Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG HIV

– AIDS PADA REMAJA

Dendy Virgianto (181301009)


Hagai Nicholas Dimas Kristanto (181301011)
Dita Ayu Kurniawati (181301012)
Eva Setya Rahma Bintarti (181301018)
Fresha Putri Aldani (181301025)
Ivan Tamonob (18101029)
Milani Tri Pangestuti (181301035)
Pias Calvin Astrawan (181301047)
Tisa Anasari (181301058)
Ummu Hanifah H (181301059)
Wiky Febryanto (181301062)
Definisi
 AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency virus (HIV). (Mansjoer,
2000:162).
 virus HIV, yaitu dengan hancurnya sel limfosit T (sel-T).
(Tambayong, J:2000).
 AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh
kerusakan imunitas seluler yang disebabkan oleh retrovirus
(HIV) atau penyakit fatal secara keseluruhan dimana
kebanyakan pasien memerlukan perawatan medis dan
keperawatan canggih selama perjalanan penyakit. (Carolyn,
M.H.1996:601).
Etiologi

 HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus


yang melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+.
Virus tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel
imunologik lain dan orang itu mengalami destruksi sel
CD4+ secara bertahap (Betz dan Sowden, 2002).
Patofisiologi

 HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen


permukaan CD4, yang bekerja sebagai reseptor viral.
Subset limfosit ini, yang mencakup limfosit penolong
dengan peran kritis dalam mempertahankan
responsivitas imun, juga meperlihatkan pengurangan
bertahap bersamaan dengan perkembangan penyakit.
Mekanisme infeksi HIV yang menyebabkan penurunan
sel CD4.
TANDA DAN GEJALA
 . Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
primer akut yang lamanya 1-2 minggu pasien akan
merasakan sakit seperti flu. Fase supresi imun
simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam,
keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare,
neuropati, keletihan ruam kulit, pertambahan kognitif
dan lesi oral.
 Fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menjadi AIDS (bervariasi sampai 1-5 tahun dari petama
penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi
oportunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic
Carinii (PCC),
ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA
DENGAN HIV-AIDS
 PENGKAJIAN 
I.   Identitas Klien :
Nama/nama panggilan : Nn. M
Tempat tanggal lahir/usia      : wonogiri, 27 Mei 2000
Jenis Kelamin                          : perempuan
A g a m a : Islam
Pendidikan                              :-
Alamat                                        : Permai Blok JNo.14
Tanggal masuk : 18 september 2011
Tanggal pengkajian : 19 september 2011
Diagnosa Medik : HIV-AIDS
II.                Identitas Orang Tua
1.          Ayah
a.       N  a  m  a            : Tn. M.L
b.      U  m  u  r                   : 27 tahun
c.       Pendidikan : SMA
d.      Pekerjaan                 : Petani
e.      A g a m a                   : Islam
f.        A l a m a t                : Permai Blok J No.14
2.           Ibu
a.       N  a  m  a              : Ny. SA
b.      U s i a                      : 25 tahun
c.       Pendidikan            : SMP
d.      Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga
e.      A g a m a                 : Islam
f.        A l a m a t                : Permai Blok J No.14

 
III. Identitas Saudara Kandung
No. N  a  m  a Usia Hubungan Status Kesehatan

1. - - - -
IV. Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa mengalami demam 39,5 0C, BAB sehari lebih dari 5 kali
dalam waktu >3 minggu, disertai mual muntah, nafsu makan menurun sehingga BB
turun batuk disertai sesak nafas lebih dari 3 minggu dan sariawan. Kemudian timbul
bercak merah pada kulit.
V. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Diare dirasakan sejak > 3 minggu yang lalu. Semakin hari
diare semakin parah diserta dengan demam, terdapat bercak-
bercak terasa gatal pada kulit, diare diikuti dengan mual muntah.
Kemudian batuk yang tal kunjung sembuh selama >3 minggu.
Dengan alasan tersebut orang tua klien membawa klien ke RS untuk di periksa dan
pemeriksaan lab.
2. Riwayat penyakit dahulu
Nn. M tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit HIV-AIDS dengan klien maupun penyakit menular
lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
TTV
Suhu tubuh : 39,5 0C nadi : 110 kali/menit
Tekanan darah : 80/110 mmhg respirasi : 25 kali/menit
Tinggi badan : 158 cm Berat Badan : 48kg

a.Kepala dan rambut


Bentuk kepala simetris, rambut terlihat kusam dan kering, warna rambut hitam
b.Mata
Mata ada 2 , simetris, konjungtiva pucat, seclera putih pucat, pupil normal
mengecil pada saat terkena cahaya
c.Hidung
Bentuk hidung normal, lubang hidung terlihat polips nasa, terdapat cuping
hidung.
d.Telinga
Bentuk simetris, keadaan telingga bersih tidak ada kotoran.
e.Mulut dan faring
Keadaan bibir kering dan pucat, keadaan gusi dan gigi tidak ada karies dan
kalkulus.
f.Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar lympha.
g. Pemeriksaan integument
Kebersihan : bersih
Warna : pucat
Turgor : kembali lambat lebih dari 2 detik
Kelembapan : kering
Kelainan pada kulit : terdapat bercak – bercak merah
h. Pemeriksaan payudara
-
i. Pemeriksaan toraks / dada
bentuk torak simetris kanan dan kiri, terdapat suara ronchi dan
wizzhing, frekuensi
25 kali/menit.
j. Sistem kardiovaskular
suhu tubuh meningkat
nadi cepat
tekanan darah menurun
gejala gagal jantung kongestif sekunder akibat kardiomiopati
karena HIV
k.abdomen
bentuk abdomen simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan
atau massa, gerakan peristaltic usus 35 kali/menit, tidak
ada tanda nyeri tekan, benjolan massa tidak ada, terdapat
distensi abdomen.
l. Pemeriksaan Penunjang
Anemia, leukositopenia, trombositopenia
Penurunan jumlah T4
 T4 < 200  AIDS  Normalnya: 1000 – 1200
permikrositer Tes antibodi anti-HIV (ELISA)  +/ -
Tes antibodi HIV Western blot, Agglutination, Latex, Elisa 
penilaian Elisa & Latex menunjukkan orang terinfeksi HIV/ tidak,
apabila dikatakan positif HIV harus dipastikan dengan tes Westrn
blot
Tes antigen HIV  tes antigen P24  peningkatan P24
V. Pengkajian Analisa Kasus

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1. DS: Terjadi demam tinggi sehingga Hipertermi
 Demam timbul bercak merah pada bagian
 Timbul bercak merah pada tubuh.
kulit
DO:
 Suhu tubuh 39,5

2. DS: Terjadi batuk atau dengan tanpa Bersihan jalan nafas tidak
 Pasien mengalami sesak secret sehingga menyebabkan efektif
nafas. hipersekresi jalan nafas
 DO :
Frekuensi nafas : 25 kali
/menit, terdapat cuping hidung
 

3. DS : pasien mengatakan lemas Terjadi diare lebih dari 5 kali/sehari Gangguan integritas kulit
3. DO :: pasien mengatakan lemas
DS Terjadi diare lebih dari 5 kali/sehari Gangguan integritas kulit
DO
- : turgor kulit lebih dari
- kali/menit
turgor kulit lebih dari
- kali/menit
konjungtiva putih pucat
- konjungtiva
(anemis) putih pucat
(anemis)
VI. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Hipertermia Tujuan: Setelah diberikan - Ukur suhu tubuh - Suhu tubuh pasien terkontrol dalam kondisi normal.
berhubungan asuhan keperawatan pasien. - Kompres hangat untuk menurunkan demam pada
dengan diharapkan hipertermi turun. - Berikan kompres tubuh.
termoregulasi Kriteria Hasil: hangat bila demam. - Obat antipiretik bekerja untuk menurunkan demam
- Suhu tubuh dalam - Berikan obat pada tubuh.
keadaan normal. antipiretik, sesuai - Perbanyak minum air dapat membantu
- Bercak merah pada indikasi. mempercepat proses penyembuhan.
area tubuh dapat - Perbanyak minum
berkurang.

2. Bersihan jalan nafas Tujuan: pola nafas kembali - posisikan pasien semi Memudahkan pasien untuk bisa bernafas pada normal.
tidak efektif normal flower
Kriteria Hasil:  
- batuk efektif
- produksi sputum

3. Gangguan integritas Tujuan : memulihkan cairan - Memenuhi kebutuhan - Keburuhan cairan dalam tubuh terpenuhi bisa
kulit dalam tubuh cairan pasien mengurangi gangguan integritas kulit
Kriteria Hasil :
- Kulit dalam keadaan
normal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai