Anda di halaman 1dari 25

11-1

Equity Analysis and Valuation


Analisis dan Penilaian Ekuitas

KELOMPOK 10:

1.SARCI LIDDA
2.RYAN MANIPENI
3.JEMMI KAREBU
11-2

Earnings Persistence
( Daya Tahan Laba)
• Daya Tahan Laba adalah kunci untuk
menghasilkan Analisis dan penilaian Ekuitas
yang terbaik.
• Menganalisa Daya Tahan Laba adalah tujuan
utama dari suatu analisa.

Analyze
11-3

Daya Tahan Laba meliputi:

– Stabilitas
– Prediksi
– Variabilitas
– Tren Laba
– Manajemen Laba
– Metode-metode Akuntansi yang
digunakan.
11-4

Recasting and Adjusting

Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba


• Dua Metode yang biasa digunakan untuk
membantu menghitung Daya tahan laba:
– Penyusunan Ulang Laba.
– Penyesuaian Laba.
• Penyusunan Ulang Laba dan Penyesuaian
Laba sangat membantu dalam menentukan
kekuatan Laba.
11-5

Earnings Persistence
Recasting and Adjusting
• Sumber Informasi Utama yang diperlukan untuk Menyusun
ulang dan Menyesuaikan Laba:
– Laporan Laba Rugi , termasuk di dalamnya:
• Laba dari Operasi yang masih berlanjut (continuing operations)
• Laba dari operasi yang dihentikan (discontinued operations)
• Laba dan Rugi Luar biasa (Extraordinary gains and losses)
• Dampak Kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi
– Laporan Keuangan lainnya dan Catatan atas Laporan Keuangan.
– Diskusi dan Analisis Managemen.
– Informasi yang lain: Perubahan pada kombinasi produk, Inovasi
teknologi, periode di saat suatu pekerjaan dihentikan, dan
keterbatasan bahan baku.
11-6

Earnings Persistence
Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba
• Tujuan utama penyusunan ulang komponen-komponen laba adalah
untuk menyajikan klasifikasi yang signifikan dan format yang relevan
untuk analisis.
– Komponen-komponen laba bisa disusun ulang, dibagi, atau dihilangkan
pengaruh pajaknya, tetapi totalnya harus direkonsiliasi terhadap laba
bersih pada setiap periodenya.
– Biaya- biaya yang telah disesuaikan (Discretionary expenses),
komponen-komponen laba dalam laporan Laba Rugi dari anak
perusahaan atau perusahaan afiliasi yang belum dikonsolidasi harus
dikeluarkan.
– Komponen-komponen yang dilaporkan sebelum pajak,harus
dikeluarkan berikut dampak pajaknya jika diklasifikasi ulang
terpisah dari laba operasi yang masih berlanjut.
11-7

Daya Tahan Laba


Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba
– Pengungkapan Pajak Penghasilan memungkinkan
kita untuk memisahkan faktor-faktor yang bisa
mengurangi atau menambah pajak seperti:
• Pengurangan — kredit pajak, tingkat pengembalian modal,
penghasilan tidak kena pajak, atau tarif pajak luar negeri
yang lebih rendah.
• Penambahan—tarif pajak luar negeri tambahan,beban-
beban non pajak, pajak pusat dan pajak daerah.
– Pos-pos yang tidak material bisa digabungkan
dalam satu Pos yang diberi nama tersendiri.
11-8

Earnings Persistence
Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
• “Penyesuaian” mempunyai tujuan utama untuk
menempatkan komponen-komponen laba pada
periode-periode di mana mereka seharusnya
ditempatkan (lebih layak).
• Informasi bisa berasal dari data Penyusunan
ulang laba dan informasi lain yang mendukung.
11-9

Earnings Persistence
Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
• Prosedur-prosedur Penyesuaian Laba yang Spesifik:
– Penempatan Pos-pos luar biasa dan tidak biasa (setelah dikurangi
pajak) pada periode relevan.
– Manfaat pajak dari kerugian operasi yang ditarik ke depan seharusnya
dipindahkan pada tahun terjadinya kerugian.
– Biaya dan Manfaat dari penyelesaian tuntutan hukum dapat
ditempatkan pada periode tahun sebelumnya yang relevan.
– Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan biasanya terkait
dengan hasil operasi selama beberapa tahun sebelumnya.
– Perubahan pada prinsip dan estimasi akuntansi menimbulkan
penyesuaian pada seluruh tahun yang dianalisa supaya dapat
diperbandingkan sebagai upaya - pemulihan efek kumulatif- pada
tahun-tahun sebelumnya yang relevan
– Pos-pos yang umumnya bisa menambah atau mengurangi ekuitas.
11-10

Earnings Persistence
Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
• Prosedur-prosedur Penyesuaian Laba yang Spesifik:
– Jika komponen harus dikeluarkan dari periode pelaporannya:
• Pindahkan komponen ini (setelah dikurangi pajak) ke hasil operasi
dari satu atau lebih periode-periode sebelumnya,atau
• Membagi rata komponen tersebut kepada laba pada setiap periode
yang sedang dianalisa.
– Membagi rata komponen tersebut kepada semua laba bersih pada
periode-periode sebelumnya dilakukan hanya ketika komponen ini tidak
bisa diidentifikasikan pada periode yang spesifik.
– Sementara Pembagian ini membantu dalam menentukan kekuatan
laba, pembagian ini tidak membantu dalam menentukan tren laba.
– Pemindahan Keuntungan/kerugian ke periode-periode yang lain tidak
memperbaiki kesalahan pelaporan pada tahun-tahun sebelumnya.
11-11

Earnings Persistence

Faktor Penentu Daya Tahan Laba

• Daya tahan laba ditentukan oleh banyak faktor:


– Trend Laba
– Variabilitas
– Manajemen laba
– Insentif manajemen

• Catatan: memperhitungkan nilai daya tahan laba


untuk menghadapi siklus bisnis dalam jangka waktu
yang panjang.
11-12

Earnings Persistence

Faktor Penentu Daya Tahan Laba

• Tren laba dapat dihitung nilainya dengan:


– Metode-metode statistik
– Laporan-laporan keuangan yang
menggambarkan Trend
• Menggunakan angka-angka laba yang diperoleh
dari prosedur penyusunan ulang
dan penyesuaian.
11-13

Earnings Persistence

Faktor Penentu Daya Tahan Laba

• Manajemen Laba
– Perubahan pada Metode atau asumsi akuntansi.
– Menghapuskan keuntungan dan kerugian luar biasa
atau tidak biasa.
– Big baths, mengakui beban masa depan
pada masa kini (saat kinerja sangat buruk)
– Write-downs,penurunan nilai
– Menentukan waktu pengakuan
pendapatan dan beban.
11-14

Earnings Persistence

Faktor Penentu Daya Tahan Laba

• Insentif Managemen mempengaruhi daya


tahan laba termasuk:
– Keuntungan dan obyektifitas pribadi
– Perusahan dalam kesulitan yang besar
– Perusahaan yang makmur —memiliki reputasi laba
yang baik (kuat)
– Rencana-rencana kompensasi
– Insentif berbasis akuntansi dan keterbatasannya.
– Target-target yang dianalisa
11-15

Earnings Persistence
Pos Laba yang Bertahan dan Sementara
• Penyusunan Ulang dan penyesuaian laba untuk
penilaian ekuitas bergantung pada pemisahan
komponen laba yang satbil dan bertahan (persisten) dari
komponen acak dan sementara (transitory).
– Penilaian daya tahan penting dalam penentuan kekuatan laba.
– Peramalan Laba juga bergantung pada daya tahan laba.
• Bagian terpenting dalam analisis ini adalah menilai daya
tahan komponen keuntungan dan kerugian
dalam laba.
11-16

Earnings Persistence
Analisis dan Interpretasi Pos Sementara

• Tujuan dari analisa dan interpretasi Pos-pos luar


biasa:
– Menentukan apakah suatu pos termasuk Pos
Sementara.
• Memutuskan apakah suatu pos termasuk pos tidak
biasa(unusual), non operasi, atau tidak berulang
(nonrecurring).
– Menentukan Adjustment yang diperlukan ala
pada penilaian persistensi laba.
11-17

Earnings Persistence
Analisis dan Interpretasi Pos Sementara

• Menentukan Daya Tahan (Sifat sementara)


dari Suatu Pos:
– Keuntungan dan Kerugian Operasi yang tidak berulang
• Biasanya terkait dengan aktifitas operasi,tetapi jarang terjadi
atau tidak dapat diprediksi.
– Keuntungan dan Kerugian Non Operasi yang tidak berulang
• Tidak terkait dengan laba operasi dari satu tahun.
• Merupakan bagian dari performance jangka panjang suatu
perusahaan.
• Pos-pos ini tidak berulang dan tidak dapat diramalkan serta
terjadi di luar operasi normal.
11-18

