Anda di halaman 1dari 30

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PENDERITA HIPERTENSI DI


PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR
JAKARTA PUSAT

Laporan Kelompok Komunitas

Diajukan sebagai persyaratan dalam meyelesaikan Praktik Komunitas di Puskesmas

Devintha Rahma Yanti (2011049)


Dwi Fitriani (2011090)
Chelin Dwi Mahrani (2011046)
Nia Arditya Hidayah (2011104)
Meisya Dwi Syafitri (2011102)
Faisal Hamdani (2011093)
Nurma Widyasari (2011066)
Yulia Kartika Rahmawati (2011115)
Tahsya Asti Amalia (2011112)
Subagyo (2011111)
Lewinda Octa Uly (2011099)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada


Program DIII Keperawatan
Jakarta, 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PENDERITA HIPERTENSI DI


PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR
JAKARTA PUSAT

Ketua Puskesmas

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keberhasilan pembangunan Kesehatan tidak semata-mata di tentukan oleh hasil kerja
keras sector Kesehatan, tetapi sangat di pengaruhi oleh hasil kerja keras serta
kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil
kontribusi positif sebagai hasil serta tersebut, harus dapat di upayakan masuknya
wawasan Kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Dengan kata
lain untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan Kesehatan dalam
masyarakat dalam semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang
tidak berkontribusi positif terhadap Kesehatan, apalgi yang berdampak negative
terhadap Kesehatan supaya tidak di selenggarakan, untuk dapat terlaksananya
pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap Kesehatan seperti yang di
maksud di atas, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) harus
berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan Kesehatan.

Keperawatan Kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesiona yang di


tujukan pada masyrakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat Kesehatan dengan menjamin keterjsgkuan pelayanan Kesehatan
yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pendekatan yang di gunakan dalam perawatan
Kesehatan komunitas adalah Primary Healt Care ( PHC ) yang merupakan pelayanan
Kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode teknologi yang praktis, ilmiah, dan
sosial yang dapat di terima oleh masyarakat yang merupakan sasaran perawatan
Kesehatan komunitas. Diharapkan melalui kegiatan PHC sasaran tersebut dapat
berpartisipasi secarapenuh dengan menggunakan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara bantuan fasilitas pelayanan Kesehatan yang masih sangat
rendah seperti pemeriksaan Kesehatan , kehamilan, imunisasi, posyandu dan
sebagainya.
Berdasarkan latar belakang dari masalah yang di uraikan di atas, maka Mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada Prodi DIII keperawatan mengaplikasikan
teori keperawatan komunitas yang telah di dapatkan selama perkuliahan uuntuk
melaksanaan praktik keperawatan komunitas dan menjadikan Puskesmas Kecamatan
Gambir sebagai tempat praktik yang telah di tentukan yang dimulai pada tanggal 27
Maret 2023 sampai 31 Maret 2023. Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan
komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan yang di mulai dari proses
pengkajian , menegakan diagnose , Menyusun imtereveni yang akan dilakukan dan
implementasi.

B. Tujuan

a. Tujuan umum

Setelah melakukan kegitan praktik di Puskesmas Kecamatan Gambir, di harapkan

agar mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan keperawatan pada masyarakat

masalah Hipertensi.

b. Tujuan khusus

1. Memahami komunitas dan kelompok khusus sebagai unit sasaran praktik

keperawatan masyarakat.

2. Memahami faktor yang mempengaruhi status Kesehatan kounitas dan

Kelompok khusus

3. Mengintegrasikan ilmu Kesehatan masyarakat ke dalam Kesehatan praktik

Keperawatan komunitas dan kelompok khusus

4. Memahami konsep, prinsip dan perspektif asuhan keperawatan komunitas dan


Dan kelompok khusus

5. Membangun Kerjasama lintas sektor dan kerja di dalam tim maupun Kelompok

6. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas dan kelompok

7. Merumuskan diagnose keperawatan kemunitas dan kelompok khusus

8. Membuat perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok khusus

9. Melaksanaan berbagai intevensi keperawatan komunitas dan kelompok khusus

10. Mengevaluasi asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus

11. Mendokumentasikan asuahan keperawatan komunitas dan kelompok khusus

12. Mengaplikasikan strategi promkes kemitraan pemberdayaan komunitas,


pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan komunitas

13. Menerapkan prinip konsep keselamatan dan Kesehatan kerja dalam melakukan
praktek perawatan pada kelompok khusus ekerja

C. Sistematika Penulisan

Makalah ini di susun secara sistematis yang terdiri dari empat BAB, yaitu diantaranya:

BAB I: pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan

BAB II : tinjauan teoritis yang mengurai konsep dasar ( Puskesmas, kegiatan Intra
Gedung, kegiatan ekstra Gedung, promosi Kesehatan dan kasus penyakit yang di angkat)

BAB III : pembahasan yang membahas tentang pengkajian, diagnosa keperawatan,


perencanaan keperawatan, pelaksaanaan keperawatan, evaluasi keperawtan dan kegiatan
mahasiswa didalam puskesmas.

