Anda di halaman 1dari 8

Definisi/Pengertian Teori Perilaku Teori X dan Teori Y (X Y Behavior Theory)Douglas

McGregor 
Wed, 16/07/2008 - 1:02am ² godam64
 Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakanpemimpin dan
bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh DouglasMcGregor dalam buku
The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasiperusahaan memiliki dua jenis
pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.A. Teori XTeori ini menyatakan bahwa
pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerjaserta senang menghindar dari pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerjamemiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa sertajaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus
terus diawasi, diancam serta diarahkanagar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.B. Teori
YTeori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-harilainnya.
Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memilikipengendalian serta
pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memilikikemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi ataspencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus
mengerahkan segala potensi diri yang dimilikidalam bekerja.Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya
kepemimpinan ohio state yang membagikepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.
Teori Z dapat anda baca diartikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk
menemukan apayang anda butuhkan.
Teori Pembelajaran Perilaku
Seorang tokoh ternama yang sangat berperan dalam teori pembelajaran perilaku adalah B.F.
Skinner.Skinner mempelajari hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya. Menurut
skinner, belajar merupakan perubahan perilaku (Bell Gredler, 1994 : 117). Prinsip yang paling
penting dalam teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-
konsekuensi langsung dari perilaku-perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan
³memperkuat´ perilaku, sedangkankonsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
³memperlemah´ perilaku. Dengan kata lain,konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan
meningkatkan frekuensi seseorang untukmelakukan perilaku yang serupa, sedangkan
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akanmenurunkan frekuensi seseorang untuk
melakukan perilaku yang serupa (Budayasa, 1998 : 14).Konsekuensi-konsekuensi yang
menyenangkan disebut penguat (reinforcer), sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak
menyenangkan disebut hukuman (punisher). Menurut Slavin (1994b : 157)penggunaan
konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan untukmengubah
perilaku itu disebut pengkondisisan operant (operant conditioning).
 
 Penguatan dan hukuman yang diberikan itu adalah untuk mengubah perilaku. Menurut teori
belajar perilaku, memberikan konsekuensi berupa penguatan ataupun hukuman sesegera
mungkin akan lebihbaik daripada diberikan belakangan dan hal itu akan memberi pengaruh
positif terhadap perilakuselanjutnya. Oleh karena itu pemberian konsekuensi sesegera mungkin
dalam proses pembelajaran itusangatlah penting, supaya kesalahan yang sama tidak dilakukan
oleh para siswa.
M
otivasi Belajar dan Teori Perilaku (Bandura)
Posted on Mei 16, 2008 by motivasibelajar 
7 Votes
Motivasi Belajar dan Teori Perilaku (Bandura)
 
Konsep
motivasi belajar
berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yangmemperoleh
penguatan
(
reinforcement
) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan denganperilaku yang tidak
memperoleh
penguatan
atau perilaku yang terkena
hukuman (punishment)
. Dalamkenyataannya, daripada membahas konsep
motivasi belajar
, penganut
teori perilaku
lebih memfokuskan padaseberapa jauh
siswa
telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan
sekolah
dalam rangka mendapatkan hasil yangdiinginkan (
Bandura
, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).
 
Mengapa sejumlah
siswa
tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedang yang lain menyerah? Mengapa adasejumlah
siswa
yang bekerja untuk menyenangkan
guru
, yang lain berupaya mendapatkan nilai yang baik, dansementara itu ada yang tidak berminat
terhadap bahan pelajaran yang seharusnya mereka pelajari? Mengapa adasejumlah
siswa
mencapai
hasil belajar
jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdasarkan kemampuan mereka dansementara itu ada
sejumlah
siswa
mencapai
hasil belajar
jauh lebih jelek jika dilihat potensi kemampuan mereka?Mengkaji
penguatan
yang telah diterima dan kapan
penguatan
itu diperoleh dapat memberikan jawaban ataspertanyaan di atas, namun pada umumnya akan
lebih mudah meninjaunya dari sudut
motivasi
untuk memenuhiberbagai
kebutuhan
.
 
