1. PENGERTIAN
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh
nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai,
dan ruam (Brooker, 2001).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).
Dengue haemoragic fever (DHF) adalah penyakit demam akut
yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief
mansjoer & Suprohaita ; 2000; 419).
2. ETIOLOGI
a. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu
virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya
secara serologis.
b. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor
yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang
kurang berperan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air
bersih yang terdapat bejana-bejana yang terdapat di dalam rumah
(Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang –
lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan
air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih
menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada
waktu pagi hari dan hari dan senja hari.
3. KLASIFIKASI
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan
spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari
lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan
manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan
lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita
gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan
ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak
terukur dan nadi tak teraba.
4. PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks
virus-antibody.
Fenomena patofisiologis yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan
terjadinya perembesan plasma ke ruang extra seluler. Hal pertama yang
terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada
kulit (petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran kelenjer getah bening, pembesaran hati
(hepatomegali), dan pembesaran limpa (splenomegali).
6. KOMPLIKASI
a. Perdarahan luas.
DHF mengakibatkan perdarahan pada semua organ tubuh seperti;
perdarahan ginjal, otak, jantung, paru-paru, limfa dan hati karena
pembuluh darah mudah rusak dan bocor. Sehingga tubuh kehabisan
darah dan cairan, serta menyebabkan kematian.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
c. Rontgen Thorak
8. PENCEGAHAN
a. Penyediaan air bersih
b. Fogging (penyemprotan)
c. 3M ( Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur
sekurang-kurangnya sekali seminggu atau penaburan bubuk abate
ke dalamnya, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur
atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung
air)
d. Rumah selalu terang
e. Tidak menggantung pakaian
9. PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan intra vena
(biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra
vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130
mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109
mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
10.PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.
5. Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan
yang kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju
yang di kamar).
6. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik
anak adalah :
a. Kesadaran : kompos mentis
b. Vital sign :TD : 110/70 mmHg
c. Kepala:Bentuk mesochepal
d. Mata:simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata
anemis
e. Telinga:simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
f. Hidung :ada perdarahan hidung / epsitaksis
g. Mulut:mukosa mulut kering, bibir kering, dehidrasi, ada
perdarahan pada rongga mulut, terjadi perdarahan gusi.
h. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kekakuan leher tidak
ada, nyeri telan.
i. Dada
Inspeksi :simetris, ada penggunaan otot bantu pernafasan
Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan
Perkusi:Sonor
Palpasi: taktil fremitus normal
j. Abdomen:
Inspeksi: bentuk cembung, pembesaran hati (hepatomegali)
Auskultasi: bising usus 8x/menit
Perkusi: tympani
Palpasi: turgor kulit elastis, nyeri tekan bagian atas.
7. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan adanya infeksi
dengue adalah :
a. Uji rumple leed / tourniquet positif
b. Darah, akan ditemukan adanya trombositopenia, hemokonsentrasi,
masaperdarahanmemanjang, hiponatremia, hipoproteinemia.
c. Air seni;, mungkin ditemukan albuminuria ringan
d. Serologi;Dikenal beberapa jenis serologi yang biasa dipakai
untukmenentukanadanyainfeksi virus dengue antara lain : uji IgG
dan uji IgM .
Diagnosa Keperawatan :
Fokus intervensi
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : setelah dilakukan keperawatan selama 2x24 jam Suhu tubuh
kembali normal
Kriteria hasil :
1. TTV khususnya suhu dalam batas normal ( 365 – 375 )
2. Kulit hangat
3. Sianosis (-)
4. Ekstermitas Hangat
Intervensi Rasional
O Observasi tanda-tanda vital Mendeteksi dini kekurangan cairan serta
terutama suhu tubuh Observasi mengetahui keseimbangan cairan dan
intake dan output, tanda vital ( elektrolit dalam tubuh. Tanda vital
suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 merupakan acuan untuk mengetahui
jam sekali atau lebih sering. keadaan umum pasien
Kriteria Hasil:
1. Turgor elastis
2. Mukosa bibir lembab
3. Muntah (-)
4. Demam(-)
Intervensi Rasional
Timbang berat badan sesuai Mengkaji pemasukan makanan yang
indikasi. adekuat.
Tentukan program diet, pola Mengidentifikasikan kekurangan dan
makan dan bandingkan dengan penyimpangan dari kebutuhan
makanan yang dapat dihabiskan terapeutik.
klien.
Auskultrasi bising usus, catat Hiperglikemi, gangguan keseimbangan
nyeri abdomen atau perut cairan dan elektrolit menurunkan
kembung, mual, muntah dan motilitas atau fungsi lambung (distensi
pertahankan keadaan puasa sesuai atau ileus paralitik).
indikasi.
Berikan makanan cair yang Pemberian makanan melalui oral lebih
mengandung nutrisi dan elektrolit. baik diberikan pada klien sadar dan
Selanjutnya memberikan makanan fungsi gastrointestinal baik.
yang lebih padat.
Identifikasi makanan yang Kerja sama dalam perencanaan
disukai. makanan.
Libatkan keluarga dalam Meningkatkan rasa keterlibatannya,
perencanaan makan. memberi informasi pada keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi
klien.
Intervensi Rasional
Kaji keluhan mual dan muntah Untuk menetapkan cara mengatasinya.
yang dialami oleh pasien