ISSNL 23383321
terkontrol (deWit & Kumagai, 2013 dan Lewis et al, adalah penyakit primer pada orang yang usia tua
2011). Penyakit jantung koroner membuat aliran sekitar 6% 10% pada usia lebih dari 65 tahun (Black
darah berkurang melewati arteri koroner sehingga & Hawks, 2014; 8283).
penghantar oksigen berkurang ke miokardium dan sel Berdasarkan nilai ratarata dari Tabel 1, usia
otot tidak bisa berfungsi lagi (Black & Hawks, 2014; responden pada usia 62 tahun (kategori lansia lanjut).
106108). Faktor intrinsik lain penyebab gagal Menurut peneliti, hal ini terjadi karena kurang
jantung adalah penyakit katup, kardiomiopati, seimbangnya jumlah usia responden pada kategori
distritmia, dan infark miokardium (Ignativicus & dewasa, lansia dan manula serta kebanyakan pada
Workman, 2013 dan Lewis et al, 2011). Miokardium kategori lansia dan lansia lanjut yaitu diatas 46 tahun
yang kekurangan darah akan menyebabkan kematian keatas. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
dan tidak dapat berkontraksi lagi. Miokardium yang dilakukan Shah et al (1998) dalam Quaglietti et
lainnya akan melakukan kompensasi terhadap al (2000) terhadap 27 pasien gagal jantung
jaringan kematian (Black & Hawks, 2014; 106108). didapatkan nilai ratarata usia responden 62 tahun.
Faktor ekstrinsik penyakit gagal jantung Dari Tabel 1 didapatkan, mayoritas jenis kelamin
disebabkan oleh peningkatan preload, peningkatan responden pada penelitian ini adalah lakilaki
afterload dan peningkatan kebutuhan tubuh karena sebanyak 32 responden (64%). Perempuan sebanyak
curah jantung yang bergantung pada preload, 18 responden (36%). Menurut peneliti hasil ini terjadi
afterload, kontraktilitas miokardium dan denyut nadi karena lebih banyak pria yang merokok dan
(Lewis et al, 2011 dan Black & Hawks, 2014: hal. mengalami hipertensi. Merokok dan hipertensi
106108).Faktor pencetus penyakith gagal jantung menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner.
adalah merokok, riwayat keluarga, kegemukan, dan Penyakit jantung koroner dapat mengakibatkan
diabetes mellitus. Faktor pencetus ini biasanya penyakit gagal jantung.
meningkatkan beban kerja bagi ventrikel dapat
membuat fungsi miokardial menurun (Ignativicus & Hasil penelitian diatas didukung oleh teori
Workman, 2013 dan Lewis et al, 2011). dimana lebih banyak pria mengalami hipertensi dan
merokok. Hal ini menyebabkan terjadinya penyakit
Pada penelitian ini, peneliti menemukan faktor gagal jantung (Lewis et al, 2011 dan Black & Hawks,
–faktor penyebab penyakit gagal jantung adalah 2014;. 8283). Hasil penelitian ini sama dengan hasil
Penyakit katub jantung, meningkatnya usia dan penelitian yang dilakukan oleh Albert at al. (2009)
hipertensi yang tidak terkontrol, merokok dan yang melibatkan 276 pasien gagal jantung sistolik di
kegemukan, jarang olahraga dan sering klinik Cleveland, Ohio didapatkan bahwa mayoritas
mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Hal ini responden adalah lakilaki yang berjumlah 180
dibuktikan dari hasil penelitian univariat Tabel 1. responden (65,2%).
Hasil Tabel 1 didapatkan ada 8 responden (16%) Berdasarkan hasil Tabel 1 didapatkan ada 8
pada kategori dewasa, maka diasumsikan bahwa responden mempunyai IMT overweight dan 9
adanya gangguan katub pada 8 reponden yang responden berkategori IMT obese. Responden yang
berkategori dewasa. Hasil penelitian dan asumsi ini IMT overweight dan obese sering memakan makanan
ditunjang oleh teori dimana salah satu penyebab yang mengandung tinggi lemak dan jarang
intrinsik gagal jantung adalah gangguan katub berolahraga. Makanan tinggi lemak dan kurang
(Ignativicus & Workman, 2013 dan Lewis et al, berolahraga dapat mengakibatkan obesitas. Obesitas
2011). dapat menambah beban ekstra ke jantung dan
Dari data univariat didapatkan mayoritas usia meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan
berada pada kategori lansia lanjut ada 22 responden penyakit gagal jantung.
