Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR”

Tugas : Keperawatan Medikal Bedah 3

Disusun Oleh :

1. Anita Maya Sopa 1603010


2. Elyana Dhea Kurniasari 1603026
3. Nova Yunita 1603060
4. Sazeli 1603068
5. Wiranto 1603082

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Luka Bakar”.
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu mata
ajar Keperawatan Medikal Bedah 3. Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns.Yunani Sururi,
M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu segenap
saran dan kritik membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan di
masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, September 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di
rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-anak kecil dan
orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar.
Penyebab luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas,
bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain.
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan
penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang
lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka
bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air
panas dengan luka bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan
yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama.
Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya
masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga terlatih dan
terampil. Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien,
maka pasien luka bakar memerlukan penanganan yang serius.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit ?
2. Apa saja macam-macam luka bakar ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar ?
4. Bagaimana cara perawatan luka bakar ?
5. bagaimana pathway dari luka bakar ?
6. bagaiman patofisiologi dari luka bakar ?
7. bagaimana askep dari luka bakar ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mendiskripsikan penyebab luka bakar
2. Mendiskripsikan macam-macam luka bakar
3. Mendiskripsikan cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar
4. Mendiskripsikan cara perawatan luka bakar
5. mendeskripsikan pathway dari luka bakar
6. mendeskripsikan patofisiologi dari luka bakar
7. mendeskripsikan askep dari luka bakar
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Penyebab Luka Bakar Pada Kulit


Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh energi
panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik
memanaskan atau mendinginkan. Secara garis besar ada lima mekanisme penyebab
timbulnya luka bakar, yaitu terutama adalah sebagai berikut :
1. Api : kontak dengan kobaran api.
2. Luka bakar cair : kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak
panas.
3. Luka bakar kimia : asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan
jaringan organik.
4. Luka bakar listrik : Bisa timbul dari sambaran petir atau aliran listrik.
Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber
panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru
terjadi di dalam tubuh.
5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya
dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor.
Perawat harus menjadi alat untuk memutuskan rantai luka bakar ini. Aada empat tujuan
utama yang berhubungan dengan luka bakar :
1. Pencegahan
2. Implementasi tindakan untuk penyelamatan jiwa pada pasien-pasien luka bakar yang
berat
3. Pencegahan ketidakmampuan dan kecacatan melalui penanganan dini serta individual
4. Pemulihan pasien melalui pembedahan rekonstruksi dan program rehabilitasi.
Prediksi keberhasilan hidup
B. Klasifikasi Luka Bakar
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan disebut
sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial thickness dan full thickness.
Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat-satu, -dua, -tiga.
Kedalaman dan Bagian Gejala Penampilan luka Perjalanan
penyebab luka kulit yang kesembuhan
bakar terkena
Derajat satu Epidermis Kesemutan, Memerah, menjadi Kesembuhan
(superfisial): hiperestesia putih ketika ditekan lengkap dalam
tersengat (supersensivitas), minimal atau tanpa waktu satu
matahari, rasa nyeri mereda edema minggu,
terkena api jika didinginkan terjadi
dengan pengelupasan
intensitas kulit
rendah

Derajat-dua Epidermis Nyeri, Melepuh, dasar luka Kesembuhan


(partial- dan hiperestesia, berbintik-bintik dalam waktu
thickness): bagian sensitif terhadap merah, epidermis 2-3 minggu,
tersiram air dermis udara yang dingin retak, permukaan pembentukan
mendidih, luka basah, terdapat parut dan
terbakar oleh edema depigmentasi,
nyala api infeksi dapat
mengubahnya
menjadi
derajat-tiga
Derajat-tiga Epidermis Tidak terasa Kering, luka bakar Pembentukan
(full- , nyeri, syok, berwarna putih eskar,
thickness): keseluruh hematuria seperti bahan kulit diperlukan
terbakar nyala an dermis (adanya darah atau gosong, kulit pencangkokan
api, terkena dan dalam urin) dan retak dengan bagian , pembentukan
cairan mendidih kadang- kemungkinan lemak yang tampak, parut dan
dalam waktu kadang pula hemolisis terdapat edema hilangnya
yang lama, jaringan (destruksi sel kontur serta
tersengat arus subkutan darah merah), fungsi kulit,
listrik kemungkinan hilangnya jari
terdapat luka tangan atau
masuk dan keluar ekstrenitas
(pada luka bakar dapat terjadi
listrik)