BAB IV : Penutup yang meliputi kesimpulan


BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Puskesmas
2.1.1 pengertian
Puskesmas ( pusat kesehatan masyarakat) adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok.( dr.Azrul Azhar, MPH 1990). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsi yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga membina peran serta masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan (Depkes RI,1991).

Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi


mengembangkan dan membina kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat
dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya (Depkes RI,1987). Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab disuatu wilayah kerjanya
(kemkes,2005).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa puskesmas adalah suatu
kesatuan organisasi fungsional yang melibatkan peran serta masyarakat secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk usaha-
usaha kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang
sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan status kesehatan secara optimal.

2.1.2 fungsi puskesmas


Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:
a. Pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan dungsinya, dilakukan dengan cara :
a. Merangsang kemasyrakatan termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan kesehatan
pada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
2.1.3 kegiatan pokok puskesmas
Kegiatan – kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh
puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang mulai dari 7 usaha kesehatan, 12
usaha pokok kesehatan, 13 usaha kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20
usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan
kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan
biaya anggaran yang tersedia. Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang
terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas itupun
sangat tergantung pada factor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia
berkat kempuan manjemen tiap-tiap puskemas.
20 kegiatan pokok puskesmas, yaitu:
1. Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA)
2. Upaya keluarga berencana (KB)
3. Upaya peningkatan gizi (UPGK)
4. Upaya kesehatan lingkungan (KESLING)
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular(P2M)
6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakan
7. Upaya penyuluhan kesehatan (PKM)
8. Upaya kesehatan sekolah (UKS)
9. Upaya kesehatan olahraga (KES OR)
10. Upaya perawatan kesehatn masyarakat
11. Upaya kesehatan kerja (k3)
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut (kes gilut)
13. Upaya kesehtan jiwa (keswa)
14. Laboratorium kesehatan
15. Upaya pelapiran dan pencatatan dalam rangka system informasi kesehtan
16. Upaya kesehatan usia lanjut (kes usila)
17. Upaya pembimbingan pengobatan tradisional (batra)
18. Upaya kesehatan remaja
19. Dana sehat
20. Upaya manajemen terpadu balita sakit (MBTS)
2.1.4 Kegiatan Intra Gedung
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak,
balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan nasehat tentang makanan untuk mencegah gizi buruk dan pemberian
makanan tambahan vitamin dan mineral.
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak.
d. Pemberian imunisasi tetanus toksoid 2 x pada ibu hamil dan imunisasi bayi seperti
BCG, DPT 2 X, POLIO 4 X, CAMPAK 1 X, HEPATITIS 3 X.
e. Penyuluhan untuk kesehatan ibu dan anak.

