“HIPERTIROIDISME”
DISUSUN OLEH:
KELAS 6B
2019
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertiroid dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yangmenempati
urutan kedua setelah Diabetes Mellitus, yang merupakan kesatuanpenyakit dengan
batasan yang jelas, dan penyakit Graves menjadi penyebabutamanya (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikansebagai
respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroidyang berlebihan
(Sylvia A. Price, 2006). Hipertiroid adalah suatuketidakseimbangan metabolik yang
merupakan akibat dari produksi hormontiroid yang berlebihan (Dongoes E, Marilynn ,
2000 hal 708).
Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruhmetabolik
hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah iniadalah penyakit
graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma,tumor kelenjar hipofisis
yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditissubkutan dan berbagai bentuk
kanker tiroid (Arief mansjoer, 1999).
B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan
TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan
TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang
finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utamaa
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lainnya
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada penderita hipertiroid (Brunner dan Suddarth,2000), antara lain:
1. Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel),iritabel dan
terus merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam, kegelisahan.
2. Palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat yang ditemukan pada saat istirahat
dan beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 danT4 yang
merangsang epinefrin dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat hingga
mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi berkisar secara konstan
antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan meningkat.
3. Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak diakibatkan karena
peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan menghasilkan panas
yang tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkena matahari lebih, klien tidak
akan tahan akan panas.
4. Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna ikansalmon yang
khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan basah.
5. Adanya Tremor
6. Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, dimana penyakit ini otot-otot
yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mesti, sehingga sulit
atau tidak mungkin menggerakkan mata secaranormal atau sulit mengkordinir
gerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata tidak dapat
menutup secara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi wajah seperti wajah
terkejut.
7. Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang
progresif dan mudah lelah.
8. Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.
D. Patofisiologis
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua
sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan
lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap
sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15
kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel,dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang
pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan olehTSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada
hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari
sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang
diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf
yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan
terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga
penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas
normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksofthalmos yang terjadimerupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah
jaringanperiorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar
(Price A, Sylvia, 1995).
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan (Doenges. E, Marilynn, 2000) yaitu:
1. Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiternoduler,
menurun pada tiroiditis.
2. T3 dan T4 serum : meningkat.
3. T3 dan T4 bebas serum : meningkat.
4. TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon).
5. Tiroglobulin : meningkat.
6. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH.
7. Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat.
8. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal).
9. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
10. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal.
11. Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan,
hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.
12. Katekolamin serum : menurun
F. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
Pengobatan pada pasien yg mendapat yodium radioaktif
a. Persiapan tiroidektomi
b. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
c. Pasien dengan krises tiroid
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MASALAH
“HIPERTIROID”
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedangang
Alamat : Tanjung
Status Pernikahan : Kawin
Diagnosis Medis : Hipertiroid
Penanggung Jawab Pasien : Tn. S
Umur : 67 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Tanjung
Hubungan : Suami
Tgl pengkajian : 28 Maret 2019
Jam : 08 WIB
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas
Genogram
Tn. S Ny. S
67 66
63T
H
Keterangan
: Klien
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Tinggal satu rumah
Pengkajian Pola
3. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk
Sesudah sakit: Saat dirawat di rumah sakit, makan setengah porsi pada menu yang
disajikan di rumah sakit pada tiap kali jadwal makan
4. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK lancar , warna
jernih kekuningan
Sesudah sakit : pasien mengatakan BAB 2x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan
BAK lancar , warna jernih kekuningan 400-500cc/hari
5. Aktifitas kerja dan Latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sehari-hari kerja di pasar dan kebanyakan diam atau
duduk saja dan pasien mengatakan kalau beraktifitas banyak sering kecapean dan agak sesak
Sesudah sakit :
ADL 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan/Minum √ 0 : mandiri
Toileting √ 1 : dengan alat Bantu
Ambulasi √
Sesudah sakit : Pasien tidak melakukan hubungan seksual, karena keadaan yang tidak
memungkinkan.