Dalam menetukan dalamnya luka bakar kita harus memperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Riwayat terjadinya luka bakar
2. Penyebab luka bakar
3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
4. Lamanya kontak dengan agen
5. Tebalnya kulit

gambar klasifikasi luka bakar


C. Luas Luka Bakar
Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar :
a. Rumus Sembilan (Rule of Nines)
Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan
Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung
luas daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan
sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas.
b. Metode Lund and Browder
Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan tubuh yang terbakar
adalah metode Lund dan Browder yang mengakui bahwa persentase luas luka bakar
pada berbagai bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai, akan berubah menurut
pertumbuhan. Dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan
memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-bagian tubuh
tersebut, kita bisa memperoleh estimasi tentang luas permukaan tubuh yang terbakar.
Evaluasi pendahuluan dibuat ketika pasien tiba di rumah sakit dan kemudian direvisi
pada hari kedua serta ketiga paska luka bakar karena garis demarkasi biasanya baru
tampak jelas sesudah periode tersebut.
c. Metode Telapak Tangan
Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode yang dipakai untuk
memperkirakan persentase luka bakar adalah metode telapak tangan (palm method).
Lebar telapak tangan pasien kurang lebih sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar
telapak tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.
D. Derajat Keparahan Luka Bakar
1. Luka bakar minor
Cidera luka bakar minor adalah cidera ketebalan partial yang kurang dari 15% LPTT
(luas pemukaan tubuh total) pada orang dewasa dan 10% LPTT pada anak-anak, atau
cedera ketebalan penuh kurang dari 2% LPTT. Klien dengan luka minor biasanya
mendapatkan perawatan awal di unit gawat darurat, kemudian dipulangkan dengan
intruksi tindak lanjut di bagian rawat jalan.
2. Luka bakar sedang
Cedera luka bakar sedang tak terkomplikasi adalah cedera ketebalan partial dengan
15% sampai 25% dari LPTT pada orang dewasa atau 10% sampai 20% LPTT pada
anak-anak, atau cedera dengan ketebalan penuh kurang dari 10% LPTT yang tidak
berhubungan dengan komplikasi. Klien dengan luka bakar sedang umumnya ditangani
di bagian rawat inap.
3. Cedera luka bakar mayor
Klien dengan luka bakar mayor biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar
khusus, setelah mendapatkan perawatan kedaruratan di tempat kejadian. Cedera luka
bakar mayor adalah :
a. Cedera ketebalan partial lebih dari 25% LPTT pada orang dewasa atau 20%
LPTT pada anak-anak.
b. Cedera ketebalan penuh 10% LPTT atau lebih.
c. Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki dan perineum.
d. Cedera inhalasi dan cedera listrik.
E. Perawatan Luka Bakar
Fase perawatan luka bakar:
1. Fase Resusitasi (Darurat) : dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan.
2. Fase Akut : dari dimulainya deuresis hingga hampir selesainya
proses penutupan luka.
3. Fase rehabilitasi : dari penutupan luka yang besar hingga kembalinya
kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal.