Earnings Persistence
Analisis dan Interpretasi Pos Sementara
• Penyesuaian terhadap Pos Luar Biasa yang
mencerminkan Daya Tahan:
– Dampak pos sementara terhadap sumber daya
perusahaan.
• Dampak dari pencatatan pos sementara dan kemungkinan
dari kejadian-kejadian di masa yang akan datang yang
disebabkan oleh pos-pos sementara.
• Dampak dari pos-pos sementara terhadap
evaluasi pada pihak manajemen..
11-19

Earnings Based Equity Valuation


Dasar Penilaian Matematik

• Rasio Harga terhadap Nilai Buku:

Nilai Pasar Ekuitas


Nilai Buku Ekuitas
11-20

Earnings Based Equity Valuation


Dasar Penilaian Matematik
• Rasio Harga terhadap Nilai Buku /Price-to-Book (PB)
dapat dinyatakan dalam data akuntansi sebagai berikut:

Vt ROCEt 1 k ROCEt 2 k BVt 1 ROCEt 3 k BVt 2


1 2 3
...
BVt 1 k 1 k BVt 1 k BVt

Catatan:
 Jika ROCE dan pertumbuhan nilai buku meningkat  PB meningkat
 Jika Biaya (resiko) dari modal ekuitas meningkat  PB menurun
 Nilai Sekarang laba tidak biasa +(-)  PB lebih besar (lebih kecil) dari 1.
11-21

Earnings Based Equity Valuation


Dasar Penilaian Matematik
• Rasio Harga terhadap Laba (PE Ratio)

Nilai Pasar Ekuitas


Laba Bersih
11-22

Earnings Based Equity Valuation


Fundamental Valuation Multiples
• Rasio PE dapat disajikan sebagai fungsi dari pertumbuhan
jangka pendek(STG) dan jangka panjang (LTG) atas laba per
saham (EPS) sebagai berikut:

k adalah biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah persentase


perubahan pada laba per saham (jangka pendek/jangka panjang)
terhadap pertumbuhan “normal” yang diharapkan.
Catatan:
Rasio PE berhubungan terbalik dengan k
Rasio PE berhungan positif dengan pertumbuhan “normal” yang
diharapkan pada laba per saham.
11-23

Earnings Based Equity Valuation


Fundamental Valuation Multiples
• Rasio PEG
• Jika LTG=0 (pertumbuhan jangka panjang pada eps terhadap
pertumbuhan normal yang diharapkan akan konstan)

Inilah rasio PEG, alat penyaring saham yang populer

Contoh: jika PE=20 and k=10%,


proponents of this screening device
merekomendasikan pembelian
(penjualan) jika pertumbuhan eps
yang diharapkan lebih besar (lebih
kecil) dari 20%.
11-24

Kekuatan Laba dan Peramalan untuk


Penilaian
Kekuatan Laba (Earning Power)
• Kekuatan Laba adalah tingkat laba yang diharapkan
bertahan pada masa yang akan datang.
– Model penilaian berbasis Akuntansi mengkapitalisasikan kekuatan
laba.
– Banyak analisa keuangan yang ditujukan untuk menentukan
kekuatan laba.
• Pengukuran Kekuatan Laba mencerminkan:
– Laba dan semua komponennya.
– Stabilitas dan daya tahan laba serta komponennya.
– Tren yang mendukung pada laba dan komponennya.
11-25

Earning Power and Forecasting for Valuation

Earning Power
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan rentang
waktu untuk pengukuran kekuatan laba:
– Satu tahun dianggap terlalu pendek untuk melakukan pengukuran
kekuatan laba.
– Banyak dari kegiatan investasi dan pendanaan adalah jangka
panjang.
– Lebih baik untuk mengukur kekuatan laba dengan menggunakan
rata-rata (kumulatif) laba selama beberapa tahun.
– Rentang waktu yang dianjurkan dalam pengukuran
kekuatan laba adalah 4 sampai 7 tahun.

Anda mungkin juga menyukai