Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELURAHAN CIBODAS KECAMATAN CIBEUREUM

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu : Susan Susyanti, M. Kep

Disusun oleh:

Celsi Delvina (KHGC18011)

Ega Anjani (KHGC18016)

Fitria Meliani (KHGC18021)

Selly Latifah (KHGC18048)

3-A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan,
khususnya keperawatan komunitas, yang lebih menekankan kepada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan
kesehatan dan keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita
penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan,
melaksanakan fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehat secara sosial
meupakan hasil dari interaksi positif di dalam komunitas. Setiap manusia
mempunyai rentang yang terdiri dari dua kutub yaitu keadaan sehat
optimal dan keadaan sakit.
Nies dan McEwen (2019) menjelaskan bahwa keperawatan
kesehatan komunitas/masyarakat adalah perpaduan antara prakrtik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat. American Nurses
Assossiation (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas
atau keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis keperawatan
klinis dan kesehatan masyarakat yang komprehensif, holistis dan
berlangsung secara terus menerus, dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan populasi dengan fokus praktik pada upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif serta
rujukan pada masyarakat secara keseluruhan baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Akbar, 2019).
Keperawatan komunitas merupakan suatu disiplin ilmu yang
memadukan antara ilmu kesehatan masyarakat dengan ilmu keperawatan,
yang merupakan suatu spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang
berbasiskan pada masyarakat tertentu atau sekumpulan orang, dimana
perawat mengambil tanggung jawab untuk menolong meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Dalam mencapai tujuannya meningkatkan
status kesehatan masyarakat tidak terlepas dari peran serta aktif
masyarakat, karena keperawatan komunitas berorientasikan kepada
masyarakat dan bersifat relationship
Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan keperawatan
diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang
sehat–sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan
masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun
masyarakat.
BAB II

KONSEP PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain,


memiliki kepentingan yang sama di mana karakteristik yang dimiliki membentuk
dasar bagi sebuah rasa kesatuan dan kepemilikan (Allender, Rector, and Warner,
2014 dalam Pakpahan,dkk, 2020).

Stanhope & Lancaster (2020) dalam Pakpahan,dkk (2020) menjelaskan bahwa


komunitas atau masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup bersama dalam
suatu daerah atau suatu lokasi, membentuk budaya dan saling berinteraksi satu
dengan lainnya, bersifat berkelanjutan serta terikat oleh identitas bersama.
Pelayanan kesehatan pada tatanan komunitas berfokus pada promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit pada populasi atau sekelompok orang tertentu. Fokus
pelayanan diharapkan berbasis bukti agar dapat meningkatkan efektivitas luaran.

Keperawatan komunitas yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan


kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan komunitas sebagai suatu bidang tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006 dalam Akbar, 2019).

Stanhope & Lancaster (2004) dalam Akbar (2019) bahwa praktik


Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi
teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan
dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan
pada individu, keluarga dan kelompok yang komunitas mempunyai pengaruh
terhadap kesehatan.

Anderson & Mc Farlane (2007) dalam Akbar (2019) menyatakan bahwa


keperawatan kesehatan komunitas adalah praktik melakukan promosi kesehatan
dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan ilmu kesehatan
masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang
sehat.

2. Paradigma Keperawtaan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu


manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan.

a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh


dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat


secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan
salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:

1)     Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan


lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2)     Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,


memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.

3)     Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit


yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.

c. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh


adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan
kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan
peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.
Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan


fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah,
tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan
penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah
ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.
Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

3. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat dengan cara penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga secara teratur, rekreasi, pendidikan kesehatan
reproduksi.

b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap


individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan, imunisasi
masal terhadap bayi dan balita, pemeriksaan kesehatan secara berkala
melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah, pemberian
vitamin A, pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang


menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui, perawatan orang
sakit di rumah (home nursing), perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut
keperawatan dari puskesmas dan Rumah Sakit, perawatan ibu hamil
dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas, perawatan tali
pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun


terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan. Pelatihan fisik tertentu
bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti TBC, pelatihan nafas
dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus


kedalam pergaulan masyarakat.

4. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

a.     Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara


meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.

b.     Tujuan Khusus

Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat


untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.

c.   Fungsi

Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi


kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
5. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk


individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil.

6. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu


digunakan strategi sebagai berikut:

a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan


masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi

b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi

c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar.

7. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat


diantaranya adalah:

 Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)


 Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
 Sebagai Panutan (Role Model)
 Sebagai pembela (Client Advocate)
 Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
 Sebagai kolaborator
 Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
 Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
 Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
 Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
 Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)

B. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan


sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial
elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini
terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah (Mubarak, 2005).

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

1) Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan
praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas
(masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
c. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d. Nilai dan keyakinan
Nilai atau keyakinan, norma, pola budaya yang diyakini masyarakat
terkait kesehatan, tempat ibadah yang ada di masyarakat.
e. Kelompok Etnis
Mengidentifikasi berbagai suku etnis yang ada di masyarakat.
2) Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Pemukiman
a) Luas bangunan
b) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
c) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
d) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
e) Dinding : tembok, kayu, bambu
f) Lantai : semen, keramik, tanah
g) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
h) Pencahayaan : kurang, baik
i) Penerangan : kurang, baik
j) Kebersihan : kurang, baik
2) Sanitasi
a) Penyediaan air bersih (MCK)
b) Penyediaan air minum
c) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air
d) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengelolaannya : dibakar,
ditimbun, atau cara lainnya
f) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
g) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
3) Fasilitas
1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
2) Pekarangan
3) Sarana olahraga
4) Taman, lapangan
5) Ruang pertemuan
6) Sarana hiburan
7) Sarana ibadah
b. Pelayanan kesehatan
1) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
2) Jumlah kunjungan
3) Sistem rujukan
c. Ekonomi
1) Jenis pekerjaan
2) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
3) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut
usia
d. Keamanan dan transportasi
1) Keamanan
a) System keamanan lingkungan
b) Penanggulangan kebakaran
c) Penanggulangan bencana
d) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
2) Transportasi
a) Kondisi jalan
b) Jenis transportasi yang dimiliki
c) Sarana transportasi yang ada
e. Politik dan pemerintahan
1) Sistem pengorganisasian
2) Struktur organisasi
3) Kelompok organisasi dalam komunitas
4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
f. Sistem komunikasi
1) Sarana umum komunikasi
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
3) Cara penyebaran informasi
g. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan komunitas
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
b) Jenis bahasa yang digunakan
h. Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
a. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.

2) Data obyektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan


pengukuran.
b. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.

2) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).

2. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data


dengan cara sebagai berikut :

a. Klasifikasi data atau kategori data


b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
3. Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan


menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005). Tujuan analisis data :

a. Menetapkan kebutuhan community


b. Menetapkan kekuatan
b. Mengidentifikasi pola respon community
c. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
4. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah (Mubarak, 2005)

5. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan


keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
6. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan


baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian.

Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

a. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau


penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Symptom atau gejala :
1) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
7. Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan


keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat


antara lain sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Data Inti Komunitas
a. Riwayat atau Sejarah Wilayah
Kondisi lingkungan yang ditempati oleh keluarga dengan penderita
TBC pada umumnya kurang sehat, kumuh, dan padat yang didukung
oleh perilaku hidup bersih dan sehatnya yang masih kurang.

b. Nilai dan Kepercayaan yang Dianut Masyarakat


Penduduk di wilayah kelurahan Cibodas mayoritas adalah beragama
Islam, agama Kristen Protestan dan Katholik.
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
di Desa Cinta Asih Kec.Cisurupan

Frekuensi Persen
No Umur
(Jiwa) (%)
1 Islam 31.556 98
2 Kristen Protestan 483 1,5
3 Katholik 161 0,5
Jumlah 32.200 100

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa penduduk di Keluruhan


Cibodas sebagian besar beragama Islam yaitu berjumlah 31.556 jiwa
dengan persentase sebesar 98 % dan paling sedikit menganut agama
Katholik yang berjumlah 161 jiwa dengan persentase 0,5 %.

c. Demografi
Keluruhan Cibodas merupakan salah satu kelurahan yang terletak di
Kecamatan
Cibeureum terdiri dari 25 RW yang dibagi menjadi 75 RT dan meliputi
325 KK.
Secara demografi wilayah Cibodas termasuk pemukiman padat dengan
jumlah
penduduk mencapai 32.200 jiwa.

