Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DHF

A. Pengertian
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk
lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara
efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi
& Yuliani, 2001).                                                  
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya
adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi
yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007)

B. Penyebab
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah
diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B dari arthropedi
borne viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh
salah satu serotype menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype
bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus dengue ini
terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus,
aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan
laut. Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan
waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah
serta memilih dari manusia untuk memotong telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak
dapat menghisap darah, melainkan hidup Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur
nyamuk Aedes Aegypti betina sekitar ± 2 minggu. ( Hadinegoro, 2009 )

1
C. Klasifikasi
klasifikasi, demam berdarah dibagi ke dalam empat fase, yang disebut tingkat I–IV :
1. Pada Tingkat I, pasien menderita demam. Dia mudah melebam atau memiliki hasil
tes tourniquet yang positif.
2. Pada Tingkat II, pasien mengeluarkan darah melalui kulit dan bagian lain tubuhnya.
3. Pada Tingkat III, pasien menunjukkan tanda-tanda renjatan sirkulasi.
4. Pada Tingkat IV, pasien mengalami renjatan yang sangat parah sehingga tekanan
darah dan detak jantungnya tidak dapat dirasakan.Tingkat III dan IV disebut
"sindrom renjatan dengue.

D. Patofisiologi
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk,
terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus
dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk,
terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsang endotoxin,selanjutnya merangsang
zat pyrogen dan endogen, mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point dari titik
normal, sehingga terjadi menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari
hipertermi akan meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan
peningkatan HCI, mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan,
masukan yang tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu
kurang dari kebutuhan tubuh.

2
Pathway :

3
E. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam
melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa,
sehingga dapat diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan
sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien serta
memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. ( Doenges : 2007 ).
Tahap pengkajian adalah sebagai berikut :
Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan
klien dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik melalui keluarga, orang
terdekat, masyarakat, maupun rekam medic.
a. Identitas klien dan keluarga, terdiri dari
1)      Nama klien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama.
2)      Nama ayah, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
3)      Nama ibu, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
4)      Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber informasi
yang diperoleh.
b. Keluhan utama, yaitu alas an yang paling menonjol pada pasien dengan DHF untuk
datang ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan
1)      Riwayat penyakit sekarang
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dengan
kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan
keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manifestasi
pendarahan pada kulit
2)      Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami serangan
ulang DHF.
3)      Pemeriksaan fisik, terdiri dari :
Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien
( inspeksi adanya lesi pada kulit ). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan jalan
mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan

4
meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan
stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus )
d. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindari
e. Riwayat gizi
Status gii anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun.
Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang
mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status
gizinya menjadi kurang.
f. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan
nafsu makan menurun.
2) Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami
diare/konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak,
sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria
4) Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk.
g. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :
1)      Hb dan PCV meningkat ( ≥20%)
2)      Trambositopenia (≤100.000/ml)
3)      Leukopenia
4)      Ig.D. dengue positif
5)      Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia.
6)      Urium dan Ph darah mungkin meningkat
7)      Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg

5
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respons actual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawata mempunyai lisensi dan
kompeten untuk mengatasinya. ( Perry Potter, 2005 )
Nursalam ( 2001 ) menyatakan diagnosa keperawatan yang dapat timbul pada klien
dengan DHF adalah :
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
d. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi

Menurut Nanda, diagnose keperawatan dinyatakan dengan benar adalah sebagai berikut :
a.  Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolism
Batasan Karakteristik
-          Konvulsi
-          Kulit kemerahan
-          Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
-          Kejang
-          Takikardi
-          Takipnea
-          Kulit terasa hangat
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Batasan Karakteristik
-          Perubahan status mental
-          Penurunan tekanan darah
-          Penurunan tekanan nadi
-          Penurunan volume nadi
-          Penurunan turgor kulit
-          Penurunan turgor lidah
-          Pengeluaran haluaran urine
-          Penurunan pengisian vena

6
-          Membrane mukosa kering
-          Kulit kering
-          Peningkatan hematokrit
-          Peningkatan suhu tubuh
-          Peningkatan frekuensi nadi
-          Peningkatan konsentrasi urine
-          Penurunan berat badan tiba-tiba
-          Haus
-          Kelemahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
Batasan Karakteristik
-          Kram abdomen
-          Nyeri abdomen
-          Menghindari makanan
-          Berat badan turun 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal
-          Kerapuhan kapiler
-          Diare
-          Kehilangan rambut berlebihan
-          Bising usus hiperaktif
-          Kurang makanan
-          Kurang informasi
-          Kurang minat pada makanan
-          Penurunan berat badan denagn asupan makanan adekuat
-          Kesalahan konsepsi
-          Kesalahan informasi
d.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
Batasan Karakteristik
-          Perilaku hiperbola
-          Ketidakakuratan mengikuti perintah
-          Ketidakakuratan melakukan tes
-          Perilaku tidak tepat
-          Pengungkapan masalah

7
G. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Peningkatan suhu Suhu tubuh pasien akan 1. Kaji suhu dan tanda-tanda 1. Memantau
tubuh b.d proses kembali normal setelah vital setiap jam perubahan suhu
infeksi dilakukan tindakan 2. Berikan kompres hangat tubuh
keperawatan selama 2 x 3. Anjurkan pasien untuk 2. Menurunkan suhu
24 jam , dengan kriteria banyak minum yang meningkat
hasil : 4. Lakukan tirah baring 3. Meingkatkan
 Suhu pasien antara 5. Anjurkan pasien memakai hidrasi
36 – 37 º C pakaian yang tipis dan 4. Menurunkan suhu
 Pasien tidak gelisah menyerap keringat tubuh
6. Ganti pakaian dan alat
tenun jika basah.