3. Pengkajian Fungsional
a. KATZ Indeks
Mandiri dalam makan
Mandiri dalam kontinensia (BAB/BAK)
Mandiri menggunakan pakaian
Mandiri pergi ke toilet
Mandiri mandi
Mandiri dalam berpindah
Kesimpulan : Klien termasuk katagori ( A )
b. BARTHEL Indeks
NO KRITERIA Hasil KETERANGAN
1 Makan 2 Mandiri
2 Mandi 1 Mandiri
4 Berpakaian 2 Mandiri
8 Transfer 3 Mandiri
9 Mobilitas 3 Mandiri
Total 20 Mandiri
Keterangan :
- 20 : mandiri
- 12-19 : ketergantungan ringan
- 11-9 : ketergantungan sedang
- 5-8 : ketergantungan berat
- 0-4: ketergantungan Total
4. Pengkajian Status Mental Gerontik
Pengkajian status mental gerontik Ny. K, yaitu sebagai berikut :
= 10 =0
Keterangan :
Salah 0-3 Fungsi Intelektual Utuh
Salah 4-5 Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 Kerusakan intelektual berat
Tahun √
Musim (kemarau) √
Tanggal √
Hari √
Bulan √
Negara Indonesia √
Propinsi Jawa Tengah √
Kab. Sukaaja √
Kec. Sokasokaan √
Desa sukabohong √
Obyek (Gelas) √
Obyek (jam) √
Obyek (pulpen √)
3 Perhatian 5 5 Minta pasien untuk memulai dari
dan angka 100 kemudian dikurangi 7
Kalkulasi sampai 5 kali / tingkat.
93 √
86 √
79 √
72 √
65 √
4 Mengingat 3 3 Minta pasien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no. 2 ( registrasi
) tadi. Bila benar 1 point untuk
masing-masing obyek.
Gelas √
Lemari √
Minta pasien untuk mengulang
1
kata-kata berikut
Keterangan :
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Umum
KU : Pasien tampak lemah, gelisah, tegang, dan bengkak di Tiroid
Kesadaran : Compos metis.
GCS : E4-V5-M6
BB : 53 kg
TB : 160 cm
TD : 130/90 mmhg.
N : 95 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 37o C
b. Kepala
Inspeksi : pertumbuhan rambut merata namun rontok, rambut tipis, bentuk
kepala simetris, rambut tidak beruban, kulit kepala kotor.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala.
c. Mata
Inspeksi : kedua mata tampak simetris, mata sedikit terlihat menonjol ke
depan,konjungtiva merah muda, anemis(-), pupil dapat merangsang cahaya, sklera
putih jernih, kulit di sekitar mata kehitaman,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah mata, bulu mata bersih dan tidak
mudah rontok.
d. Hidung
Inspeksi : kebersihan (+), tidak ada selaput lendir, tampak simetris, mukosa
hidung kemerahan, tidak ada tanda peradangan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
e. Telinga
Inspeksi : tidak terdapat serumen, kedua telinga tampak simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, ada gigi yang berlubang, tidak
ada pembesaran tonsil.
g. Leher
Inspeksi : ada pembesaran kelenjar Tiroid dengan diameter sekitar 15 cm,
tampakk bengkak
Palpasi : ada nyeri tekan
h. Thorax
Paru – Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, terdapat penariakan interkosta saat inspirasi,
jumlah 20x/m
Palpasi : saat vocal fremitus teraba sama pada semua lapang paru,
Perkusi : terdapat suara sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan atau atau vesikuler
Inspeksi : teraba pulsas(denyutan) pada daerah iktus cordis pada ICS 4 dan 5.
Palpasi : terasa getaran apke jantung dengan menggunakan 4 telapak jari.
Perkusi : batas jantung : kanan ICS II LS (dextra), jantung kiri atas intra
klavikula sternum II LS (sinistra), jantung kanan bawah ICS IV (sinistra), jantung
kiri bawah ICS V midklavikula sinistra.
Auskultasi : terdengar suara lup dup
i. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, dinding perut lebih datar.
Auskultasi : terdengar peristaltik usus 15x/menit.
Perkusi : terdengar suara timpany.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor baik.
j. Integumen
Inspeksi : kulit tampak kotor, kering, tidak ada lesi, tidak sianosis, ikteres,
kemerahan dan berkeringat
Palpasi : turgor kulit baik, teraba panas.
k. Muskuloskeletal : tidak terdapat fraktur di bagian tubuh manapun
6. Ektremitas inferior :
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan mikroskopis dahak ditemukan BTA +.
