Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

I DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA RISIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)
DI PANTI REHABIILITASI DOSARASO KEBUMEN

Disusun Oleh :

Nama : Fida Mindia Farotama Amalia


NIM : A12019039
Kelas : 3A/ S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022
Asuhan Keperawatan Pda Tn. I
Dengan Masalah Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan
di Ruang B4 Panti Rehabilitasi Dosaraso Kebumen

1. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : Tn.I
Umur : Tidak terkaji
Alamat : Kebakalan,Karanggayam Kebumen
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pendidikan : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Pengkajian : 11 Juni 2022
Tanggal di Rawat : Mei 2022
Diagnosa medis : Halusinasi

B. Alasan masuk RS
1 bulan yang lalu, tepatnya pada bulan mei setelah lebaran. klien di
bawa ke rumah singgah dosaraso kebumen oleh kedua orang tua nya.
klien mengatakan, alasan orang tua nya membawa klien ke panti karna
klien sering marah marah serta mengamuk saat dirumah. Bahkan klien
mengatakan bahwa dirinya sering mengamuk dan memecahkan kaca
waktu dirumah. Klien merasa marah jika ada yang kasar kepadanya.
Selain itu, klien mengatakan bahwa dirinya kerap kali mendengar suara
tabuhan gending nikahan dan itu membuat klien jengkel.

C. Faktor presipitasi dan predisposisi


 Faktor presipitasi
Klien merasa marah jika ada yang berbicara keras kepadanya,
selain itu klien juga emosi jika suara gamelan nikah mulai
terdengar di telinga nya.
 Faktor predisposisi
Biologis :
- Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan sudah 3x masuk RSJ magelang, tepatnya di
ruang arjuna selama ± 3 pulang, Namun setelah pulang ke
rumah selalu kambuh lagi.
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan, kecelakaan ataupun trauma.
- Riwayat penyakit keturunan
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan
- Riwayat trauma
Tidak ada
- Kelainan sejak lahir
Tidak ada

Psikologis :
- Perubahan sikap saat berkomunikasi
Klien mengatakan tidak tau sejak kapan dirinya mulai
mengalami masalah seperti sekarang, namun klien mengatakan
sejak kecil keinginan nya selalu ditolak oleh bapaknya, klien
mengatakan ingin gondrong tapi tidak boleh, dan malah
rambutnya di cukur oleh bapaknya. Klien merasa semua orang
tidak menyukai rambutnya yang pendek. Lalu pada saat klien
masih kecil, klien mengatakan ingin melihat ayam jago namun
tidak boleh. Sehingga klien merasa jengkel, dan pada ahirnya
klien putus sekolah pada saat kelas 2 SD
Klien merasa bahwa dirinya sudah mati, namun kadang di
ganggu oleh suara gamelan nikah.
- Riwayat pengobatan alternatif
Klien tidak pernah berobat ke dukun atau alternatif lain nya,
klien langsung berobat ke rs. Klien mengatakan di rawat di rsj
magelang 3x dan ahirnya sekarang dirawat di rumah singgah
dosaraso.
- Gambaran positif klien karna sakit yang di alami
Tidak terkaji

Sosial Budaya :
- Agama
Klien beragama islam
- Respon terhadap pekerjaan
Dulu klien sempat bekerja, namun tidak lama. Karna klien
sering mendengar suara gamelan nikah yang membuat klien
jengkel sehingga sering marah2

D. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Klien tampak tidakrapih,pakaian tidak sesuai ( tidak menggunakan
seragam panti )
2) Vital sign
Tidak terkaji karna keterbatasan waktu
3) Pemeriksaan fisik
Terdapat bekas luka di punggung tangan sebelah kiri klien. Setelah
di tanya, klien mengatakan bahwa luka tersebut didapatkan karena
klien memukuli kaca saat masih dirumah.

E. Pengkajian psikososial
1) Konsep diri
a) Citra tubuh : klien mengatakan tidak menyukai gigi nya
karna gingsul, klien menganggap itu adalah gadil kutukan
b) Identitas diri : klien merasa bahwa dirinya seorang laki
laki, dulu klien sempat bekerja namun hanya sebentar
c) Peran : saat di rumah,klien sering membantu orang tua nya
ke sawah
d) Ideal diri : klien ingin sekali memiliki rambut gondrong,
supaya orang orang sukw terhadap dirinya
e) Harga diri : klien merasa jengkel karna klien merasa semua
orang tidak suka padanya
2) Genogram

Jumlah saudara dari ortu klien tidakterkaji

Keterangan :

: Laki

: Perempuan

: klien

: Tinggal satu rumah


3) Nilai, keyakinan dan spiritual
Klien beragama islam , klien mengatakan tidak pernah sholat.

F. Status mental
1) Penempilan umum
Pakaian klien tampak berantakan, hanya menggunakan kaos
panjang dan celana pendek yang tampak lusuh. Klien menolak
untuk memakai baju seragam dari rumah singgah.
2) Pembicaraan
Selama pengkajian klien berbicara dengan suara keras, cepat,
intonasi tinggi,pembiicaraan melantur dan terkadang menjawab
dengan ketus
3) Aktivitas motorik
Tegang, tatapan tajam dan terkadang klien tampak jengkel dan
sesekali berbicara nggrunyem sendiri
4) Interaksi selama wawancara
Sesekali, raut wajah klien tampak kesal, mengerutkan dahi dan
bicara klien ngelantur
5) Alam perasaan
Klien mengatakan bawaan nya pengin marah
6) Tingkat kesadaran dan orientasi
Tampak kacau ( melantur )
7) Memori
Konfabulasi ( saat di tanya,klien menjawab melantur untuk
menutupi gangguan daya ingatnya )

G. Kebutuhan Persiapan Pulang


Penggunaan obat dirumah rutin
Aktifitas dirumah membantu bapaknya disawah
H. Mekanisme koping
Maladaptif
Klien mengamuk jika merasa kesal
I. Aspek medis
1) Diagnose medis : RPK
2) Terapi yang diberikan
Tidak terkaji
J. ANALISA DATA

Tgl/Jam Data fokus Diagnosa Paraf


11 juni 2022 DS : Risiko perilaku kekerasan Fida
11.00 WIB - Klien mengatakan klien selama
dirumah sering mengamuk,
memecahkan kaca rumah dan
membanting barang
- Klien merasa marah jika ada yang
kasar kepadanya
DO :
- Terdapat luka di punggung tangan
sebelah kiri
- Gaya bicara klien intonasi tinggi,
ketus dan suara keras
- Bicara klien ngelantur
- Tatapan mata klien tajam
- Pakaian klien tidak sesuai
- Raut wajah klien tampak jengkel
- Sesekali klien tampak mengerutkan
dahi
11 juni 2022 DS : Halusinasi persepsi sensori : Fida
11.00 WIB - Klien mengatakan sering mendengar pendengaran
suara gamelan nikah
- Klien merasa bahwa dirinya sudah
mati
DO :
- Sesekali klien tampak berbcicara
sendiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perilaku kekerasan (RPK)
2. Halusinasi persepsi sensori : pendengaran
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

RencanaKeperawatan
Tgl /Jam Diagnosa
Tujuan Tindakan Rasional
11 juni 2022 Risiko perilaku Setelah dilakukan Individu pasien : Individu klien :
11.00 WIB kekerasan (RPK) intervensi - Jelaskan tanda, gejala,penyebab - Dengan klien
keperawatan dan akibat dari perilaku mengenal resiko
selama 1x interaksi kekerasan perilaku kekerasan
diharapkan - Ajarkan latihan teknik tarik klien bersama
masalah nafas dalam dan pukul kasur dengan perawat
keperawatan resiko atau bantal mencari cara
perilaku kekerasan - Jelaskan dan latih klien minum mengontrol RPK
dapat membaik obat dengan prinsip 6 benar tarik nafas dan
dengan kriteria - Jelaskan keuntungan minum pukul bantal
hasil : obat dan kerugian tidak minum - Dengan minum
Kontrol diri obat obat secara teratur
( L.09076 ) - Ajarkan cara mengontrol,arah harapannya mood
- Klien mampu dengan cara verbal klien juga akan
mengenal - Ajarkan cara mengontrol marah terjaga
penyebab, tanda dengan cara spiritual - Dengan bercakap-
dan gejala serta cakap fokus klien
akibat dari akan beralih
perilaku - Harapannya
kekerasan dan dengan beribadah
mengontrol sesuai agama klien
perilaku lebih tenang dan
kekerasan memiliki kegiatan
dengan cara fisik positif
1 dengan tarik
nafas dalam dan
cara fisik 2
dengan cara
pukul bantal
- Klien mampu
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan cara
minum obat
secara teratur
- Klien mampu
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan cara
verbal
- Klien mampu
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan cara
spiritual
11 juni 2022 Halusinasi Setelah dilakukan Individu pasien : Individu klien :

