Anda di halaman 1dari 12

NASKAH ROLE PLAY

SESI I

Pemain :

Di sebuah desa Sukakamu, dua orang perawat dari Puskesmas ditugaskan untuk
melakukan pengkajian dan pemeriksaan terhadap keluarga yang mempunyai anggota
keluarga berusia lanjut. Kedua perawat ini ditugaskan di RT 02/VII. Agar
mendapatkan data yang akurat, kedua perawat inipun mendatangi rumah Ibu RT.

Perawat : “Assalamualaikum”

Bu Rt : “Waalaikumsalam..”

Perawat : “Permisi Bu, apakah benar ini bu Rt?”

Bu Rt : “Iya benar mbaa, saya dengan bu Estri, ada keperluan apa ya mba? Silahkan
masuk mba”

Kedua perawat memasuki rumah Bu RT dan duduk di ruang tamu setelah


dipersilahkan oleh Ibu RT

Perawat : "Iya bu maaf mengganggu waktunya, perkenalkan kami adalah perawat dari
Puskesmas Sukakamu, Kami disini bermaksud untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat sekitar Sukakamu, khusus nya pada keluarga
yang memiliki anggota keluarga lansia."

Bu Rt : "oh begitu mbaa, iya saya merasa sangat berterimakasih sebelumnya karena
disini ada beberapa keluarga dengan lansia mba"

Perawat : "Apakah kami bisa meminta datanya bu? dan apabila ibu berkenan, boleh
kah kami meminta bantuan ibu untuk menemani kami berkunjung ke keluarga
tersebut ?"

Bu Rt : "tentu saja boleh mba, kebetulan saya sedang tidak ada kegiatan"

Perawat : "Wah, terimakasih bu."

Bu Rt : “iya saya cek dulu ya mana saja keluarga yang terdapat lansia” (Ibu RT
masuk kedalam rumah untuk mengambil buku yang berisi data keluarga)

Bu Rt : “ Oh ini mba ada 3 keluarga “

Perawat : “kalau begitu mari bu, kita langsung berkunjung ke keluarga tersebut boleh
?"

Bu Rt : “Boleh, Ayo mba”


Kedua perawat dan Ibu RT pun keluar dari rumah, untuk berkunjung ke
rumah yang akan mereka kaji, tibalah mereka di rumah pertama yaitu rumah milik
keluarga Ibu Zahrin.

Bu Rt : “Assalamualaikum”

Bu Zahrin : “ waalaikumsalam, eh bu Rt ada apa bu pagi-pagi datang kemari ?"

Bu Rt : “ iya ini Bu Zahrin, saya kesini mau mengantar mba-mba perawat ini katanya
mau tanya-tanya ke keluarga ibu Zahrin, khususnya ke mbah Minah “

Bu Zahrin : "Oalahh, maaf bu Rt, anu mbah Minah masih tidur lagi istirahat, tadi saya
ngebangunin buat sarapan juga ga bangun bangun, malem cape habis nonton
bola buu"

Bu Rt : "waduhh, si mbah masih berjiwa muda aja bu Zahrin, beda sama si bapak
mah, ya udah deh Bu, maaf mengganggu waktunya, mari bu"

Bu Zahrin : oh iyaa Bu maaf ya bu, mbaa”

Karena mereka tidak mendapatkan izin dari Ibu Zahrin untuk melakukan
pengkajian, mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian ke rumah berikutnya,
saat di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang ibu yang sedang menyapu
halaman rumahnya.

Bu Mega : "eeh, Bu Rt ada apa ini tumben ramai-ramai?"

Bu Rt : gini Bu, mau ngantarin mba-mba perawatnya mau penyuluhan pada lansia
yang ada di RT kita,ibu tau tidak di sini siapa aja yang ada lansia sedang sakit
?"

Bu Mega : "Oh, iya itu bu ada lansia yang sedang sakit"

Bu Rt : "kalau saya boleh tau siapa nggih bu ?"

