Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

GLOMERULONEFRITIS
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

1. Miftahul Laily 11. Shanti amalia


2. Munifah 12. Sri wulandari
3. Nanda riski riyanto 13. Taufikurrahman
4. Niwayan muliarti 14. Umi nur afifah
5. Nindy kumalasari 15. Zainal hadi putra
6. Nurul julia n 16. Yogi nur hidayat
7. Pande ketut adi wiarta 17. M. Muzafar ali
8. Pt.jiwatmaja krisna 18. Nurul hidayat
9. Reza regina 19. Rifqi Subekti
10. Riris fatma fatimah 20. Yayuk Ernawati
DEFINISI

Glomerulonefritis terdiri dari dua kata,


yaitu glomerulo yang artinya glomeruli dan
nefritis artinya radang ginjal.
Glomerulonefritis terjadi kerusakan pada
glomeruli, kerusakan ini mengganggu fungsi
glomeruli itu sendiri dan dapat mempengaruhi
fungsi ginjal secara keseluruhan
Glomerulonefritis terdapat 2 jenis, yaitu
glomerulonefritis akut dan kronis. Dikatakan
akut apabila radang tersebut terjadi secara tiba-
tiba dan keberlangsungannya pun dalam waktu
yang singkat. Glumerulonefritis kronik
keberadaan gangguan ini berlangsung dalam
waktu yang cukup lama atau presisten.
MANIFESTASI KLINIS

 Hematuria
 Hipertensi
 Anoreksia
 Edema
 Penurunan fungsi ginjal
 Peningkatan suhu badan
 Mual, tidak ada nafsu makan
ETIOLOGI

a) Etiologi glomerulonefritis akut

 Infeksi ekstra renal, terutama di traktus


respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman
streptococcus beta hemolitikus golongan A
 Faktor iklim
 Keadaan gizi
 Keadaan umun dan faktor alergi
b) Etiologi glomerulonefritis kronik
 Seringkali tanpa infeksi

 Diabetes melitus

 Hipertensi kronik

 Penyebab yang tidak diketahui yang ditemui


pada setadium lanjut
PATOFISIOLOGI

 Antibodi ditunjukkan terhadap antigen yang merupakan unsur


membran plasma streptokokal spesifik, terbentuk kompleks
antigen-antibodi dalam darah bersirkulasi ke dalam glomerulus,
akumulasi dalam basalis, komplemen terfiksasi mengakibatkan
lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear
(PMN) dan trombosit menuju tempat lesi.
 Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga merusak endotel dan
membran basalis glomerulus.
 Sebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbul poliferasi sel-sel
endotel, diikuti sel-sel mesangium selanjutnya sel-sel epitel.
 Semakin meningkatnya kebocoran kapiler glomerulus
menyebabkan protein dan sel darah merah keluar ke dalam urine,
proteinuria dan hematuria.
 Pada glomerulonefritis akut pasca streptokokus perjalanan
penyakit cepat membaik (hipertensi, sembab, dan gagal ginjal akan
cepat pulih).
 Kadar komplemen C3 serum kembali normal dalam waktu 6-8
minggu pada glomerulonefritis akut pasca streptokokus, pada
glomerulonefritis yang lain jauh lebih lama.
PENATALAKSANAAN

Langkah pengobatan untuk tiap pengidap glomerulunefritis tentu


berbeda-beda. Perbedaan ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jenis
glomerulonefritis yang di derita (akut atau kronik), penyebabnya, serta
tingkat keparahan gejala yang di alami.
Glomerulonefritis terkadang bisa sembuh dengan sendrinya tanpa
membutuhkan penanganan tertentu. Biasanya yang diakibatkan oleh
infeksi streptococcus pada tenggorokan. Sementara penanganan untuk
glomerulonefritis jangka panjang atau kronik bisa dilakukan dengan:

 Mengendalikan hipertensi dan kadar gula darah


 Menangani penyebab glomerulonefritis yang diderita
 Menggunakan obat-obatan, misalnya imunosupresan atau
kartikosteroid
 Menerapkan pola hidup sehat, misalnya olahraga teratur, berhenti
merokok, banyak minum air putih dan makan makanan yang
berserat
PATHWAY
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
GLOMERULONEFRITIS
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan umum, meliputi
gangguan atau penyakit yang lalu,
berhubungan dengan penyakit sekarang
2. Riwayat kesehatan sekarang meliputi,
keluhan gangguan yang berhubungan
dengan penyakit saat ini.
3. Pengkajian fisik
a. Aktivitas/istirahat

 Gejala: kelemahan

 Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus


otot
b. Sirkulasi
 Tanda: hipertensi, pucat, edema

c. Eliminasi
 Gejala: perubahan pola berkemih (oliguri)

 Tanda: penurunan keluaran urine


4. Makanan atau cairan
 Gejala: (edema), anoreksia, mual, muntah

 Tanda: penurunan keluaran urine

5. Pernafasan
 Gejala: nafas pendek

 Tanda: takipnea, dispnea, peningkatan


frekuensi, kedalaman
6. Nyeri atau kenyamanan
 Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala

 Tanda: perilaku berhati-hati (distraksi), gelisah


DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon
inflamasi lokal
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penurunan retensi cairan natrium
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia, pembatasan diet dan
perubahan membran mukosa mulut
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, anemia, retensi produk sampah dan
produk dialis.
NIC & NOC
INTERVENSI
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai