Pengertian
Dengue haemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian,
terutam pada anak (Nursalam, 2005).
2. Penyebab
Vector utama penyakit DHF adalah nyamuk aedes Aegypti(didaerah perkotaan) dan Aedes
Albopticus(di daerah pedesaan). Nyamuk yang menjadi vector penyakit DHF adalah nyamuk
yang menjadi terinfeksi saat mengigit manusia yang sedang sakit dan viremia (terhadap virus
dalam darahnya). Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk yang mengandung virus dingue.
Dengan adanya genangan air bersih menjadi tempat perkembangbiakan larva nyamuk aedes
aegypti, dan kurangnya pengetahuan masyarakat yang menyebabkan seringnya terjadi
epidemis dengue,
3. Manifestasi klinis
Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C / 104 ° F) disertai dengan 2 dari gejala
berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah,
pembengkakan kelenjar atau ruam. Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah
masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi. Dengue yang parah
adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena plasma bocor, akumulasi cairan,
gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau gangguan organ. Tanda-tanda peringatan
terjadi 3-7 hari setelah gejala pertama dalam hubungannya dengan penurunan suhu (di bawah
38 ° C/ 100 ° F) dan meliputi: sakit parah perut, muntah terus menerus, napas cepat, gusi
berdarah, kelelahan, kegelisahan dan muntah. 24-48 jam berikutnya dari tahap kritis dapat
mematikan; perawatan medis yang tepat diperlukan untuk menghindari komplikasi dan risiko
kematian
4. Komplikasi
Komplikasi dengue Haemorragic fever (DHF) biasanya berhubungan dengan syok yang berat
dan memanjang dan perdarahan berat. Pemberian cairan yang berlebihan selama fase
kebocoran plasma dapat berakibat yang berujung pada gagal nafas, dapat terjadi gangguan
elektrolit/metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, atau terkadang hiperglikemia
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium rutin untuk penderita DBD adalah jumlah trombosit dan
kadar hematokrit.
b. Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
c. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia.
d. Foto toraks lateral dekubitus kanan. Terdapat efusi pleura dan bendungan vaskuler
6. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Fokus Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku/bangsa, tanggal mrs,
tanggal pengkajian, ruangan, diagnosa medis no. rekam medik)
b. Identitas penanggung jawab (nama orang tua, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, umur)
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan utama: Pasien dengan DBD biasanya datang dengan keluhan
panas tinggi dengan keluhan yang menyertai demam, anoreksia, mual-
muntah, perdarahan terutama perdarahan dibawah kulit.
b. Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji penyakit yang pernah diderita. Pada DBD biasanya pasien bisa
mengalami serangan ulang DBD dengan tipe virus yang lain
- Kaji riwayat kehamilan/persalinan (prenatal, natal, neonatal, posnatal,
riwayat tumbang, dan riwayat imunisasi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah dalam keluarga pernah mengalami penyakit yang sama atau
penyakit lainnya.
d. Riwayat sosial
Kaji hubungan pasien dengan keluarganya
e. Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien DBD biasanya berada dilingkungan yang kurang bersih dan padat
penduduknya.
f. Kebutuhan dasar
- Pola nafas : Frekuensi pernafasan meningkat
- Nutrisi : Pasien dengan DBD mengalami anoreksia,
mual dan muntah
- Eliminasi :
Bak : Pada grade IV sering terjadi hemafuria
Bab : Pada grade III-IV sering terjadi melena
- Istirahat dan tidur : Pada tidur pasien mengalami perubahan karena
hipertermia dan pengaruh lingkungan rumah sakit yang ribut
- Aktifitas : Pergerakan yang berhubungan dengan sikap
aktifitas pasien terganggu
- Kebersihan dan kesehatan tubuh : Pemenuhan kebersihan dan kesehatan
tubuh pasien dibantu.
g. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran :
Grade I : Compos mentis
Grade II : Compos mentis
Grade III : Apatis
Grade IV : Koma
- TTV : Menurun
- RR : Meningkat
- SB : Meningkat
- Wajah : Ekspresi wajah meringis
- Kulit : Adanya petekia, turgor kulit menurun
- Kepala : Terasa nyeri
- Mata : Anemis
- Hidung : Kadang mengalami perdarahan
- Mulut : Mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan
nyeri tekan
- Dada : Bentuk simetis dan kadang-kadang sesak, ronchi.
- Abdomen : Nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
- Ekstremitas : Akral dingin, sering terjadi nyeri otot, sendi, dan
tulang.