2. Upaya keluarga berencana


a. Mengadakan kursus KB untuk para ibu
b. Mengadakan kursus KB kepada dukun yang akan bekerja sebagai penggerak
calon peserta KB.
3. Upaya perbaikan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekuragan gizi dan dengan komplikasi.
b. Mengembangkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi pada masyarakat.
4. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan bila di perlukan.
5. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah
1. Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja.
2. Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas.
3. Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.
4. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
5. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja
6. Pendidikan kesehatan terhadap pekerja.
7. Kegiatan ergonomik: kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja
agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja.
8. Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja.
9. Pemakaian alat pelindung.
10. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit.
11. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit.
6. Upaya kesehatan Gigi dan Mulut
a. Pembinaan pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan dalam wadah program UKGM.
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan (anak sekolah dan kelompok ibu hamil).
c. Pelayanan medik gizi dasar
1) Pengobatan gigi penderita yang berobat maupun yang dirujuk.
2) Pemeliharaan/merawat peralatan /obat-obatan.
3) Memelihara kebersihan.
4) Memberikan penyuluhan secara individu/kelompok.
7. Upaya kesehatan jiwa
a. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa.
b. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat.
c. Pengembangan upaya kesehatan jiwadipuskesmas melalui pengembangan peran
serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa.
8. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, meliputi pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegiatan pokok lainnya.
b. Upaya kesehatan mata
Anamnesa.
1) Px visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes lapang pandang,
funduscopy, dan pemeriksaan lab.
2) Pemberian kacamata dan pengobatan.
3) Merujuk kasus yang tidak dapat diatasi.
4) Pemberian protasemat.
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan serta
menciptakan kemandirian pemeliharaan kesehatan mata mereka. masyarakat
dalam
d. Observasi perkembangan kesehatan mata masyarakat.
9. Laboratorium Kesehatan
a. Diruang Lab:
1) Pemeriksaan pasien.
2) Pengambilan specimen
3) Penanganan spesimen.
4) Pelaksanaan pemeriksaan.
5) Penyampaian hasil pemeriksaan.
6) Pencatatan hasil pemeriksaan.
7) Penyampaian hasil pemeriksaan.
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
1) Pengambilan spesimen.
2) Penanganan spesimen
3) Pengemasan spesimen.
4) Pengiriman spesimen
5) Pengembalian hasil pemeriksaan.
6) Pecatatan hasil pemeriksaan.
7) Penyampaian hasil pemeriksaan.
c. Diruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
1) Persiapan pasien.
2) Pengambilan spesimen
3) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa.
d. Di luar gedung meliputi:
1) Melakukan tes skrining HB.
2) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke Lab Puskesmas.
3) Memberikan penyuluhan.
4) Pencatatan dan pelaporan
10. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling).
b. Pencatatan dan pelaporan meliputi:
1) Data umum dan demografi wilayah kerja
2) Data ketenagaan di puskesmas.
3) Data sarana yang dimiliki puskesmas.
11. Upaya kesehatan remaja
Dilakukan melalui sekolah-sekolah seperti pada UKS tetapi hal ini lebih berfokus
pada penyuluhan mengenai kesehatan remaja.
4) Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas.
5) Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan).
c. Upaya pembinaan pengobatan
1) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan
tradisional.
2) Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional.
2.1.5 Kegiatan Ekstra Gedung
1. Upaya kesehatan lingkungan.
a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan lingkungan perumahan.
c. Penyehatan air buangan/limbah
4. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
b. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun.
c. Imunisasi peserta didik dari kelas 1 sampai 6.
d. Pengobatan ringan pertolongan pertama.
e. Penanganan kasus anemia gizi.
5. Upaya kesehatan olahraga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala.
b. Penentuan tekanan latihan.
c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi.
d. Pengobatan akibat cedera latihan.
e. Pengawasan selama pusat pelatihan
6. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Pelayanan keperawatan kepada kelompok khususnya diantaranya, ibu hamil,
anak balita dan usia lanjut.
b. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat asuhan keperawatan yang
diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
7. Upaya pembinaan peran serta masyarakat Upaya pembinaan peran serta
masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan yang dilaksanakan melalui dialog,
seminar dan lokakarya dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi
dengan memanfaatkan media massa dan system informasi kesehatan.
b. Persiapan masyarakat melalui latihan, orientasi atau sasaran kepempimpinan
di bidang kesehatan.
c. Persiapan masyarakat melalui rangka kegiatan untuk meningkatkan
kemamapuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya melalui rangkaian kegiatan:
1) Pendekatan mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatannya.
2) Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya dan
musyawarah masyarakat desa unutk penentuan bersama rencana pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapi.
2.1.6 Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan
perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.
Visi dan Misi promosi kesehatan. Empat kata kunci visi promosi kesehatan:
a. Wilingnes (Mau).
b. Ability (Mampu).
c. Memelihara kesehatan: mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri
dari kesehatan dan mencari pertolongan pengobatan yang professional bila
sakit.
d. Meningkatkan kesehatan: mau dan mampu mencegah penyakit, kesehatan
perlu ditingkatkan bersifat dinamis.
2. Misi Promosi Kesehatan
a. Advokat (advocate). Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau
pembuat kebijakan.
b. Menjembatani (mediate). Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan
sektir yang terkait dengan kesehatan.
c. Memampukan (enable).
d. Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara
mandiri.
3. Strategi promosi kesehatan
a. Advokasi (advocacy). Stikes RS Husada Dipindai dengan CamScanner Agar
pembuat kebijakan mengeluarkan yang menguntungkan kesehatan. peraturan
b. Dukungan social (social support).
c. Agar masyarak mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya.
d. Pemberdayaan masyarakat (empowerment). Agar masyarakat mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya.
4. Sasaran promosi kesehatan
a. Sasaran primer. Sesuai misi pemberdayaan, hamil/menyusui, anak sekolah.
Misalnya: kepala keluarga, ibu
b. Sasaran sekunder Sesuai misi dukungan social. Misalnya: Tokoh masyarakat,
tokoh adat, tokoh agama.
c. Sasaran tersier Sesuai misi advikasi. Misalnya: pembuat kebijakan mulai dari
pusat sampai ke daerah.
d. Ruang lingkup promkes didasarkan pada 2 dimensi, yaitu:
1) Dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan.
2) Dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau tatanan (setting).
5. Dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan, yaitu:
a. Promkes pada tingkat promotif
Sasaran: kelompok orang sehat.
Tujuan: mampu meningkatkan kesehatannya Dalam suatu populasi 80%-85% orang
yang benar-benar sehat (survey di Negara berkembang) memelihara kesehatannya
sehingga jumlahnya dapat dipertahankan
b. Promkes pada tingkat preventif
Sasaran: kelompok orang sehat dan kelompok high risk (bumil, bayi, obesitas, PSK,
dll).
Tujuan: mencegah kelompok tersebut agar tidak jatuh sakit.
c. Promkes pada tingkat kuratif
Sasaran: pada penderita penyakit, utamanya penyakit kronis (DM, TBC, Hipertensi).
Tujuan: mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah.
d. Promkes pada tingkat Rehabilitatif
Sasaran: para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit.
Tujuan: segera pulih kembali kesehatannya dan atau mengurangi kecacatan
seminimal mungkin.
6. Dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau tatanan (setting), yaitu:
a. Tatanan RT.
b. Tatanan sekolah.
c. Tatanan tempat kerja.
d. Tatanan tempat-tempat umum.
e. Tatanan institusi pelayanan kesehatan.
2.1.7 Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Hipertensi
Menurut Ignatuvicus yang dikutip oleh Udjianti (2010) mengatakan bahwa
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Sedangkan menurut Asikin (2016), hipertensi
adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau lebih tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. Tekanan darah berfluktuasi
dalam batas-batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh, usia dan tingkat stress.
2. Klasifikasi
Berikut ini klasifikasi berdasarkan The Joint National Commite on Detection
Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure 7 (JNC 7)
Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi staduin 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 >160 >100

3. Etiologi
Berikut ini ada beberapa faktor penyebab hipertensi menurut Huether & McCance
(2008) dalam LeMone (2016) yaitu:
1.Faktor yang dapat dimodifikasi.
a. Asupan mineral
Asupan natrium tinggi sering kali dikaitkan dengan retensi cairan. Hipertensi yang
terkait dengan asupan natrium melibatkan berbagai mekanisme fisiologi yang
berbeda, termasuk sistem renin-angiotensin- aldosteron, nitrit oksida, katekolamin,
endotelin, dan peptide natriuretic atrium. Asupan kalium, kalsium, dan magnesium
yang rendah juga berperan pada hipertensi yang tidak diketahui mekanismenya.
Perbandingan asupan natrium dan kalium tampak berperan penting, kemungkinan
lewat efek peningkatan asupan kalium terhadap eksresi natrium. Kalium juga
meningkatkan vasodilatasi dengan menurunkan respons terhadap katekolamin dan
angiotensin II. Kalsium juga mempunyai efek vasodilator. Walaupun magnesium
telah terbukti menurunkan darah, mekanisme kerjanya belum jelas.
b. Konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol tiga kali sehari atau lebih akan meningkatkan risiko hipertensi.
Penurunan atau penghentian alkohol dapat menurunkan tekanan darah, khususnya
sistolik. Faktor gaya hidup yang terkait dengan asupan alkohol berlebihan
(kegemukan dan kurang latihan fisik) juga dapat menjadi penyebab hipertensi).
c. Stress
Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan naiknya tekanan darah. Stress yang
sering muncul dapat menyebabkan hipertrofi otot polos vascular atau memengaruhi
jalur integratif sentral otak.
d. Resistensi insulin. Resistensi insulin dengan hiperinsulinemia akibatnya dikaitkan
dengan hipertensi lewat efeknya pada sistem saraf simpatis, otot polos vaskuler,
pengaturan natrium dan air ginjal, dan perubahan transpor ion melewati membran
sel.
e. Kegemukan
Kegemukan sentral (deposit sel lemak di abdomen), ditentukan oleh peningkatan
perbandingan pinggang ke panggul, mempunyai korelasi lebih kuat dengan
hipertensi dibanding indeks massa atau ketebalan lipatan kulit. Walaupun terdapat
korelasi jelas antara kegemukan dan hipertensi, hubungan tersebut mungkin
merupakan salah satu penyebab umum: faktor genetik tampak berperan penting
dalam trias umum kegemukan, hipertensi, dan resistensi insulin.
2. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
a. Genetik
Gen yang terlibat pada sistem renin-angiotensin-aldosteron dan gen lain yang
memengaruhi tegangan vaskuler, transportasi garam, dan air pada ginjal,
kegemukan dan resistensi insulin cenderung terlibat dalam perkembangan
hipertensi, meskipun belum ada hubungan genetik konsisten yang dijumpai.
b. Usia Insiden hipertensi akan naik seiring peningkatan usia. Penuaan
mempengaruhi baroreseptor yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah serta
kelenturan arteri. Ketika arteri menjadi kurang lentur, tekanan dalam pembuluh
darah akan meningkat.ini sering kali tampak jelas sebagai peningkatan bertahap
tekanan sistolik seiring penuaan.
c. Ras Hipertensi lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam dibanding orang
berlatar belakang etnik lain. Selain itu juga berkembang pada usia dini dan
dikaitkan dengan lebih banyak kerusakan kardiovaskular dan ginjal.
: 4. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Tahap awal hipertensi adalah dotandai dengan meningkatnya
tekanan darah. Kenaikan tekanan darah awalnya sementara tetapi pada akhirnya
menjadi permanen. Gejala yang dapat muncul yaitu:
1. Sakit kepala atau rasa berat yang muncul di daerah tengkuk dan leher.
2. Nokturia.
3. Sulit untuk tidur.
4. Lemah dan lelah.
5. Pusing atau migrain.
6. Mual dan muntah.
7. Gangguan penglihatan.
5. Komplikasi Hipertensi
Menurut (Ardiansyah, 2012) tekanan darah yang terus-menerus tinggi dan tidak
terkontrol dapat menimbulkan komplikasi pada organ-organ tubuh yaitu sebagai
berikut:
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan karena tekanan tinggi diotak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
menebal, sehingga aliran darah ke daerah- daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah,
sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang menglami
aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
terbentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark.
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke
unit fungsional ginjal, neuron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik
dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus protein akan keluar melalui