Bu Mega : "itu loh bu, di rumah ibu Imelda kan mbah Anggun lagi sakit sudah lama"

Bu Rt : “oohh iyaa, duuuuh saya lupaa” “yaudah bu makasih ya kita mau langsung
kesana, mari buu”

Bu Mega : “nggih bu ,monggo”

Ibu RT dan kedua perawat pun kembali melanjutkan perjalanan ke rumah yang
ditunjukkan oleh ibu Mega. Tak jauh mereka berjalan sampailah mereka dirumah Ibu
Imelda.

Bu Rt : “ Assalamualaikum “

Bu Imelda : “ Waalaikumsalam, eh Bu Rt, keliatan makin muda aja, ada apa nih bu rame-
rame gini?”
Bu Rt : “ah ibu bisa aja Alhamdulillah kalo gitu mah, ini bu saya nganter mba-mba
perawat dari puskesmas mau tanya-tanya ke keluarga ibu, khususnya mbah
kakung sama mbah putri, ada gak di rumah?”

Bu Imelda : “waaah silahkan bu masuk-masuk” (B.Rt dan perawat masuk kedalam rumah
Bu Imel)

“itu mba, mbah kakung mah masih di sawah paling bentar lagi juga pulang,
kalo mbah putri mah biasa bu, masih tiduran aja di kasur belum ada
perubahan”

Perawat : “emang mbah putri sakit apa bu?”

Bu Imelda : “itu mba kata pak dokter mah, apa ya mba? Yang ada tik tiknya itu loh
mba?”

Perawat : “tik tik? Oooh mungkin rematik ya bu?”

Bu Imelda : “iya apa ya mba, klalen ko”

Perawat : “Emang kapan terakhir diperiksain?”

Bu Imelda : “2 tahun yang lalu apa ya mba”

Perawat : “ooh begitu bu, kalo gitu pertama-tama perkenalkan saya Perawat Hikmah
dan ini teman saya Perawat Desi, kami perawat dari puskesmas sukadia, disini
kami bermaksud mau melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga ibu
khususnya ke simbah, jadi disini kami sekiranya memerlukan waktu selama
satu minggu, selama satu minggu ini kami akan datang setiap dua hari sekali
selama dua jam untuk melakukan pemantauan, apakah ibu bersedia?”

Bu Imelda : “wah say mah malah bersyukur mba, jujur kita sekeluarga bingung cara
ngurusinnya mba, ga tau harus gimana ngerawat mbahnya biar sembuh”

Bu Rt : “waah ya syukur, kalo gitu saya pamit dulu ya bu, mba. Kalian silahkan
dilanjutkan saja, saya pulang dulu ya ini bapak dirumah gak ada yang ngurusin
suka rewel, wassalamualaikum wr. wb”

: “waalaikumsalam wr. Wb. oiya bu makasih yah, salam buat bapaknya”

Bu RT pun pergi dari rumah Ibu Imelda.

Perawat : “iya ibu, kita lanjutkan lagi ya bu. Kalo boleh tahu umur si mbahnya berapa
ya buu? Dan bagaimana keadaan mbahnya sekarang?

Bu Imelda : “umur simbah kira-kira 70 tahun mba, ya begitulah mba simbah bisanya
cuma tiduran aja ngapa-ngapainnya harus dibantu”

Perawat : “oo gitu ya bu, bagaimana kalo saya melihat keadaaan mbahnya boleh apa
ngga ya bu?”
Bu Imelda : “ oiya boleh mba silahkan, mari saya antar kekamar simbah”. (Bu Imelda dan
Perawat jalan ke kamar simbah.)

“Mbah… mbah.. niki wonten tamu saking puskesmas bade mriksani mbah.”

Mbah Anggun : “oo nggih monggoh”

Perawat : “Assalamu’alaikum mbah, pripun kabare mbah?”

Mbah Anggun: “wa’alaikum salam wr. wb , nggih kados niki lah mba sagede bubuan
mawon”

Perawat : “Pripun simbah nopo sing di raos?”

Mbah Anggun : “awake pada pegel-pegel mba mboten saged mlampah kalih lenggah niki”

Perawat : “pegel-pegele niku mpun dangu dereng?”

Mbah Anggun : “Niki pegel-pegele tah mpun 2 tahun mba”

Perawat : "kenapa tidak di bawa ke rs bu ?"