Penghargaan (Reward) dan Penguatan (Reinforcement)
 
Suatu alasan mengapa
penguatan
yang pernah diterima merupakan penjelasan yang tidak memadai untuk motivasikarena
motivasi belajar
manusia itu sangat kompleks dan tidak bebas dari konteks (situasi yang berhubungan).Terhadap
binatang yang sangat lapar kita dapat meramalkan bahwa makanan akan merupakan penguat
yang sangatefektif. Terhadap manusia, meskipun ia lapar, kita tidak dapat sepenuhnya yakin apa
yang merupakan penguat danapa yang bukan penguat, karena nilai
penguatan
dari penguat yang paling potensial sebagian besar ditentukan olehfaktor-faktor pribadi dan
situsional.

Penentuan Nilai dari Suatu Insentif 


 
Ilustrasi berikut menunjukkan poin penting: nilai
motivasi belajar
dari suatu insentif tidak dapat diasumsikan,karena nilai itu dapat bergantung pada banyak faktor
(Chance, 1992). Pada saat
guru
mengatakan ³Saya ingin kamusemua mengumpulkan laporan buku pada waktunya karena
laporan itu akan diperhitungkan dalam menentukannilaimu,´
guru
itu mungkin mengasumsikan bahwa nilai merupakan insentif yang efektif untuk 
siswa
padaumumnya. Tetapi bagaimanapun juga sejumlah
siswa
dapat tidak menghiraukan nilai karena orang tua mereka tidak menghiraukannya atau mereka
memiliki catatan kegagalan di
sekolah
dan telah mengambil sikap bahwa nilai itutidak penting. Apabila
guru mengatakan kepada seorang siswa, ³Pekerjaan yang bagus! Saya tahu kamudapat
mengerjakan tugas itu apabila kamu mencobanya!´ Ucapan ini dapat memotivasi seorang Siswa
yang baru saja menyelesaikan suatu tugas yang ia anggap sulit namun dapat berarti
hukuman (punishment) bagi siswa yangberfikir bahwa tugas itu mudah (karena pujian guru itu
memiliki implikasi bahwa ia harus bekerja keras untuk menyelesaikan tugas itu). Seringkali
sukar menentukan motivasi belajar siswa dari perilaku mereka karena banyak motivasi yang berbeda
dapat mempengaruhi perilaku. Kadang-kadang suatu jenis motivasi jelas-jelasmenentukan
perilaku, tetapi pada saat yang lain, ada motivasi lain yang berpengaruh (mempengaruhi)terhadap
perilaku belajar siswa.
 
K
epemimpinan
M
enurutTeoriPerilaku(BehavioralTheory)
OPINI | 19 October 2010 | 18:24 336 0
1 dari 1 Kompasianer menilai Menarik 
 
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilakupemimpin telah
didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku.
Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakankuesioner untuk
mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi padahubungan. Beberapa studi telah
dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebutdihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas
kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerjabawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen
laboratorium atau lapanganuntuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan
kinerjabawahan. Jika kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teoriperilaku ini
adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih banyakbawahan yang puas.
 
Hasil studi kepemimpinan OhioState University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin padadasarnya
mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan initiating structure.
Hasilpenelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin memilikikecenderungan
berorientasi kepada bawahan dan berorientasi pada produksi/hasil.
Sementara itu, model leadership continuum dan Likert¶s Management Sistem menunjukkanbagaimana perilaku
pemimpin terhadap bawahan dalam pembuatan keputusan. Pada sisi lain,managerial grid, yang sebenarnya
menggambarkan secara grafik kriteria yang digunakanoleh Ohio State University dan orientasi yang digunakan
oleh Michigan University.
Menurutteori ini, perilaku pemimpin pada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannyakepada manusia
dan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi. Jadi prilaku yangmenyimpang dari kepemimpinan bangsa
ini, hemat saya tidak mencitrakan kepribadianseorang pemimpin yang humanis dan cendrung kepada Ambition
of blind bagi dirinya dangolongannya yang tidak dapat termanifestasi bagi masyarakat keseluruhan..pemimpin
bukanhanya menjadi milik segolongan orang tetapi milik semua golongan..termasuk pemimpinnegeri ini..

