Anda di halaman 1dari 9

Konversi, Volume 6 No.

1, April 2017

SISTEM PENGOLAHAN AIR MINUM SEDERHANA


(PORTABLE WATER TREATMENT)
Noerhadi Wiyono, Arief Faturrahman, Isna Syauqiah*)
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan

*E-mail : isnatk@gmail.com

Abstrak- Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Belakangan ini timbul
masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih dan layak untuk dikonsumsi.
Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Maka perlu dilakukan suatu penelitian
pembuatan sistem pengolahan air sederhana dengan variabel waktu dan volume masuk yang cocok untuk
kondisi air sungai Martapura dengan mengetahui kualitas air minum yang dihasilkan. Teknologi yang
digunakan meliputi pengolahan air yang dilakukan secara fisik (filtrasi dan aerasi), pengolahan kimia
(adsorpsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama
yaitu perancangan portable water treatment itu sendiri yaitu dengan membuat kolom-kolom aerasi,
kolom filtrasi, kolom adsorpsi, dan kolom desinfeksi yang mana alat-alat tersebut dibuat bongkar pasang.
Kedua, yaitu pengoptimasian alat-alat yang bertujuan untuk menentukan waktu dan volume optimum
masing-masing alat. Sehingga akan didapatkan waktu dan volume optimum untuk alat secara
keseluruhan. Ketiga, hasil analisa air sungai Martapura. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa
desain alat ini kurang efektif dengan kondisi kualitas sungai air Martapura untuk diolah menjadi air
minum yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar karena kualitas air minum yang dihasilkan belum
mencapai standar baku mutu air minum yang ditetapkan. Waktu optimum untuk alat ini adalah 135 s
dengan lama desinfeksi selama 2 menit dan volume optimum air masuk adalah sebesar 2 L

Kata kunci: aerasi, filtrasi, adsorpsi, desinfeksi

Abstract- Water is the most important thing for living. Lately it is difficult to get clean water and suitable
for consumption. Many water sources are commonly used not as good as it used to be. It needs to
research about making a simple water treatment system with variable time and suitable volume for
Martapura river conditions by knowing the quality of drinking water that produced. The technology used
includes water treatment conducted physically (filtration and aeration), chemical processing (adsorption)
and desinfection using UV. This research was conducted in several stages. First is the design of portable
water treatment itself is by making the columns of aeration, filtration column, adsorption column, and
columns where the desinfection equipment are separated. Second, the optimizing tools that aim to
determine the optimum time and volume of each instrument. So it will be obtained the optimum time and
volume for whole instrument. Third, the analysis results of Martapura river. Based on research results
obtained that the design of this tool is less effective with the quality of Martapura river water conditions
to be processed into drinking water that is usually consumed by people around because the quality of
drinking water that produced has not reached the standard of specified drinking water quality standard.
Optimum time for this tool is 135 s with a desinfection time for 2 minutes and the optimum volume of
entering water amounts to 2 L

Keywords: aeration, filtration, adsorption, desinfection

PENDAHULUAN dikonsumsi. Berdasarkan uji laboratorium Balai


Sungai adalah tempat-tempat dan wadah - Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru yang
wadah air termasuk sumber daya alam non hayati dapat dilihat pada lampiran.
yang terkandung di dalamnya serta jaringan Air sungai tersebut mengandung zat-zat
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara padat yang tersuspensi, berwarna kecoklatan,
dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang mengandung pH yang agak tinggi, dan tingkat
pengalirannya oleh garis sempadan (PP Republik kekeruhan (turbidity) yang juga sangat tinggi. Zat -
Indonesia No. 82 thn 2001). Di Kalimantan zat padat yang tersuspensi tersebut salah satunya
Selatan, di mana daerahnya di kelilingi banyak berasal dari lumpur bagian dasar sungai yang
sungai yang kondisi airnya tidak layak untuk bergerak ke atas akibat dari banyaknya aktifitas

27
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

sarana transportasi sungai seperti perahu bermotor yang terlarut. Air yang mengandung jumlah
(kelotok). Berdasarkan keterangan budaya padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang
masyarakat Banjarmasin yang banyak membuang tidak enak, menyebabkan mual, penyebab
air besar (tinja) langsung ke sungai melalui budaya serangan jantung (cardiacdisease), dan
jamban menyebabkan kandungan bakteri coliform tixaemia pada wanita hamil (Efendi, 2003).
yang berasal dari tinja manusia tersebut sangat d. Suhu Normal
tinggi di dalam air sungai martapura dan Air yang baik mempunyai temperatur normal,
kandungannya jauh berada dari ambang batas 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu air yang
toleransi (Zainudin, 2009). melebihi batas normal menunjukkan indikasi
terdapat bahan kimia yang terlarut dalam
Standar Baku Air Minum jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol atau
Beberapa persyaratan air minum yang layak belerang) atau sedang terjadi proses
minum baik dari segi fisika, kimia, maupun dekomposisi bahan organik oleh
biologinya antara lain sebagai berikut : mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air
Persyaratan Fisika seperti itu sebaiknya tidak diminum.
Air minum harus memenuhi standar uji e. Warna
fisik (fisika), antara lain derajat kekeruhan, bau, Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan
rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan kimia atau mikroorganik (plankton) yang
warnanya. Syarat fisik air yang layak minum terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan
sebagai berikut : bahan - bahan kimia disebut apparent color
a. Kekeruhan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Warna
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut
dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan air true color yang tidak berbahaya bagi
layak minum menurut PERMENKES RI kesehatan. Air yang layak dikonsumsi harus
Nomor 907 Tahun 2002 adalah 5 skala NTU. jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI
Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - Nomor 907 Tahun 2002 menyatakan bahwa
partikel yang tersuspensi di dalam air yang batas maksimal warna air yang layak minum
menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan adalah 15 skala TCU (Awalludin, 2007).
berlumpur. Bahan - bahan yang menyebabkan
air keruh antara lain tanah liat, pasir, dan Persyaratan Kimia
lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat Standar baku kimia air layak minum
diminum atau berbahaya bagi kesehatan. meliputi batasan derajat keasaman, tingkat
Namun, dari segi estetika, air keruh tidak layak kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik
atau tidak wajar untuk diminum (Awalludin, maupun anorganik pada air. Persyaratan kimia
2007). sebagai batasan air layak minum sebagai berikut:
b. Tidak Berbau dan Rasanya Tawar a. Derajat Keasaman (pH)
Air yang kualitasnya baik adalah tidak berbau pH menunjukkan derajat keasaman suatu
dan memiliki rasa tawar. Bau dan rasa air larutan. Air yang baik adalah air yang bersifat
merupakan dua hal yang mempengaruhi netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7
kualitas air. Bau dan rasa dapat dirasakan dikatakan air bersifat asam, sedangkan air
langsung oleh indra penciuman dan pengecap. dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut
Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Air PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002,
yang berbau busuk memiliki rasa kurang batas pH minimum dan maksimum air layak
(tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air
berbau busuk tidak layak dikonsumsi. Bau hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Tinggi
busuk merupakan sebuah indikasi bahwa telah rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air.
atau sedang terjadi proses pembusukan Maksudnya, air dengan pH kurang dari 7 akan
(dekomposisi) bahan-bahan organik oleh terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH
mikroorganisme di dalam air. Selain itu, bau melebihi 7.
dan rasa dapat disebabkan oleh senyawa fenol
yang terdapat di dalam air (Efendi, 2003). b. Kandungan Bahan Kimia Organik
c. Jumlah Padatan Terapung Air yang baik memiliki kandungan bahan
Perlu diperhatikan, air yang baik dan layak kimia organik dalam jumlah yang tidak
untuk diminum tidak mengandung padatan melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah
terapung dalam jumlah yang melebihi batas tertentu, tubuh membutuhkan air yang
maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L). mengandung bahan kimia organik. Namun,
Padatan yang terlarut di dalam air berupa apabila jumlah bahan kimia organik yang
bahan -bahan kimia anorganik dan gas - gas terkandung melebihi batas dapat menimbulkan

28
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena (Awalludin, 2007).


bahan kimia organik yang melebihi batas
ambang dapat terurai jadi racun berbahaya. Teknologi Pengolahan Air Tanah Menjadi Air
Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4, Minum pada Skala Rumah Tangga
H2S, SO42- , dan NO3. Teknologi pengolahan air tanah melaui beberapa
c. Kandungan Bahan Kimia Anorganik tahapan yaitu :
Kandungan bahan kimia anorganik pada air Aerasi
layak minum tidak melebihi jumlah yang telah Aerasi merupakan istilah lain dari tranfer
ditentukan. Bahan - bahan kimia yang gas dengan penyempitan makna, lebih
termasuk bahan kimia anorganik antara lain dikhususkan pada transfer gas (khususnya oksigen)
garam dan ion - ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, dari fase gas ke fase cair. Fungsi utama aerasi
Cl, K, Pb, Hg, Zn). dalam pengolahan air adalah melarutkan oksigen
d. Tingkat Kesadahan ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion terlarut dalam air, dalam campuran tersuspensi
positif) logam dengan valensi dua, seperti Ca2+ lumpur aktif dalam bioreaktor dan melepaskan
, Mn2+ , Sr2+, Fe2+ , dan Mg2+. Secara umum, kandungan gas-gas yang terlarut dalam air, serta
kation yang sering menyebabkan air sadah membantu pengadukan air. Pada alat pengolahan
adalah kation Ca2+ dan Mg2+. Kation ini dapat air sungai ini digunakan tray aerator. Yaitu
membentuk kerak apabila bereaksi dengan air aerator yang disusun secara bertingkat. Tujuan
sabun. Sebenarnya, tidak ada pengaruh derajat transfer gas dalam pengolahan air adalah :
kesadahan bagi kesehatan tubuh. Namun, 1. Untuk mengurangi konsentrasi bahan penyebab
kesadahan air dapat menyebabkan sabun atau rasa dan bau, seperti hidrogen sulfida dan
deterjen tidak bekerja dengan baik (tidak beberapa senyawa organik, dengan jalan
berbusa). Berdasarkan PERMENKES RI penguapan atau oksidasi.
Nomor 907 Tahun 2002, derajat kesadahan 2. Untuk mengoksidasi besi dan mangan.
(CaCO3) maksimum air yang layak minum 3. Mengurangi rasa dan bau.
adalah 500 mg per liter (Efendi, 2003). 4. Untuk melarutkan gas ke dalam air (seperti
penambahan oksigen ke dalam air tanah dan
Persyaratan Biologi penambahan karbon dioksida setelah pelunakan
a. Tidak Mengandung Organisme Patogen air).
Organisme patogen berbahaya bagi kesehatan
manusia. Beberapa mikroorganisme patogen Filtrasi
yang terdapat pada air berasal dari golongan Filtrasi atau penyaringan (filtration) adalah
bakteri, protozoa, dan virus penyebab penyakit. pemisahan partikel zat padat dari fluida dengan
- Bakteri Salmonella typhi, Sighella dysentia, jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium
Salmonella paratyphi, dan Leptospira. penyaring atau septum, di mana zat padat itu
- Golongan protozoa seperti Entoniseba tertahan. Dalam industri, filtrasi ini meliputi
histolyca dan Amebic dysentry. ragam operasi mulai dari penapisan sederhana
- Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab sampai separasi yang amat rumit (Mc Cabe, 1999).
hepatitis. Sand filter adalah filter yang terbuat dari bahan
b. Tidak Mengandung Mikroorganisme pasir kuarsa dengan diameter 1 s/d 2 mm yang
Nonpatogen berguna untuk melakukan penyaringan material
Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis non air yang berupa algae atau golongan
mikroorganisme yang tidak berbahaya bagi ganggang-ganggangan yang terdapat dalam air
kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan baku dari sumber, sehingga tidak sampai
bau dan rasa yang tidak enak, lender, dan kerak mempengaruhi kualitas air pada akhir produk yang
pada pipa. Beberapa mikroorganisme dihasilkan.
nonpatogen yang berada di dalam air sebagai Carbon filter adalah karbon aktif sebagai
berikut: sarana proses filterisasi dengan tujuan mengadakan
- Beberapa jenis bakteri, antara lain penyaringan untuk jenis-jenis material yang
Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Bakteri terdapat dalam air, seperti bau, kekeruhan, serta
coli (Coliform bacteria), Fecal streptococci, warna-warna yang mungkin timbul pada air baku
dan Bakteri Besi (Iron Bacteria). dan menyaring kotoran dengan ukuran antara 1 s/d
- Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di 2 mm. Awalludin (2007) melakukan penelitian
air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak dengan menggunakan media filtrasi dengan
enak pada air. campuran antara media pasir silika dan zeolit
- Cacing yang hidup bebas di dalam air (free dengan perbandingan 40 : 60, dapat menurunkan
living) kandungan Fe dan Mn secara signifikan dan