Resiko terjadinya syok 1. Observasi keadaan umum


Resiko terjadi syok
hipovolemik berkurang dan tanda-tnda vital
hipofolemik b.d
setelah dilakukan 2. Puasa makan dan minum 1. Memantau kondisi
perdarahan yang
tindakan keperawatan pasien selama
berlebihan pada perdarahan saluran
selama 2 x 24 jam , masa perawatan
cerna
dengan kriteria hasil : terutama saat
terjadi perdarahan
 Tanda – tanda viotal
untuk memastikan
stabil dalam batas
tidak terjadinya
normal
pre syok / syok
 Ht dalam batas
pada pasien.
normal 37 – 43 %
2. Puasa membantu
 Pasien terlihat tidak
mengistirahatkan
gelisah
saluran pencernaan
untuk sementara
selama perdarahan
berasal dari
1. Anjurkan pasien makan
Perubahan nutrisi
Kebutuhan nutrisi saluran cerna.
dengan porsi kecil tapi
kurang dari kebutuhan

8
b.d intake makanan pasien akan terpenuhi sering.
yang tidak adekuat , setelah dilakukan 2. Kolaborasi dengan
akibat mual , muntah , tindakan keperawatan dokter dalam 1. Asupan nutrisi

sakit menelan dan selama 3 x 24 jam , melaksanakan program pasien sedikit demi

tidak nafsu makan dengan kriteria hasil : medik tentang sedikit terpenuhi

 Pasien dapat pemberian infus makan , 2. Mengurangi mual ,

menghabiskan porsi antisida dan antimedik sakit menelan dan

makanan yang tidak nafsu makan

dihidangkan pasien.

 Berat badan pasien


stabil

Resiko kurangnya
volume cairan b.d 1. Anjurkan pasien untuk
Resiko kurangnya
pindahnya cairan dari banyak minum
volume cairan dalam
intra vaskuler ke 2. Pantau masukan dan
tubuh pasien akan
ekstra vaskuler. pengeluaran ; catat berat 1. Volume cairan
berkurang setela
jenis urine. dalam tubuh
dilakukan tindakan
3. Kolaborasi dengan dokter bertambah
keperawatan selama 3 x
dalam pemberian infus. 2. Memberikan
24 jam , dengan kriteria
perkiraankebutuhan
hasil :
akan cairan
 Pasien tidak pengganti , fungsi
mengalami ginjal dan
kekurangan volume keefektifan dari
cairan vaskuler yang terapi yang
ditandai dengan diberikan.
tanda – tanda vital 3. Meningkatan intake
stabil dalam batas cairan tubuh.
normal produksi
urine > 30 cc / jam.
 Pasien tidak merasa
haus , mukosa mulut

9
tidak kering.

10
ASUHAN KEPERAWATAN DHF PADA AN. G DI RUANG SERUNI

RS BAYANGKARA

A. IDENTITAS PASIEN
Identitas Klien
Nama : An. G
Usia : 9 bulan 29 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : belum menikah
Agama : Kristen
Alamat : semarang
Pekerjaan : -
Dx. Medis : DHF
No RM : 19.05.181140
Tanggal Masuk : 11/05/2019
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Usia : 28 tahun
Alamat : Semarang
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hub dg pasien : ibu pasien
1. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan , pasien badannya panas, S 38, 0 C dan menggigil.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga mengatakan sebelum massuk rumah sakit anaknya sempat demam dan tidak
mau makan, dan tiba-tiba demam anaknya tidak turun-turun meski deberikan obat dan
anaknya tampak menggigil sehingga orang tua anak segera membawa anaknya ke
rumah sakit.

11
b. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah dirawat di RS.Pasien juga
tidak pernah mengidap penyakit seperti saat ini.
 Tindakan operasi
An. Gtidak penah dilakukan tindakan operasi.

 Kecelakaan
An. G tidak pernah mengalami kecelakaan.

 Imunisasi
An. G sudah lengkap mendapatkan imunisasi dasar

Usia 1 bulan : BCG

Usia 2-3 bulan : Hep. B I, II, III, Polio I, II dan DPT I, II

Usia 4 bulan : DPT III dan Polio III

c. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga mengatakan di keluarga pasien ada yang menderita DHF yaitu ayah An.g ,
pernah di rawat di RS, namun di keluarga tidak ada yang menderita saki keturunan
seperti asma, hipertensi dll.
d. Persepsi dan harapan keluarga sehubungan dengan sakit anak
1. Mengapa keluarga datang ke RS :
Ibu pasien mengatakan karena ingin mendapatkan penanganan segera yang tepat
untuk a An.G agar tidak bertambah parah
2. Bagaimana persepsi (apa yang di ketahui ) tentang sakit anak nya :
Ibu pasien mengatakan anak nya sudah demam 2 hari tidak sembuh sembuh, diare
10 kali cair berampas , ibu pasien mengatakan An. G tidak mau minum ASI,
badan nya lemas
3. Apakah sakit anak ini menimbulakan perubahan terhadap kehidupan sehari hari:
Ibu pasien mengatakan kehidupan sehari-hari mengalami perubahan yaitu ibu
tidak bisa tidur selama anak nya sakit, karena harus menunggui anaknya
semalaman