Bu Imelda : "lah mba saya rasa percuma juga.kita ya padahal udah beli obat sana sini
mbah nya tidak sembuh-sembuh.mau di bawa ke rs tapi tidak ada uang juga"

Perawat : “mbah badhe tak priksa rihin nggih” (Perawat melakukan pemeriksaan TD,
suhu, Reflek patela, Tonus Otot) “mbah puyeng nopo mboten?”

Mbah Anggun : “mboten mba” (sambil mengikuti yang diinstruksikan perawat)

Selama kedua perawat melakukan pemeriksaan fisik terhadap Mbah Anggun,


Ibu Imelda pamit ke dapur untuk menyuguhkan minuman.

Perawat : “mbah putri niki tensi kalih suhune normal 130/80 mmHg”

: “iya mba”

Perawat : "Sampun nggih mbah monggoh di lanjutaken istirahate” ( perawat dan ibu
Imelda keluar dari kamar dan duduk diruang tamu)"

Ibu Imelda : "silahkan mba di minum, maaf adanya hanya seperti itu."

Perawat : "loh ibu maaf jadi merepotkan." ( sambil minum)

Ibu Imelda : nggak apa-apa kok mba "

Perawat : "Ibu kita melanjutkan pembicaraan kita tentang keluarga ibu. Mbah putri
punya anak berapa bu?"

Ibu Imelda : "Punya 2 anak mba, yang pertama kakak saya sudah menikah dan punya
rumah sendiri,. Kalau saya anak ke 2 mba, saya sudah menikah dan punya
anak juga tapi masih tinggal bareng sama bapak sama ibu disini, ya mau
gimana mba belum punya uang dan tidak tega kalo ninggalin mereka sendiri."

Perawat : "ooh gitu ya bu, Anggota keluarga ibu ada yang mengikuti kegiatan
keagamaan?"

Ibu Imelda : "ada mba, kalau simbah putri sudah tidak pernah mengikuti pengajian , kalau
mbah kakung, saya dan suami masih sering ikut pengajian kalau malem
jumat."

Perawat : "Kegiatan sehari -hari keluarga ibu bagaimana?"

Bu Imelda : "kalau mbah Jinan dari pagi sampai dzuhur, habis dzuhur mencari rumput
untuk makan ternak sapi, pulang habis ashar. Suami saya bekerja di bengkel
berangkat jam 8 pagi sampai jam 7 malam. Kalau saya sendiri dagang di
warung dari jam 10 sampai sore. Jadi mbah putrinya jarang ada yang
nemenin."

Perawat : "ooh begitu ya bu, jadi bagaimana dengan perawatan diri mbahnya ya bu?
Kalau BAB sama BAK dan mandi serta makan bagimana ya bu?"

Bu Imelda : "kalau untuk BAK si mbah menggunakan pispot, dan kalau BAB di bantu
kamar mandi"

Perawat : "Kalau makannya bagaimana bu ?"

Bu Imelda : "kalo makan masih saya ambilin sama suapin mba"

Perawat : "kalo tidak ada orang bagaimana bu ?"

Bu Imelda : "saya bolak balik ulang kerumah kok mba. Minumal 2 jam sekali saya
pulang nanti balik ke warung"

Perawat : "deket emang bu?"

Bu Imelda : "iya mba deket, itu di depan"

Saat kedua perawat dan Ibu Imelda sedang berbincang-bincang, tiba-tiba ada
yang mengetuk pintu rumah, ibu Imelda pun berdiri untuk membukakan pintu dan
mempersilakan sang pengetuknya untuk masuk.

Bapak Febri : "Assalamualaikum"

Ibu Imelda : (mencium tangan suaminya) “Waalaikumsalam, kok tumben bapak sudah
pulang?”

Bapak Febri : "iya ini bu laper, perutnya sudah minta diisi masakan ibu. Itu siapa bu?"

Ibu Imelda : "itu pak mba-mba perawat dari puskesmas, sini pak masuk temuin dulu"
(Bapak Febri masuk kedalam rumah, tidak lupa menyalami kedua perawat dan ikut duduk
dengan mereka)

Ibu Imelda : "ibu nyiapin makan dulu ya pak"

Bapak Febri : “iya bu” “mba-mba perawat ada keperluan apa nih datang kesini?”