TEORI BEHAVIORI STIK


 
Posted on September 27, 2008 by bilqis
Penekanan Teori Behviorisme adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi prosesbelajar dalam
diri siswaTeori Belajar Behavioristik mengandung banyak variasi dalamsudut pandangan.
Pelopor-pelopor pendekatan Behavioristik pada dasarnya berpegangpada keyakinan bahwa
banyak perilaku manusia merupakan hasil suatu proses belajar

 
dan karena itu, dapat diubah dengan belajar baru. Behavioristik berpangkal padabeberapa
keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah dansebagian lagi bercorak
psikologis, yaitu :1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau
jelek.Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atausalah.
Berdasarkan bekal keturunan atau pembawaan dan berkat interaksi antarabekal keturunan dan lingkungan,
terbentuk pola-pola bertingkah laku yangmenjadi ciri-ciri khas dari kepribadiannya.2. Manusia
mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri,menangkap apayang dilakukannya, dan
mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.3. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk
sendiri pola-pola tingkahlaku yang baru melalui suatu proses belajar.4. Manusia dapat
mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun dipengaruhioleh perilaku orang lain.

Keyakinan-keyakinan itu, sebagaimana dirumuskan oleh Dustin dan George, dikutipdalam buku
karangan George dan Kristiani : Theory, Methode, and Processes Of Counceling and Psychotheraphy ( 108
). Sejalan dengan keyakinan-keyakinan itu, bagiseorang konselor behafioristik perilaku
konseling merupakan hasil dari¶ pengalaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Kalau perilaku konselingditinjau dari sudut pandangan apakah perilaku itu tepat dan
sesuai dengan situasikehidupannya atau tidak tepat dan salah suai, harus dikatakan bahwa baik
tingkah lakutepat maupun tingkah laku salah sama-sama merupakan hasil belajar. Karena
tingkahlaku salah merupakan hasil belajar, tingkah laku yang salah itu juga dapat dihapus
dandiganti dengan tingkah laku yang tepat melalui suatu proses belajar.
Teori Behavioristik
 Konsep Utama:Membatasi perilkaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan dengan
lingkungan.Kegunaannya:Untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat
memcahkan masalahnya.Proses Konseling:1. Bentuk kerjasama antara konselor dengan klien
yaitu :2. Konselor menjelaskan maksd tujuan3. Klien mengkhususkan perubahan positif.4. Klien
dan konselor menetapkan tujuan.5. Menjajagi apakah tujuan itu realistis6. Mendiskusikan
manfaat tujuan  7. Konselor dan klien membuat salah satu keputusanSifatnya:Manipulatif,
bersifat dingin dan klurang menyentuh aspek pribadi dan mengabaikanhubungan antar
pribadiPenekanannya:Memusatkan pada perilaku sekarangh dan bukan kepada prilaku yang
terjadi di masalalu.Konselornya:Pemilihan tujuan lebih sering ditentukan oleh konselor.
Tokoh

John Watson (1878 ± 1958)