urine sehingga tekanan osmetic keloid plasma berkurang, hal ini menyebabkan
edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
d. Ensafalopati (Kerusakan Otak)
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang
meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi akibat kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium di
seluruh susunan saraf akibatnya neuronneuron disekitarnya menjadi menjadi kolaps
dan terjadi koma serta kematian.
6. Patofisiologi
Reseptor yang menerima perubahan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor yang
terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada hipertensi, karena adanya berbagai
gangguan genetic dan risiko lingkungan, maka terjadi gangguan neurohormonal
yaitu sistem saraf pusat dan sistem renin-angiotensin-aldosteron serta terjadinya
inflamasi dan resistensi insulin. Resistensi insulin dan gangguan neurohormonal
menyebabkan vasokontriksi sistemik dan peningkatan resistensi perifer. Inflamasi
menyebabkan gangguan ginjal yang disertai gangguan sistem renin- angiotensin-
aldosteron (RAA) yang menyebabkan retensi garam dan air di ginjal, sehingga
aterjadi peningkatan volume darah. Peningkatan resistensi perifer dan volume darah
merupakan penyebab utama terjadi…
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan yaitu:
1. Elektrokardiogram (EKG).
2. Urinalisis.
3. Glukosa darah.
4. Hematoktrit.
5. Kalium, kreatinin, dan kalsium serum.
6. Profil kolesterol dan lipoprotein, termasuk HDL, LDL, dan trigliserida.
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan mencakup eksresi albumin urine,
evaluasi laju filtrasi glomelurus (seperti klirens kreatinin, dan pemeriksaan faktor
risiko kardiovaskular yang muncul seperti kadar protein C-reaktif dan homosistin.
8. Penatalaksanaan
Farmakologi: golongan diuretik, golongan beta blocker, golongan antagonis
kalsium, dan golongan ACE inhibitor.
Non Farmakologi: pola makan harus dibatasi atau dikurangi, terutama makanan
yang mengandung asam, aktivitas/olahraga.
9. Pola Makan (Pengertian Diit Hipertensi)
Diit rendah garam adalah memberikan makanan rendah garam guna menurunkan
tekanan darah pada hipertensi. Di tandai dengan standart diit rendah garam
diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi seperti yang terjadi
pada penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia
pada kehamilan dan hipertensi asensial.
Tujuan Diit Hipertensi
Untuk membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.
11. Macam-Macam Diit
Pemberiaan diit garam rendah tergantung pada berat tidaknya retensi garam/air dan
hipertensi, terdapat3 jenis diit garam rendah yaitu:
1. Diit rendah garam I dengan tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg.Diit rendah
garam I ditunjukan pada pasien dengan asites/edema dan hipertensi berat. Pada
kondisi ini tidak diperkenankan menambahkan garam ke dalam masakan yang
dikonsumsi dan menghindari makanan yang tinggi natrium.
2. Diit rendah garam II dengan tekanan darah lebih dari 160-180 dan 100- 110
mmHg. Diit ini diberikan kepada pasien edema/asites, dan hipertensi yang tidak
terlalu berat. Dianjurkan menghindari makanan dengan kandungan natrium tinggi,
diperbolehkan menggunakan garam dalam pemasakan sebesar 1/2 sendok teh (2g).
3. Diit rendah garam III dengan tekanan darah 140-159 dan 90/99 mmHg. Diit ini
diberikan pada pasien dengan edema atau hipertensi ringan. Pada masakannya boleh
ditanbahkan garam dapur sebanyak 1 sendok teh (4g). Namun tetap menghindari
jenis makanan yang mengandung natrium tinggi.
12. Makanan Yang Dibatasi
Garam dapur, bumbu penyedap masakan, soda kue, kecap, terasi, petis, tauco, saus
tomat, daging, ikan, ayam paling banyak 100 g/hari.
13. Makanan yang di Hindari
Cara mengatur menu maknan terbaik selain memakan makanan yang bergizi, juga
perlu menghindari apa-apa saja yang dilarang untuk dikonsumsi, 7 jenis makanan
berikut adalah makanan-makanan yang sangat dianjurkan untuk dihindari atau
dibatasi ketika seseorang mengalami hipertensi :
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak, kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, craker, kripik
dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, kornet, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein.
6. Hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning, telur,
kulit ayam).
7. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambel, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium

No Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan


1 Sumber Beras, kentang,singkong, Roti, biscuit dan kue-kue
Karbohidrat terigu, tapioca, gula, makanan yang dimasuk dengan
yang diolah dari bahan garam dapur dan / atau
makanan terebut di atas tanpa baking powder dan soda
garam dapur dan soda, seperti
macaroni, mi, bihun, roti,
biscuit, kue kering
2 Sumber Protein Daging dan ikan maksimal, Otak, lidah, sardine,
Hewani 100 gr sehari, telur maksimal daging, ikan, susu dan telur
1 butir sehari yang diawet dengan garam
dapur, seperti daging asap,
bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, ikan
kaleng, kornet, ebi, udang
kering, telur asin dan telur
pindang
3 Sumber Protein Semua kacang-kacangan dan Keju, kacang tanah dan
Nabati hasilnya yang diolah dan semua kacang-kacangan
dimasak tanpa garam dapur dan hasilnya dan hasilnya
dimasak dengan garam
dapur dan lain ikatan
natrium
4 Sayuran Semua sayuran segar,sayuran Sayuran yang dimasak dan
yang diawet tanpa garam diawet dengan garam dapur
dapur dan natrium benzoat dan lain ikatan natrium,
seperti sayuran dalam
kaleng, sawi asin, asinan
dan acar
5 Buah-buahan Semua buah-buahan segar buah-buahan yang diawet
buah yang diawet tanpa garam dengan garam dapur dan
dapur dan natrium bezoat ikatan natrium lan seperti
buah dalam kaleng
6 Lemak Minyak goreng, margarine, margarin dan mentega
dan mentega tanpa garam biasa
7 Minuman The, kopi Minuman ringan, kopi
Contoh Menu sehari-hari
Pagi Pukul 10.00 Siang Malam
Nasi telur Bubur kacang hijau Nasi ikan acar kuning, tahu Nasi daging, kripik
dadar, bacem, sayur lodeh, pepaya tempe, cah sayauran,
tumis pisang
kacang
panjang
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1 Tinjauan Kasus
3.1.1. Pengkajian dan analisa data
1. Data Geografi
Kecamatan Gambir adalah salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kotamadya
Jakarta Pusat, memiliki luas wilayah &,59 Km² yang terdiri dari 43 RW, 467 RT, dan
34.150 KK. Kecamatan Gambir terletak di kelurahan Petojo Selatan dengan batas-
batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Sukarjo, Jl. K.H Zainul Arifin. Jl. Duri Barat
sampai dengan banjir kanal wilayah Jakarta.
Sebelah Selatan : Jl. Jatibaru, Jl. Kebon Sirih sampai dengan jembatan
Prapatan Kwitang Kecamatan Menteng.
Sebelah Timur : Pintu kereta api Krekot Jl. Perwira Kali Ciliwung
sampai jembatan Kwitang Kecamatan Senen.
Sebelah Barat : Banjir kanal mulai dari pintu kereta api Duri Pulo
sampai jembatan jati baru wilayah Jakarta Barat.

2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk
Penduduk di wilayah Kecamatan Gambir Kota Administrasi Jakarta Pusat tahun
2023 mencapai 74.235 jiwa, mencakup 34.150 rumah tangga dengan rata-rata
jiwa per rumah tangga 2,23, sementara kepadatan penduduk per km²-9,69 (tabel
3.1).

Table 3.1 kepadatan penduduk


No KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK
UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 0-4 2,710 2,812
2 5-9 2,765 2,748
3 10-14 2,500 2,469
4 15-19 2,758 2,897
5 20-24 4,390 4.415
6 25-29 4,697 5,848
7 30-34 3,986 3,876
8 35-39 3,563 3,425
9 40-44 2,906 2,876
10 45-49 1,989 2,052
11 50-54 1,599 1,709
12 55-59 1,101 1,357
13 60-64 1,306 1,864
14 65-69 2,187 2,509
15 70-74 20 23
16 75+ 3 5

b. Keadaan Kesehatan Lingkungan


1) Sarana dan Akses Air Minum
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak)
yang bukan jaringan perpipaan di wilayah Kecamatan Gambir sebanyak
11.110 sarana dengan 74.235 jumlah penduduk pengguna.
2) Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal: akses air
minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes
Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan. Kesehatan Perumahan
Dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/Menkes/2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Dari 11.705 jumlah rumah
seluruhnya di wilayah Puskesmas Kecamatan Gambir, baru 169 (1,45%)
rumah yang memenuhi syarat Rumah Sehat. Sementara rumah yang dibina
sebanyak 240 rumah dan jumlah rumah yang belum memenuhi syarat
sebanyak 98 rumah.

c. Keadaan Perilaku Masyarakat


Presentase rumah tangga per-PHBS di wilayah Puskesmas Kecamatan Gambir
tahun 2022, dari 3.105 jumlah rumah tangga, yang dipantau sejumlah 2.105
rumah tangga, dan rumah tangga yang ber-PHBS sejumlah 67,4%.

Presentase rumah tangga ber-PHBS di wilayah Puskesmas Kecamatan Gambir


tahun 2023, dari 1.165 jumlah rumah tangga yang dipantau sejumlah 1.186 rumah
tangga, dan rumah tangga yang ber-PHBS sejumlah 0.6%. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan wilayah binaan KPLDH pada tahun 2022 dengan tahun 2023
d. Analisa Data

DATA
Subjektif :
- Hasil dengan wawancara dengan peserta bahwa mereka tidak mengetahui
pengertian dari hipertensi
- Hasil wawancara dengan peserta bahwa mereka tidak mengetahui penyebab
hipertensi
- Hasil wawancara dengan peserta bahwa mereka tidak mengetahui tanda dan
gejala hipertensi
- Hasil wawancara dengan peserta bahwa mereka tidak mengetahui akibat lanjut
dari hipertensi
- Hasil wawancara dengan pesertya bahwa mereka tidak tahu bagaimana cara
penaganan hipertensi.