Tabel 2
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
di Keluruhan Cibodas

Frekuensi Persen
No Jenis Kelamin
(Jiwa) (%)
1 Laki-laki 16.050 49,85
2 Perempuan 16.150 50,15
Jumlah 3648 100

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa penduduk di Keluruhan


Cibodas sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah
16.050 jiwa dengan persentase sebesar 49,85 % dari jumlah
keseluruhan penduduk.

Tabel 3
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Keluruhan Cibodas

Frekuensi Persen
No Pendidikan
(Jiwa) (%)
1 SD 17.710 55
2 SLTP 6.440 20
3 SLTA 3.220 10
4 Perguruan tinggi 3.220 10
5 Tidak sekolah 1.610 5
Jumlah 32.200 100

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa Pendidikan di Keluruhan


Cibodas sebagian besar berpendidikan SD yaitu berjumlah 17.710
jiwa dengan persentase sebesar 55 % dan yang paling sedikit tidak
sekolah yang berjumlah 1.610 jiwa dengan persentase 5 %.

Tabel 4
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
di Keluruhan Cibodas

Frekuensi Persen
No Pekerjaan
(Jiwa) (%)
1 Pedagang 9.660 30
2 Karyawan Swasta 4.830 15
3 Pertukangan 1.610 5
4 PNS 3.220 10
5 ABRI 1.610 5
6 Pensiunan 3.220 10
7 Pemulung 1.610 5
8 Tidak Bekerja 1.610 5
9 Belum Bekerja 4.830 15
Jumlah 32.200 100

Berdasarkan tabel 4 , dapat diketahui bahwa Pekerjaan di Keluruhan


Cibodas sebagian besar bekerja sebagai pedagang yaitu berjumlah
9.660 jiwa dengan persentase sebesar 30 % dan yang paling sedikit
yaitu bekerja sebagai pertukangan, ABRI, pemulung dan tidak bekerja
yang mampunyai jumlah yang sam yitu 1.610 jiwa dengan persentase
5 %.

2. Data Sub Sistem Komunitas


a. Lingkungan fisik
1) Perumahan
Pemukiman padat
2) Sumber Pencemaran
Adanya beberapa pabrik di wilayah Cibodas ini sehingga
menyebabkan banyaknya debu yang membuat lingkungan menjadi
tidaksehat.

b. Pendidikan komunitas
Pendidikan di Keluruhan Cibodas sebagian besar berpendidikan SD
yaitu berjumlah 17.710 jiwa, SLTP berjumlah 6.440 jiwa, SLTA 3220
jiwa, Perguruan tinggi 3.220, dan yang tidak sekolah 1.610
c. Transportasi dan Keamanan
Transportasi yang digunakan oleh kebanyakan penduduk Cibodas
adalah ojek atau angkutan umum lainnya. Untuk menjaga keamanan
desa, masyarakat melakukan ronda secara bergantian, dan disediakan
pos ronda bagi masyarakat yang mendapatkan tugas jaga.
d. Pemerintahan dan Politik
Kelurahan Bojongkenyod berada di bawah tanggung jawab Kepala
Kelurahan dengan kebijakan tunduk dan patuh pada pemerintah.
Sebagian kecil penduduknya ada yang aktif menjadi anggota partai
politik.
e. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Terdapat Puskesmas Cibodas di wilayah Kelurahan Cibodas dan
terdapat 3 balai pengobatan swasta, 5 dokter praktek, dan 4 bidan
praktek. Dalam penanganan pemberantasan penyakit TBC, pihak
puskesmas sendiri mempunyai kebijakan untuk pengobatan gratis yang
merupakan program pemerintah, tetapi karena sosialisasi yang kurang
menyebabkan sebagian besar penderita tidak memanfaatkan fasilitas
tersebut.
f. Komunikasi
Informasi tentang penyakit TBC yang diperoleh masyarakat berasal
dari televisi dan poster, sedang dari petugas kesehatan jarang sekali
mendapat penyuluhan. Serta belum ada wadah khusus bagi penderita
TBC dan keluarganya yang dapat menjadi wahana untuk bertukar
pengalaman dalam menghadapi penyakit TBC.
g. Ekonomi
Rata-rata dalam sebulan pendapatan keluarga dengan penderita TBC
sebagian besar rendah yaitu kurang dari Rp. 750.000,00. Selain itu,
keluarga juga tidak mempunyai dana khusus untuk kesehatan.
h. Rekreasi
Mayoritas masyarakat Cibodas memanfaatkan rekreasi dengan
menonton televisi saat waktu luang bersama keluarga mereka (300
KK), memanfaatkan udara segar di pagi hari dengan sekedar berjalan-
jalan santai (25 KK).
Tabel 5
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Aktivitas Rekreasi
di Kelurahan Cibodas

Frekuensi Persen
No Jenis Rekreasi
( KK ) (%)
1 Menonton TV 300 92,3
Menikmati udara
2 segar / jalan – jalan 25 7,7
santai
Jumlah 325 100

Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa penduduk di Kelurahan


Cibodas sebagian besar melakukan kegiatan rekreasinya dengan
meninton TV yaitu 300 KK dengan persentase sebesar 92,3 %

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diantara penduduk kelurahan


Cibodas b.d Kurangnya penyuluhan Kesehatan dimanifestasikan oleh :
DS:
- Warga memiliki penyakit TBC
- Warga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan
- Warga hanya memperoleh informasi Kesehatan dari poster dan tv

DO:
- Warga yang memiliki penyakit TBC sebanyak 30 jiwa a
Yang mendapatkan pengobatan: 10 jiwa
Sembuh: 8 jiwa
Droput: 12 jiwa
- Kondisi lingkungan penderita TBC terlihat kurang sehat, kumuh dan
perilaku hidup bersih masih kurang
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dana Sumber
Penaggung
Mslh Kes.

Kegiatan

Evaluasi
Rencana
Masalah

Strategi
Sasaran

Standar
Tempat
Tujuan

Waktu

jawab
Kep.
No

1 TBC Ketidakefektif TUJUAN: Seluruh Memberikan Melakukan 4 April Rumah Tokoh  Pengetahun
an -Tidak ada angka penduduk sosialisasi pendidikan 2021 warga masyarakat, masyarakat
pemeliharaan kejadian masalah penderita tentang kesehatan mahasiswa tentang TBC
kesehatan kesehatan lain TBC pentingnya mengenai meningkat
akibat TBC kelurahan pemeriksaan TBC  Masyarakat
-Tidak ada angka Cibodas kesehatan serta mau
kejadian masalah kecamatan informasi melakukan
kesehatan lain cibeureum mengenai TBC pemeriksaan
akibat pola hidup kesehatan
yang tidak sehat rutin

TUPEN:
- Kelompok
masyarakat
penderita TBC
mengetahui terkait
TBC
- Seluruh
masyarakat Seluruh Memberikan Melakukan 4 April Rumah Tokoh  Kelompok
mengetahui dan penduduk informasi pendidikan 2021 warga masyarakat, masyarakat
menerapkan pola kelurahan tentang pola kesehatan mahasiswa membiasaka
hidup sehat dan tentang
hidup yang sehat di cibodas n diri
masalah pola hidup
Dana Sumber
Penaggung
Mslh Kes.

Kegiatan

Evaluasi
Rencana
Masalah

Strategi
Sasaran

Standar
Tempat
Tujuan

Waktu

jawab
Kep.
No

keluarga kecamatan kesehatan yang sehat dan mencuci


cibeureum timbul akibat masalah tangan
pola hidup tidak kesehatan sebelum dan
sehat yang timbul setelah
akibat pola
hidup tidak beraktivitas
sehat

Anda mungkin juga menyukai