Disusun Oleh:
Youshian Elmy
115070200111032
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Epidemiologi
Salah satu penyakit yang di derita oleh masyarakat terutama adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Atas), yaitu meliputi infeksi akut saluran pernafasan
bagian atas dan akut saluran pernafasan bagian bawah. ISPA masih merupakan
masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita
yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dan 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3 6 episode ISPA setiap tahunnya. Data yang
diperoleh dari kunjungan ke puskesmas mencapai 40 60 % adalah oleh
penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan ISPA adalah karena
pneumonia dan pada bayi berumur kurang 2 bulan. Hingga saat ini angka
mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi, kematian seringkali disebabkan
karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai
penyulit-penyulit kurang gizi.
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun
1984, dengan tujuan beerupaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian
khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti
yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain
adalah dari
genus
Streptococcus,
dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju,
dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.
a.
1)
Usia
Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih
baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3)
Lingkungan
1)
Kondisi Ekonomi
Keadaan
ekonomi
yang
belum
pulih
dari
krisis
ekonomi
yang
Kependudukan
Geografi
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk.
Tahap lanjut penyaklit, dibagi menjadi empat yaitu :
a)
b)
c)
Menjadi kronos.
d)
sudah
dalam
kegagalan
pernafasan
maka
dibutuhkan
penatalaksanaan yang lebih rumit dengan mortalitas yang lebih tinggi. Maka,
perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah
berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan
pernafasan.
Berikut ini adalah tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada penderita ISPA:
Tanda gejala secara umum/klinis:
a. Pada sistem pernafasan
Nafas cepat dan tidak teratur (apnea), retraksi/tertariknya kulit ke dalam
dinding dada, nafas cuping hidung, sesak, kulit wajah kebiruan(sianosis),
suara nafas lemah atau hilang, mengi, suara nafas seperti ada cairannya
sehingga terdengar keras dan tachypnea.
b. Pada sistem peredaran darah
Denyut jantung cepat dan lemah (takikardi atau bradikardi), tekanan
darah tinggi atau rendah (hipertensi atau hipotensi) dan gagal jantung
(cardiac arresst).
c. Pada sistem syaraf
Gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,kejang dan koma.
d. Gangguan umum
Letih dan keringat banyak.
Tanda tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun :
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor/mendengkur dan gizi
buruk.
Tanda tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan :
kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari
setengah volume yang biasa), kejang, kesadaran menuru,, mendengkur,
mengi, demam dan dingin.
Tanda tanda labolatorium
a. Hypoxemia
b. Hypercapnia
c. Acydosis (metabolic atau respiratorik)
Tanda dan gejala ISPA menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PRSSI), 2002 adalah:
a. Batuk
b. Serak (penderita bersuara parau)
c. Pilek
d. Panas atau demam dengan suhu badan lebih dari 38,50C
e. Sesak nafas
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah :
1. Biakan virus
2. Serologis
3. Diagnostik virus secara langsung.
Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan
pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.
Strategi Penanggulangan
Pencegahan dan Pengendalian ISPA di Fasilitas Kesehatan menurut WHO
(2008):
a. Pengawasan administrasi:
Struktur
organisasi
pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
(komite
Petugas kesehatan, pasien, dan keluarga harus menutup mulut dan hidung
saat batuk, bersin, dan membersihkan tangan.
Jaga ventilasi dengan baik, antara lain dengan ventilasi alami (misalnya:
jendela terbuka) atau dengan ventilasi mekanik.
e. Penempatan pasien
f.
saat
melakukan
langkah
pencegahan
dan
pengendalian infeksi.
a. Anggota keluarga sangat penting bagi dukungan emosional pasien
anak-anak rawat inap.
b. Hak anak untuk didampingi oleh orang tua/keluarga pasien setiap
waktu harus dijamin
c. Anggota keluarga mungkin sangat penting dalam membantu
perawatan pasien anak-anak rawat inap, terutama bila tenaga
petugas kesehatan kurang
d. Pasien anak-anak mungkin saja sudah lebih lama terinfeksi ISPA
dibandingkan orang dewasa; ini akan mempengaruhi jangka waktu
pelaksanaan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. Pasien
anak-anak
mungkin
tidak
dapat
mematuhi
praktik
kebersihan pernapasan.
f.
dan
memerlukan
Kewaspadaan
Transmisi
(misalnya,
atau
perawatan
keliling
untuk
semua
orang
yang
perawatan
bagi
pasien
yang
paling
berat
yang
dianggap
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Menunjukkan
jalan nafas yang paten Monitor status hemodinamik
DO:
(klien
tidak
merasa
tercekik, irama Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
Penurunan suara nafas
nafas, frekuensi pernafasan dalam Berikan antibiotik :
Orthopneu
rentang normal, tidak ada suara nafas .
Cyanosis
abnormal)
.
Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
ASKEP
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NIC:
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Setelah dilakukan tindakan
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
keperawatan selama ..pasien Berikan bronkodilator :
menunjukkan keefektifan pola nafas,
-..
dibuktikan dengan kriteria hasil:
.
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
mengeluarkan
sputum,
mampu Monitor respirasi dan status O2
DS:
bernafas dg mudah, tidakada pursed Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Dyspnea
lips)
Nafas pendek
Menunjukkan jalan nafas yang paten Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
DO:
(klien tidak merasa tercekik, irama Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
nafas, frekuensi pernafasan dalam Monitor vital sign
Penurunan pertukaran udara per menit
rentang normal, tidak ada suara nafas Informasikan pada pasien dan keluarga tentang te
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.
Menggunakan otot pernafasan tambahan
abnormal)
Orthopnea
Tanda Tanda vital dalam rentang Ajarkan bagaimana batuk efektif
Pernafasan pursed-lip
normal (tekanan darah, nadi, Monitor pola nafas
Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama pernafasan)
Penurunan kapasitas vital
Respirasi: < 11 24 x /mnt
NOC:
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Vital sign Status
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
DS:
Vital Sign Status
Dyspnoe
keperawatan selama . Gangguan
Gangguan penglihatan
pertukaran pasien teratasi dengan
kriteria hasi:
DO:
Mendemonstrasikan
peningkatan
Penurunan CO2
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Takikardi
Memelihara kebersihan paru paru dan
Hiperkapnia
bebas dari tanda tanda distress
Keletihan
pernafasan
Iritabilitas
pursed lips)
hiperkarbia
Tanda
tanda
vital
dalam
rentang
normal
AGD abnormal
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal Status neurologis dalam batas normal
NIC :
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator ;
-.
-.
Barikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
Monitor suara nafas, seperti dengkur
Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental
Observasi sianosis khususnya membran mukosa
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan
tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff H, Mukty A (ed) : Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlanggga Unversity
Press.Surabaya. 1995 : 110-21.
Arif, Muttaqin, Skep. ( 2008 ). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem.
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Dahlan Z. Pneumonia. Dalam : Suyono S, Waspaji S (ed) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam II. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.2001:801-10.
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, 2002. Musin Kemarau, Anak
Rawan Terkena ISPA. http://www.pdpersi.co.id
Rahmatullah P. 1993.Epidemiologi dan pengobatan infeksi saluran nafas akut
bagian bawah. Ilmu Penyaki Paru FK UNDIP.Semarang. :1-19
Rasmaliah.
2004.
Infeksi
Saluran
Pernafasan
Akut
(ISPA)
dan