Anda di halaman 1dari 11

A.

LATAR BELAKANG
Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara
yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air
bersih yang dapat diminum. Diagnose dari pelubangan penyakit tipus dapat sangat
berbahaya apabila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah melahirkan.
Kebanyakan penyebaran penyakit demam tifoid ini tertular pada manusia pada daerah
– daerah berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum baik, hygiene
personal yang buruk. Salah satu contoh yaitu di Negara Nigeria, dimana terdapat 467
kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000.
Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-
negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian
wilayah dunia, seperti bekas negara Uni Soviet, anak benua India, Asia Tenggara,
Amerika Selatan dan Afrika. Menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per
tahun dan 600 ribu diantaranya berakhir dengan kematian. Sekitar 70 % dari seluruh
kasus kematian itu menimpa penderita demam tifoid di Asia.
Demam tifoid merupakan masalah global terutama di negara dengan higiene
buruk. Etiologi utama di Indonesia adalah Salmonella enterika subspesies enterika
serovar Typhi (S.Typhi) dan Salmonella enterika subspesies enterika serovar
Paratyphi A (S. Paratyphi A). CDC Indonesia melaporkan prevalensi demam tifoid
mencapai 358-810/100.000 populasi pada tahun 2007 dengan 64% penyakit
ditemukan pada usia 3-19 tahun, dan angka mortalitas bervariasiantara 3,1 – 10,4 %
pada pasien rawat inap.
Dua dekade belakangan ini, dunia digemparkan dengan adanya laporan Multi
Drug Resistant (MDR) strains S.Typhi. strain ini resisten dengan kloramfenikol,
trimetropim-sulfametoksazol, dan ampicillin. Selain itu strain ressisten asam nalidixat
juga menunjakan penurunan pengaruh ciprofloksasin yang menjadi endemik di India.
United State, United Kingdom dan juga beberapa negara berkembang pada tahun
1997 menunjukan kedaruratan masalah globat akibat MDR.
Morbiditas di seluruh dunia, setidaknya 17 juta kasus baru dan hingga 600.000
kematian dilaporkan tiap tahunnya. Di negara berkembang, diperkirakan sekitar 150
kasus/ juta populasi/ tahun di Amerika Latin. Hingga 1.000 kasus/ juta populasi/ tahun
di beberapa negara Asia. Penyakit ini jarang dijumpai di Amerika Utara, yaitu sekitar
400 kasus dilaporkan tiap tahun di United State, 70% terjadi pada turis yang
berkunjung ke negara endemis. Di United Kingdom, insiden dilaporkan hanya 1
dalam 100.000 populasi.
Di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat,
berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum
memuaskan. Di seluruh dunia WHO memperkirakan pada tahun 2000 terdapat lebih
dari 21,65 juta penderita demam tifoid dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal
. Di Indonesia selama tahun 2006, demam tifoid dan demam paratifoid merupakan
penyebab morbiditas peringkat 3 setelah diare dan Demam Berdarah Dengue.
Kejadian demam tifoid meningkat terutama pada musim hujan.Usia penderita
di Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus). Dari
presentase tersebut, jelas bahwa anak-anak sangat rentan untuk mengalami demam
tifoid. Demam tifoid sebenarnya dapat menyerang semua golongan umur, tetapi
biasanya menyerang anak usia lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam tifoid
merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perhatian khusus. Penularan
penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan,
kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan
anak.
Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan
pelayanan yang tepat terhadap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika,
namun perlu juga asuhan keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang
tepat agar dapat mempercepat proses penyembuhan pasien dengan demam tifoid.

B. Tujuan

1. Tujuan umum :

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, klien dan keluarga dapat mengerti

dan memahami gambaran umum tentang demam typhoid, perawatan dan

pencegahannya.

2. Tujuan khusus :

Setelah melalui penyuluhan diharpkan klien dan keluarga dapat :

a) Menjelaskan penyebab penyakit typhoid

b) Menyebutkan kembali tanda dan gejala penyakit penyakit typhoid


c) Menyebutkan cara penularan penyakit typhoid

d) Menjelaskan perawatan pada anak-anaknya dengan penyakit typhoid

e) Menjelaskan cara pencegahan penyakit typhoid

C. Metode Pelaksanaan

Ceramah dan tanya jawab

D. Sasaran dan Target

Keluarga klien dan pasien.

E. Strategi Pelaksanaan

Pelaksanaannya ini kami melalukan dengan cara memberi penyuluhan kepada pasien

dan keluarga pasien yang sedang berada di dalam ruangan. Supaya keluarga pasien

juga mengetahui tentang penyakit yang di derita pasien.

F. Media dan Alat

Leaflet

G. Setting Tempat

Petugas kesehatan berdiri dihadapan keluarga klien atau orang tua klien saat di

ruangan rawat klien.

H. Pengorganisasian dan uraian tugas

Tugas ini dikerjakan perorangan.


I. Susunan Acara

No Kegiatan Penyuluhan Respon Pasien Waktu

1. PEMBUKAAN a. Peserta menjawab salam


b. Peserta menjawab dengan
a. Memberi salam 5 Menit
benar
b. Persepsi tentang (kebersihan
c. Peserta memperhatikan
lingkungan)
d. Peserta menyutujui
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan
d. Menjelaskan kontrak waktu

2.
PELAKSANAAN a. Peserta mendengarkan dengan
20 Menit
baik
a. Menjelaskan materi tentang penyakit
b. Peserta menjawab beberapa
thypoid
pertanyaan yang diberikan
b. Mengevaluasi secara verbal
penyuluh

3.
PENUTUP a. Peserta memperhatikan
b. Peserta menjawab salam 5 Menit
a. Menyimpulkan hasil kegiatan
b. Mengakhiri kegiatan dengan
mengucapkan salam

J. Kriteria Evaluasi

Metode evaluasi : Tanya Jawab

Jenis pertanyaan : Lisan

Jumlah soal : 3 soal

Soal :

1. Sebutkan penyebab dari penyakit typhoid?

2. Bagaimana tanda gejala dari penyakit typhoid?

3. Bagaimana cara mencegah penyakit typhoid?


Jawaban :

a) Masuknya bakteri salmonella typi pada salarun pencernaan.

b) Lidah kotor, demam lebih dari seminggu, diare atau mencret, mual sampai muntah

berat.

c) Cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan

makanan, Hindari minum susu mentah (yang belum dipsteurisasi), Hindari minum

air mentah, rebus air sampai mendidih, Hindari makanan pedas, Perilaku Hidup

Sehat.

K. Materi

1. Pengertian Typhoid

Demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna dengan gejala demam lebih dari tujuh hari, gangguan pada saluran cerna dan
gangguan kesadaran.(Mansjoer, 2000: 432).
Demam typoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai
denganbakteremia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,
pembentukanmikroabses dan ulserasi nodus peyer di distal ileum. Disebabkan
salmonella thypi, ditandaiadanya demam 7 hari atau lebih, gejala saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.(Soegijanto, 2002: 1).
Demam typoid adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang di awali di selaput
lendir usus,dan jika tidak di obati secara progresif akan menyerbu jaringan di
seluruh tubuh.(Tambayong, 2000: 143).
Demam typoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi.( Ovedoff, 2002: 514).
2. Etiologi Typhoid
Penyebab typhoid adalah Salmonella thypii. Salmonella para typhi A, B danC.
Ada dua sumber penularan Salmonella thypii yaitu pasien dengan demam typhoid
dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid
dan masih terus mengekresi Salmonella thypii dalam tinja dan air kemih selama
lebih dari 1 tahun.
Salmonella Thyposa merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan
bulu getar, tidak berspora. Di Indonesia, thypoid terdapat dalam keadaan endemik.
Pasien anak yang ditemukan berumur di atas satu tahun. Sebagian besar pasien
yang dirawat dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta berumur diatas
5 tahun (Ngastiyah 2005)

Penyebab lainnya yaitu :

a. Demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat
secara perlahan
b. Tubuh menggigil
c. Denyut jantung lemah (bradycardia)
d. Badan lemah (“weakness”)
e. Sakit kepala
f. Nyeri otot myalgia
g. Kehilangan nafsu makan
h. Konstipasi
i. Sakit perut
j. Pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda (“rose spots”)
3. Manifestasi Klinis Typhoid
a. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
b. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya
anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam
atau pedas.
c. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di
hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan
lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan,
akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi
lewat mulut.
d. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan
gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam
beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
e. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas,
pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di
perut.
f. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman
dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang
parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
4. Komplikasi Typhoid
Dapat terjadi pada :
a. Di usus halus
Umumnya jarang terjadi, namun sering fatal, yaitu :
1) Perdarahan usus
Diagnosis dapat ditegakkan dengan :
a) Penurunan TD dan suhu tubuh
b) Denyut nadi bertambah cepat dan kecil
c) Kulit pucat
d) Penderita mengeluh nyeri perut dan sangat iritabel
2) Perforasi usus
Biasanya timbul pada minggu ketiga atau setelah itu dan terjadi pada
bagian distal ileum.
3) Peritonitis
Pada umumnya tanda gejala yang sering didapatkan:
a) Nyeri perut hebat
b) Kembung
c) Dinding abdomen tegang (defense muskulair)
d) Nyeri tekan
e) TD menurun
f) Suara bising usus melemah dan pekak hati berkurang

Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan lekosit dalam waktu


singkat.

b. Diluar usus halus


1) Bronkitis, terjadi pada akhir minggu pertama.
2) Bronkopneumonia, kasus yang berat bilamana disertai infeksi sekunder
3) Kolesistitis
4) Tifoid ensefalopati, gejala : kesadaran menurun, kejang-kejang, muntah,
demam tinggi
5) Meningitis, gejala : bayi tidak mau menetek, kejang, letargi, sianosis,
panas, diare, kelainan neurologis.
6) Miokarditis
7) Karier kronik
5. Cara Penularan Typhoid
Penularan typoid dapat terjadi melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F
yaitu Food (makananan), Fingers (jari tangan atau kuku), Fomitus (muntah), Fly
(lalat), dan Feces.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat,
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang
sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti
mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke
tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian
lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan
mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian
melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Demam tifoid disebabkan karena Salmonella Typhosa dan endotoksinnya
merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit pada jaringan yang
meradang. Zat pirogen ini akan beredar dalam darah dan mempengaruhi pusat
termoregulator di hipotalamus yang menimbulkan gejala demam.
6. Perawatan Typhoid
Penyakit demam tifoid dapat dikurangi dengan menyediakan air bersih dan
kondisi higienis yang baik.
Perawatan lainnya antara lain :
a. Pastikan pasien terus berbaring di loka tidur dengan posisi baring nan diubah-
ubah. Lakukan langkah pertama ini selama jangka waktu 5-7 hari hingga
demam mereda.
b. Jika demam mereda dan gejala-gejala demam tifoid berkurang, pasien
diperbolehkan buat duduk satu kali sehari dengan durasi 2x15 menit, demikian
seterusnya hingga kesehatan pulih dan pasien diizinkan pulang oleh dokter.
c. Selama masa perawatan, dokter akan menganjurkan pasien buat mengonsumsi
semua jenis makanan dengan cara disaring. Intinya, hanya makanan nan
mudah dicerna, lunak, mengandung cukup cairan, kalori, serat, tinggi protein
dan vitamin, tak merangsang, dan tak mengandung gas, nan diperbolehkan
dimakan oleh pasien demam tifoid.
d. Jenis makanan lunak secara bertahap diganti dengan bentuk normal apabila
kondisi kesehatan membaik atau sembuh. Umumnya, pola jenis makanan buat
pasien demam ini pada hari pertama dan kedua ialah makanan nan disaring,
hari ketiga makanan biasa, dan seterusnya.

7. Pencegahan Typhoid
a. Cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau
mempersiapkan makanan,
b. Hindari minum susu mentah (yang belum dipsteurisasi),
c. Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih
d. Hindari makanan pedas
e. Perilaku Hidup Sehat
f. Gunakan air bersih
g. Pembuangan kotoran manusia pada tempatnya.
h. Membiasakan lingkungan sekitar higienis dan bebas dari lalat.
i. Pengawasan terhadap penjual dan rumah-rumah makan.
j. Memberikan vaksin tifus (oral) kepada orang-orang nan akan melakukan
perjalanan atau pelancong. Sedikit tips, para pelancong sebaiknya tak
mengkonsumsi sayuran mentah dan jenis makanan lainnya nan disimpan dan
disajikan dalam suhu ruangan. Sebaiknya, pilih makanan nan masih panas
atau dibekukan, minuman berkaleng dan buah nan kulitnya dikupas.
k. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola hayati sehat. (Abdi,
2008).
8. Kebersihan Lingkungan
a. Membuang sampah di tempatnya

SALAH BENAR

b. BAB menggunakan toilet

c. Membersihkan selokan 1 minggu sekali (gotong royong)

d. Membersihkan piring dan gelas setelah digunakan menggunakan sabun


SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN LINGKUNGAN PADA PASIEN TYPHOID

Disusun Oleh :

Mega Nanda Eka Andriani


(1303035)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016/ 2017

Anda mungkin juga menyukai