(44%). Hal ini terjadi menurut peneliti karena gagal Hasil penelitian dan asumsi diatas didukung oleh
jantung merupakan penyakit yang sering terkena pada teori dimana kurangnya aktivitas fisik (olahraga) dan
usia lansia lanjut yang disebabkan penyempitan atau makanan tinggi lemak dapat mengakibatkan
tersumbatnya arteri. Hasil penelitian dan pendapat penambahan berat badan. Penambahan berat badan
peneliti ini didukung oleh teori dimana gagal jantung mengakibatkan IMT overweight dan obese. Obesitas
menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner dan merokok. Hal ini menyebabkan terjadinya
dan kemudian penyakit gagal jantung. Obesitas penyakit gagal jantung yang dapat menyebabkan
menambah beban ekstra ke jantung dan memaksa sesak nafas (Lewis et al, 2011 dan Black & Hawks,
otot jantung bekerja lebih keras. Curah jantung yang 2009;.8283).
tidak adekuat yang akhirnya akan menyebabkan Berdasarkan hasil statistik penelitian didapatkan
pasien mudah sesak nafas (Lewis et al, 2011 dan bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan
Black & Hawks, 2014;8485). frekuensi pernafasan dengan pvalue 0,901 (<0,05).
Hasil penelitian univariat ini sama dengan hasil Menurut peneliti, hasil penelitian ini terjadi karena
penelitian Nogueira et al (2010) terhadap 46 pasien kurang variatifnya IMT pada semua kategori. Hasil
gagal jantung di RS Kardiologi Brazil. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori obesitas
ditemukan nilai ratarata IMT adalah 27,36 Kg/m2 membuat ekstra beban jantung bekerja lebih keras
yang dikategorikan pada IMT overweight (25,029,9 untuk memompa darah ke jaringan yang bisa berisiko
Kg/m2 ). ke penyakit jantung koroner dan gagal jantung yang
Oleh karena ada 8 responden yang IMT disertai sesak nafas (Black & Hawks, 2014; 8485).
overweight dan 9 responden yang IMT obese, peneliti Secara statistik, hasil penelitian didapatkan
mengajarkan pendidikan kesehatan dan memberikan adanya hubungan klasifikasi fungsional gagal jantung
supportive (Self care Orem teaching & supportive) dengan frekuensi pernafasan dengan pvalue 0,002
untuk mengurangi makanan tinggi lemak, banyak (<0,05). Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
makan makanan yang mengandung tinggi serat dan klasifikasi gagal jantung fungsional kelas IV
mendukung rajin melakukan Home Heart Walk mengalami sesak nafas saat beristirahat dibandingkan
secara rutin dirumah. dengan klien gagal jantung fungsional kelas I yang
Self care Orem berasal dari teori dimana metode tidak mengalami sesak nafas saat melakukan aktifitas
keperawatan Orem terdiri dari acting, guiding, seharihari (Siswanto, dkk, 2015; 13).
directing, support, teaching (educating) & providing Tindakan yang dilakukan ketika pasien gagal
developmental environment. Perawat sebagai jantung saat sesak nafas adalah:
dependent care agency memberikan kontribusi untuk 1. Menurunkan Beban Miokardial
mengajarkan (teaching) pendidikan kesehatan ke
Obat yang digunakan untuk menurunkan beban
pasien (Tomey dan Alligood, 2010).
miokardial pada pasien gagal jantung adalah obat
diuretik, vasodilator dan antagonis penyekat beta.