12
4. Harapan apa yang keluarga inginkan selama anak di rawat di RS
Ibu pasien berharap anaknya mendapatkan perawatan yang sesuai dan terbaik
sehingga dapat sehingga dapat segera membaik dan dapat segera pulang kembali
dengan keluarga.
5. Anak tinggal dengan siapa :
Dirumah An.G tinggal dengan kedua orang tuanya dan nenek nya
6. Siapa orang paling terpenting bagi anak :
An.G di rumah dekat dengan ibu nya karena anak G masih minum ASI

e. Kebutuhan dasar khusus


1. Kenyamanan istirahat tidur
a) Ketidak nyamanan
1) Apakah terjadi gangguan ketidak nyamanan selama sakit :
Pasien pertama datang diruang seruni tampak riwel tidak bisa tidur
2) Apakah yang keluarga lakukan untuk mengatasi ketidak nyamanan :
Ibu an.G mengatasinya dengan memberinya ASI dan menggendong nya
agar An.G biisa tidur
b) Istirahat dan tidur
1) Bagaimana kebiasaan tidur anak sebelum sakit ? jelaskan waktu lama
kulaitas tidur ?
Sebelum sakit : An.G tidur sehari 3 kali , pasien tidur siang 2 jam, dan
tidur malam mulai pukul 19.00 -05.30 WIB An. G tidur dengan nyenyak
An. G tidak pernah terbangun di malam hari
Setelah sakit : An.G agak rewel, sering terbangun di malam hari, karena
ganti popok
2) Adakah gangguan istirahat tidur selama sakit?
An. G sering terbangun di malam hari karena ganti popok karena BAB
cair lebih dri 8 kali dalam satu hari

13
2. Hygiene personal
a) Bagaimana kebiasaan anak/ keluarga dalam memenuhi kebersihan diri mandi
, gosok gigi,kuku, cucitangan sebelum makan ? jelaskan :
An.G mandi 2 kali sehari, karena gigi belum tumbuh sempurna ibu pasien
hanya membersihkan gigi, gusi, langit langit mulut dan lidah menggunakan
kapas basah dengan menggunakan air hangat.
b) Adakah bahan kimia atau ssejenis nya yang di gunakan untuk perawatan diri:
Ibu pasien mengatakan anaknya mandi dan keramas menggunakan sabun dan
shampo khusus bayi
c) Bagaimana cara ibu membersihan daerah perineal setelah BAB:
Ibu pasien membersihkan dengan menggunakan air hangat, terkadang
menggunakan tissu basah dan mengeringkan nya dengan tissu kering
d) Bagai mana cara membersihkan botol/dot untuk PASI:
An. G maih minum susu ASI dari ibunya. Anak A tidak minum susu formula
3. Keselamatan
a) Pergerakan
1) Adakah kesulitan rentan gerak :
An. G bergerak sebisanya, karena badan An. G masih terlihat lemah,
terpasang infus pada tanggan kirinya.
b) Pengelihatan
1) Adakah gangguan pengelihatan ?:
An. G tidak memiliki masalah pada pengelihatan nya, bola mata
mengikuti mainan yang di gerkanan ke kanan ataupun kekiri.
c) Pendengaran
An. G tidak memiliki gangguan pendengaran, apabila di panggil namanya
pasien menoleh ke arah yang di panggil
d) Cairan
1) Apakah ada perbedaan jumlah cairan yang di minum semala sakit
Biasanya pasien minum susu ASI banyak, setelah sakit pasien tidak
mau minum ASI
2) Minuman apa yang di sukai
An. G masim minum ASI usia 5 bulan
3) Apakah anak masih minum ASI /PASI jelaskan
Pasien masih minum ASI

14
4) Apakah anak mempunyai kebiasaan minum kopi/ soda/ yang lain
Tidak
5) Adakah pengeluaran keringat berlebihan ?
Tidak
6) Adakah sumber perdarahan
Tidak
e) Nutrisi
An.G mengalami mual muntah, muntah 2kali selama sakit pasien berkurang
minum susu nya An. G masih minum susu ASI, pasien tidak melakukan diit
kusus, pasien juga tidak mengkonsumsi suplemen makana.
f) Gaya hidup /pola asuh
1) Apakah dalam keluarga ada yang mempunyai kebiasaan merokok ?
Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok
2) Apakah anak mempunyai kebiasaan makan makanan cepat saji ?
Tidak
3) Apakah anak mempunyai kebiassaan melakukan exercise (olah raga)
Pasien masih dalam usia 5 bulan An. G hanya melakukan gerakan
gerakan sederhana setiap pagi
g) Eliminasi
1) BAB
- Adakah keluhan dalam BAB ? bila ada apa ? bagaimana cara
mengatasinya
An. G BAB cair 10 kali lalu oleh keluarga An. G di baa ke RS untuk
mendapatkan penanganan segera
- Kebiasaan BAB sebelum dan saat sakit
Sebelum sakit : An. G sebelum sakit BAB hanya satu kali sehari
setiap pagi, dengan konsentrasi lunak, warna kuning khas feses, bau
khas feses,
Setelah sakit : pasien BAB lebih dari 5kali sehari dengan konsentrasi
cair, bau khas BAB, warna kuning kecoklatan
- Adakah kebiasaan menggunakan pencahar ? jelaskan
TIDAK

15
2) BAK
- An. G tidak memiliki masalah pada BAK
- Sebelum sakit : An. G memiliki kebiasaan menggunakan pempers
untuk membantuk BAK, setelah sakit An. G masih menggunakan
pempers
h) Oksigenasi
An. G tidak mengalami sesak nafas
i) Seksualitas
An. G ada dalam fasse oral dimana kepuasan sesksual nya berada di mulut,
An. G seing memasukan jempol tangan nya kedalam mulut nya
j) Konsep diri
(harga diri, identitas diri, gambaran diri, idean diri, persepsi diri )
Menurut ibu An. G merupakan anak yang ceria, An. G adalah anak pertama
dri ny.L dan Tn.A . An. G jarang rewel dan tumbuh sesuai usianya.

4. Riayat kehamilan
Kehamilan Gangguan Cara Massalah Penolong Masalah Kadaan
ke kehamilan persalinan persalinan persalina bayi anak
n
1. 2018 - Normal - Dokter - sehat

16
\
5. Keluarga
a. Genogram

An. G 9bln

Keterangan
: perempuan
: laki-laki
: menikah
: klien
: tinggal serumah
An .a adalah anak pertama

b. Kondisi rumah
Kondisi rumah An. G bersih, mempunyai ventilasi yang baik, jendela rumah
saat siang hari di buka, sinar matahari masuk kedalam rumah, rumah sudah
menggunakan kramik batu granite, memiliki halaman cukup luas, ddi dalam
rumah An. G terkadang menggunakan AC .
c. Lingkungan tempat tinggal
Lingkungan tempat tinggal An. G merupakan lingkungan perumahan namun
di samping rumah terdapat barang-barang bekas yang tergenang air , dan
mempunyai kehidupan sosial yang baik.

17
d. Kebersihan rumah
Ibu An. G mengatakan kebersihan rumah nya baik, rumah selalu di ssapu
setiap pagi dan sore, dan di pel 1 minggu 3 kali, menguras bak mandi rutin
setiap 1 minggu sekali
e. Kebiasaan keluarga
Keluarga memiliki kebiasaan yang baik, membunang sampah pada tempat
nya tidak menampung barang barang bekas
6. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Antopometri
- BB sebelum sakit : 7,7 kg
- BB setelah sakit : 7,5 kg
- TB :80 cm
- LILA : 16 cm
beratbadan(kilogram) 7,5
- IMT = 2 = = 20
[tinggibadan(meter )] (0,8)2
- IMT : 20 (normal)

b. Keadaan umum : Pasien tampak lemah dan rewel


c. Kulit dan kuku : trugor kulit sedang kapilarirefil < 3 detik
d. Kepala : Kepala tidak ada benjolan/massa, tidak ada bekas luka
di kepala, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih, rambut bersih, rambut
masih jarang dan tipis
e. Ubun - ubun : sedikit cekung
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
g. Thorak
1) Pulmonal
- Inspeksi : perkembangan dada simetris , tidak ada retraksi
dinding dada
- Palpasi : taktil fremitus KA=KI
- Perkusi : terdengar bunyu sonor di seluruh lapang paru
- Auskultasi :bunyi nafas vesikuler , ronkhi (-), whezzing (-)

18
2) Kardio
- Inspeksi : tidak ada pembesaran jantung
- Palpasi : ictus kordis teraba pada ICS 5
- Perkusi : terdengar bunyu pekak
- Auskultasi : terdengar bunyi S1, S2, tidak ada bunyi S3 , S4
h. Abdomen
- Inspeksi : sedikit buncit, trugor kulit sedang
- Auskultasi : bising usus 21x / menit
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : tympani
i. Punggung : tidak ada lesi, bersih , terdapat bintik bintik merah di
kulit punggung
j. Urogenital : tidak ada kelainan pada genetalia, klien berjenis
kelamin laki-laki
k. Ekstermitas
- Ekstermitas superior (tangan )
- Dextra (kanan) : tidak ada kelainan, normal, kekuatan otot 3
- Sinistra (kiri ) : terpassang infus RL 10 tpm di tangan kiri pergerakan
normal tidak ada nyeri tekan kekuatan otot grade 3
- Ekstermitas inferior (kaki )
- Dextra : tonus otot baik pergerakan sendi normal , tidak ada
nyeri, akral hangat
- Sinistra :tonus otot baik, normal, tidak ada nyeri tekan akral
hangat
l. Pemeriksaan DDST
- Kemandirian dan bergaul : An. G belum bisa melakukan aktivitas
nya secara mandiri, masih di bantu oleh orang tuanya
- Motorik halus : An. G belum bisa menggambar atau
pun menulis.
- Kognitif dan bahasa : An. G belum bisa bicara
- Motorik kasar : An. G anak yang aktif, An. G sudah
bisa menggenggam benda benda di sekitar nya .

19
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab tanggal 11/05/2019
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
Hematokrit 38,6 37 – 47 %
MCV 78,6 80,0 – 97,0
MCH 27,5 26,5 – 33,5 Pg
MCHC 35,0 31,5 – 35,0 g/dl
RDW 12,5 10,0 s.d 15,0 %
MPV 9,6 6,5 s.d 11.00
PDW 11,6 10,0 s.d 18,0 %

Hemoglobin 13,5 11,5 – 1`6,5 g/dl

Eritrosit 4,91 4,0 – 5,0 juta/mm

Trombosit 97000 150.000 – 450.000 /mm

Lekosis 2900 4.000 – 11.000 /mm

Pemeriksaan lab tanggal 13/05/2017


PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
Hematokrit 40,6 37 – 47 %
MCV 79,1 80,0 – 97,0
MCH 27,5 26,5 – 33,5 Pg
MCHC 34,7 31,5 – 35,0 g/dl
RDW 12,4 10,0 s.d 15,0 %
MPV 9,4 6,5 s.d 11.00
PDW 13,6 10,0 s.d 18,0 %

