ANSIETAS
A. PENGERTIAN
Ansietas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi cemas, takut dan terkadang panik akan suatu bencana yang
mengancam dan tidak terelakkan yang dapat atau tidak berhubungan dengan rangsang eksternal (Fracchione, 2004).
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut yaitu adanya obyek dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan
oleh individu.
Kecemasan adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik dialami, di komunikasi secara interpersonal. Kecemasan adalah
kebingungan, kekhawatiran yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan di hubungkan dengan perasaan tidak
B. ETIOLOGI
1. Ancaman terhadap intregitas biologi ; Kebutuhan dasar ( makan , minum ), Kehangatan (sex).
2. Ancaman terhadap keselamatan diri : Tidak menemukan status dan prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain,
3. Stresor Predisposisi
Adalah semua keteganggan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Contoh ;
Konsep diri yg terganggu akan menimbulkan ketidak mampuan individu berpikir secara realistis sehingga menimbulkan
kecemasan.
Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap intregitas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri.
Frustasi.
4. Stresor Presipitasi
Adalah semua ketenggangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan.
Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis, perubahan biologis normal (hamil).
Sumber ekternal, ancaman infeksi virus, kecelakaan, kekurangan nutrisi,tidak adekuatnya tempat tinggal (Cameroon, 2004).
b) Ancaman terhadap harga diri meliputi :
Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan interpersonal, penyesuaian peran baru, berbagai ancaman terhadap harga diri.
Sumber ekternal, kehilangan orang yang sangat dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok.
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan scr konstruktip merupakan factor utama yang membuat klien berprilaku adaptip
atau mal adaptip. Individu yg mengalami kecemasan akan mencoba menetralisasi, mengikari atau meniadakan kecemasan dengan
pola koping.
Mekanisme koping kecemasan ringan : Menangis , tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, minum beralkohol,
- Tujuan yg ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan dan menilai realita
- Ego Oriented Reaction (orientasi pada ego), koping ini tidak slalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme sering di
gunakan melindungi diri dan tidak membantu menyelesaikan masalah (devens mekanisme Contoh ; Menyerang (rasa marah,
bermusuhan); Menarik diri (menjauhi sumber); Kompromi (mengubah cara, cari cara penyelesaian , mengganti tujuan)
C. GAMBARAN KLINIS
Ditinjau dari aspek klinis, dikenal 5 jenis gangguan ansietas : Gangguan panik, gangguan fobik, gangguan ansietas menyeluruh,
obsesif-kompulsif, dan stress paska trauma(House cit Stark, 2002) Ansietas dapat timbul primer disebut gangguan ansietas
umum, sedangkan ansietas sekunder dapat timbul dari gangguan fisik atau timbul dari depresi. Ansietas patologis ditunjukkan
dengan gejala-gejala dan tingkah laku disfungsi yang nyata atau gangguan kehidupan sehari-hari.
Gambaran klinis bervariasi, namun dapat berkembang menjadi gejala-gejala panik, histeria, fobia, somatisasi, hipokondriasis, dan
obsesif kompulsif. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir,
was-was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah, takut mati, takut menjadi gila, yang mana perasaan-
perasaan tersebut mempengaruhi hampir diseluruh aspek kehidupannya, sehingga fungsi pertimbangan akal sehat, perasaan dan
perilaku terpengaruh. Selain itu dijumpai pula keluhan atau gejala-gejala fisik atau fisiologis tubuh. Untuk lebih jelasnya gejala-
GEJALA MEKANISME
PALPITASI TAKIKARDIA
PARASTESIA HIPERVENTILASI
Source: http://www.bmj.com
D. TINGKAT KECEMASAN
1. Kecemasan Ringan adalah ketegangan yang dialami sehari – hari, individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas.
Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektip.
Contoh : Seseorang yg menghadapi ujian akhir, Pasangan dewasa yang mau menikah, Individu yang mau melanjutkan kuliah.
2. Kecemasan Sedang adalah Individu terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapang persepsi,
masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Contoh : Pasangan suami/istri yg menghadapi kelahiran anak pertama
dengan resiko tinggi, keluarga yg menghadapi perpecahan, indivgidu yg mengalami konflik dalam pekerjaan
3. Kecemasan Berat adalah Persepsi semakin sempit, perhatian pada detail semakin kecil, tidak dapat berfikir tentang hal hal lain.