Pada pemeriksaan darah lengkap
Hasil Nilai Normal
b. Pemeriksaan USG
Tidak ditemukan adanya nodul dan tidak bersifat kelainan solid
Terapi Medis
Obatperoral :
Do :
- Pasien terlihat lemas
- Kelenjar tiroid pasien terlihat
membengkak dengan
diameter kurang lebih 15cm
dan teraba bhangat saat di
palpasi terasa sakit
- Pasien tampak berkeringat
- Pasien tampak sesekali
geelisah dan gemetar dan
terlihat seperti kepanasan
- TTV:
TD : 130/90 mmHg
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
2 Ds : peningkatan metabolisme Risiko tinggi terhadap
- Pasien mengatakan nafsu (peningkatan nafsu perubahan nutrisi kurang
makan biasa saja namun makan/pemasukan dengan dari kebutuhan
berat badan berkurang penurunan berat badan).
dengan cepat
- Pasien mengatakan berat
badan berkurang 3 kg yang
sebelumnya berat badannya
56 kg
- Paien mengatakan makanan
RS habis setengah porsi dan
makannya 3 kali sehari
Do :
- Pasien tampak lemah dan
lemas
- Kelenjar tiroid pasien terlihat
membengkak dengan
diameter kurang lebih 15cm
dan teraba bhangat saat di
palpasi terasa sakit
- Pasien tampak berkeringat
- Pasien tampak sesekali
geelisah dan gemetar dan
terlihat seperti kepanasan
- Berat badan pasien saat in 53
kg
- Pasien tampak menghabiskan
½ porsi makanannya
- Pasien terlihat
- TTV:
TD : 130/90 mmHg
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
3 Ds : tidak mengenal sumber Kurang pengetahuan
- Pasien mengatakan tidak tau informasi. mengenai kondisi,
akan penyakitnya dan cara prognosis dan kebutuhan
pengobatannya pengobatan
- Pasien mengatakan jika
penyakit sudah parah baru
dibawa ke Puskesmas
-
Do :
- Pasien terlihat bingung
saat ditanyai mengenai
penyakitnya dan cara
pengobatannya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
b. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
badan).
No Dx Tujuan Intervensi
1 Kelelahan berhubungan Energy Management
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
dengan hipermetabolik selama 2x24, diharapkan keletihan dapat
aktivitas
dengan peningkatan teratasi dengan kriteria hasil :
2) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap
Memverbalisasikan peningkatan energi
kebutuhan energi. keterbatasan
dan merasa lebih baik
3) Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Menjelaskan penggunaan energi untuk
4) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
mengatasi kelelahan
5) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
-
6) Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
7) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Risiko tinggi terhadap Setelah diberikan tindakan keperawatan Nutrition Management
2
perubahan nutrisi kurang
diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat, Kaji adanya alergi makanan
dengan kriteria hasil: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
dari kebutuhan
- Menunjukkan berat badan meningkat kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
berhubungan dengan mencapai tujuan dengan nilai Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
peningkatan metabolisme
laboratoriurn normal dan bebas tanda Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
malnutrisi. C
(peningkatan nafsu
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan Berikan substansi gula
makan/pemasukan dengan nutrisi Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
penurunan berat badan). untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Teaching : disease Process
selama 1x24 jam diharapkan jurang Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
mengenai kondisi,
pengetahuan dapat diatasi, dengan kriteria tentang proses penyakit yang spesifik
prognosis dan kebutuhan
hasil : Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan Pasien dan keluarga menyatakan berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara
pemahaman tentang penyakit, kondisi, yang tepat.
dengan tidak mengenal
prognosis dan program pengobatan
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
sumber informasi.
penyakit, dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang dijelaskan Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
secara benar
tepat
Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan
dijelaskan perawat/tim kesehatan cara yang tepat
lainnya
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
3 Jumat 08.00 1. Menjelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi Pasien mengerti penjelasan perawat
30-04-2010 bagi tubuh Pasien menerima dengan baik
2. Menghidangkan makanan selagi hangat Pasien menerima dengan baik
3. Mendorong makan sedikit tapi sering Pasien
4. Menyelidiki anoreksia atau mual-muntah kooperatif
E. EVALUASI
4. Mengkompres dingin pada lipatan paha dan tetapi tetap anjurkan pasien untuk istirahat terlebih
ketiak dahulu
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), Jakarta: EGC.
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), Jakarta: EGC.
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan.(Edisi III), Jakarta: EGC.