Hemoglobin 14,1 11,5 – 1`6,5 g/dl

Eritrosit 5,13 4,0 – 5,0 juta/mm

Trombosit 31000 150.000 – 450.000 /mm

Lekosis 3500 4.000 – 11.000 /mm

20
8. Program teraphy
Tanggal & waktu

Tgl : 11/Mei/2019 Tgl : 12/Mei/2019 Tgl : 13/mei/2019

Indikas sian mala sian mala pag sian mala


No Nama Obat Dosis i pagi g m pagi g m i g m

Peroral

4
1 Pamol x1mg √  √  √

1x1
2 Zinc mg √  √  √

Injeksi  √

 Cefotaxim  3x25  √/  √/  √/ √/  √/


1 e 0 mg 08 16  √/24 08 √/16  √/24 08 16  √/24

Infuse

1  RL 10  √  √  √

9. Tanda tanda vital


Tanggal & Waktu

Jenis Tgl : 11/mei/2019 Tgl : 12/mei/2019 Tgl : 1/mei/2019


No
Pemeriksaan
sian mala mala mala
Pagi g m pagi siang m pagi siang m

1 Tek. Darah

2 Suhu  38,0’C 37,5’C 36,5’C

3 Nadi  90x/  85x/ 80x/menit

21
menit menit

 30x/  25x/
4 Pernapasan menit menit 22x/menit

22
3. Analisa data
NO TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
1 11/5/2019 Ds: Penyakit (DHF) Hipertermia
14.30 - Ibu pasien Pasien mengatakan
badan anak nya panas
Do:
- Suhu 38,10C
- Kulit pasien tampak kemerahan
- Badan pasien teraba hangat
- Leukosit 2900
2 11/5/2019 Ds: Kehilangn Kekurangan
14.30 - Ibu pasien mengatakan An. G volume cairan volume carian
badannya lemas,tidak mau secara aktif
minum ASI , mengeluh mual.
Do:
- Mukosa bibir kering
- Suhu tubuh 38,10C
- balance cairan : - 37,5
- An. G terlihat lemah
13/5/2019 Ds: Mual muntah Ketidak
14.30 - ibu pasien mengatakan An. G seimbangan
badannya lemas,tidak mau nutrisi kurang
makan, mual dan muntah dari kebutuhan
Do: tubuh
- Mukosa bibir kering muntah 2x
- An. G tidak mau minum asi
satu hari hanya minum 3 kali
- IMT : 20

23
4. Diagnosa keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan penyakit (DHF)
Ditandai dengan
Ds: ibu pasien asien mengatakan badan anak nya panas

Do: Suhu 38,10C, Kulit pasien tampak kemerahan, Badan pasien teraba hangat,
Leukosit 2900.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara


aktif di tandai dengan Ds:Ibu pasien mengatakan An. G badannya lemas,tidak mau
minum ASI , mengeluh mual.
Do: Mukosa bibir kering, Suhu 38,1 celcius , balance cairan : - 37,5 , An. G terlihat
lemah

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


muntah di tandai dengan DS: ibu pasien mengtakan An. G badannya lemas, tidak
mau makan, mual dan muntah, DO: Mukosa bibir kering muntah 2x , An. G tidak
mau minum asi seperti biasanya.

5. intervensi
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Ttd
1 NOC 1: Thermoregulasi NIC 3 : REGULASI SUHU
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu setiap 4 jam
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor warna dan suhu kulit
pasien menunjukkan : 3. Monitor penurunan tingkat kesadaran
Suhu tubuh dalam batas normal 4. Monitor WBC, Hb, dan Hct
dengan kreiteria hasil: 5. Monitor intake dan output
a. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, 6. Kolaborasi pemberian anti piretik
Elastisitas turgor kulit baik, 7. Kolaborasi pemberian antibiotic
membran mukosa lembab, tidak 8. Berikan cairan intravena
ada rasa haus yang berlebihan 9. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
b. Orientasi terhadap waktu dan 10. Tingkatkan sirkulasi udara
tempat baik
c. Jumlah dan irama pernapasan NIC 4 : PEMANTAUAN TANDA-TANDA
dalam batas normal VITAL
1. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
2. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
NOC 2 : TANDA-TANDA VITAL 3. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Di buktikan dengan tanda tanda vital 4. Monitor hidrasi seperti turgor kulit,

24
dalam rentan normal kelembaban membran mukosa)
a. Suhu 36,5-37 0C
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
dalam batas normal

2 NOC : KESEIMBANGAN NIC 4 : MANAGEMEN CAIRAN


CAIRAN 1. identifikasi faktor pencetus mual muntah
Setelah dilakukan tindakan 2. berikan makanan bergizi, tinggi kalori dan
keperawatan selama 3 x 24 jam bervariasi yang dapat dipilih
Kekurangan volume cairan kurang 3. pantau nilai laboratorium ( trombosit, HB,
dari kebutuhan teratasi dengan KH: HT )
1. Mempertahankan berat badan 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
2. Mempertahankan massa tubuh menentukan jumlah kalori dan nutrisi
dan berat badan dalam batas yang dibutuhkan pasien
normal 5. Berikan klien makan dalam keadaan
3. Nilai laboratorium ( trombosit, hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
HB, HT ) dalam batas normal 6. Berikan minum hangat bila klien
4. Melaporkan keadekuatan tingkat mengeluh mual
energi NIC 5: PEMANTAUAN CAIRAN
1. Observasi dan catat masukan makanan
pasien dan Hindari makanan yang
merangsang dan mengandung gas
2. Tentukan jumlah cairan yang masuk
dalam 24 jam, hitung asupan yang
diinginkan epanjang sift siang/sore/malam

3 NOC 1 : Selera Makan NIC 8: MANAGEMEN NUTRISI


Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi faktor pencetus mual muntah
keperawatan selama 3x 24 jam maka 2. instruksikan pasien agar menarik nafas
masalah status nutrisi adan teratassi dalam, perlahan, dan menelan secara sadar
dengan kreteria hasil untuk mengurangi mual/ muntah
Indikator 3. berikan makanan bergizi, tinggi kalori dan
Pasien mengatan mau makan bervariasi yang dapat dipilih
NOC 7 : BERAT BADAN 4. pantau nilai laboratorium ( trombosit, HB,
Indikator HT )
Mempertahankan masa tubuh dan 5. Kaji adanya alergi makanan.
berat badan dalam batas normal 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
7. Berikan klien makan dalam keadaan
hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
8. Berikan minum hangat bila klien
mengeluh mual.

