jurnal Internasional Ilmu Dasar & Terapan IJBAS-IJENS Vol: 13 No: 04 44
I J E N S IJENS @ Agustus -IJBAS -9090-135704
Evaluasi Pembuangan Air Limbah dari Rumah Sakit di Amman -
JORDAN Kholoud Al-Ajlouni, Saleh
Shakhatreh, Nuha AL- Ibraheem, Musa Jawarneh
Abstrak - Pengelolaan limbah rumah sakit
merupakan masalah lingkungan dan keselamatan
publik yang sangat penting. Air buangan adalah
salah satu sumber utama pencemaran air tanah
dan sungai jika tidak ditangani secara efisien.
Rumah sakit mengonsumsi air dalam jumlah besar
setiap hari, dan menghasilkan air buangan yang
berbahaya dan menular dalam jumlah yang
banyak ke saluran pembuangan Polutan ini harus
diolah dengan IPAL dari masing-masing rumah
sakit sebelum dilepaskan ke drainase kota.
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil
primer tentang karakterisasi air limbah rumah sakit
di beberapa rumah sakit di kota Amman -
Yordania. Dua belas rumah sakit besar dipilih
untuk studi ini di Amman mulai dari 930 hingga 32
tempat tidur per rumah sakit, tidak satupun dari
mereka memiliki instalasi pengolahan air limbah,
IPAL, dan air limbah dibuang tanpa diolah ke
limbah. Penambahan air limbah yang tercemar ini
akan meningkatkan beban ke IPAL kota dan
mengurangi efisiensi proses pengolahan yang
menyebabkan polusi berbahaya di masa
mendatang. Analisis konsentrasi kebutuhan
oksigen biokimia, kebutuhan oksigen kimia, total
padatan tersuspensi, sulfat, nitrat, nitrit, amonia,
klorida, serta minyak dan lemak dilakukan selama
periode (1/6/2010 - 31/12/2010). Studi tersebut
menunjukkan peningkatan konsentrasi polutan
yang lebih tinggi dari standar air limbah Jordan.
Istilah Indeks-- Limbah rumah sakit, perangkat
lunak grafik Kalida, Air limbah.
I. PENDAHULUAN
Dampak limbah yang tercemar pada air
permukaan dan air tanah secara luas dianggap
sebagai ancaman serius bagi kesehatan manusia
dan lingkungan di banyak negara berkembang di
dunia [5], [6], [8] [1], [2] , [3]. Kasus ini berlaku di
Yordania di mana terdapat ketidakcukupan
sanitasi yang serius yang diakibatkan polusi dari
pembuangan limbah yang tidak diolah ke air
permukaan dan air tanah. Kementerian Kesehatan
di Yordania (MOH) adalah badan utama yang
bertanggung jawab untuk memantau dan
mengelola sektor limbah medis. Depkes telah
mengembangkan dan mengeluarkan peraturan
no. 1 pada tahun 2001 yang membahas tentang
pengelolaan limbah medis. Peraturan tersebut
mendefinisikan limbah medis umum sebagai
semua limbah padat, cair dan gas yang dihasilkan
di berbagai institusi perawatan kesehatan,
laboratorium medis, pusat penelitian medis,
industri farmasi, klinik hewan, dan kegiatan
perawatan kesehatan rumah tangga. Definisi ini
mengandung pengertian bahwa sampah yang
dihasilkan dapur dan kantor rumah sakit dan klinik
termasuk dalam kategori sampah medis umum.
Untuk membedakan antara limbah medis umum
dan limbah medis berbahaya, peraturan tersebut
menetapkan limbah medis berbahaya sebagai
bagian dari limbah medis umum yang dapat
menimbulkan risiko kesehatan karena
penyusunnya yang mungkin memiliki satu atau
lebih sifat berikut: infeksius, patologis , benda
tajam, bahan kimia, farmasi, sitotoksik atau
radioaktif [4], [5]. Air limbah berat yang dikeluarkan
dari rumah sakit dapat menyebabkan banyak
masalah lingkungan yang serius. Masalah ini
bervariasi berdasarkan aktivitas dan sifat rumah
sakit, serta lokasi dan ukuran air limbah yang
dibuang [6], [7]. Rumah sakit mengonsumsi
banyak air setiap hari. Nilai yang umumnya
diterima untuk rumah sakit bervariasi dari 400
hingga 1200 liter / hari / tempat tidur [1]. Jumlah air
limbah yang dibuang dari rumah sakit diperkirakan
berdasarkan produksi per kapita di Amerika
menjadi 1000 liter / orang / hari [7], [8], [1]. WHO
melaporkan bahwa, sekitar 85% limbah rumah
sakit tidak berbahaya, 10% infektif, dan 5% tidak
infektif tetapi berbahaya di Amerika Serikat [9].