Objektif
- Selama proses pengkajian peserta tampak kooperatif terhadap perawat
- Peserta tampak sangat khawatir terhadap penyakit hipertensi yang sedang
dialaminya.
- Peserta sudah memanfaatkan fasilitas
- Peserta sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tetapi ada juga yang
belum maksimal dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan memanfaatkan
pelayanan kesehatan terkait dengan kesehatan
- Peserta tampak kurang mengetahui tentang hipertensi Peserta tampak
memanfaatkan fasilitas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Gambir
- Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Gambir hipertensi banyak terjadi pada
penderita usia dewasa dan lansia.

Survey:
- Sebagian peserta sudah mengetahui tentang penyakit hipertensi tetapi ada juga
sebagian yang belum mengetahui penyakit hipertensi
- Sebagian peserta sudah pernah mendapatkan informasi kesehatan terkait
hipertensi hanya saja untuk masalah diit hipertensi peserta belum pernah
terpapar
- Berdasarkan hasil survey, masih banyak peserta yang belum melakukan
pemeriksaan status kesehatan ke pelayanan kesehatan (45%), tetapi ada juga
peserta yang sudah memanfaatkan faskes meskipun kebanyakan datang saat
sudah merasakan gejala yang mengangg
- Peserta belum mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi
- Mayoritas tingkat pengetahuan peserta terkait dengan hipertensi pada lansia
adalah kurang baik
- Sikap peserta dalam pemeliharaan kesehatan mayoritas masih kurang baik

3.1.2. Diagnosa Keperawatan


Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat khususnya peserta penyuluhan
dengan hipertensi di Puskesmas Kecamatan Gambir berhubungan dengan
ketidakmampuan peserta mengenal masalah.

3.1.3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


1 Ketidakefektifan a. Peserta mengetahui Berikan pendidikan
pemeliharaan kesehatan pengertian kesehatan tentang
pada masyarakat khususnya hipertensi hipertensi (pengertian
peserta penyuluhan dengan b. Peserta mengetahui hipertensi, penyebab
hipertensi di Puskesmas penyebab hipertensi hipertensi, tanda dan
Kecamatan Gambir c. Peserta mengetahui gejala hipertensi,
berhubungan dengan tanda dan gejala pengertian diit pada
ketidakmampuan peserta hipertensi hipertensi, tujuan diit
mengenal masalah d. Peserta mengetahui hipertensi, jenis
pengertian diit pada makanan yang
hipertensi dianjurkan pada
e. Peserta mengetahui hipertensi, dan jenis
tujuan diit makanan yang tidak
hipertensi dianjurkan pada
f. Peserta mengetahui hipertensi)
jenis makanan yang
dianjurkan pada
hipertensi
g. Peserta mengetahui
jenis makanan yang
tidak dianjurkan
pada hipertensi

3.1.4. Implementasi Keperawatan


Telah dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi yang meliputi pengertian
hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, pengertian diit pada
hipertensi, tujuan diit hipertensi, jenis makanan yang dianjurkan pada hipertensi, dan jenis
makanan yang tidak dianjurkan pada hipertensi yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret
2023.

3.1.5. Evaluasi Keperawatan


Peserta penyuluhan sangat kooperatif dalam mengikuti penyuluhan. Namun kurang aktif
dalam memberikan pertanyaan. Sebagian peserta memahami dan mengerti tentang
hipertensi (pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi,
pengertian diit pada hipertensi, tujuan diit hipertensi, jenis makanan yang dianjurkan pada
hipertensi, dan jenis makanan yang tidak dianjurkan pada hipertensi).

3. 2 Kegiatan Mahasiswa Intra dan Ekstra Gedung


Terlampir
KEGIATAN MAHASISWA SELAMA PRAKTIK KOMUNITAS
DI PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR

No Hari/tanggal Nama Mahasiswa Ruangan Kegiatan


Senin - Dwi Fitriyani Poli TB Melakukan pemeriksaan TTV,
27/03/2023 - Faisal Hamdani mengukur BB dan TB,
membantu pencatatan

- Lewinda Octa Uly


Simbolon T Poli HIV Melakukan pemeriksaan TTV,
- Meisya Dwi mengukur BB, membantu
Syafitri pencatatan, konseling

- Nia Arditya
Hidayah
1 Poli Umum Melakukan pemeriksaan TTV,
- Subagyo
- Tahsya Asti mengukur BB, LP dan TB,
Amalia Jasman membantu pencatatan

- Yulia Kartika Poli PTM


Rahmawati Melakukan pemeriksaan TTV,
- Chelin Dwi mengukur BB, LP dan TB,
Mahrani membantu pencatatan

- Devintha Rahma Poli Geriatri


Yanti Melakukan pemeriksaan TTV,
- Nurma Widyasari mengukur BB, LP dan TB,
membantu pencatatan
2 Selasa - Nia Arditya Poli TB Melakukan pemeriksaan TTV,
28/03/2023 Hidayah mengukur BB dan TB,
- Meisya Dwi membantu pencatatan
Syafitri