 John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat diNew
York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat diUniversity of Chicago
dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasiberjudul ³Animal Education´.
Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukanpenyelidikan tentang psikologi
binatang.Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan
psikologikomparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi
direkturlaboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia
meninggalkanuniversitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.John Watson dikenal
sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanyayang paling dikenal adalah
³Psychology as the Behaviourist view it´ (1913). MenurutWatson dalam beberapa karyanya,
psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, olehkarena itu ia tidak mengakui adanya
kesadaran yang hanya diteliti melalui metodeintrospeksi. Watson juga berpendapat bahwa
psikologi harus dipelajari seperti orangmempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu,
psikologi harus dibatasi denganketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang
nyata saja. Meskipunbanyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran
Watsontetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif
dalampsikologi.
Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan
pentingnyapendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan
memberikankondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat
seoranganak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangatekstrim
untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: ³Berikan kepada
 
saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengankehendak
saya´.Pengertian TeoriTeori behavioristik adalah teori yang menerapkan prinsip penguatan
stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon
akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi ataspenguatan positif dan penguatan
negatif.Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangantingkah laku itu.
Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilakuberkurang atau menghilang.

 Kerangka Berpikir Teori


1. Pemberian bahan pembelajaran dalam bentuk utuh kepada peserta didik 2. Pemahaman oleh peserta
didik dilakukan mandiri oleh peserta didik. Jika adayang kurang jelas baru ditanyakan kepada guru3. Hasil
belajar segera disampaikan kepada peserta didik 4. proses belajar harus mengikuti irama dari yang
belajar5. Materi pelajaran digunakan sistem modul
Tokoh1. Edward Edward Lee thorndike2. Ivan Petrovich Palvov 3. Burrhus Frederic Skinner4. Robert
Gagne5. Elbert Bandura
Aplikasi TeoriGuru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sehingga
tujuanpembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak
memberikan ceramah, tetapi intruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun
melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dariyang sederhana sampai pada yang
kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi dalambagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu ketrampilantertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dandiamati.
Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakansupaya perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan.

Kekurangan1. Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam
bentuk yang sudah siap
 
2. Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini3. Penerapan teori behavioristik
yang salah dalam suatu situasi pembelajaran jugamengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang
sangat tidak menyenangkanbagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satuarah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.4. Murid
berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkanapa yang didengar dan dipandang
sebagai cara belajar yang efektif 5. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh
behavioristik justrudianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa6. Murid dipandang
pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi olehpenguatan yang diberikan guru.

 Kelebihan1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar2.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yangmenbutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya
tahan, dan sebagainya.3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan
belajarmandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan4. Teori ini
cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkandominansi peran orang dewasa ,
suka mengulangi dan harus dibiasakan , sukameniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung seperti diberipermen atau pujian.

RESUME TEORI PENDEKATAN KONSELINGBEHAVIOR THERAPY


Posted by
faizmhŒ
-M
arcomm
C
ounselor
pada Maret 19, 20094 Votes
BEHAVIOR THERAPY
 
A. Konsep Dasar
 Konsep dasar yang dipakai oleh Behavior Therapy adalah belajar. Belajar yang dimaksudadalah
perubahan tingkah laku yang disebabkan bukan karena kematangan. Teori Belajar yang dipakai
dalam pendekatan ini sebagai aplikasi dari percobaan-percobaan tingkah laku
dalaamlaboratorium.

Manusia merupakan mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari
luar.Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya
daninteraksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.
Tingkahlaku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam
situasihidupnya.Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui
hukum-hukumbelajar :
1.
 
Pembiasaan klasik2.
 
Pembiasaan operan3.
 
Peniruan.
Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidakpuasan
yangdiperolehnya. Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan
hasilbelajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-
kondisipembentukan tingkah laku.Adapun karakteristik konseling behavioral adalah :
1.
 
berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik2.
 
Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling3.
 
Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien4.
 
Penilaian yang obyektif terhadap tujuan konseling.
B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
 Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atautingkah laku
yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan.Tingkah laku
yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah.Manusia bermasalah
itu mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif darilingkungannya. Tingkah laku
maladaptif terjadi juga karena kesalapahaman dalam menanggapilingkungan dengan tepat.
Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan jugatingkah laku tersebut dapat
diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar

Anda mungkin juga menyukai