Seluruh prilaku dimaksudkan mengurangi kecemasan perlu banyak perintah dan arahan. Contoh : Individu yg mengalami
kebakaran atau kehilangan orang yang dicintai, Individu dalam kondisi penyanderaan.
4. Panik adalah Individu kehilangan kendali diri, hilang control diri, perhatiannya hilang, tidak mampu melakukan apapun
walaupun dengan perintah. Peningkatan aktivitas motorik, penyimpangan persepsi, hilangnya pikiran rasional, tidak mampu
Terapi pada ansietas pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-
obatan (farmakoterapi). Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan diagnosis dini.
Psikoterapi sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dan dokter yang baik, sehingga dapat membantu
1. Terapi Psikologis
Penyuluhan psikiatrik atau psikologis dan manipulasi lingkungan tidak jarang pula dibutuhkan. Biasanya terapi-terapi psikologis
pada ansietas tersebut merupakan bagian dari manajemen untuk mengatasi kebanyakan kondisi medis. Namun untuk melakukan
psikoterapi semacam itu tidak selalu mungkin dapat dilakukan, khususnya yang ada dalam rumah sakit. Jangkauan dari
ketersediaan pelayanan seringkali terbatas, dan tidak semua pasien siap untuk menyetujui sebuah skenario tertentu.
Terapi pada ansietas tidak harus dilakukan oleh seorang psikiatri, namun seharusnya dapat diterapkan oleh semua dokter yang
berkompeten, sehingga keterbatasan pelayanan dapat diatasi(House cit Stark, 2002). Memberikan informasi selalu menjadi
langkah awal dalam menolong pasien ansietas, yang mana informasi yang diberikan harus sesuai dengan kadarnya dan selalu
memberikan harapan yang besar bagi setiap individu untuk sembuh. Kebanyakan pasien menginginkan sebuah kejelasan dan
informasi mengenai kondisi yang sedang ia alami, dengan melakukan tindakan tadi, menunjukkan kepada pasien bahwa mereka
Komunikasi yang efektif adalah esensial dalam pemberian informasi, dokter-dokter terlatih dalam menghadapi pertanyaan-
pertanyaan terbuka dari pasien, mampu memahami kondisi psikis, dan kemampuan memberikan nasehat-nasehat yang baik
sangat dibutuhkan, sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Yang mana akan mampu membantu pasien dalam
2. Terapi Religi
Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya tidak semua dokter berkompeten mampu
melakukannya, dan terapi ini biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang spiritual. Terapi
religi biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan memberi waktu pasien untuk memahami dirinya sendiri, sehingga
menciptakan sebuah kesadaran dalam diri sendiri. Hal ini cenderung lebih efektif karena kesadaran tersebut muncul dari diri sang
pasien sendiri.
Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh penderita, dan kemudian ahli religi tersebut memberi
nasehat-nasehat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam ini dilakukan secara invidual
tanpa seorang agamawan yang membimbing. Terapi semacam ini terkadang pada akhirnya juga membentuk sebuah karakteristik
Beberapa jenis obat-obatan biasanya dapat digunakan untuk mengatasi dan mengurangi ansietas, dan masing-masing obat
memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan suatu zat dalam jangka waktu yang lama pun tidak akan
membuahkan hasil yang baik untuk kesehatan fisik sang pasien sendiri
Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah benzodiazepine(BDPs)(Fracchione, 2004). Adapun
- Diazepam
- Lorazepam
- Alprazolam
- Propanolol
- Amitriptilin
Penghentian suatu konsumsi zat tertentu juga dapat membantu mengurangi ansietas, biasanya penggunaan beberapa zat yang
mengandung analgesik dan alkohol yang mana telah disinggung diatas tadi, bahwa konsumsi zat-zat tersebut sebenarnya
merupakan sebuah pelarian dari gejala-gejala ansietas namun pada akhirnya pada situasi tertentu, penghentian zat-zat tersebut
malah menjadi bagian yang penting untuk program manajemen ansietas. Karena ketergantungan terhadap zat-zat tersebut dapat
memicu timbulnya ansietas yang lebih, meskipun pada awal penggunaannya terasa membantu meringankan gejala-gejala ansietas
penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Brust, J.C.M.2007.Current Diagnosis and Treatment. New York. A large medical book.
Harold, I. Kaplan & Benjamin, J. Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara.
http://nurseprofesional.wordpress.com