25
IMPLEMENTASI

no Tgl/jam Implementasi Respon ttd


D
X
1 11/5/2019 Monitoring TTV dengan mengkur S: pasien mengeluh badannya
14.30 TD,suhu, nadi, juga respiratori, panas
dengan cara pengukuran langsung O:
kepada pasien dengan alat KU : lemah,
tensimeter, termometer, dan TTV
perabaan pada nadi radialis (pulse N: 110
pressure) RR: 23x/m
S: 37,50C
- Pasien menangis,
- mukosa bibir kering

2 15.15 Melakukan pemantauan input dan DS:


output cairan pada pasien dengan - ibu pasien mengatakan an,a
cara mencatat berapa banyak mau minum asi namun hanya
pasien minum dan makan, serta sebentar
catat output cairan catat berapa - ibu Pasien mengatakan tidak
banyak, frekwensi, pasien BAB An. G b BAK 4 kali namun
dan BAK hanya sedikit.
- pasien Bak 6 kali pagi siang
dan sore, hanya sedikit
DO:
- pasien minum ASI
- pasien tanpak masih lemah
- pasien BAK 4 kali
- BAB 6 kali
- pasien tampak lemah

3 16.00 Memonitor asupan nutrisi pasien DS: Ibu pasien mengatakan anak
dengan mencatat makanan masuk nya masih tidak mau minum
ASI seperti biasanya.
DO:
- bising usus pada An. G 6 kali
- pasien tampak tidak muntah
- Paien menyusu hanya 2
menit
4 kali sehari
- Pasien tampak lemah

26
3 16.00 Memberikan Injeksi cefotaxime DS:
satu ampul 3x250 (1000mg) , jam - Ibu pasien mengatakan
16.00 masuk melalui intra vena anak nya mau di suntik
DO:
- Obat injeksi cefotaxime
masuk 250 mg lewat IV
2 18.00 Memberikan pendidikan keluarga DS:
agar pasien diberi banyak minum - ibu pasien mengatakan An. G
agar memenuhi kebutuhan cairan mau minum ASI , namun
tubuh pasien hanya minum sedikit
DO:
- BAB 5 kali cair
- ibu pasien tampak langsung
mberikan pasien ASI.

3 19.30 Memberikan informasi kepada DS:


keluarga pasien tentang penting Ibu pasien mengatakan mau
nya asupan nutrisi yang harus di mencoba lagi memberikan ASI
penuhi DO:
- An. G mauminum ASI
namun hanya sebentar

1 20.00 Menginstruksikan pada keluarga DS:


agar pasien tidak memakai pakaian - ibu pasien mengatakan mau
yang tebal dan selimut tebal mengganti pakaian yang tipis
DO:
- pasien tampak tidak
menggunakan selimut yang
tebal.

2 20.30 Memantau intake cairan lewat DS : -


infuse NaCl 500 ml 10 tpm masuk DO : infus NaCl 500 ml masuk
lewat Iv lewat IV 10 tpm
1 20.45 Melakukan pengukuran suhu DS:
dengan menggunakan termometer ibu pasien mengatakan mau di
di lakukan setiap 4 jam ukur suhu nya

DO:
- akral hangat
- suhu :37 derajat celcius

27
EVALUASAI TGL 11/05/19

N TGL RESPON (SOAP) TTD


O PUKUL
DP
1 11/mei/ 2017 S : Evi
20:30 - Ibu pasien mengatakan anak nya masih pana
- Lemes
O:
- KU : lemah,
- TTV = N: 100, RR: 23x/m
- S: 37,50C
- Pasien menangis,
- mukosa bibir kering
- turgor kulit kering
A:
Masalah Hipertermi berhubungan dengan penyakit DHF
belum teratasi
P:
Pertahan kan intervensi
NIC 3 : Regulasi Suhu (1,4,7,9,10)

NIC 4: Pemantauan Tanda-Tanda vital (1,2,4)

2 21.00 S: Evi
- Ibu pasien mengatakan An. G lemas
- Ibu pasien mengatakn anak nya masih tidak mau minum
ASI
- BAB masih cair
O:
- Trugor kulit sedang
- BAB cair 5 kali dalam sehari
- An. G terlihat lemah
- Akral hangat .
A : masalah kekurangan volume cairan belum teratasi
P : pertahankan intervensi,
NIC 1 : Management Cairan : (1, 3,6,)
NIC 2 : Pemantauan Cairan : (1,2)
21.00 S: Evi
- Ibu pasien mengatakan An. G masih tidak mau minum
ASI
- Minum ASI harus di paksa dan hanya sebentar

O:

28
- An. G minum ASI hanya 2 menit
- An. G masih lemas
- An. G sudah Tidak muntah
A:
- masalah ketidak seimbangan nutrisi belum teratasi
P : pertahankan intervensi
NIC 8 : managemen nutrisi ( 1,3,4)

