1, April 2017
*E-mail : isnatk@gmail.com
Abstrak- Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Belakangan ini timbul
masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih dan layak untuk dikonsumsi.
Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Maka perlu dilakukan suatu penelitian
pembuatan sistem pengolahan air sederhana dengan variabel waktu dan volume masuk yang cocok untuk
kondisi air sungai Martapura dengan mengetahui kualitas air minum yang dihasilkan. Teknologi yang
digunakan meliputi pengolahan air yang dilakukan secara fisik (filtrasi dan aerasi), pengolahan kimia
(adsorpsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama
yaitu perancangan portable water treatment itu sendiri yaitu dengan membuat kolom-kolom aerasi,
kolom filtrasi, kolom adsorpsi, dan kolom desinfeksi yang mana alat-alat tersebut dibuat bongkar pasang.
Kedua, yaitu pengoptimasian alat-alat yang bertujuan untuk menentukan waktu dan volume optimum
masing-masing alat. Sehingga akan didapatkan waktu dan volume optimum untuk alat secara
keseluruhan. Ketiga, hasil analisa air sungai Martapura. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa
desain alat ini kurang efektif dengan kondisi kualitas sungai air Martapura untuk diolah menjadi air
minum yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar karena kualitas air minum yang dihasilkan belum
mencapai standar baku mutu air minum yang ditetapkan. Waktu optimum untuk alat ini adalah 135 s
dengan lama desinfeksi selama 2 menit dan volume optimum air masuk adalah sebesar 2 L
Abstract- Water is the most important thing for living. Lately it is difficult to get clean water and suitable
for consumption. Many water sources are commonly used not as good as it used to be. It needs to
research about making a simple water treatment system with variable time and suitable volume for
Martapura river conditions by knowing the quality of drinking water that produced. The technology used
includes water treatment conducted physically (filtration and aeration), chemical processing (adsorption)
and desinfection using UV. This research was conducted in several stages. First is the design of portable
water treatment itself is by making the columns of aeration, filtration column, adsorption column, and
columns where the desinfection equipment are separated. Second, the optimizing tools that aim to
determine the optimum time and volume of each instrument. So it will be obtained the optimum time and
volume for whole instrument. Third, the analysis results of Martapura river. Based on research results
obtained that the design of this tool is less effective with the quality of Martapura river water conditions
to be processed into drinking water that is usually consumed by people around because the quality of
drinking water that produced has not reached the standard of specified drinking water quality standard.
Optimum time for this tool is 135 s with a desinfection time for 2 minutes and the optimum volume of
entering water amounts to 2 L
27
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
sarana transportasi sungai seperti perahu bermotor yang terlarut. Air yang mengandung jumlah
(kelotok). Berdasarkan keterangan budaya padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang
masyarakat Banjarmasin yang banyak membuang tidak enak, menyebabkan mual, penyebab
air besar (tinja) langsung ke sungai melalui budaya serangan jantung (cardiacdisease), dan
jamban menyebabkan kandungan bakteri coliform tixaemia pada wanita hamil (Efendi, 2003).
yang berasal dari tinja manusia tersebut sangat d. Suhu Normal
tinggi di dalam air sungai martapura dan Air yang baik mempunyai temperatur normal,
kandungannya jauh berada dari ambang batas 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu air yang
toleransi (Zainudin, 2009). melebihi batas normal menunjukkan indikasi
terdapat bahan kimia yang terlarut dalam
Standar Baku Air Minum jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol atau
Beberapa persyaratan air minum yang layak belerang) atau sedang terjadi proses
minum baik dari segi fisika, kimia, maupun dekomposisi bahan organik oleh
biologinya antara lain sebagai berikut : mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air
Persyaratan Fisika seperti itu sebaiknya tidak diminum.
Air minum harus memenuhi standar uji e. Warna
fisik (fisika), antara lain derajat kekeruhan, bau, Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan
rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan kimia atau mikroorganik (plankton) yang
warnanya. Syarat fisik air yang layak minum terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan
sebagai berikut : bahan - bahan kimia disebut apparent color
a. Kekeruhan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Warna
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut
dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan air true color yang tidak berbahaya bagi
layak minum menurut PERMENKES RI kesehatan. Air yang layak dikonsumsi harus
Nomor 907 Tahun 2002 adalah 5 skala NTU. jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI
Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - Nomor 907 Tahun 2002 menyatakan bahwa
partikel yang tersuspensi di dalam air yang batas maksimal warna air yang layak minum
menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan adalah 15 skala TCU (Awalludin, 2007).
berlumpur. Bahan - bahan yang menyebabkan
air keruh antara lain tanah liat, pasir, dan Persyaratan Kimia
lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat Standar baku kimia air layak minum
diminum atau berbahaya bagi kesehatan. meliputi batasan derajat keasaman, tingkat
Namun, dari segi estetika, air keruh tidak layak kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik
atau tidak wajar untuk diminum (Awalludin, maupun anorganik pada air. Persyaratan kimia
2007). sebagai batasan air layak minum sebagai berikut:
b. Tidak Berbau dan Rasanya Tawar a. Derajat Keasaman (pH)
Air yang kualitasnya baik adalah tidak berbau pH menunjukkan derajat keasaman suatu
dan memiliki rasa tawar. Bau dan rasa air larutan. Air yang baik adalah air yang bersifat
merupakan dua hal yang mempengaruhi netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7
kualitas air. Bau dan rasa dapat dirasakan dikatakan air bersifat asam, sedangkan air
langsung oleh indra penciuman dan pengecap. dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut
Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Air PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002,
yang berbau busuk memiliki rasa kurang batas pH minimum dan maksimum air layak
(tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air
berbau busuk tidak layak dikonsumsi. Bau hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Tinggi
busuk merupakan sebuah indikasi bahwa telah rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air.
atau sedang terjadi proses pembusukan Maksudnya, air dengan pH kurang dari 7 akan
(dekomposisi) bahan-bahan organik oleh terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH
mikroorganisme di dalam air. Selain itu, bau melebihi 7.
dan rasa dapat disebabkan oleh senyawa fenol
yang terdapat di dalam air (Efendi, 2003). b. Kandungan Bahan Kimia Organik
c. Jumlah Padatan Terapung Air yang baik memiliki kandungan bahan
Perlu diperhatikan, air yang baik dan layak kimia organik dalam jumlah yang tidak
untuk diminum tidak mengandung padatan melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah
terapung dalam jumlah yang melebihi batas tertentu, tubuh membutuhkan air yang
maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L). mengandung bahan kimia organik. Namun,
Padatan yang terlarut di dalam air berupa apabila jumlah bahan kimia organik yang
bahan -bahan kimia anorganik dan gas - gas terkandung melebihi batas dapat menimbulkan
28
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
29
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
kualitas air yang dihasilkan sudah memenuhi mengurangi zat pencemar seperti virus dan
standart baku air minum. bakteri, maka masih perlu menggunakan suatu
karbon untuk menyaring atau dengan sistem
Adsorbsi osmosis sebagai tambahan terhadap UV
Adsorpsi merupakan peristiwa di mana (Sutrisno, 1987).
terikatnya molekul dari suatu fasa gas atau larutan
pada permukaan suatu padatan. Molekul - molekul Zeolit dan karbon aktif
yang terikat pada permukaan disebut adsorbat, Zeolit juga baik untuk pasir dan karbon
sedangkan yang mengikat adsorbat disebut dengan aktif berdasarkan pada kapasitas perubahan
adsorben (Massel, 1996). kationnya yang tinggi. Pasir dan karbon aktif tidak
Adsorpsi terjadi karena molekul - molekul sama dengan zeolit untuk kapasitas perubahan
pada permukaan zat padat atau zat cair yang kation. Zeolit juga dapat menyerap metal berat,
memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak bau, kopi, darah, cat, sampah radioaktif, arsenik,
setimbang yang cenderung tertarik ke arah dalam dan bahan – bahan beracun lain yang dapat
(gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya ditemukan di air. Zeolit juga dapat menyerap
adhesinya). Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut beberapa bagian gas seperti formaldehyde,
mengakibatkan zat padat atau zat cair yang kloroform, dan karbon monoksida. Partikel zeolit
digunakan sebagai adsorben cenderung menarik juga berperan sebagai bibit untuk menumbuhkan
zat-zat lain yang bersentuhan dengan flok bakteri dengan menambah pergerakan bakteri
permukaannya (Sudirjo, 2005). tiap volume unit. Keuntungan menggunakan zeolit
dalam system penyaringan fisik, antara lain :
Desinfeksi 1. Dapat membuat air yang berada dalam kondisi
Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk pH asam menjadi lebih netral berdasarkan
dipanaskan dengan sinar Ultra violet (UV). Sinar kapasitas perubahan kationnya yang besar.
ultra violet (UV) dapat secara efektif 2. Menambah laju aliran secara gravitasi dan
menghancurkan virus dan bakteri. Sistem UV ini sistem pengatur tekanan apabila dibandingkan
tergantung pada jumlah energi yang diserap dengan system penyaring yang menggunakan
sehingga dapat menghancurkan organisme yang media pasir/antrasit.
terdapat pada air tersebut. Jika energi tidak cukup 3. Kapasitas penyaringan dapat bertambah tanpa
tinggi, maka material organisme genetik tidak adanya penambahan biaya.
dapat dihancurkan. Keuntungan menggunakan UV 4. Kapasitas pengangkutan yang lebih besar pada
meliputi : permukaan wilayah yang besar menghasilkan
1. Tidak beracun atau tidak berbahaya kapasitas yang lebih besar juga.
2. Menghancurkan zat pencemar organik. 5. Zeolit dapat berfungsi sebagai perisai
3. Menghilangkan bau atau rasa pada air. penyaringan fisik untuk bakteri patogen
4. Memerlukan waktu kontak yang singkat (bakteri dan spora).
(memerlukan waktu beberapa menit). Karbon berpori atau lebih dikenal dengan
5. Meningkatkan kualitas air karena gangguan zat nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben
pencemar organik. untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah,
6. Dapat mematikan mikroorganisme pathogenic. serta pemurnian air. Karbon aktif akan membentuk
7. Tidak mempengaruhi mineral di dalam air. amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon
Kerugian-Kerugian dari menggunakan UV bebas dan memiliki permukaan dalam yang
meliputi : berongga, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa,
1. UV radiasi tidak cocok untuk air dengan kadar dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar
suspended solids tinggi, kekeruhan, warna, atau dibandingkan dengan karbon yang belum
bahan organik terlarut. Bahan ini dapat menjalani proses aktivasi. Karbon aktif merupakan
bereaksi dengan UV radiasi, dan mengurangi senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari bahan
performance desinfeksi. Tingkat kekeruhan - bahan yang mengandung karbon atau dari arang
tinggi dapat menyulitkan sinar radiasi yang diperlakukan dengan cara khusus untuk
menembus air dan pathogen. mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas
2. Sinar UV tidak efektif terhadap zat pencemar permukaan karbon aktif berkisar antara 300-3500
mengandung banyak bahan- kimia organik, m2/gram dan ini berhubungan dengan struktur pori
klor, asbes dan lain - lain. internal yang menyebabkan karbon aktif
3. Memerlukan listrik untuk beroperasi. Dalam mempunyai sifat sebagai adsorben. Karbon aktif
situasi keadaan darurat ketika listrik mati, dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa
maka alat tersebut tidak akan bekerja. kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
4. UV umumnya digunakan sebagai pemurnian tergantung pada besar atau volume pori - pori dan
akhir pada sistem filtrasi. Jika ingin luas permukaan (Awalludin, 2007).
30
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
31
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
termometer, sebagai suhu awal kemudian mudah dan mendapatkan waktu yang singkat.
masukkan air tersebut kedalam kolom Sedangkan untuk volume optimum pada alat
desinfeksi setelah itu mendiamkan selama 5 tesebut kecuali stage 4 dengan waktu optimum
menit. Mengeluarkan air tersebut dan ,yaitu 135 s didapatkan sebesar 2 L. Optimasi
menampung air tersebut, kemudian mengukur waktu dan volume masuk ini berdasarkan volume
suhu kembali sebagai suhu akhir lalu akhir yang dihasilkan dari alat ini. Optimasi ini
masukkan data temperatur, untuk diharapkan volume yang masuk sama dengan
mendapatkan perbedaan suhunya. Mengulang volume yang keluar dengan waktu tercepat.
percobaan dengan waktu bervariasi, yaitu 10, Untuk Stage 4 (desinfeksi), volume
20, dan 30 menit untuk mendapatkan optimum yang didapat berdasarkan perhitungan
perbedan suhu terbesar. volume lampu neon yang digunakan yaitu sebesar
325 mL, sedangkan untuk waktu optimum adalah
C. Pengujian Air Sampel berdasarkan perbedaan suhu tiap waktu kewaktu.
Hubungkan alat dengan listrik untuk Berdasarkan hal itu didapatkan waktu optimum
menghidupkan alat aerator dan lampu UV adalah sebesar 20 menit dengan perbedaan suhu
kemudian air sungai martapura sebanyak yang dihasilkan adalah sebesar 2oC. Perbedaan
volume umpan optimum dari prosedur B suhu ini digunakan karena kolom desinfeksi
dimasukkan kedalam alat melewati lubang menggunakan lampu UV 8 watt yang
yang telah disiapkan dengan mengunakan menghasilkan panas, walaupun sebenarnya bukan
waktu optimum dari prosedur B lalu panas yang digunakan pada alat ini sebagai
mendiamkan kembali selama 20 menit, mengurangi bakteri yang terkandung dalam sampel
kemudian membuka kran kolom desinfeksi air melainkan penyinarannya. Namun sebagai
setelah itu mengambil sampel hasil pengolahan parameter yang dapat diamati adalah panas,
alat ini, kemudian melakukan pengujian. sehingga untuk mendapatkan waktu optimumnya
Menentukan keefektifan alat. adalah melihat perbedaan suhu yang terbesar.
32
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
200,00
kekeruhan
83,90 92,69 78,92
100,00 TSS
43,10
2,50 9,61 0 TDS
0,00
efektifitas (%)
BOD
-30,46 COD
-100,00 Fe
Mn
-200,00
-196,30 NO2
-300,00 -260,42 CaCO3
klor
-339,70
-400,00 coliform
Parameter
Dari gambar 1 terlihat bahwa alat ini dapat membuat logam Mn kurang sempurna terurai,
menurunkan beberapa parameter, yaitu kekeruhan, sebelum dimasukkan kepengolahan air minum,
TSS, TDS, Fe, NO2, dan CaCO3. Hal ini, terlihat logam Mn masih tertutup oleh lumpur sehingga
dari efektifitas bernilai positif yang menandakan pada saat pengujian jumlah logam Mn sangat kecil
bahwa terjadi penurunan parameter. Penurunan ini sedangkan setelah terjadi pengolahan khususnya
diakibatkan oleh proses filtrasi dari pasir dan pada proses aerasi logam akan terurai dari lumpur
zeolit, serta proses adsropsi oleh karbon aktif yang tersebut dan karena aliran yang kurang merata
telah diaktifkan. Parameter yang mempunyai nilai sehingga proses oksidasi logam Mn kurang
efektifitas negatif yang berarti mengalami maksimal sehingga mengakibatkan jumlah logam
kenaikan, yaitu BOD, COD, Mn dan coliform. Mn pada akhir proses mengalami kenaikan. Untuk
Untuk BOD dan COD, kenaikan ini jika dikaitkan parameter biologi, yaitu baketri coliform juga
dengan alat ini diakibatkan oleh kapasitas aerasi terjadi kenaikan, hal ini disebabkan oleh faktor alat
yang belum efektif, sehingga kontak air dengan pada stage 4 (desinfeksi). Akibat dari kekuatan
oksigen kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh, sinar UV yang kurang maksimal untuk
waktu kontak yang sangat singkat antara oksigen mendesinfeksi air sungai martapura sehingga sinar
dan air serta kapasitas udara yang dikontakkan tidak bisa menembus air dan bakteri yang
masih kurang maksimal sehingga proses oksidasi mengakibatkan sinar UV tidak dapat
baik oksidasi biologi dan kimianya pun kurang menghancurkan bakteri. Lama penyinaran kurang
maksimal. Untuk Mn, terjadi kenaikan karena maksimal sehingga proses desinfeksi pun kurang
diakibatkan aerasi pula. Hal ini disebabkan oleh maksimal.
aliran udara yang kurang merata sehingga
27
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
100,00
43,17 45,30
50,00
aerasi
0,00
efektifitas (%)
filtrasi
adsorbsi
-50,00
desinfeksi
-100,00
-91,79
-162,39
-150,00
1 2 3 4
-200,00
stage alat
34
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017
Karbon aktif. Skripsi. Fakultas Teknik Walpole, E. W., 1997, “Pengantar Statistika” PT.
Universitas Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sutrisno dan Suciati.,1987. Teknologi Penyediaan
Air Bersih. Penerbit Rineka Cipta Karya.
Jakarta.
35