Anda di halaman 1dari 7

CONCEP MAP ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARIUM (HEG)


DI PKM KABILA

Disusun Oleh :
NAMA: MEISIN ABDULLATIF
NIM : 841418126

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
CONCEPT MAP
HIPEREMESIS GRAVIDARIUM

KASUS :
Seorang ibu umur 28 th datang ke puskesmas dengan keluhan mual muntah, klien mengatakan muntah
sebanyak 3 kali, berisi makanan, tidak nafsu makan, merasa lemas dan Nampak cemas dengan kondisi
kehamilannya. Keadaan umum : lemah, kesadaran : compos mentis, Vital sign TD:100/70 mmHg, N:
64 x/m R:20x/m SB:36,5C

1. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan


sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang
paling sering ditemui pada kehamilan trimester pertama
Hiperemesis gravidarum merupakan vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa
hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan.Kondisi ini berhenti pada trimester pertama namun gejala-gejalanya
dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta
ketidakseimbangan elektrolit (Steela,2005). Bila keadaan ini semakin berat dan tidak
tertanggulangi lagi maka disebut hiperemesis gravidarum dilaporkan sekitar 0,05-2 % dari semua
kehamilan

2. Etiologi

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa, dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili koriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Soejoenoes, 2005).
3. Proses patomekanisme dan patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu
dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Ø  Tingkatan I (ringan)
          Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
          Ibu merasa lemah
          Nafsu makan tidak ada
          Berat badan menurun
          Merasa nyeri pada epigastrium
          Nadi meningkat sekitar 100 per menit
          Tekanan darah menurun
          Turgor kulit berkurang
          Lidah mengering
          Mata cekung
Ø  Tingkatan II (sendang)
          Penderita tampak lebih lemah dan apatis
          Turgor kulit mulai jelek
          Lidah mengering dan tampak kotor
          Nadi kecil dan cepat
          Suhu badan naik (dehidrasi)
          Mata mulai ikterik
          Berat badan turun dan mata cekung
          Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
          Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
Ø  Tingkatan III (berat)
          Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
          Dehidrasi hebat
          Nadi kecil, cepat dan halus
          Suhu badan meningkat dan tensi turun
          Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
          
5. Nursing Diagnosis dan Nursing Outcome

NO Diagnosa Keperawatan Nursing Outcome Clasification Nursing Intervensi Clasification

1. Nutrisi kurang dari Kebutuhan nutrisi adekuat Kriteria 1. Kaji faktor penyebab mual
kebutuhan tubuh Hasil : dan muntah.
- Intake nutrisi dan cairan adekuat - 2. Kaji tanda-tanda vital klien
Mampu mengidentifikasi 3. Tentukan status gizi klien
kebutuhan nutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat dan kemampuan klien untuk
badan yang berarti. memenuhi kebutuhan gizi.
4. Kaji berat badan klien.
5. Anjurkan makan dengan
porsi sedikit tetapi sering.
6. Tanyakan makanan kesukaan
klien.
7. Anjurkan makanan yang
bergizi, tinggi kalori, dan
bervariasi yang dapat dipilih
oleh pasien.
8. Tanyakan pada klien tentang
alergi makanan.
9. Anjurkan untuk banyak
makan buah dan minum.
10. Berikan pendidikan
kesehatan tentang :
-Makanan bergizi dan tidak
mahal. Seperti tahu,tempe,
dan telur
2. Cemas Klien mampu mengontrol cemas 1. Kaji tingkat kecemasan klien
Kriteria Hasil : 2. Dengar keluhan klien dengan
- Cemas berkurang penuh perhatian
- Klien dapat menurunkan stimulus 3. Dampingi klien untuk
lingkungan ketika cemas mengurangi kecemasan dan
- Klien melaporkan tidur adekuat meningkatkan kenyamanan.
- Ekspresi wajah klien tenang 4. Motivasi klien untuk
menyampaikan tentang isi
perasaanya.
5. Bantu klien menjelaskan
keadaan yang bisa
menimbulkan kecemasan.
6. Bantu klien untuk
mengungkapkan hal-hal yang
membuatnya cemas.
7. Ajarkan klien teknik
relaksasi dengan (menarik
nafas dalam dan tahan
sebentar lalu perlahan buang
udaranya).
8. Kolaborasi : Berikan obat-
obatan yang mengurangi
cemas.

3 3. Intoleransi aktivitas Mentoleransi aktivitas yang biasa 1. Monitor keterbatasan


dilakukan dan ditunjukkan dengan aktivitas, kelemahan saat
daya tahan, penghematan energi, aktivitas.
perawatan diri Kriteria Hasil : 2. Berikan diet yang adekuat
- Menyadari keterbatasan energi dan seimbang.
- Menyeimbangkan aktivitas dan 3. Bantu pasien dalam
istirahat melakukan aktivitas sendiri.
- Tingkat daya adekuat untuk 4. Catat tanda vital sebelum dan
beraktifitas sesudah aktivitas.
5. Anjurkan istirahat yang
adekuat.
6. Berikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya
: Nutrisi yang baik untuk
meningkatkan energi yang
ada dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arief.B. 2009.Buku Saku
 Maternitas Edisi 3. ECG. JakartaWiknjosastro H. 2005.
 Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Prawirohardjo. 2005.
 Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.Fadlun, dkk. 2011.
 Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40

Anda mungkin juga menyukai