Limbah rumah sakit sarat dengan mikroorganisme
patogen, obat yang dimetabolisme sebagian,
unsur radioaktif dan logam berat lainnya serta zat
kimia beracun (Cu, Fe, Pb, Cd, Ni, Pt, Hg, Sianida,
fenol, dan lain-lain) [2], [3] .
Amman adalah ibu kota Yordania, memiliki
populasi 2.315.600 pada tahun 2009. Jumlah total
tidak. rumah sakit di Amman 53 didistribusikan di
4 sektor utama dan no. jumlah tempat tidur
ditunjukkan pada tabel (1). Rata-rata tidak. jumlah
tempat tidur per penduduk adalah 26 tempat tidur
per 10.000 penduduk. Angka-angka ini meningkat
pesat selama bertahun-tahun karena
perkembangan pesat dalam layanan kesehatan
yang telah menempatkan Yordania di antara
negara-negara dengan layanan perawatan
kesehatan lanjutan di Wilayah Mediterania.
Selama 10 tahun terakhir, jumlah rumah sakit
kerajaan meningkat 32% [4]. Menurut laporan
yang dikeluarkan oleh Jordan Environment Society
JES, 32% rumah sakit Kerajaan menerapkan
semacam pembakaran sampah medis. Rumah
sakit yang tersisa membuang limbah medis
bersama dengan aliran limbah kota ke tempat
pembuangan sampah. Laporan JES
memperkirakan bahwa tingkat timbulan rata-rata
limbah medis di rumah sakit wilayah tengah
(Amman, Zarqa, Madaba dan Balqa) adalah
sekitar 0,5 kg / tempat tidur / hari. Rumah sakit
Amman memproduksi sekitar 2,3 ton / hari [10].
Laporan Divisi Laboratorium dan Lingkungan
Direktorat Amman menunjukkan bahwa semua
rumah sakit di kota Amman tidak memiliki IPAL.
Risiko air buangan yang berbahaya ini adalah
akses ke instalasi pengolahan limbah kota, yang
terutama dirancang untuk mengolah limbah
rumah, dan karena itu melebihi kapasitas instalasi
limbah, sehingga proses pengolahannya akan
sangat tidak efisien. Sebagian besar penelitian
difokuskan pada limbah padat dari rumah sakit dan
klinik, karena kurangnya penelitian sebelumnya di
bidang ini, maka penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi polutan oleh RS Amman ke
dalam sistem pembuangan limbah utama, dan
dampaknya terhadap lingkungan di Yordania.
Akhirnya analisis statis korelasi linier dan regresi
antara beberapa variabel yang dipilih dilakukan.
II. BAHAN DAN METODE
Rumah sakit yang menjadi pertimbangan dalam
penelitian ini tercantum pada tabel (2), terdapat 10
rumah sakit swasta, satu rumah sakit umum, dan
satu rumah sakit pendidikan. Keterangan
mengklasifikasikan sektor swasta, publik dan
pendidikan. IPAL, singkatan dari instalasi
pengolahan air limbah, menunjukkan rumah sakit
mana yang memiliki instalasi tersebut. Bahan
kimia yang digunakan berasal dari (BDH, Merck)
kelas komersial tinggi digunakan dalam analisis.