IMPLEMENTASI TGL 12/05/19

D Tgl/jam Implementasi Respon ttd


X
1 Monitoring TTV dengan mengkur S: pasien mengeluh badannya
12/5/2019 TD,suhu, nadi, juga respiratori, panas
14.30 dengan cara pengukuran langsung O:
kepada pasien dengan alat KU : lemah,
tensimeter, termometer, dan TTV
perabaan pada nadi radialis (pulse N: 100
pressure) RR: 24x/m
S: 380C
- Pasien menangis,
- mukosa bibir kering

1 Memberikan kompres hangat pada S:


15.00 lipatan tubuh seperti (lipatan - ibu masien mengatakan mau
ketiak, dan lipatan paha ) di lakukan kompres hangat
O:
- An. G di lakukan kompres
hangat pada lipatan paha dan
ketiak

2 15.15 Melakukan pemantauan input dan DS:


output cairan pada pasien dengan - ibu pasien mengatakan an,a
cara mencatat berapa banyak mau minum asi namun hanya
pasien minum dan makan, serta sebentar
catat output cairan catat berapa - ibu Pasien mengatakan tidak
banyak, frekwensi, pasien BAB An. G b BAK 4 kali namun
dan BAK hanya sedikit.
- pasien BAB 4kali pagi siang
dan sore, hanya sedikit
DO:
- pasien minum ASI hanya

29
sebentar
- pasien BAK 4 kali
- BAB 4 kali cair
- pasien tampak lemah

3 16.00 Memonitor asupan nutrisi pasien DS: Ibu pasien mengatakan anak
dengan mencatat makanan masuk nya masih tidak mau minum
ASI seperti biasanya.
DO:
- bising usus pada An. G 15
kali
- pasien tampak tidak muntah
- Paien menyusu hanya 2
menit
4 kali sehari
- Pasien tampak lemah

3 16.00 Memberikan Injeksi cefotaxime DS:


satu ampul 3x250 (1000mg) , jam - Ibu pasien mengatakan
16.00 masuk melalui intra vena anak nya mau di suntik
DO:
- Obat injeksi cefotaxime
masuk 250 mg lewat IV
2 18.00 Memberikan pendidikan keluarga DS:
agar pasien diberi banyak minum - ibu pasien mengatakan An. G
agar memenuhi kebutuhan cairan mau minum ASI , lumayan
tubuh lama
DO:
- BAB 4 kali cair
- ibu pasien tampak langsung
mberikan pasien ASI.
- 4 menit pasien minum ASI

3 19.30 Memberikan informasi kepada DS:


keluarga pasien tentang penting - Ibu pasien mengatakan mau
nya asupan nutrisi yang harus di mencoba lagi memberikan
penuhi ASI
DO:
- An. G mau minum ASI
namun hanya sebentar

1 20.00 Menginstruksikan pada keluarga DS:


agar pasien tidak memakai pakaian - ibu pasien mengatakan mau
yang tebal dan selimut tebal mengganti pakaian yang tipis

30
DO:
- pasien tampak tidak
menggunakan selimut yang
tebal.

2 20.30 Memantau intake cairan lewat DS : -


infuse NaCl 500 ml 10 tpm masuk DO : infus NaCl 500 ml masuk
lewat Iv lewat IV 10 tpm
1 20.45 Melakukan pengukuran suhu DS:
dengan menggunakan termometer ibu pasien mengatakan mau di
di lakukan setiap 4 jam ukur suhu nya

DO:
- akral hangat
- suhu :38 derajat celcius

1 20.50 Memeberikan obat peroral DS:


Paracetamol dengan dosis 4x1 mg - ibu pasien mengatakan
mau memberikan obat
penurun panas

DO:
- obat oral parasetamol
dosis 4x1 mg

EVALUASI TANGGAL 12/05/19

31
N HARI&TGL RESPON (SOAP) TTD
O PUKUL
DP
1 12/mei/ 2019 S : Evi
20:30 - Ibu pasien mengatakan anak nya masih pana
- Lemes
O:
- KU : lemah,
- TTV = N: 100, RR: 23x/m
- S: 380C
- mukosa bibir kering
- turgor kulit kering
A:
Masalah Hipertermi berhubungan dengan penyakit DHF
belum teratasi
P:
Pertahan kan intervensi
NIC 3 : Regulasi Suhu (1,4,7)

NIC 4: Pemantauan Tanda-Tanda vital (1,2,4)


2 21.00 S: Evi
- Ibu pasien mengatakan An. G lemas
- Ibu pasien mengatakn anak nya masih tidak mau minum
ASI
- BAB masih cair
O:
- Trugor kulit sedang
- BAB cair 4 kali dalam sehari
- An. G terlihat lemah
- Akral hangat .
A : masalah kekurangan volume cairan belum teratasi
P : pertahankan intervensi,
NIC 1 : Management Cairan : (1,2, 3,6,)
NIC 2 : Pemantauan Cairan : (1,2)
21.00 S: Evi
- Ibu pasien mengatakan An. G masih tidak mau minum
ASI
- Minum ASI harus di paksa dan hanya sebentar
O:
- An. G minum ASI hanya 4 menit
- An. G masih lemas
- An. G sudah Tidak muntah

A:

32
- masalah ketidak seimbangan nutrisi belum teratasi
P : pertahankan intervensi
NIC 8 : managemen nutrisi ( 1,3,4)

IMPLEMENTASI TGL : 13/05/19

D Tgl/jam Implementasi Respon ttd


X
1 Monitoring TTV dengan mengkur S: pasien mengeluh badannya
13/5/2019 TD,suhu, nadi, juga respiratori, panas
14.30 dengan cara pengukuran langsung O:
kepada pasien dengan alat KU : lemah,
tensimeter, termometer, dan TTV
perabaan pada nadi radialis (pulse N: 100
pressure) setiap 4 jam RR: 24x/m
S: 37,40C
- Pasien menangis,
- mukosa bibir kering