Perawat : "ini pak kami dari puskesmas ditugaskan buat melakukan pendataan tentang
keluarga dengan anggota keluarga lansia"

Bapak Febri : “ooh, iya silahkan saja mba, yang tau mah itu istri saya nanti lanjutin aja
ngobrolnya sama dia ya” “buuu, ini lanjutin aja lagi mbanya masih nungguin”

Ibu Imelda : “iya pak, bapak makan ya itu ibu udah siapin nanti ada rantang juga buat
mbah di sawah"

Bapak Febri : “iya buu”

(Bapak Febri masuk kedalam rumah)

Ibu Imelda : "sampai mana tadi ya mba?"

Perawat : "Penghasilan perbulannya berapa bu?"

Ibu Imelda : "Ya mba gak pasti, sekitar 700-1 juta."

Perawat : "sehari-hari biasanya makan apa bu?"

Ibu Imelda : "wah ya sayur mba, apalagi kacang-kacangan tuh mbah mah suka banget"

Perawat : "kalo mbah dulu pernah jatuh tidak ya bu?"

Ibu Imelda : "pernah mba, sebelum sakit mbah pernah jatuh di sawah waktu mau
nganterin makan buat mbah kakung, saya masih jaga warung tiba-tiba di
panggil katanya mbah jatuh."

Perawat : "terus dibawa kerumah sakit bu?"

Ibu Imelda : "nggak mba, kita Cuma bawa ke tukang pijat"

Perawat : "kalo dari keluarga simbah putri ada yang pernah kena rematik juga gak sih
bu?"

Ibu Imelda : "ada mba, bapaknya simbah."

Perawat : "sih mbah sehari-hari ngapain aja bu ?"

Ibu Imelda : "lah mba ya gitu cuma tiduran"

Perawat : "oh jadi kalau mau keramas,mandi di bantu,makan juga disuapin bu?"
Ibu Imelda : "iya mba mau gimana mba kadang juga di bawa bejemur kalau pagi kan
katanya sehat ya mba,tapi tidak setiap hari."

Perawat : "bu disini yang pernah sakit siapa aja ?"

Bu Imelda : "iya paling itu si mba si mbah putri,yang lain mah masuk angin biasa"

P.erawat : "yaudah sampai sini aja dulu ya bu , nanti insyaallah dua hari lagi kami
kesini apakah ibu berkenaan ?"

Bu imelda : "waahhh ,iya silahkan datang saja mba,pintu kami selalu terbuka"

Perawat : "kira-kira biar semua anggota keluarga ada di rumah jam berapa bu ?"

Bu Imelda : "iya nanti saya bilang mba,biar jam 2 sudah pada pulang"

Perawat : "iya sudah bu kami pamit ya bu , sampaikan salam ke si mbah sama yang
lain ya bu , mari bu assalamualaikum.wr.wb"

Bu Imelda : "iya mba ,wassalamualaikum.wr.wb"

Kedua perawat pun meninggalkan rumah keluarga Ibu Imelda untuk kembali
ke puskesmas untuk melanjutkan pekerjaannya, dan menyusun perencanaan untuk
pertemuan selanjutnya dengan keluarga Ibu Imelda
SESI II

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dua hari yang lalu, Perawat
Desi dan Hikmah kini sudah berada di rumah keluarga Imelda untuk
membahas masalah kesehatan bersama anggota keluarga yang lain.

Perawat : “Assalamualaikum Ibu, Bapak... Permisi...”


Bapak F : “Walaikumsalam”
Perawat : “Bapak, bagaimana kabarnya hari ini?”
Bapak F : “iya sus baik-baik saja, ayo masuk mba.. saya dan keluarga sudah menunggu
karena belom datang saya kira tidak jadi mba.”
Perawat : “Wah maaf ya bapak dan keluargajadi menunggu saya.”
Bapak F : “gak apa-apa mba. Sebentar saya panggilkan isteri dan anak-anak saya dulu.”

Akhirnya setelah Bapak Febri memanggil keluarganya yang lain yaitu


Bapak Jinan dan Ibu Imelda, untuk ikut berbincang-bincang di ruang tamu membahas
tentang masalah kesehatan yang dialami oleh Ibu Anggun. Mereka mendengarkan
dengan seksama.
Perawat : “Iya bu, kakak. Saya perawat Desi. Sesuai kesepakatan saya dan Ibu senin lalu
kita akan membahas masalah-masalah kesehatan yang ada di keluarga dan
melakukan pemeriksaan dan pengkajian.”
Bapak J : “Iya, baik sus.”
Perawat : “Sebelumnya bapak tahu darimana kalau mbah putri terkena penyakit rematik?”
Bapak J : “Dari dokter di Puskesmas sus pas saya periksain dulu.”
Perawat : “Tetapi ibu dan keluarga sebelumnya tahu tidak apa itu rematik?”
Bapak J : “Yang saya tahu sus kalau rematik itu kaki kita bakalan kaku dan nyeri saat
berjalan”
Perawat : “apa bapak pernah mengecek kadar Asam urat dalam darah ibu mbah putri?”
Bapak J : “belom pernah sus”
Perawat : “baiklah saya jelaskan terlebih dahulu, rematik merupakan keadaan dengan
asam urat tinggi lalu asam urat terkumpul dan mengendap di dalam persendian
dan membentuk kristal monosodium urat akan mengakibatkan terjadinya
peradangan pada sendi, sehingga dapat menimbulkan penyakit.”
Bapak J : “Begitu ya sus”
Perawat : “Kalau penyebab dan tanda gejalanya Bapak dan keluarga tahu tidak?”
Bapak F : “Setahu saya cuma kaku sama nyeri sendi mba.”
Perawat : “Iya benar pak itu juga merupakan salah satu poinnya pak. Selain itu ada pula
tanda dan gejala lainnya antara lain: adanya nodul atau benjolan,
pembengkakan dan nyeri sendi, cepat kelelahan, adanya penimbunan cairan di
sendi, terkadang dema pada awal penyakit.”
Bapak J : “terus cara buat ngatasinnya sama pencegahannya apa mba?”
Perawat : “cara mengatasi dan pencegahannya adalah dengan melakukan olahraga yang
sesuai dan dilakukan secara teratur, memperhatikan pola makan yang baik dan
teratur serta menghindari stres. Selain itu, ada beberapa ramuan tradisional yang
dapat mengurangi atau mengobati gejala rematik.”
Ibu I : “ada gak sih mba perawatan khusus buat rematik yang bisa dilakukan di
rumah?”
Perawat : “ada bu bisa pake latihan gerak pasif di pagi hari nanti dibantu keluarga, nanti
bisa kita praktekkan bersama saja langsung ke simbah putri.”
Ibu I : “ya boleh ayuk mba”
Merekapun masuk kedalam kamar Ibu A untuk melakukan latihan gerak
pasif atau ROM.

Perawat : “permisi mbah,.. sampun dahar?”


Mbah A : “monggoh mba, sampun”
Perawat : “mbah niki ajeng latihan gerak kangge otot mbahe mboten kaku nggih.Mangke
sekitar 15 menit mawon, bersedia ngih mbah ?”
Mbah A : “ohh nggih mba monggoh .. monggoh”
Perawat Hikmah mencontohkan latihan gerak pasif pada Mbah A didepan
Keluarganya.
Perawat : “Pripun mbah raose ? sekeca mboten ?”

Mbah A : “teksih kaku mba”

Perawat : ”nggih mbah kedahe di telateni tiap enjing”

Bapak J : “ooh gitu ya mba”

Perawat : “nggih mbah, minimal sedinten kaping setunggal”

Setelah selesai, mereka kembali ke ruang tamu untuk melanjutkan berbagi


informasi.

Perawat : “dari yang tadi sudah kita jelaskan ada yang masih bingung gak nih dari bapak
sama ibu?”