Parameter seperti pH dan konduktansi listrik, (EC),
diukur dari sampel. Konsentrasi Kebutuhan Kimia
Oksigen (COD), Kebutuhan Biokimia Oksigen
(BOD), Oksigen Terlarut (DO), Total Padatan
Tersuspensi (TSS), Fosfat, Kalsium dan
magnesium (Ca + 2), (Mg + 2), klorida atom
hidrogen, karena aktivitas hidrogen merupakan
representasi yang baik dari keasaman atau
alkalinitas air. Perubahan pH air dapat
menimbulkan sejumlah konsekuensi. Di
lingkungan, banyak tumbuhan hewan yang
dirugikan, atau bahkan dibunuh, akibat
pengasaman. Karena nilai pH di rumah sakit
berkisar antara 6,665 hingga 8,55, tingkat ini tidak
menunjukkan ancaman bagi spesies air di dalam
ekosistem. Nilai pH dapat diterima menurut nilai
standar Jordan [12]. Penurunan rata-rata nilai pH
dari 8 menjadi 7,1 mengacu pada konsumsi CO2
terlarut dalam air yang dihasilkan dari proses
bioksidatif dan dekomposisi atau mungkin karena
konsumsi ionik bikarbonat terlarut. sebagai
sumber karbon non-organik karena persamaan
berikut: HCO3-1 + H2O + h {CH2O} + OH-1
+ O2
Secara umum diketahui bahwa sifat air cenderung
fasa asetat yang tidak mungkin sulit untuk
menghilangkan logam berat di cekungan
sedimentasi kecuali sebagian kecil karena
penghilangan logam berat hanya terjadi pada
keadaan basa ketika pH sampai 11. Mengenai
konduktivitas listrik dan bahan terlarut padat,
terdapat hubungan yang kuat antara nilai
konduktivitas listrik dengan bahan padat terlarut
yang mengekspresikan salinitas air. Parameter
BOD5 dan COD banyak digunakan untuk
mengkarakterisasi kandungan bahan organik air
limbah. COD atau Chemical Oxygen Demand
adalah total pengukuran semua bahan kimia di
dalam air yang dapat teroksidasi. BOD-
Permintaan Oksigen Biokimia seharusnya
mengukur jumlah makanan (atau karbon organik)
yang dapat dioksidasi oleh bakteri. Analisis
oksigen terlarut atau DO mengukur jumlah gas
oksigen (O2) yang terlarut dalam larutan air.
Oksigen masuk ke air melalui difusi dari udara
sekitarnya, melalui aerasi (gerakan cepat), dan
sebagai produk limbah fotosintesis. Gambar (2)
membandingkan nilai COD, BOD5 dan DO untuk
rumah sakit. Nilai DO sangat rendah dibandingkan
dengan COD dan BOD5. Empat rumah sakit, H1,
H3, H4 dan H5 melebihi nilai maksimum BOD5
standar Jordan (500 mg / L), sedangkan enam
lainnya berfluktuasi sekitar 400 mg / L . Nilai rata-
rata adalah 482,1 mg / L yang dianggap tinggi
dibandingkan dengan norma Eropa, 30 mg / L
(Aljazair) atau 110350 mg / L di Iran, dan bahkan
300 mg / L di Bangkok [8]. Rumah Sakit, H2,
menunjukkan pencemaran yang signifikan,
konsentrasi COD tertinggi adalah 1356,5 mg / L,
tetapi masih di luar nilai COD maksimum di standar
Yordania. Konsentrasi terendah terjadi pada H4
sebesar 725,25 mg / L, seperti terlihat pada
gambar. Nilai COD rata-rata adalah 997 mg / L
lebih tinggi dari (Cl-1), Amonia (NH3, Sulfat (SO4-
2), nitrat (NO3-1), amonia (NH3), klorida (Cl-1),
kalsium (Ca + 2), magnesium (Mg + 2), amonium
(NH4 +), dan minyak dan lemak, juga diukur
menurut metode standar [12].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel (3) menunjukkan nilai rata-rata untuk
analisis air limbah untuk parameter karakteristik
dari 12 rumah sakit. Pembahasan analisis fisik dan
kimia akan didasarkan pada standar air limbah
Jordan. Hasil analisis menggunakan Excel untuk
menggambarkan rata-rata statistik, korelasi linier
dan regresi. Gambar diplot menggunakan software
grafik Kalieda. Tingkat pH adalah ukuran aktivitas
125 mg / L norma Eropa, 250-800 mg / L Iran, dan
430 mg / L di Bangkok. Biodegradabilitas bahan
organik adalah ukuran kecepatan dan
kelengkapan degradasinya oleh mikroorganisme
dan oleh karena itu rasio (BOD5 / COD) dapat
digunakan untuk menganalisis derajat degradasi,
rasio A (BOD5 / COD) 0,5-0,6 dapat
dipertimbangkan sebagai nilai ambang batas di
Rumania (paten). Dari standar Jordan, rasio ini
adalah 0,25 yang merupakan hasil yang baik.
Dalam beberapa referensi, rasio (COD / BOD5)
diambil untuk tujuan yang sama dan merupakan
dasar pemilihan proses perawatan biologis yang
tepat. Rasio rata-rata (COD / BOD5) = 2.17 dari 12
rumah sakit, rasio ini lebih rendah atau sama
dengan 2.5 [13]. Namun demikian, tiga rumah sakit
memiliki COD / BOD5> 2.5, H2, H7 dan H10.
Analisis DO oksigen terlarut mengukur jumlah gas
oksigen (O2) yang terlarut dalam larutan air.
Oksigen masuk ke air melalui difusi dari udara
sekitarnya, melalui aerasi (gerakan cepat), dan
sebagai produk limbah fotosintesis. TSS adalah
parameter lain yang digunakan dalam
mendefinisikan air limbah. "Padatan terlarut"
mengacu pada mineral, garam, logam, kation, atau
anion yang terlarut dalam air. Total padatan
terlarut (TDS) terdiri dari garam anorganik
(terutama kalsium, magnesium, kalium, natrium,
bikarbonat, klorida dan sulfat) dan sejumlah kecil
bahan organik yang terlarut dalam air. Partikel
tersuspensi atau koloid, biasanya disebut sebagai
padatan tersuspensi total (TSS), adalah padatan
tersuspensi yang sangat kecil di dalam air yang
tidak akan mengendap oleh gravitasi.
Nilai TSS tertinggi terdapat di Rumah Sakit H2
sebesar 1419 mg / L yang hampir 3 kali lebih besar
dari standar Jordan, dan terendah adalah 44,5 mg
/ L pada H5. Nilai rata-rata semua rumah sakit
adalah 402,3 mg / L lebih besar dari 300 mg / L di
Rumania, dan 383 mg / L di Iran. TDS atau Total
Dissolved Solids adalah ukuran total ion dalam
larutan. EC sebenarnya adalah ukuran aktivitas
ionik suatu larutan dalam hal kapasitasnya untuk
mentransmisikan arus. Dalam larutan encer, TDS
dan EC cukup sebanding. Hubungan antara
konduktivitas dan TDS tidak langsung linier,
karena mobilitas konduktif spesi ionik bervariasi.
Kation univalen seperti Na + lebih mobile daripada
ion multivalen seperti Ca +2 dan Al +3. Demikian
pula, anion univalen seperti Cl - lebih mobile
daripada ion multivalen seperti SO 4 -2 dan CO 3
-2. EC dapat dihitung dengan rumus: EC (dS / m)
= TDS (mg / L) * .64 [14] Nilai yang
direkomendasikan oleh FAO dan EPA tidak boleh
melebihi 1.26, dalam kasus kami H2, H3, H4, H6,
H8 dan H11 lakukan. Meningkatnya konduktivitas
listrik disebabkan oleh konsentrasi bahan padat
terlarut dalam jumlah besar yang dibuang oleh
Rumah Sakit serta interaksi kimiawi antara
senyawa asetat yang terbentuk dari proses
bioksidatif dan dekomposisi dengan senyawa
asetat yang ada pada bahan tersuspensi seperti
CaCO3. yang akan berubah menjadi Ca terlarut
(HCO3) 2. Berdasarkan tabel (3), terlihat bahwa
semua rumah sakit telah melebihi batas
maksimum konsentrasi fosfat yaitu 3mg / L.
Sumber utama fosfat pada limbah Rumah Sakit
berasal dari natrium trifosfat (STPP) yang
merupakan bahan aktif Builder phosphorous yang
merupakan cairan pembersih yang sering
digunakan, dan bahan yang paling banyak
digunakan adalah STPP (Na5P3O10) yang
langsung meleleh di air cucian sesuai persamaan
[16]. Na5P3O10 + 2H2O 2 Na2HPO4 +
NaH2PO4 NaH2PO4 Na + + H2PO4 Sumber
Nitrat NO3-1 adalah (NO2-1) yang dihasilkan
amoniak karena aktivitas bakteri aerob di air
limbah yang kaya akan senyawa nitrogen menurut
persamaan: NH3 + Oxygen Nitrosomonas NO2-1
+ energy NO2-1 + Oxygen Nitrobacter NO3-1 +
energy Bahan nitrogen terlarut pada air limbah
rumah sakit yang mencapai limbah bersih utama
memiliki konsentrasi amonia NH3 (tabel1) tertinggi
di semua rumah sakit, yaitu Nitrogen dioksida
menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat sesuai
persamaan di atas. Jelas bahwa tidak ada
perlakuan, atau kurangnya unit untuk mengolah
bahan nitrogen terlarut. Material tersebut akan
mencapai tanah dan bendungan yang dengan
bantuan konsentrasi fosfat tertinggi akan
menyebabkan fenomena Eutrofikasi di wilayah
perairan yang merusak lingkungan perairan dan
pertanian [15], [16]. Juga telah ditunjukkan bahwa
konsentrasi Sulfat melebihi batas yang diizinkan
[2] [12], dan konsentrasi klorida dalam bahan yang
dikirim antara 42,5 hingga 225m / l, yang berasal
dari deterjen dan alat sterilisasi yang digunakan
rumah sakit secara ekstensif. Juga dicatat bahwa
perbedaan konsentrasi aditif klorida yang
ditambahkan menyebabkan perbedaan porsi
konsentrasi klorida. Tabel tersebut menunjukkan
persentase minyak dan gemuk yang tinggi
mencapai pabrik pengolahan utama, yang akan
menyebabkan banyak masalah teknis. Penurunan
nilai tersebut mengacu pada pengaruh limbah cair
yang dibuang di jaringan limbah yang akan menuju
ke stasiun pengolahan air limbah akan
menyebabkan proses dekomposisi dan
biooksidatif yang menyebabkan banyak
komponen asam seperti asam asetat, asam
karboksilat, dan asam mineral. Korelasi linier dan
regresi antara beberapa variabel terpilih antara
konsentrasi ketujuh belas zat ditunjukkan pada
tabel (4).