1 Memberikan kompres hangat pada S:


15.20 lipatan tubuh seperti (lipatan - ibu masien mengatakan mau
ketiak, dan lipatan paha ) di lakukan kompres hangat
O:
- An. G di lakukan kompres
hangat pada lipatan paha dan
ketiak
- An, A menangis

2 15.15 Melakukan pemantauan input dan DS:


output cairan pada pasien dengan - ibu pasien mengatakan An,A
cara mencatat berapa banyak mau minum asi namun
pasien minum dan makan, serta cukup lama
catat output cairan catat berapa - ibu Pasien mengatakan An.
banyak, frekwensi, pasien BAB G BAK 4 kali namun hanya
dan BAK sedikit.
- pasien BAB 2 kali pagi siang
dan, hanya sedikit
DO:
- pasien sudah mau minum
ASI cukup lama

33
- pasien BAK 4 kali
- BAB 4 kali cair
- pasien tampak sedikit segar

3 16.00 Memonitor asupan nutrisi pasien DS: Ibu pasien mengatakan anak
dengan mencatat makanan masuk nya sudah mau minum ASI
seperti biasanya.
DO:
- bising usus pada An. G 15
kali
- pasien tampak tidak muntah
- Paien menyusu hanya 5
menit
4 kali sehari
- Pasien tampak terlihat aktiv

3 16.00 Memberikan Injeksi cefotaxime DS:


satu ampul 3x250 (1000mg) , jam - Ibu pasien mengatakan
16.00 masuk melalui intra vena anak nya mau di suntik
DO:
- Obat injeksi cefotaxime
masuk 250 mg lewat IV
2 17.00 Memberikan pendidikan keluarga DS:
agar pasien diberi banyak minum - ibu pasien mengatakan An. G
agar memenuhi kebutuhan cairan mau minum ASI , lumayan
tubuh lama
DO:
- BAB 4 kali cair
- ibu pasien tampak langsung
mberikan pasien ASI.
- 4 menit pasien minum ASI

3 18.30 Memberikan informasi kepada DS:


keluarga pasien tentang penting - Ibu pasien mengatakan mau
nya asupan nutrisi yang harus di mencoba lagi memberikan
penuhi ASI
DO:
- An. G mau minum ASI
namun hanya sebentar

1 20.00 Menginstruksikan pada keluarga DS:


agar pasien tidak memakai pakaian - ibu pasien mengatakan mau
yang tebal dan selimut tebal mengganti pakaian yang tipis
DO:

34
- pasien tampak tidak
menggunakan selimut yang
tebal.
- Panas berkurang suhu : 37,4
C
2 20.30 Memantau intake cairan lewat DS : -
infuse NaCl 500 ml 10 tpm masuk DO : infus NaCl 500 ml masuk
lewat Iv lewat IV 10 tpm
1 20.45 Melakukan pengukuran suhu DS:
dengan menggunakan termometer ibu pasien mengatakan mau di
di lakukan setiap 4 jam ukur suhu nya

DO:
- akral hangat
- suhu :37,4 derajat celcius

1 20.50 Memeberikan obat peroral DS:


Paracetamol dengan dosis 4x1 mg - ibu pasien mengatakan
mau memberikan obat
penurun panas

DO:
- obat oral parasetamol
dosis 4x1 mg

EVALUASI TANGGAL 13/05/19

N HARI&TGL RESPON (SOAP) TTD


O PUKUL
DP
1 13/mei /2019 S : Evi
20:30 - Ibu pasien mengakan panas anak nya sudah mulai turun
- Ibu pasien mengatakan anak nya Sudah mulai segar
O:
- KU : sedang
- TTV = N: 100, RR: 23x/m
- S: 37,4 0C
- mukosa bibir kering
- turgor kulit sedang
A:
Masalah Hipertermi berhubungan dengan penyakit DHF

35
belum teratasi
P:
Pertahan kan intervensi
NIC 3 : Regulasi Suhu (1,4,7,9,10)

NIC 4: Pemantauan Tanda-Tanda vital (1,2,4)


2 21.00 S: Evi
- Ibu pasien mengatakan An. G mulai segar
- Ibu pasien mengatakn anak nya sudah mau minum ASI
seperti biasanya
- BAB 2 ampas
O:
- Trugor kulit sedang
- BAB cair 2 kali dalam sehari
- An. G terlihat mulai aktiv
- Akral hangat .
A : masalah kekurangan volume cairan belum teratasi
P : pertahankan intervensi,
NIC 1 : Management Cairan : (1,2, 3,6,)
NIC 2 : Pemantauan Cairan : (1,2)
21.00 S: Evi
- Ibu pasien mengatakan An. G sudah mau minum ASI
seperti biasanya
- Minum ASI cukup banyak,
- Sudah mulai aktiv bergerak

O:
- An. G minum ASI namun tidak lama
- An. G sudah Tidak muntah
- Pasien aktiv bergerak
- Bising usus 15 x /menit
A:
- masalah ketidak seimbangan nutrisi teratasi
P : pertahankan intervensi
NIC 8 : managemen nutrisi

DAFTAR PUSTAKA

36
Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku K\
efdokteran EGC.

Doenges, Marilynn E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGVC

Herdman, T. Heather. 2009. Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional. EGC. Jakarta

M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika.
Jakarta
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta

Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi 2. Sagung Seto. Jakarta

Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai