Tinjauan Kasus
Sdr “I” adalah seorang siswa SMA berusia 18 tahun, anak tunggal dari Tn “M”
dan Ny “T”. Sdr “I” dibawa keluarganya dalam keadaan tangan di borgol dan kaki
diikat karena ketahuan mengkonsumsi obat-obatan terlarang berupa ganja dan
emosi. 2 hari sebelum masuk rumah sakit Sdr “I” mengkonsumsi obat dextro
sebanyak 10 butir, miras dan ganja 1 batang dengan cara di hisap. Hasil
pemeriksaan fisik di dapatkan TD: 110/70 mmHg, nadi: 99x/menit, suhu: 36,5oC,
RR: 20 x/menit, TB: 164 cm, BB: 56 kg.
I. Pengkajian
Ruangan : PK. NAPZA Tinggal dirawat: 8 November 2016
A. Identitas
Nama klien : Sdr. I Tanggal Pengkajian : 9 November 2016
Umur : 18 tahun Nomor RM : 251107
Pendidkan : SMA Alamat : Lawang
B. Alasan Masuk
1. Alasan Masuk
Klien mengatakan saat masuk MRS dipaksa oleh keluarganya dalam
keadaan tangan diborgol dan kaki diikat karena ketahuan
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan emosi
2. Keadaan Saat Masuk
Klien mengatakan saat MRS dalam keadaan sadar dan paska
penyalahgunaan obat dextro sebanyak 10 butir, miras dan ganja 1
batang 2 hari sebelum MRS
3. Pemakaian Terakhir
Klien mengatakan sebelum di bawa kesini, klien mengkonsumsi ganja
1 batang dengan cara di hisap, terakhir tanggal 6 November 2016
C. Riwayat Pengobatan
Klien mengatakan pernah di rawat di PKJM selama 1 bulan dan
mendapatkan rehabilitasi rohani dan medik.
D. Faktor Predisposisi
Klien mengatakan di bawa ke RSJ lawang, klien pernah di rawat selama 1
bulan di PKJM Banyuwangi. Saat pulang kembali bergabung dengan
teman-teman yang dulu. Dan mengulangi perbuatan hal yang sama (miras
dan penyalahgunaan obat dextro). Pada tahun 2015 klien mengaku pernah
di tahan di BNN selama 10 hari. Menurut status klien dirumah sering
ngamuk-ngamuk sejak 2 bulan yang lalu. Paling parah 1 minggu. Klien
sulit tidur. Minta apapun harus diturutin jika tidak orang tua di ancam.
Klien mengatakan depresi karena hubungan dengan pacarnya tidak
disetujui keluarganya.
Diagnosa Keperawatan: -RPK
- Mekanisme Koping Individu inefektif
E. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan awalnya dia dapat tawaran pil dextro dari temannya
yang mengatakan pil dextro dapat membuat pikiran happy. Klien
mencoba pil tersebut saat punya masalah.
Diagnosa Keperawatan: Koping individu inefektif
F. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital = TD: 110/70 mmHg, N: 99 x/menit, S:
36,5oC, RR: 20 x/menit
2. Ukur = TB: 164 cm BB: 56 kg
3. Keluhan Fisik = klien mengatakan tidak ada keluhan
Diagnosa Keperawatan: -
G. Psikososial
1. Genogram
H. Konsep Diri
1. Gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya walaupun
sekarang berat badannya berkurang.
2. Peran
Klien mengatakan saya seorang anak dengan usia 18 tahun yang
biasanya sekolah dan bermain dengan teman-teman
3. Identitas
Klien memperkenalkan dirinya dan identitas keluarganya dan klien
bangga dengan identitas menjadi laki-laki
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera berkumpul bersama kelurga dan
berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Klien ingin segera
kembali sekolah.
5. Harga diri
Klien mengatakan saya merasa malu saat pulang nanti karena saya
dibawa kesini dengan kondisi tangan diborgol dan kaki diikat. Saya
merasa tetangga selalu berfikir negatif.
Diagnosa keperawatan: harga diri rendah
I. Hubungan sosial
1. Orang yang dekat/dipercaya saat ini:
Klien mengatakan dekat dengan teman-temannya karena klien
menganggap hanya teman-temannya yang dapat mengerti klien.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat
Klien mengatakan kadang-kadang saja ikut kumpul dengan tetangga
tetapi lebih banyak kumpul dengan teman main.
Di RS klien selalu megikuti program-program yang sudah di
rencanakan seperti keruang rehabilitasi untuk bermusik dan melakukan
sholat berjama’ah.
3. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Klien tidak mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain terbukti saat perkenalan klien mampu memulai percakapan
walaupun hanya bertanya sedikit dengan tempat asal.
Diagnosa Keperawatan: -
J. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan agamanya islam dan meyakini adanya tuhan
2. Kegiatan ibadah
Klien melakukan ibadah secara rutin dan berjamaah selama di RSJ.
Saat dirumah, klien mengatakan sholatnya bolong-bolong.
Diagnosa keperawatan: -
K. Status mental
1. Penampilan
Klien berpakaian sesuai dengan fungsinya, baju tidak kusut, rambut
disisir rapi
Diagnosa Keperawatan: -
2. Pembicaraan
Saat wawancara cara berbicara klien lambat dan dapat dimengerti
dengan volume suara lembut.
