ASUHAN KEPERAWATAN
GLOMERULONEFRITIS AKUT PADA ANAK
DISUSUN OLEH:
Keperawatan 5B
(201702099)
PENDAHULUAN
Gejala klinis GNAPS sangat bervariasi dari bentuk asimtomatik sampai gejala
yang khas. Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan
nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya sembab. Periode laten rata-rata 10
atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit. Hematuria dapat timbul berupa gross
hematuria maupun mikroskopik. Gejala klinik lain adalah edema yang bisa berupa
wajah sembab, edem pretibial atau berupa gambaran sindroma nefrotik seperti edema
yang disertai proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemia. Hipertensi
dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik hampir semua pasien GNAPS, biasanya ringan,
sedang, bahkan berat.
Pada keadaan hipertensi berat yang bersifat mengancam jiwa atau mengganggu
fungsi organ vital dapat timbul gejala yang nyata. Keadaan ini disebut krisis hipertensi.
Krisis hipertensi ini dibagi menjadi dua kondisi yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi
emergensi. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi berupa kelaianan pada mata, jantung,
atau ginjal. Anak dapat mengalami gejala berupa sakit kepala, pusing, nyeri perut,
muntah, atau gangguan penglihatan. Gejala- gejala tersebut dapat disertai oliguria
sampai anuria karena penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Berikut dilaporkan
sebuah kasus penderita GNAPS dengan manifestasi klinis sindroma nefritis akut dengan
krisis hipertensi.
B. Tujuan
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Untuk mengetahui reiko yang terjadi bila resiko yang dijalani tdak tuntas
C. Pertanyaan Klinis
1. Identifikasi masalah
2. Intervensi
3. Literatul Review
PEMBAHASAN
A. Analisa Data
1. Identifikasi Masalah
Penyakit Glumerulonefritis dapat menyebabkan hematuria, antara lain:
olahraga yang berlebihan, aktivitas seksual, menstruasi, dan laserasi pada organ
genitalia pada perempuan dan disirkumsisi pada laki- laki, infeksi saluran kemih,
trauma, dan keganasan. Akan tetapi pada pasien ini tidak ditemukannya riwayat
trauma, nyeri daerah pinggang, nyeri saat buang air kecil ataupun penurunan
berat badan yang signifikan sehingga kemungkinan hematuria dikarenakan
penyebab-penyebab lain seperti trauma, infeksi saluran kemih, batu saluran
kemih, dan keganasan dapat disingkirkan. Penyakit ginjal dengan manifestasi
hematuria yang lain seperti sindrom alport, IgA-IgG nefropati, atau Benign
Recurrent Haematuria (BRH) juga dapat disingkirkan karena pada keadaan
tersebut tidak disertai dengan keluhan edema dan hipertensi.
2. Intervensi
3. Hasil Review
a. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan umum, meliputi gangguan atau penyakit yang lalu,
berhubungan dengan penyakit sekarang. Contoh: ISPA
2. Riwayat kesehatan sekarang, meliputi; keluhan/gangguan yang berhubungan
dengan penyakit saat ini. Seperti; mendadak nyeri abdomen, Pinggang, edema.
- PENGKAJIAN FISIK
1. Aktivitas/istirahat
- Gejala: kelemahan/malaise
- Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus otot
2. Sirkulasi
- Tanda: hipertensi, pucat,edema
3. Eliminasi
- Gejala: perubahan pola berkemih (oliguri)
- Tanda: Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
4. Makanan/cairan
- Gejala: (edema), anoreksia, mual, muntah
- Tanda: penurunan keluaran urine
5. Pernafasan
- Gejala: nafas pendek
- Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman (pernafasan
kusmaul)
6. Nyeri/kenyamanan
- Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala
- Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
b. Pemeriksaan Penunjang
Pada laboratorium didapatkan:
- Hb menurun ( 8-11 )
- Ureum dan serum kreatinin meningkat.
( Ureum : Laki-laki = 8,84-24,7 mmol/24jam atau 1-2,8 mg/24jam, wanita = 7,9-
14,1 mmol/24jam atau 0,9-1,6 mg/24jam, Sedangkan Serum kreatinin : Laki-laki
= 55-123 mikromol/L atau 0,6-1,4 mg/dl, wanita = 44-106 mikromol/L atau 0,5-
1,2 mg/dl ).
- Elektrolit serum (natrium meningkat, normalnya 1100 g)
- Urinalisis (BJ. Urine meningkat : 1,015-1,025 , albumin , Eritrosit , leukosit
)
- Pada rontgen: IVP abnormalitas pada sistem penampungan (Ductus koligentes)
c. Diagnosa Keperawatan
2.
Ketidakseimbangan nutrisi Klien akan 1. Sediakan makan dan karbohidrat 1. Diet tinggi karbohidrat biasanya lebih cocok
kurang dari kebutuhan menunjukkan yang tinggi. dan menyediakan kalori esensial.
tubuh berhubungan peningkatan intake 2. Sajikan makan sedikit-sedikit tapi 2. Menyajikan makan sedikit-sedikit tapi sering,
dengan anorexia. ditandai dengan porsi sering, termasuk makanan memberikan kesempatan bagi klien untuk
akan dihabiskan kesukaan klien. menikmati makanannya, dengan menyajikan
minimal 80%. 3. Batasi masukan sodium dan makanan kesukaannya dapat meningkatkan
protein sesuai order. nafsu makan.
3. Sodium dapat menyebabkan retensi cairan,
pada beberapa kasus ginjal tidak dapat
memetabolisme protein, sehingga perlu untuk
membatasi pemasukan cairan.
3.
Ansietas (orang tua) yang
Hasil yang diharapkan: 1) Dengarkan setiap kekhawatiran 1. Mendengar dapat member dukungan selama
berhubungan dengan orang tua akan orang tua. stress.
rawat inap anak mengalami penurunan 2) Jelaskan semua prosedur kepada
2. Dengan terus mempertahankan orang tua agar
dirumah sakit rasa cemasyang orang tua, dan libatkan mereka
tetap memperoleh informasi, dan melibatkan
ditandai oleh dalam diskusi tentang perawatan
mereka dalam diskusi tentang perawatan anak,
pengungkapan anak.
dapat mengembangkan kemampuan control
ketakutan mereka, dan 3) Rujuk orang tua ke kelompok
sehingga mengurangi kecemasan.
pemahaman tentang pendukung yang tepat, jika
kondisi anak. dibutuhkan. 3. Kelompok pendukung memberi wacana bagi
orang tua untuk mengekspresikan perasaan dan
kekhawatiran.
4. Intoleransi aktivitas Klien akan 1. Buat jadwal atau periode istirahat 1. Dengan periode istirahat yang terjadwal
berhubungan dengan menunjukkan adanya setelah aktivitas. menyediakan energi untuk menurunkan
fatigue. peningkatan aktivitas 2. Sediakan atau ciptakan lingkungan produksi dari sisa metabolisme yang dapat
ditandai dengan yang tenang, aktivitas yang meningkatkan stres pada ginjal.
adanya kemampuan menantang sesuai dengan 2. Jenis aktivitas tersebut akan menghemat
untuk aktivitas atau perkembangan klien. penggunaan energi dan mencegah kebosanan.
meningkatnya waktu 3. Buat rencana atau tingkatan dalam 3. Tingkatan dalam perawatan/pengelompokan
beraktivitas. keperawatan klien agar tidak dapat membantu klien dalam memenuhi
dilakukan pada saat klien kebutuhan tidurnya.
sementara dalam keadaan istirahat
pada malam hari.
5. Risiko kerusakan Klien dapat 1. Sediakan kasur busa pada tempat 1. Menurunkan risiko terjadinya kerusakan kulit.
integritas kulit mempertahankan tidur klien. 2. Dapat mengurangi tekanan dan memperbaiki
berhubungan dengan integritas kulit 2. Bantu merubah posisi klien tiap 2 sirkulasi, penurunan risiko terjadinya
immobilisasi dan ditandai dengan kulit jam. kerusakan kulit.
edema. tidak pucat, tidak ada 3. Mandikan klien tiap hari dengan 3. Deodorant/sabun berparfum dapat
kemerahan, tidak ada sabun yang mengandung menyebabkan kulit kering, menyebabkan
edema dan keretakan pelembab. kerusakan kulit.
pada kulit/bersisik. 4. Dukung/beri sokongan dan 4. Meningkatkan sirkulasi balik dari pembuluh
elevasikan ekstremitas yang darah vena untuk mengurangi pembengkakan.
mengalami edema. 5. Untuk mengurangi kerusakan kulit.
5. Jika klien laki-laki, skrotum
dibalut.