OLEH:
I Made Dian Kharisma Putra
(1202105083)
A.
DEFINISI
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). DHF terutama menyerang anak remaja dan dewasa
dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita (Christantie Effendi, 1995).
B.
Etiologi
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). DHF dikarenakan oleh virus dengue dari family
Flaviviridae dan genus Flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempat serotype ini menimbulkan gejala yang berbedabeda jika menyerang manusia. Serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di
Indonesia, yaitu DEN-3.
Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Penyedaiaan air bersih yang langka.
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena :
Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.
Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu tujuh hingga delapan
hari, namun bisa lebih lama bila kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Ae. aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga satu bulan dalam keadaan
kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat
membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang
dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi
larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang
cenderung lebih rakus dalam menghisap darah.
C.
KLASIFIKASI
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis
dibagi menjadi (WHO, 1986) :
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji torniquet (+),
trombositopenia dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau di tempat lain.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah
(hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda-tanda dini
renjatan).
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
D.
PATOFISIOLOGI
1.
Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan
dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal
seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin
muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah
bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh
darah dibawah kulit (Price, A. S., 2005).
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosa DHF, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan Lab,
antara lain pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan serologi. Pada
pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:
Ig G dengue positif
Trombositopenia
Hemoglobin meningkat > 20%
Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia.
(Mansjoer, A. 2000)
F.
PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2 - 2,5 liter/24 jam) dapat berupa susu, teh manis, sirup dan beri
penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan). Jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
5. Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap hari.
6. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin, dan
dipiron (kolaborasi dengan dokter).
7. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
8. Pemberian antibiotika bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter).
9. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
A.
a) Pengkajian
Identitas Pasien
Nama
Umur
Agama
Jenis Kelamin
Status
Pekerjaan
Suku Bangsa
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
No. Register
Diagnosa Medis
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Umur
Pekerjaan
Alamat
Status Kesehatan
Keluhan Utama
Pengkajian Fisik
Keadaan umum
Inspeksi
-
Keadaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
-
Laboratorium
Pemeriksaaan darah mendapatkat dalam :
hitung thrombocyt 90.000 per mm3
hematokrit 60%
leukosit 4500 per mm3
natrium 120 mmol/L
Pemeriksaan radiologi
Hasil konsultasi
Nutrisi/ metabolic
-
Pola eliminasi
-
Keterangan :
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total.
Pola peran-hubungan
-
Klien muntah
Klien menggigil.
normal.
Risiko Kekurangan Volume Cairan b/d kehilangan cairan melalui rute
O :
-
A :P :
O :
-
A :P :
Mual
S :
-
O :
-
A :P :-
PK Perdarahan
S :
-
O :
-
A :P :-
DAFTAR PUSTAKA
Aquilino, M. L., et al. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC). Fifth Edition.
Missouri: Mosby Elsevier.
McCloskey, J. C. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition.
Missouri: Mosby Elsevier.
Directorate of National Vector Borne Diseases Control Programme. 2008. Guidelines
for Clinical Management of Dengue Fever, Dengue Haemorrhagic Fever and
Dengue
Shock
Syndrome.
Didapat
http://nvbdcp.gov.in/doc/clinical%20guidelines.pdf
melalui:
(Akses
tanggal
URL:
06
Desember 2014).
Guyton, A. C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Hastuti, O. 2012. Demam Berdarah Dengue. Yogyakarta: Kanisius
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16366/2/Chapter%20II.pdf
Ismanoe, G. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam jilid III, ed. V. Jakarta: Interna
Publishing.
Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius.
Merati, P.T. 2012. Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Bidang Kedokteran Wisata.
Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Price, A. S. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2.
Jakarta: EGC.
Santosa, B. 2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006.Jakarta: Prima
Medika.
Shepherd,
S.
M.
2013.
Dengue.
Didapat
melalui:
http://emedicine.medscape.com/article/215840-workup#showall
tanggal 06 Desember 2014).
URL:
(Akses
Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart. Jakarta: EGC.
Suhendro, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
Internal Publishing.
Herdman, H. T. 2012. NANDA Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20122014. Jakarta: EGC.
WHO. 1986. Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan
Pengendalian. Jakarta: EGC.
WHO. 1999. Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan
Pengendalian. Jakarta: EGC.
WHO. 2004. Pencegahan dan Pengendalian dengue dan demam berdarah dengue.
Jakarta: EGC