Diagnosa Keperawatan : -
3. Aktivitas motorik / psikomotor
a. Kelambatan
Klien tidak mengalami keterlambatan aktivitas motorik/
psikomotor, terbukti ketika klien melakukan aktivitas rutin seperti
tepat jam rehab, sholat dan makan, klien mampu melakukan tanpa
disuruh.
b. Peningkatan
Klien banyak beraktivitas, sulit untuk diam, terkadang klien
terlihat mondar mandi.
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Afek dan Emosi
a. Afek
Afek klien dangkal/datar, terbukti saat klien ditanya kenapa
sampai menggunakan obat terlarang, klien hanya menampakkan
ekspresi datar dan menjawab pertanyaan secara singkat dan
menunduk.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
b. Emosi
Klien cemas, terbukti saat ditanya tentang perasaan klien setelah
membuat keluarga kecewa saat ini, klien mengatakan kasian dan
cemas dengan keadaan keluarganya.
Terbukti ekspresi wajah klien menunduk, cemas, bicara klien lebih
pelan dan pada saat pemeriksaan fisik nadi teraba cepat (N:
99x/mnt).
Diagnosa Keperawatan : Ansietas.
5. Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata kurang, terbukti saat wawancara klien selalu memandang
ke objek lain, tidak mampu menatap lawan bicara dan klien selalu
menunduk. Akan tetapi seketika klien mampu memulai pembicaraan
seperti menanyakan “Sedang apa? “Apa kabar?”
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
L. Persepsi
1. Halusinasi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca inderanya.
Klien mengatakan tidak mendengar bisikan aneh ataupun hal-hal aneh
pada penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan.
2. Ilusi
Klien mampu melihat hal yang dilihat sesuai dengan kenyataan,
terbukti klien mengatakan hal yang dilihat adalah pohon belimbing
dan kenyataannya adalah pohon belimbing.
3. Depersonalisasi
Klien awalnya merasa asing pada lingkungan di RSJ ini tapi tidak
pada diri sendiri maupun orang lain.
4. Derealisasi
Klien menilai lingkungannya adalah nyata.
Diagnosa Keperawatan :-
M. Proses pikir
1. Arus Pikir
Arus pikir klien koheren, terbukti saat ditanya, “Kenapa sampai mau
diajak teman untuk mengkonsumsi obat terlarang dan miras?” klien
menjawab singkat dan jelas “Karena saya ingin mencoba/ingin tau,
dirasakan enak ya saya lanjutkan”
Diagnosa Keperawatan : -
2. Isi Pikir
Isi pikiran klien obsesif, terbukti klien sering mengeluhkan klien ingin
cepat pulang, karena ingin berkumpul dengan keluarganya.
3. Bentuk Pikir
Bentuk pikiran klien realistik terbukti saat ditanya tentang anggota
keluarganya, klien mengatakan merupakan anak tunggal.
Diagnosa Keperawatan : -
N. Tingkat Kesadaran
1. Secara Kuantitatif: Kesadaran klien compos mentis (GCS : 4 5 6)
2. Secara Kualitatif : Klien mampu berorientasi baik dengan waktu,
seperti waktu makan, sholat dan mandi. Klien juga mampu
berorientasi dengan tempat dan lingkungannya seperti tempat tidur
dan tempat rehabnya. Klien mau merubah posisi duduknya yang
semula kakinya di atas kursi menjadi diturunkan ketika ditegur.
Diagnosa Keperawatan : -
O. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Terbukti klien mampu menceritakan sebelum klien
dibawa ke RSJ dan aktivitas yang dilakukan dari saat bangun tidur sampai
tidur siang.
Diagnosa Keperawatan : -
Do: -
Ds : Klien mengatakan saya merasa malu saat
pulang nanti karena saya dibawa kesini
9/11/16 dengan kondisi tangan diborgol dan kaki Harga diri rendah
11.00 diikat. Saya merasa tetangga selalu berfikir situasional
WIB negatif.
Do: Afek klien dangkal/datar, klien hanya
menampakkan ekspresi datar dan menjawab
pertanyaan secara singkat dan menunduk
IV. Diagnosa
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Konsep Diri: HDR
3. Koping Individu Inefektif
V. Intervensi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DI UNIT RAWAT INAP PK. NAPZA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Diagnosa Perencanaan
Tgl Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUK: 1.1. Setelah 1x interaksi, klien 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
1. Klien dapat menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip komunikasi
membina hubungan wajah bersahabat, terapeutik:
saling percaya menunjukkan rasa senang, - Beri salam setiap berinteraksi.
ada kontak mata, mau - Perkenalkan nama, nama panggilan
berjabat tangan, mau perawat dan tujuan perawat berkenalan
Diagnosa Perencanaan
Tgl Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
menyebutkan nama, mau - Tanyakan dan panggil nama kesukaan
menjawab salam, klien mau klien
duduk berdampingan - Jelaskan tujuan pertemuan
dengan perawat, mau - Jujur dan menepati janji
mengutarakan masalah yang - Tunjukkan sikap empati dan menerima
dihadapi klien apa adanya
- Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
9/11/’16 2.1. Setelah 1x interaksi klien 2.1.1. Diskusikan dengan klien tentang :
2. klien dapat
menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki klien,
mengidentifikasi
a. Aspek positif dan keluarga, lingkungan
aspek positif dan
kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki klien
kemampuan yang
dimiliki 2.1.2. Bersama klien buat daftar tentang
dimiliki
b. Aspek positif keluarga a. aspek positif klien, keluarga,
c. Aspek positif lingkungan
lingkungan b. kemampuan yang dimiliki klien
2.1.3. Beri pujian yang realistis, dan hidarkan
memberi penilain negatif