1, pada subyek
intervensi yang sudah dilakukan dan asuhan 2 ditemukan adanya suara
untuk menjawab rumusan masalah. tambahan murmur pada jantung.
Teknik analisis digunakan dengan Pada pengkajian diagnostik
cara observasi oleh peneliti dan studi didapatkan hasil peningkatan enzim
jantung pada kedua subyek asuhan sehari-hari. Serta faktor yang
dan abnormalitas pada hasil rotgen berhubungan menurut SDKI, (2016)
dada dengan hasil yang tidak sama ketidakseimbangan antara suplai dan
pada subyek asuhan 1 terdapat kesan kebutuhan oksigen, tirah baring,
kardiomegali sedangkan pada subyek kelemahan, lmobilitas, dan gaya
asuhan 2 tidak terdapat kesan hidup monoton.
pembesaran jantung, serta
abnormalitas pada hasil EKG Tindakan yang dilakukan pada kedua
(elektrokardiogram) dengan hasil subjek sesuai dengan Aspiani (2017)
yang berbeda. Pada terapi dan Doengoes (2012), dimana
pengobatan kedua subyek asuhan asuhan keperawatan yang dibuat
mendapatkan terapi pengobatan, pada masalah intoleransi aktivitas
pada subyek asuhan 1 menggunakan berhubungan dengan
bantuan oksigen dengan nasal kanul ketidakseimbangan suplai oksigen
2 L/menit, lasix (furosemit), yaitu kaji toleransi klien dalam
isosorbide dinitrat, aspilet, melakukan aktivitas, kaji penyebab
clopidogrel, ranitidin, captopril, kelemahan yang klien alami, catat
lovenox sedangkan pada subyek frekuensi jantung, irama, dan
asuhan 2 menggunakan bantuan perubahan TTV sebelum, selama,
oksigen dengan nasal kanul 2 sesudah aktivitas sesuai indikasi,
L/menit, arixtra, isosorbide dinitrat, tingkatkan istirahat di tempat tidur
aspilet, clopidogrel, ranitidin. Dari dan berikan aktivitas yang tidak
hasil pengkajian pada subyek asuhan berat, dorong klien untuk melakukan
1 dan 2 didapatkan bahwa kedua priode istirahat dan aktivitas harian
subyek asuhan mengalami sesuaisumber energy, anjurkan
pembatasan aktivitas untuk pasien menghindari peningkatan
menurunkan fungsi kerja jantung. tekanan abdomen, bantu klien dari
Hal ini sejalan dengan teori dari tempat tidur atau duduk disamping
SDKI (2016) bahwa intoleransi tempat tidur atau berjalan, kaji ulang
aktivitas adalah ketidakcukupan toleransi terhadap aktivias, beritahu
energi untuk melakukan aktivitas klien atau keluarga untuk engenal
tanda gejala kelelahan yang kedua klien sama sama mengalami
memerlukan pengurangan aktivitas. intoleransi aktivitas kedua klien
Terdapat beberapa tujuan kriteria sudah diberikan asuhan keperawatan
hasil dari rencana keperawatan ini selama 3 hari, pada hari ketiga kedua
yang diharapkan kepada klien yaitu klien sudah menunjukan perubahan
diantaranya klien dapat menentukan dalam aktifitas fisik.
aktivitas yang sesuai, klien dapat
beraktivitas secara mandiri, TD, Kesimpulan
frekuensi nafas, serta irama jantung Evaluasi dilakukan selama tiga hari
dengan batas normal, 4, EKG dalam untuk memberikan asuhan
batas normal, klien melaporkan keperawatan kepada klien karena
peningkatan aktivitas harian. keterbatasan waktu dalam melakukan
asuhan keperawatan sehingga tidak
Berdasarkan evaluasi terhadap semua masalah yang muncul dapat
implementasi keperawatan dalam teratasi, maka butuh tindak lanjut
mengatasi intoleransi aktivitas yaitu dari perawat yang ada di ruangan.
bertujuan agar klien memiliki kriteria
hasil yaitu klien dapat melakukan Ucapan dan Terima Kasih
aktivitas yang sesuai, klien dapat 1. Ns. Pujiarto, M.Kep.,Sp.Kep.MB
beraktivitas secara mandiri, TD, selaku pembimbing satu di
frekuensi nafas, serta irama dalam Akademi Keperawatan Panca
batas normal, EKG dalam batas Bhakti Bandar Lampung
normal, klien melaporkan 2. Ns. Fitri Nuriya Santy, M.Kep.,
peningkatan aktivitas harian. tahap Sp.Kep.Mat selaku pembimbing
akhir dalam tindakan keperawatan dua di Akademi Keperawatan
yang diharapkan dari diagnosa Panca Bhakti Bandar Lampung
keperawatan pada kedua subyek 3. Ns. Septi Kurnia Sari,
peneliti yaitu Tn.A dan Tn.S dengan M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku
infark miocard adalah intoleransi penguji
aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai oksigen.
Referensi Kemenkes. 2013. Riset kesehatan
Afiyanti, Y dan Rachmawati, N, I. dasar tentang penyakit jantung
2014. Metodelogi Penelitian koroner. Diakses:
Kualitatif Dalam Riset www.litbang.depkes.go.id.
Keperawatan. Cetakan Kedua. Pada tanggal 1 Februari 2018
PT Rajagrafindo Persada.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan
Jakarta.
keperawatan klien dengan
Aspiani, Reny Yuli. 2017. Buku ajar
gangguan sistem
asuhan keperawatan klien
kardiovaskuler dan
gangguan kardiovaskuler:
hematologi. Jakarta: Salemba
Aplikasi Nic Noc. Jakarta:
Medika.
Buku Kedokteran EGC
Polit, DF dan Beck, Ct. 2012.
Balck, J. M dan J. H. Hawks. 2014. Geberating and Assesing
Keperawatan medikal bedah: Evidance for nursing.
Manajemen klinis untuk hasil Tarwoto dan Wartonah. 2010.
yang diharapkan. Edisi 8. Vol Kebutuhan dasar manusia dan
3. Singapura: ELSEVIER. proses keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Doenges, Marilyn E., M.F.
Tim Pokja DPP PPNI. 2016. Standar
Moorhouse dan A. C. Geissler.
Diagnosis Keperawatan
2012. Rencana asuhan
Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan WHO. 2012. Penyakit jantung
pendokumentasian perawatan penyebab kematian tertinggi,
pasien. Edisi 3. Jakarta: Buku Kemenkes ingatkan cerdik.
Kedokteran EGC Diakses :
http://www.depkes.go.id/article
Hidayat, A. A. A dan M. Uliyah.
/view/17073100005/penyakit-
2012. Buku ajar kebutuhan
jantung-penyebab-kematian-
dasar manusia. Surabaya:
tertinggi-kemenkes-ingatkan-
Health Books Publishing
cerdik-.html. Pada tanggal 1 Februari 2018.

Anda mungkin juga menyukai