- Subagyo Poli HIV Melakukan pemeriksaan TTV,


- Tahsya Asti mengukur BB, membantu
Amalia Jasman pencatatan, konseling

- Yulia Kartika
Rahmawati Melakukan pemeriksaan TTV,
Poli Umum mengukur BB, LP dan TB,
- Chelin Dwi
Mahrani membantu pencatatan
- Devintha Rahma
Yanti
- Dwi Fitriyani Poli PTM Melakukan pemeriksaan TTV,
- Nurma Widyasari mengukur BB, LP dan TB,
membantu pencatatan

- Faisal Hamdani Poli Geriatri Melakukan pemeriksaan TTV,


- Lewinda Octa Uly mengukur BB, LP dan TB,
Simbolon T membantu pencatatan
Rabu - Yulia Kartika Poli TB Melakukan pemeriksaan TTV,
29/03/2023 Rahmawati mengukur BB dan TB,
- Tahsya Asti membantu pencatatan
Amalia Jasman

- Chelin Dwi Poli HIV Melakukan pemeriksaan TTV,


Mahrani mengukur BB, membantu
- Devintha Rahma pencatatan, konseling
Yanti

- Dwi Fitriyani Melakukan pemeriksaan TTV,


Poli Umum mengukur BB, LP dan TB,
3 - Faisal Hamdani
- Nurma Widyasari membantu pencatatan

- Lewinda Octa Uly Poli PTM Melakukan pemeriksaan TTV,


Simbolon T mengukur BB, LP dan TB,
- Meisya Dwi membantu pencatatan
Syafitri
Melakukan pemeriksaan TTV,
- Nia Arditya Poli Geriatri mengukur BB, LP dan TB,
Hidayah membantu pencatatan
- Subagyo

4 Kamis - Chelin Dwi Poli TB Melakukan pemeriksaan TTV,


30/03/2023 Mahrani mengukur BB dan TB,
- Devintha Rahma membantu pencatatan
Yanti

- Dwi Fitriyani Poli HIV Melakukan pemeriksaan TTV,


- Faisal Hamdani mengukur BB, membantu
pencatatan, konseling

- Lewinda Octa Uly


Simbolon T Poli Umum Melakukan pemeriksaan TTV,
- Meisya Dwi mengukur BB, LP dan TB,
Syafitri membantu pencatatan

- Nia Arditya Melakukan pemeriksaan TTV,


Hidayah Poli PTM mengukur BB, LP dan TB,
- Subagyo membantu pencatatan

- Yulia Kartika Melakukan pemeriksaan TTV,


Rahmawati Poli Geriatri mengukur BB, LP dan TB,
- Tahsya Asti membantu pencatatan
Amalia Jasman

Poli PKPR Melakukan pemeriksaan TTV,


- Nurma Widyasari mengukur BB, LP dan TB,
membantu pencatatan
5 Jumat - Lewinda Octa Uly Poli TB Melakukan pemeriksaan TTV,
31/03/2023 Simbolon T mengukur BB dan TB,
- Subagyo membantu pencatatan
- Nurma Widyasari

- Nia Arditya Melakukan pemeriksaan TTV,


Hidayah Poli HIV mengukur BB, membantu
- Yulia Kartika pencatatan, konseling
Rahmawati

- Faisal Hamdani Melakukan pemeriksaan TTV,


Poli PTM mengukur BB, LP dan TB,
- Tahsya Asti
Amalia Jasman membantu pencatatan
- Devintha Rahma
Yanti

- Dwi Fitriyani Poli Geriatri


- Meisya Dwi Melakukan pemeriksaan TTV,
Syafitri mengukur BB, LP dan TB,
- Chelin Dwi membantu pencatatan
Mahrani

- Dwi Fitriyani Puskesmas


Kecamatan Melakukan kegiatan penyuluhan
- Faisal Hamdani atau promosi kesehatan dengan
- Lewinda Octa Uly Gambir
Simbolon T judul “Mengenal hipertensi dan
- Meisya Dwi diit pada penderita hipertensi” di
Syafitri Puskesmas Kecamatan Gambir
- Nia Arditya Jakarta Pusat
Hidayah
- Subagyo
- Tahsya Asti
Amalia Jasman
- Yulia Kartika
Rahmawati
- Chelin Dwi
Mahrani
- Devintha Rahma
Yanti
- Nurma Widyasari
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penyusunan laporan diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit Hipertensi (Darah
Tinggi) merupakan penyakit yang tidak menular yang sering terjadi di kalangan masayrakat
Indonesia. Beberapa upaya sudah dilakukan oleh pemerintah dan petugas kesehatan seperti
mengadakan program pendidikan kesehatan (Penkes) di fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat seperti puskemas, namun berjalannya program tersebut belum terlalu
menghasilkan penurunan yang signifikan pada kasus hipertensi. Sehingga program
pendidikan kesehatan (Penkes) di fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tidak hanya
dilakukan dalam bentuk verbal namum perlu ditingkatkan juga psikomotorik pada
masyarakat itu sendiri agar masyarakat dapat mengubah pola hidupnya, selain itu proses
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi serta dokumentasi keperawatan harus dilakukan secara komprehensif

4.2 Saran
Sebagai peran petugas Kesehatan pentingnya untuk terus memberikan pelayanan
Kesehatan baik secara preventif, promotive, kuratif dan rehabilitative kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai