NIM : PO.71.33.1.18.006
SOAL :
JAWAB :
1. Sejarah pertumbuhan dari banyak fakta yang dibangun oleh berbagai faktor seperti
ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi dan keadaan sekitar. Perkembangan
pemukiman di kota akan lebih mudah, terlebih dahulu, terlebih dahulu perkembangan
perkotaan di Indonesia sebagai dampak dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Lain halnya dengan pertumbuhan pemukiman di desa atau di pedalaman yang
terpencil, perkembngan pemukiman di daerah tersebut sangat sulit dimengerti dan
tidak pesat perkembangannya, atau bisa dikatakan stagnan dan tidak berubah karena
faktor faktor yang mendukung pertumbuhan pemukiman tidak mendukung di daerah.
Untuk itu seseorang perlu mengetahui sejarah sejarah, pertumbuhan pemukiman baik
di desa maupun di kota dari masa ke masa untuk perlu kita ketahui.
Kota kota dan pemukiman setelah masuknya pengaruh Eropa dapat dikelompokan
menjadi 2 yaitu:
* Kota Pantai
Merupakan pusat utama kegitan masyarakat kota tersebut, semisal kegiatan
perdagangan, penyebaran agama dan kebudayaan serta tempat berkumpul dan
bertemunya berbagai suku bangsa dari berbagai neagara.
* Kota pedalaman
Merupakan pusat pemerintahan kerajaan dan pengembangan tradisi serta banyak di
tunjang oleh pusat pusat hasil pertanian daerah.
Pada awal perang kemerdekaan, setelah dikatakan kalah oleh sekutu pada tahun 1945,
banyak kota besar yang dibakar dan ditanggapi oleh penduduknya mengunsi ke kota
kota kecil. Pembangunan pada awal pengakuan kedaulatan tidak banyak dilakukan.
Untuk merehabilitasi kerusakan kerusakan yang terjadi akibat perang, Belanda
mengeluarkan Stads Vormings Ordonansi pada tahun 1948 dan Stads Vormings
Verorderning sebagai peraturan pelaksanaannya. Belanda mulai mempersiapakan
pembangunan kota baru di kebayoran sebelah selatan Jakarta, untuk tempat tinggal
para pegawai dan dukungan pertumbuhan penduduk Jakarta. Namun kota tersebut
belum dibangun karena adanya penyerahan kedaulatan pada tahun 1949.
Pembangunan kota ini baru dilakukan pemerintah Indonesia pada awal tahun lima
puluhan.
D. Kota Pemukiman Pada Masa Kemerdekaan
A. Masa Prasejarah
Sejarah pemukiman dimulai dari elemen inti yang paling kecil yaitu rumah. Pada
masa prasejarah rumah merupakan:
* tempat untuk menyelamatkan diri dari bahaya (binatang, manusia, alam dan cuaca).
* tempat menetap sementara dan selalu berpindah pindah (nomaden) berdasarkan
migarsi hewan buruan dan panen bahan makanan (manusia mengumpulkan bahan
makanan dari alam.
* bentuk hunian masih berupa goad dan pohon.
* perkembangan selanjutnya manusia mulai membuat hunian sendiri dengan
memanfaatkan kulit hewan dan kayu yang diberi rangka yang mudah dibongkar
pasang.
* selain itu rumah dibuat dengan mencari tanah dan atap dari kulit hewan.
* pola hidup dari pengumpul bahan makanan yang berkembang menjadi petani dan
peternak.
Pada masa yunani, rumah tetap menghadap ke dalam, tetapi bagian dalam tersebut
dengan penambahan kolom yang taman dan adanya altar sebagai tempat pemujaan.
Terdapat pemisahan antara ruang publik untuk pria dan wanita (masa itu wanita dalam
wawancara sebagai warga Negara kelas dua).
Pada masa romawi, rumah tetap diorientasikan ke dalam dengan penambahan jendela
yang lebih banyak dan dibuat lebih rumit. Pintu masuk dibuat lebih menonjol dengan
hiasan tambahan. Bangsa romawi mengenal rumah bertingkat untuk memenuhi
pertumbuhan penghuninya.
Pada masa abad pertengahan, perdagangan hasil pertanian menciptakan kota kota
kecil yang memiliki banteng. Bentuk baru dari rumah adalah berbentuk 2 lantai
dimana lantai 1 merupakan tempat untuk usaha dan di lantai atasnya untuk tempat
tinggal. Orientasi rumah menghadap ke jalan, bukan lagi ke bagian dalam.
Pertumbuhan kota membuat masyarakat membangun rumah yang saling berdempetan.
Rumah sangat terjangkau cahaya dan sirkulasi udara muka dan dari belakang rumah.
Pada akhir masa pertengahan (abad 19) tercipta prototipe rumah yang dipakai oleh
keluarga tunggal yaitu rumah deret.
D. M asa R enaissance
Kaum bangsawan mulai membuat rumah dengan satu fungsi yang menjadi karakter
rumah di masa modern, dengan terpisahnya tempat kerja dengan rumah. Tampilan
rumah pada masa itu adalah jendela kaca yang besar dan penggunaan seragam yang
berbentuk hiasan garis lurus, jendela dan pintu.
E. Masa Industrialisasi
F. Masa Modern
Sunber : https://andrianyusmanfkm.blogspot.com/2015/03/sejarah-pertumbuhan-
pemukiman.html
Syarat Rumah Sehat Menurut Soemirat (2007), proses interaksi manusia dengan
lingkungan, tidak selalu bersifat menguntungkan, namun kadang juga dapat bersifat
merugikan. Hal ini terjadi sebagai akibat hubungan timbal balik aktivitas manusia
dengan lingkungannya. Di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor yang dapat
menguntungkan manusia (eugenik) disamping ada pula yang merugikan manusia
(disgenik) .Dan berbagai usaha bidang kesehatan lingkungan untuk meningkatkan
daya guna faktor-faktor dan mengurangi peran atau pengendalian faktor disgenik.
Secara naluriah, manusia memang tidak dapat menerima faktor yang dialami oleh
faktor lingkungan dalam hidupnya, dalam lingkungan hidup, bahwa ia selalu
berusaha untuk memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya.
Sementara itu pengertian perumahan menurut Mukono (2006), adalah tempat tinggal
sekelompok masyarakat dalam melakukan hidup dan kehidupan manusia, oleh
sementara orang disebut pemukiman, sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi,
sosial, pendidikan, budaya, tradisi dan kebiasaan, suku, keadaan geografi dan kondisi
lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemukiman berdasarkan beberapa faktor
yang dapat menentukan kualitas lingkungan pemukiman, antara lain fasilitas
pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat mendukung terselenggaranya
kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan
keluarganya.
Harus dibedakan pada perumahan dan pemukiman. Perumahan kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan sarana
pembinaan keluarga yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan baik kawasan pedesaan pedesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
mendukung
perikehidupan. Untuk menciptakan satuan lingkungan pemukiman diperlukan
kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan lahan dan
ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi kesehatan.