Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TERAPI TAWA”

Oleh

BONITA RUMONDOR
NIM 841 719 093

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

A. Pokok Bahasan

Ansietas

B. Sub Pokok Bahasan

Terapi tawa dalam menurunkan kecemasan.

C. Hari/Tanggal

Sabtu, 18 Juli 2020

D. Waktu

± 15 menit

E. Sasaran

Klien yang mengalami kecemasan

F. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang tindakan terapi tawa,

diharapkan hal tersebut dapat membantu menurunkan rasa cemas/khawatir

pada klien.

G. Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi terapi tawa

2. Mengetahui manfaat terapi tawa

3. Mengetahui langkah-langkah terapi tawa

H. Metode

Metode yang akan dilakukan pada penyuluhan kesehatan ini adalah

penyuluhan secara langsung kepada klien dengan kecemasan.


I. Media

Power Point dan Leaflet

E. Setting Tempat & Pengorganisasian : -

F. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan secara langsung pada klien dengan

kecemasan.

G. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur :

a. Kesiapan Materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan Media : Power point dan leaflet.

2. Evaluasi Proses :

a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan.

b. Materi penyuluhan ditampilkan pada power point kemudian klien

juga dapat membaca materi pada leaflet.

3. Evaluasi Hasil :

Diharapkan penyuluhan yang dilakukan menarik perhatian klien

sehingga tujuan penyuluhan dapat tersampaikan.


LAMPIRAN MATERI
A. Konsep Terapi Tertawa

1. Definisi dan Manfaat Terapi Tertawa

Terapi tertawa merupakan suatu terapi untuk mencapai

kegembiraan didalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk

suara tawa atau senyuman yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas

dan bergembira, dada yang lapang, peredaran darah yang lancar sehingga

dapat mencegah penyakit dan memelihara kesehatan (Andol, 2009 dalam

Saniya, 2020).

Terapi tertawa merupakan terapi tertawa yang dimulai dengan

tahap demi tahap. Sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar-

benar bermanfaat. Terapi tertawa sangat cocok untuk mengurangi stres dan

sudah banyak dilakukan orang, tertawa 5-10 menit bisa merangsang

pengeluaran endhorphin dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan

juga melatonin. Ketiga zat ini merupakan zat yang baik untuk otak sehingga

kita bisa merasa lebih tenang (Padila, 2013).

2. Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Tertawa

Terapi tertawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak

membatasi usia, bahkan semua orang bisa melakukannya (Simanungkalit,

2007, dalam Khaerani, 2017). Disamping itu mempunyai manfaat besar,

terapi ini juga mengandung sejumlah potensi bahaya, potensi ini dilarang

untuk dilakukan oleh mereka yang mempunyai beberapa jenis penyakit dan

problem antara lain penyakit jantung, sesak nafas, wasir dan flu.
3. Langkah-langkah Terapi Tertawa

Masing-masing sesi dalam terapi tertawa adalah kombinasi antara

latihan pernafasan, pereganggan dan berbagai teknik tawa. Satu sesi teknik

tertawa memerlukan waktu 10-15 menit (Khurnila, 2018).

a. Langkah pertama

Pemanasan dengan cara semua responden bertepuk tangan secara

serentak. Tepuk tangan ini bermanfaat untuk merangsang saraf tangan

sehingga menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam

tubuh.

b. Langkah kedua

Pernafasan dilakukan seperti pernafasan biasa yang dilakukan

disemua cabang olahraga pada awal latihan yaitu: melakukan

pernafasan dengan mengambil nafas melalui hidung lalu nafas

dikeluarkan melalui mulut.

c. Langkah ketiga

Tawa bersemangat, dalam tawa ini tangan diangkat ke atas

beberapa saat lalu diturunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala

agak mendongkak ke belakang.

d. Langkah keempat

Tawa sapaan, dalam melalukan tawa ini responden diharapkan

saling memandang satu sama lain, dan responden dianjurkan menyapa

sambal tertawa pelan.


e. Langkah kelima

Tawa singa, ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat untuk

otot wajah,lidah, dan memperkuat kerongkongan. Dalam melakukan

tawa ini mulut dibuka lebar dan lidah dijulurkan keluar semaksimal

mungkin, pada saat itulah responden tertawa dari perut. Setelah selesai

lakukan kembali gerakan menarik nafas secara dalam dan pelan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Terapi Tertawa

Menurut Ariana (2006) dalam Yati (2018), sebagai terapi dengan

pendekatan yang holistik, terapi tawa tidak terlepas dari adanya kelebihan

dan kekurangan. Kelebihan terapi tertawa antara lain:

a. Terapi tertawa merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak

perlatan, terapi ini dapat dilakukan dengan menggunakan majalah,

televisi,atau tidak menggunakan peralatan sama sekali, yaitu dengan

saling berbagi cerita lucu dengan orang lain.

b. Terapi tertawa tidak memiliki batasan ruang dan waktu dalam

pelaksanaannya, terapi ini dapat diterapkan dikelas, kamar maupun

rungan terbuka.

c. Terapi tertawa dapat dilakukan dalam kelompok maupun individual,

namun untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak biasanya

cenderung dilakukan dalam kelompok kecil.

Selain kelebihan diatas terapi ini juga memiliki keterbatasan yang

menjadi kekurangannya, antara lain:


a. Terapi ini tidak dapat diterapkan pada individu dengan beberapa

gangguan kesehatan seperti wasir, sesak nafas dan penyakit jantung

(Kataria, 2004 dalam Farida, 2017).

b. Faktor lain yang dapat menjadi penghalang yaitu tingkat dan jenis

sense of humor. Sense of humor merupakan bagaimana seseorang

mempersepsikan sebuah stimulus hormon sehingga dapat

menghasilkan tawa (Hartanti, 2002).


DAFTAR PUSTAKA

Farida, M. Latifah H. (2017). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat


Depresi pada Lansia di Panti UPTD Griya Wreda Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 10, No.1 Februari 2017, hal 66-75
Juhamnah, S. Widyastuti. Ahmad, R. (2018). Terapi Tertawa Terhadap Penurunan
Tingkat Stres Akademik pada Mahasiswa Strata 1.
Khaerani, M.R. (2017). Efektivitas Terapi Tawa untuk Menurunkan Stress
Akulturatif pada Mahasiswa Thailand di Yogjakarta. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga
Khurnila, W. (2018). Pengaruh Terapi Tawa Terhadap Tingkat Stres Penderita
Hipertensi. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Nuha Medika.
Saniya. (2020). Pengaruh Pemberian Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stres
pada Ibu yang Memiliki Anak Autis di Kota Pekanbaru. Jurnal
Keperawatan Abdurrab. Volume 3 No. 2 Januari 2020

Yati, Eka, P.F. (2018). Pengaruh Terapi Tawa Terhadap Stres Mahasiswa
Menenmouh Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Skripsi.
Program Studi Sarjana Keperawatan. Fakultas Keperawatan Universitas
Jember

Anda mungkin juga menyukai