Fase Durasi Prioritas


Fase Resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga Pertolongan pertama,
atau segera selesainya resusitasi cairan pencegahan syok,
pencegahan gangguan
pernafasan, deteksi dan
penanganan cedera yang
menyertai, penilaian luka
dan perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis Perawatan dan penutupan
hingga hampir selesainya luka, pencegahan atau
proses penutupan luka penangan komplikasi
(termasuk infeksi),
dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang Pencegahan parut dan
besar hingga kembalinya kontraktur, rehabilitasi
kepada tingkat penyesuaian fisik, oksupasional dan
fisik dan psikososial yang fokasional, rekonstruksi
optimal fungsional dan fokasional,
konseling psikososial

F. Pathway luka bakar

G. Patofisiologi luka bakar


Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas
tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik,
derajat luka bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi
jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit
dengan luka bakar mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan
subkutan tergantung pada penyebabnya. Terjadinya integritas kulit memungkinkan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai
normal cairan dan elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas
pembuluh darah sehingga terjadi perpindahan cairan dari intravaskular ke
ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium,
air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi edema menyeluruh dan
dapat berlanjut pada syok hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak dan
Gallo, 1996). Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal
dan GFR (Rate Filtrasi Glomerular) akan menurun sehingga haluaran urin
meningkat. Jika resusitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa
terjadi gagal ginjal dan apabila resusitasi cairan adekuat, maka cairan interstitiel
dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga terjadi fase diuresis
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

A. Pengkajian

1. Keluhan utama (apakah paisien merasakan nyeri, sesak nafas akibat luka bakar

yang di alai)

2. Riwayat penyakit sekarang (gambaran keadaan klien mulai tejadi nya luka bakar)

3. Gerak dan aktifitas (penurunan kekuatan, tahanan keterbatasan gerak pada area

yang sakit, gangguan masa otot, ada nya tanus.)

4. Istirahat dan tidur (pola tidur akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh

kondisi klien dan akan mempengaruhi proses penyembuhan)

5. Pengaturan suhu (klien dengan luka bakar akan mengalami hipertermi karna

hipermetabolisme meskipun tampa ada nya infeksi)

6. Kebersihan diri (pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan

karna klien tidak dapat melakukan sendiri)

7. Tipe luka

8. Berat luka

9. Permukaan tubuh yang terkena

B. Fokus Diagnosa Keperawatan

1. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute

abnormal.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan terganggunya respon

imun

3. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka


4. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan deformitas dinding dada, keletihan

otot-otot pernafasan hiperventilasi

C. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

kekurangan volume cairan NOC NIC

berhubungan dengan 1. Fluid balance Fluid manajemen

kehilangan cairan melalui 2. Hydration 1. Timbang popok/pembalut

rute abnormal. 3. Nutritional Status : Food jika diperlukan

and Fluid Intake 2. pertahankan catatan intake

Kriteria Hasil : dan output yang akurat

1. Mempertahankan urine, 3. monitor status dehidrasi

output, sesuia dengan usia (kelembapan membran

BB, BJ urinenormal, HT mukosa, nadi adekuat,

normal tekanan darah ortostatik),

2. tekanan darah, nadi, suhu, jika diperlukan

tubuh dalam batas normal 4. monitor vital sign

3. tidak ada tanda-tanda 5. monitor masukan

dehidrasi, elastisitas turgor makanan/cairan dan

kulita baik, membran hitung intake kalori harian

mukosa lembab, tidak ada 6. kolaborasi pemberian

rasa haus yang berlebihan cairan IV

7. monitor status nutrisi

8. berikan cairan IV pada

suhu ruangan

Hypovolemia Management

1. Monitor status cairan


termasuk intake dan

output cairan monitor

tingkat Hb dan hematokrit

2. Monitor tanda vital

3. Monitor respon pasien

terhadap penambahan

cairan

4. Monitor berat badan

5. Monitor adanya tanda

gagal ginjal

Resiko infeksi berhubungan NOC NIC

dengan hilangnya barier kulit 1. Immune status Infection control (kontrol

dan terganggunya respon 2. Knowladge infection infeksi)