11.00 WIB persepsi sensori : intervensi - Jelaskan tanda, gejala,penyebab - Klien dapat
pendengaran keperawatan dan akibat dari halusinasi mengenali
selama 1x interaksi - Ajarkan cara mengontrol halusinasinya dan
diharapkan dengan cara menghardik mengontrol ketika
masalah - Ajarkan cara mengontrol halusinasinya
keperawatan halusinasi dengan cara muncul
gangguan persepsi menggunakan obat - Klien dapat
sensori - Ajarkan cara mengontrol mengontrol
pendengaran dapat halusinasi dengan cara halusinasi dengan
membaik dengan bercakap-cakap cara rutin
kriteria hasil : - Latih cara mengontrol mengkonsumsi
- Klien mampu halusinasi dengan cara obat
mengenali melakukan aktivitas - Dengan bercakap-
masalah halusinasi cakap Klien dapat
dan mengontrol mengalihkan fokus
dengan cara pikirannya
menghardik - Klien dapat
- Klien mampu mengontrol
mengontrol halusinasi dengan
halusinasi dengan beraktivitas yang
cara menggunakan positif
obat
- Klien mampu
mengontrol
halusinasi dengan
cara bercakap-
cakap
- Klien mampu
mengontrol
halusinasi dengan
cara melakukan
aktivitas
CATATAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Respon Paraf


keperawatan

11 juni Risiko perilaku Individu : S= Fida


2022 kekerasan (RPK) Klien mengatakan bahwa
- Menjelaskan tanda,
11.30 dirinya tidak sakit, klien
gejala,penyebab dan
WIB juga mengatakan bahwa
akibat dari perilaku
dirinya tidak suka jika di
kekerasan
kasari
O=
Klien tampak jengkel,
sesekali mengerutkan
dahi, nada bicara
keras,intonasi tinggi
11 juni Risiko perilaku - Mengajarkan latihan S =
2022 kekerasan (RPK) teknik tarik nafas dalam
Klien kooperatif
11.30 dan pukul kasur atau
WIB bantal O=

Bicara klien ngelantur

11 juni Halusinasi persepsi Individu : S= Fida


2022 sensori : Klien terus berbicara
- Menjelaskan tanda,
11.30 pendengaran melantur
gejala,penyebab dan akibat
WIB O=
dari halusinasi
Klien terus berbicara
melantur
11 juni Halusinasi persepsi - Mengajarkan cara S = Fida
2022 sensori : mengontrol dengan cara
-
11.30 pendengaran menghardik
WIB O=
Klien tampak
menyepelekan
EVALUASI

Hari/ Diagnosa Evaluasi Paraf


jam/ Keperawatan
tangga
l
11 juni Risiko S = klien merasa bahwa dirinya tidak ada Fida
2022 perilaku masalah

12.00 kekerasan O = klien tampak jengkel, sesekali

WIB mengerutkan dahi, nada bicara


keras,intonasi tinggi
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
- Jelaskan dan latih klien minum obat
dengan prinsip 6 benar
- Jelaskan keuntungan minum obat dan
kerugian tidak minum obat
- Ajarkan cara mengontrol,arah dengan
cara verbal
- Ajarkan cara mengontrol marah
dengan cara spiritual
11 juni Halusinasi S = klien mengatakan sudah bisa menghardik Fida
2022 persepsi halusinasinya

12.00 sensori : O = sesekali klien tampak memperhatikan saat


dijelaskan, namun klien lebih banyak berbicara
WIB pendengaran
melantur
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
- Ajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menggunakan obat
- Ajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
- Latih cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktifitas
STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 Pasien :
Diagnosa Risiko perilaku kekerasan
SP 1 :
Diagnosa halusinasi persepsi sensori : pendengaran

Anda mungkin juga menyukai