29
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

kualitas air yang dihasilkan sudah memenuhi mengurangi zat pencemar seperti virus dan
standart baku air minum. bakteri, maka masih perlu menggunakan suatu
karbon untuk menyaring atau dengan sistem
Adsorbsi osmosis sebagai tambahan terhadap UV
Adsorpsi merupakan peristiwa di mana (Sutrisno, 1987).
terikatnya molekul dari suatu fasa gas atau larutan
pada permukaan suatu padatan. Molekul - molekul Zeolit dan karbon aktif
yang terikat pada permukaan disebut adsorbat, Zeolit juga baik untuk pasir dan karbon
sedangkan yang mengikat adsorbat disebut dengan aktif berdasarkan pada kapasitas perubahan
adsorben (Massel, 1996). kationnya yang tinggi. Pasir dan karbon aktif tidak
Adsorpsi terjadi karena molekul - molekul sama dengan zeolit untuk kapasitas perubahan
pada permukaan zat padat atau zat cair yang kation. Zeolit juga dapat menyerap metal berat,
memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak bau, kopi, darah, cat, sampah radioaktif, arsenik,
setimbang yang cenderung tertarik ke arah dalam dan bahan – bahan beracun lain yang dapat
(gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya ditemukan di air. Zeolit juga dapat menyerap
adhesinya). Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut beberapa bagian gas seperti formaldehyde,
mengakibatkan zat padat atau zat cair yang kloroform, dan karbon monoksida. Partikel zeolit
digunakan sebagai adsorben cenderung menarik juga berperan sebagai bibit untuk menumbuhkan
zat-zat lain yang bersentuhan dengan flok bakteri dengan menambah pergerakan bakteri
permukaannya (Sudirjo, 2005). tiap volume unit. Keuntungan menggunakan zeolit
dalam system penyaringan fisik, antara lain :
Desinfeksi 1. Dapat membuat air yang berada dalam kondisi
Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk pH asam menjadi lebih netral berdasarkan
dipanaskan dengan sinar Ultra violet (UV). Sinar kapasitas perubahan kationnya yang besar.
ultra violet (UV) dapat secara efektif 2. Menambah laju aliran secara gravitasi dan
menghancurkan virus dan bakteri. Sistem UV ini sistem pengatur tekanan apabila dibandingkan
tergantung pada jumlah energi yang diserap dengan system penyaring yang menggunakan
sehingga dapat menghancurkan organisme yang media pasir/antrasit.
terdapat pada air tersebut. Jika energi tidak cukup 3. Kapasitas penyaringan dapat bertambah tanpa
tinggi, maka material organisme genetik tidak adanya penambahan biaya.
dapat dihancurkan. Keuntungan menggunakan UV 4. Kapasitas pengangkutan yang lebih besar pada
meliputi : permukaan wilayah yang besar menghasilkan
1. Tidak beracun atau tidak berbahaya kapasitas yang lebih besar juga.
2. Menghancurkan zat pencemar organik. 5. Zeolit dapat berfungsi sebagai perisai
3. Menghilangkan bau atau rasa pada air. penyaringan fisik untuk bakteri patogen
4. Memerlukan waktu kontak yang singkat (bakteri dan spora).
(memerlukan waktu beberapa menit). Karbon berpori atau lebih dikenal dengan
5. Meningkatkan kualitas air karena gangguan zat nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben
pencemar organik. untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah,
6. Dapat mematikan mikroorganisme pathogenic. serta pemurnian air. Karbon aktif akan membentuk
7. Tidak mempengaruhi mineral di dalam air. amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon
Kerugian-Kerugian dari menggunakan UV bebas dan memiliki permukaan dalam yang
meliputi : berongga, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa,
1. UV radiasi tidak cocok untuk air dengan kadar dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar
suspended solids tinggi, kekeruhan, warna, atau dibandingkan dengan karbon yang belum
bahan organik terlarut. Bahan ini dapat menjalani proses aktivasi. Karbon aktif merupakan
bereaksi dengan UV radiasi, dan mengurangi senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari bahan
performance desinfeksi. Tingkat kekeruhan - bahan yang mengandung karbon atau dari arang
tinggi dapat menyulitkan sinar radiasi yang diperlakukan dengan cara khusus untuk
menembus air dan pathogen. mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas
2. Sinar UV tidak efektif terhadap zat pencemar permukaan karbon aktif berkisar antara 300-3500
mengandung banyak bahan- kimia organik, m2/gram dan ini berhubungan dengan struktur pori
klor, asbes dan lain - lain. internal yang menyebabkan karbon aktif
3. Memerlukan listrik untuk beroperasi. Dalam mempunyai sifat sebagai adsorben. Karbon aktif
situasi keadaan darurat ketika listrik mati, dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa
maka alat tersebut tidak akan bekerja. kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
4. UV umumnya digunakan sebagai pemurnian tergantung pada besar atau volume pori - pori dan
akhir pada sistem filtrasi. Jika ingin luas permukaan (Awalludin, 2007).

30
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

METODE PENELITIAN Proses Pengolahan Air Minum


Penelitian ini dilakukan dengan melihat A. Pengujian Awal
variabel sampel air yang digunakan, yaitu air Masing – masing sampel terlebih dahulu
sungai martapura di Desa Tambak Anyar Jalan A. dilakukan pengujian terlebih dahulu sebagai
Yani Km. 44 untuk melihat keefektifan dari alat pembanding hasil pengolahan dari alat ini.
sistem pengolahan air minum sederhana ini dalam Pengujian ini meliputi fisika, kimia, dan
mengolah air minum. Penelitian ini dilaksanakan biologi.
selama 3 bulan dan dilakukan di tiga tempat
berbeda, yaitu BLK Prov. Kalsel, Laboratorium B. Optimasi Variasi Waktu Dan Volume Umpan
OTK Teknik Banjarbaru dan BBTKL-PPM Masuk
Banjarbaru. - Optimasi Waktu Setiap Stage Dengan
Volume 1 L
Alat dan Bahan Menyusun alat sesuai gambar, kemudian air
Alat-alat yang digunakan pada penelitian sungai martapura sebanyak 1 L dimasukkan
ini adalah seperangkat instalasi alat portable water kedalam setiap alat melewati lubang yang
treatment, gelas ukur 1000 mL, dan beaker glass telah disiapkan lalu mengamati dan mencatat
500 mL. Bahan yang digunakan dalam penelitian waktu air sungai melewati setiap alat.
adalah air sungai Martapura, zeolit, arang aktif, Tampung volume dan ukur volume yang
dan pasir kuarsa PDAM (1000 dan 710 µm). dihasilkan setiap alat, kemudian masukkan ke
perhitungan sehingga didapat waktu optimum
Prosedur Penelitian setiap alat untuk volume 1 L lalu mentotal
Proses Pembuatan Alat waktu yang dihasilkan sebagai acuan awal
A. Pembuatan Rangka untuk mengoptimasi alat secara keseluruhan.
Rangka dibuat dari pipa besi ¾ in, perangkaian - Optimasi waktu alat secara keseluruhan
rangka ini dibantu dengan las listrik. dengan volume 1 L
B. Pembuatan Tray Aerator Menyusun alat sesuai gambar kemudian
Tray aerator dibuat dari plat besi sebagai memasukkan air sungai martapura sebanyak
dinding dan plat alumunium sebagai alasnya. 1 L ke dalam alat. Amati dan tampung air
Tray aerator dibuat menjadi 3 bagian, dengan yang dihasilkan dari alat tersebut dengan
alas tray menggunakan variasi lubang 5 , 3 , waktu total yang diperoleh dari optimasi
dan 2 mm. Aerator dipasang di antara tray waktu setiap awal. Ukur volume air yang
aerator untuk mengalirkan oksigen pada saat ditampung dengan gelas ukur kemudian
air melewati tray. mengulang percobaan dengan waktu yang
C. Pembuatan Sand filter bervariasi (110 dan 120 s) sehingga
Sand filter dibuat dari toples plastik besar, yang didapatkan volume air yang terbesar, lalu
dibagi menjadi 3 bagian yaitu kerikil dan pasir masukkan data volume ke dalam perhitungan,
yang berbeda ukuran . Pasir yang digunakan kemudian mendapatkan waktu optimum alat
adalah pasir kuarsa PDAM dengan ukuran secara keseluruhan dengan volume air masuk
1000 dan 710 µm. Pasir sebelumnya dicampur sebanyak 1 L
dengan zeolit dengan perbandingan 3:1. - Optimasi Volume Air Masuk Dengan Waktu
D. Pembuatan Kolom Adsorbsi Optimum
Kolom adsorbsi dibuat dari toples plastik Menyusun alat sesuai gambar kemudian
dengan ukuran yang sama pada sand filter, memasukkan air sebanyak 1 L ke dalam alat
kolom ini diisi dengan karbon aktif dengan lalu mengamati dan menapung air yang
ketinggian 10 cm, sebagai penyaringnya dihasilkan dari alat dengan waktu optimum
digunakan kawat streamin. Hasil dari proses yang didapat dari percobaan yang terdahulu.
tersebut dialirkan dengan menggunakan kran. kemudain mengukur volume air yang
E. Pembuatan Kolom Desinfeksi dihasilkan dengan gelas ukur. Mengulang
Pembuatan kolom desinfeksi dibuat dari pipa percobaan dengan variasi volume air masuk,
paralon 4 in dengan panjang 35 cm. Di dalam yaitu 2 L dan 3 L lalu masukkan ke dalam
pipa tersebut dirangkai alat lampu UV 8 watt perhitungan sehingga didapatkan volume
sebanyak 2 buah dan lampu neon ¾ in . optimum dan waktu optimum.
Terlebih dahulu lampu neon dibersihkan - Optimasi Waktu Untuk Stage 4 (Kolom
terlebih dahulu agar panas dan penyinaran dari Desinfeksi)
lampu UV di terima dengan sempurna. Air dari Mengisi sebanyak 325 mL air sungai
kolom adsorbsi akan masuk ke dalam kolom martapura ke dalam beaker glass 500 mL,
desinfeksi melewati lampu neon. mengukur suhu air tersebut dengan

31
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

termometer, sebagai suhu awal kemudian mudah dan mendapatkan waktu yang singkat.
masukkan air tersebut kedalam kolom Sedangkan untuk volume optimum pada alat
desinfeksi setelah itu mendiamkan selama 5 tesebut kecuali stage 4 dengan waktu optimum
menit. Mengeluarkan air tersebut dan ,yaitu 135 s didapatkan sebesar 2 L. Optimasi
menampung air tersebut, kemudian mengukur waktu dan volume masuk ini berdasarkan volume
suhu kembali sebagai suhu akhir lalu akhir yang dihasilkan dari alat ini. Optimasi ini
masukkan data temperatur, untuk diharapkan volume yang masuk sama dengan
mendapatkan perbedaan suhunya. Mengulang volume yang keluar dengan waktu tercepat.
percobaan dengan waktu bervariasi, yaitu 10, Untuk Stage 4 (desinfeksi), volume
20, dan 30 menit untuk mendapatkan optimum yang didapat berdasarkan perhitungan
perbedan suhu terbesar. volume lampu neon yang digunakan yaitu sebesar
325 mL, sedangkan untuk waktu optimum adalah
C. Pengujian Air Sampel berdasarkan perbedaan suhu tiap waktu kewaktu.
Hubungkan alat dengan listrik untuk Berdasarkan hal itu didapatkan waktu optimum
menghidupkan alat aerator dan lampu UV adalah sebesar 20 menit dengan perbedaan suhu
kemudian air sungai martapura sebanyak yang dihasilkan adalah sebesar 2oC. Perbedaan
volume umpan optimum dari prosedur B suhu ini digunakan karena kolom desinfeksi
dimasukkan kedalam alat melewati lubang menggunakan lampu UV 8 watt yang
yang telah disiapkan dengan mengunakan menghasilkan panas, walaupun sebenarnya bukan
waktu optimum dari prosedur B lalu panas yang digunakan pada alat ini sebagai
mendiamkan kembali selama 20 menit, mengurangi bakteri yang terkandung dalam sampel
kemudian membuka kran kolom desinfeksi air melainkan penyinarannya. Namun sebagai
setelah itu mengambil sampel hasil pengolahan parameter yang dapat diamati adalah panas,
alat ini, kemudian melakukan pengujian. sehingga untuk mendapatkan waktu optimumnya
Menentukan keefektifan alat. adalah melihat perbedaan suhu yang terbesar.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Air Minum Yang Dihasilkan