Bapak F : “untuk sekarang sudah cukup jelas mba”

Perawat : “ya sudah kalo begitu, ini ada brosur tentang apa yang sudah kita jelaskan lagi
sama ini langkah-langkah cara melakukan latihan gerak yang sudah kita
praktikan juga, silahkan disimpan dan dipelajari lagi ya bu, pak”

Perawat : “Nanti 2 hari lagi kiranya sabtu mungkin kami kesini lagi untuk melakukan
evaluasi terkait hal yang kita bincang dan lakukan hari ini, apa mbah,ibu dan
bapak bisa meluangkan waktu?

Bapak J : “iya mba silahkan, besok Insya Allah habis dzuhur kita usahakan sudah ada
dirumah”
Perawat : “baik kalo begitu, kami mohon pamit nggih, wassalamualaikum”

Keluarga : “waalaikumsalam....”

Kedua perawat pun meninggalkan rumah keluarga Bapak Febri.

SESI III

Hari sabtu jam 13.00, seperti yang sudah disepakati sebelumnya perawat
Hikmah dan perawat Desi kembali mengunjungi rumah keluarga Bapak Jinan untuk
melakukan eveluasi dari apa yang telah mereka diskusikan dan pelajari sebelumnya.

Bapak J : “benter yo mbak , duduk dulu biar saya panggil yang lain ... mel..feb... iki loh
mbak`e”

(Bapak Febri dan Ibu Imelda keluar dari dalam kamar dan ikut bergabung diruang
tamu)
Perawat : “nah, sesuai jamji kami kemarin , kami datang untuk mengevaluasi kemarin”

Ibu I : “Oh iya mba silahkan”

Perawat : “sebelumnya, apakah yang kemrin kita pelajari bersama sudah dilakukan bu
?”

Ibu I : “sudah mba, sekarang saya gak pernah ngasih si mbah kacang panjang,kol, sama
kangkung , kalo yang gerak2 mah biasanya mbah yang bantuin tiap pagi.”

Perawat : “gimana mbah ? sudah dilakukan setiap paginya kan ?”

Bapak J : “sudah mba , setiap habis sholat subuh itu biasanya, kadang juga suka saya
kompres pake air hangat”

Perawat : “sekarang boleh saya ketemu mbah putrinya ?”

Ibu I : “boleh mba, ayo ke kamar aja mba” (berjalan kekamar)

“Mbah nikin wonten mba-mba perawat”

Perawat : “mbah pripun, nopo sing di raos seniki? Sampun mendingan nopo dereng ?”

Mbah A: “nggih sampun mendingan iki mba”

Perawat : “Alhamdulillah nggih mbah, teksih pegel-pegel nopo mboten mbah ?”

Mbah A: “nggih niki nek dibekta gerak teksih mandan kaku”

Perawat : “nggih nika mbah latiane di lanjutkan, maeme ampun rakus, ampun maem
sing kacang-kacangan nggih mbah . mbah kulo pamit riin mbaeh cepet mantun
sehat-sehat enggih mbah”

Mbah A: “nggih mba matur suwun sanget sampun di paringi ngertos”

Perawat :(keluar menemui B.I dan B.F mbah.J)

“Ibu tadikan saya sudah ke mbahnya ,alhamdulillah mbahnya sudah ada perubahan.
Sudah bisa duduk pegel-pegelnya sudah mendingan Cuma kakinya masih kaku dan
buat jalan mungkin butuh waktu yang cukup lama . nanti makanannya dijaga ya bu
sambil latihan geraknya rutin setiap hari, kompres hangatnya juga”

Ibu I : “iya mba alhamdulillah, makasih ya mba udah mengajarkan untuk merawat
mbahnya dari yang saya tidak tahu menjdi tahu”

Perawat : “iya bu sama-sama , terimakasih juga bu atas waktunya ,kami sudah


diperbolehkan menjalankan tugas kami sebagai perawat dan kami sekalian
berpamitan”

Bapak F:”ya mba, terimakasih juga hai-hati di jalan . nanti kalau lewat bisa mampir kerumah
jangan segan-segan”
Perawat: “iya bu, Insya Allah , Assalamu`alaikum bu, mbah”

BI & mbah.J : “wa’alaikumussalam warahmatulloh wabarakatuh”

Anda mungkin juga menyukai