IV. KESIMPULAN
Sebagian besar analisis biologi dan fisiokimia
menunjukkan bahwa semua rumah sakit telah
melebihi batas maksimum yang diperbolehkan
batas yang diizinkan oleh undang-undang
lingkungan Yordania. Bahan kimia dan bahan
beracun ini pasti akan mencemari air bawah tanah
dan permukaan saat mencapai instalasi
pengolahan utama kota karena dirancang untuk
mengolah limbah pemukiman. Penulis
merekomendasikan agar pemerintah Yordania
memberlakukan undang-undang lingkungan di
mana setiap rumah sakit harus memiliki unit
pengolahan air limbah yang efektif, sehingga
melindungi ekosistem perairan Yordania. V.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada insinyur
Quatibah M. Rasheed atas bantuan dan
bantuannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Emmanuel. Eet. al., Pengaruh Air Limbah Rumah Sakit
pada Ekosistem Perairan, Congreso Interamericano de
Ingeniería Sanitariay Ambiental Cancún ke-18, México, 2002.
[2] Jolibois B dan. Genotoksisitas Air Limbah Rumah Sakit
Guerbet M., British Occupational Hygiene Society Diterbitkan
oleh Oxford University Press, (2005).
[3] Riyanto Haribowo, (2011), Evaluasi Instalasi Pengolahan
Air Limbah di Rumah Sakit Umum Mataram, Indonesia, Jurnal
Penelitian Ilmu Terapan.
[4] M. Abu-Qudais dan Abu Qdais H. A. Kandungan Energi
Sampah Kota di Yordania dan Potensi Pemanfaatannya.
Konversi Energi dan Manajemen, 41 (2000) hlm 983-991.
[5] Kerajaan Yordania Hashemite, Depkes, Statistik tahunan
2009, hlm 68-90.
[6] Arnold Greenberg, Metode standar untuk Pemeriksaan Air
dan Air Limbah, edisi ke-16, Asosiasi Kesehatan Masyarakat
Amerika, Washington DC, 1985.
[7] Ibeh I., Omoruyi M., Dinamika Musiman dalam parameter
Fisiokimia Limbah Rumah Sakit dari sebuah Rumah Sakit
Pendidikan Universitas yang berbasis di Nigeria Selatan,
Jurnal Global dari Penelitian Lingkungan volume 5, 2011.
[8] Mahvi A. et. el, Survei Kondisi Pengolahan Air Limbah dan
Kualitas Limbah Rumah Sakit Provinsi Kerman, Jurnal Sains
Terapan Dunia 7, 2009.
[9] WHO, Pedoman pembuangan obat-obatan yang tidak
diinginkan secara aman dalam dan setelah keadaan darurat.
Departemen Obat Esensial dan Obat lain. Organisasi
Kesehatan Dunia, Jenewa, Swiss, 1999.
[10] Jordan Environment Society, JES, Laporan tentang
Pengelolaan Limbah Medis di Wilayah Tengah, 1999.
[11] American Public Health Assoc. Washington D.C. (1985),
Metode standar untuk pemeriksaan air dan air limbah, edisi
ke-16.
[12] Jordan Standards and Metrology Organization JISM,
Jordan Standards of waste water, 2006.
[13] Salem Z. et. al., (2007), Evaluasi Pencemaran Air Limbah
Rumah Sakit dan Rekomendasi Perawatan, Prosiding
Konferensi Internasional ke-10 tentang Ilmu dan Teknologi
Lingkungan Yunani.
[14] Sirba D. et, al., (2008), Assesment of Management of
Wastewater quality from a health unit: a case study, Annals of
DAAM and Proceedings.
[15] Ali Lateef Humaid, Polusi Industri, AL-Mussel University,
(1978).
[16] Hammer M.J, Teknologi Air dan Air Limbah, Edisi ke-6,
(2008).