Analisa Uji Bivariat
Obat diuretik untuk mengeluarkan cairan. Vasodilator
Berdasarkan Hasil statistik penelitian didapatkan
digunakan untuk melebarkan pembuluh darah,
bahwa tidak ada hubungan usia terhadap frekuensi
mengurangi preload, meringankan pernafasan yang
pernafasan dengan pvalue 0,281 (<0,05). Menurut
pendek dan meringankan iskemik miokardial. Obat
peneliti, hasil penelitian ini terjadi karena kurang
antagonis penyekat beta bermanfaat untuk
seimbangnya jumlah antara pria dan perempuan. Hal
menghalangi efek sistem saraf simpatik dan
ini tidak sesuai dengan teori dimana pria memiliki
menurunkan kebutuhan oksigen pada jaringan
resiko lebih tinggi mengalami serangan jantung dari
miokardium (deWit & Kumagai, 2013 dan Black &
pada perempuan dan keadaan ini bisa berisiko ke
Hawks, 2014; 116119).
gagal jantung yang disertai sesak nafas (Black &
Hawks, 2014; 8283). 2. Meninggikan Posisi Tempat Tidur
Pasien ditempatkan pada posisi fowler atau semi
Secara statistik diungkapkan bahwa tidak adanya
fowler di tempat tidur ataupun pada posisi kursi.
hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi
Tujuan menempatkan pasien pada posisi fowler untuk
pernafasan dengan pvalue 0,880. Menurut peneliti,
mengurangi sesak nafas dan menurunkan kongesti
hasil penelitian ini terjadi karena kurang
vena pulmonal (deWit & Kumagai, 2013 dan Black
seimbangnya jumlah antara lakilaki dan perempuan
& Hawks,2014; 116119).
serta kebanyakan pada jenis kelamin lakilaki dalam
penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
teori dimana lebih banyak pria mengalami hipertensi
membatasi garam 23 gram perhari dan mendukung American Thoracic Society, Breathlessness. America, 2013.
Black & Hawks, Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
rajin melakukan latihan olahraga. Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan, Singapore, 2014.
Bui, Horwich & Fonarow, Epidemiology and Risk Profile of
SaranSaran Heart Failure, Los Angeles, 2011.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi deWit & Kumagai, Medical – Surgical Nursing Concepts &
Practice. Second Edition. United States Of America, 2013.
masukan bagi para penyedia pelayanan kesehatan Ignatavicius & Workman, Medical & Surgical Nursing: Patient –
seluruh rumah sakit khususnya perawat untuk Centered Collaborative Care. Seventh Edition. USA, 2013.
Kementerian Kesehatan RI, Situasi Kesehatan Jantung,
meningkatkan intensitas latihan karena latihan yang Indonesia, 2013.
terus menerus dapat mengurangi gejala sesak nafas Lewis et al, Medical Surgical Nursing: Assessment &
pada pasien gagal jantung. Penanganan penting Management of Clinical Problems. United States of
America, 2011.
dilakukan sebelum sesak nafas sehingga dapat McMurray & Stewart. Heart Failure Epidemiology, Aetiology
mencegah timbulnya penyakit yang lebih serius lagi. and Prognosis of Heart Failure. United Kingdom, 2010.
Untuk itu, peran perawat dibutuhkan dalam National Institute For Health & Clinical Excellent, Chronic
Heart Failure: Management of Chronic Heart Failure in
menangani hal ini. Perawat dapat memberikan Adults in Primary & Secondary Care, United Kingdom,
pendidikan kesehatan berupa pembatasan cairan dan 2010.
diet garam, istirahat, pemberian obatobatan, motivasi Nogueira et al, Correlation Between Quality Of Life And
Functional Capacity In Cardiac Failure, Portuguese, 2010.
dan latihan. Perawat dapat mengajarkan latihan Siswanto, dkk, Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung, Indonesia,
rumah pasien gagal jantung sampai pasien dapat 2015
latihan secara mandiri dan akhirnya peranan pasien Tomey & Alligood, Nursing Theorist and Their Work. Seventh
Edition. United States of America, 2010
maksimal dan peran perawat minimal (Self care Waty & Hasan, Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi pada
Orem). Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUP H.Adam Malik,
Fakultas Kedokteran USU, 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Albert et al., Sign And Sympthoms Of Heart Failiure: Are You
Asking The Right Questions?, American, 2009.
American Heart Association. ACCF/AHA Guideline for the
Management of Heart Failure: A Report of the American
College of Cardiology Foundation/American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines, American,
2013.