imun control 1. Bersihkan lingkungan

3. Risk control setelah dipakai pasien

Kriteria Hasil lain

1. Klien bebas dari tanda dan 2. Pertahankan tekhnik

gejala infeksi isolasi

2. Mendeskripsikan proses 3. Batasi pengunjung bila

penularan penyakit, faktor perlu

yang mempengaruhi 4. Instruksikan pada

penularan serta pengunjung untuk

penatalaksanaannya mencuci tangan saat

3. Menunjukkan kemampuan berkunjung dan setelah

untuk mencegah berkunjung

timbulnya infeksi meninggalkan pasien


4. Jumlah leukositdalam 5. Gunakan sabun anti

batas normal mikroba untuk cuci

5. Menunjukan perilaku tangan

hidup sehat 6. Cuci tangan setiap

sebelum dan sesudah

tindakan keperawatan

7. Gunakan baju, sarung

tangan sebagai alat

pelindung

8. Pertahankan lingkungan

aseptik selama

pemasangan alat

kerusakan integritas kulit NOC NIC

berhubungan dengan luka 1. Tissue integrity : skin and Pressure management

bakar terbuka moccus membranes 1. Anjurkan pasien untuk

Setelah dilakukan tindakan menggunakan pakaian

keperawatan selama 2x24 jam yang longgar

kerusakan integritas kulit 2. Hindari kerutan pada

pasien teratasi dengan kriteria tempat tidur

hasil : 3. Jaga kebersihan kulit

1. integritas kulit yang baik agar tetap bersih dan

bisa dipertahankan kering

(sensasi, elastisitas, 4. Mobilisasi pasien (ubah

temperatur, hidrasi, posisi pasien) setiap dua

pigmentasi) jam sekali

2. tidak ada lesi/luka pada 5. Monitor kulit akan

kulit adanya kemerahan


3. perfusi jaringan baik 6. oleska lotion atau

4. menunjukkan pemahaman minyak/beby oil pada

dalam proses daerah yang tertekan

5. perbaikan kulit dan 7. monitor aktivitas dan

mencegah terjadinya mobilisasi pasien

cedera berulang 8. memandikan pasien

6. mampu melindungi kulit dengan sabun dan air

dan mempertahankan kulit hangat

dan perawatan alami 9. monitor status nutrisi

pasien

10. kaji lingkungan dan

peralatan yang

menyebabkan tekanan

ketidakefektifan pola nafas NOC NIC

berhubungan dengan 1. Respiratory status : Airway management

deformitas dinding dada, ventilation 1. Buka jalan nafas,

keletihan otot-otot 2. Respiratory status : airway gunakan tekhnik chin

pernafasan hiperventilasi patency lift

3. Vital sign status 2. Posisikan pasienuntuk

Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan

keperawatan selama 2x24 jam ventilasi

ketidakefektifan pola nafas 3. Identifikasi pasien

pasien teratasi dengan kriteria perlunya pemasangan

hasil : alat jalan nafas buatan

Mendemontrasikan batuk 4. Lakukan fisioterapi

efektif dan suara nafas yang dada jika perlu

bersih, tidak sianosis, dan 5. Keluarkan sekret


dypsneu (mampu dengan batuk atau

mengeluarkan sputum, mampu section

bernafas) 6. Auskultasi suara nafas

catat adanya suara

tambahan berikan

bronkodilator jika perlu

7. monitor suara paru

8. monitor pola pernafasan

abnormal

9. monitor suhu, warna,

dan kelembapan kulit

10. monitor sianosis perifer


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil
penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan
secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan
pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-
lain. Pada luka bakar yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama
dan mahal. Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai
masalah fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula
teknik/cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk
sembuh bagi penderita luka bakar.

B. Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan
sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu
kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak
diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas
terutama pada hal-hal yang dapat memicu luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Burnner & Suddarth ? editor,
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk; editor edisi
bahasa indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta : EGC, 2001
http://archive.kaskus.us/thread/6290568
http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-
bakar&id=45%3Apenyebab-a-pppk-luka-bakar&option=com_content&Itemid=29
http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-
bakar&id=19%3Aidentifikasi-kategori-lukabakar&option=com_content&Itemid=29
http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-
bakar&id=48%3Atipspengobatan&option=com_content&Itemid=29
http://id.wikipedia.org/wiki/Luka_bakar

Anda mungkin juga menyukai