Optimasi Waktu Dan Volume Masuk Berdasarkan hasil pengujian kualitas air
Setelah alat portable water treatment minum yang dihasilkan oleh alat terlihat bahwa
selesai, terlebih dahulu dilakukan pengecekan kualitas air minum belum dapat dinyatakan air
untuk mengecek apakah alat ini layak untuk yang dihasilkan belum layak untuk dikonsumsi
digunakan. Untuk melihat seberapa keefektifan karena ada parameter yang belum mencapai
dari alat ini, dilakukan pengujian berupa waktu dan standar baku mutu yang ditetapkan, bahkan ada
volume optimum yang digunakan alat ini untuk parameter yang mengalami kenaikan sehingga
menghasilkan air minum yang memenuhi standar. melebihi standar baku mutu yang ditetapkan.
Proses optimasi ini divariasikan waktu dan
volume masuk yang digunakan untuk alat. Untuk Keefektifan Alat
mendapatkan waktu dan voume air masuk, Untuk melihat keefektifan alat ini, dapat
digunakan model peramalan dengan rumus dilihat dari kualitas air sungai awal sebelum
persaamaan regresi linear. Persamaan yang dilewatkan ke alat ini dan setelah dilewatkan alat
digunakan adalah SEE (Standart Error of ini. Sampel air yang digunakan adalah air sungai
Estimate) yang sering digunakan untuk martapura, lokasi pengambilan air sampel ini
menghitung TSS, BOD, COD dan lainnya yang adalah di Desa Tambak Anyar Jalan A. Yani km.
menggunakan metode peramalan untuk 44, lokasi ini diambil karena daerah sekitar lokasi
mendapatkan hasil yang optimum. tersebut masyarakat tergantung dengan sungai
Berdasarkan perhitungan waktu optimum tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka,
yang dihasilkan dari alat kecuali stage 4 tersebut khususnya sebagai air minum. Hal ini disebabkan
adalah 135 s, dengan volume awal 1000 mL. oleh air bersih PDAM belum sampai ke daerah
Digunakan volume awal 1000 mL, agar tersebut karena faktor topografi yang sangat sulit.
didapatkan hasil yang baik, pengamatan yang

32
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

200,00
kekeruhan
83,90 92,69 78,92
100,00 TSS
43,10
2,50 9,61 0 TDS
0,00
efektifitas (%)
BOD
-30,46 COD
-100,00 Fe
Mn
-200,00
-196,30 NO2
-300,00 -260,42 CaCO3
klor
-339,70
-400,00 coliform
Parameter

Gambar 1. Hubungan Efektifitas dengan Parameter Kualitas Air Sungai Martapura

Dari gambar 1 terlihat bahwa alat ini dapat membuat logam Mn kurang sempurna terurai,
menurunkan beberapa parameter, yaitu kekeruhan, sebelum dimasukkan kepengolahan air minum,
TSS, TDS, Fe, NO2, dan CaCO3. Hal ini, terlihat logam Mn masih tertutup oleh lumpur sehingga
dari efektifitas bernilai positif yang menandakan pada saat pengujian jumlah logam Mn sangat kecil
bahwa terjadi penurunan parameter. Penurunan ini sedangkan setelah terjadi pengolahan khususnya
diakibatkan oleh proses filtrasi dari pasir dan pada proses aerasi logam akan terurai dari lumpur
zeolit, serta proses adsropsi oleh karbon aktif yang tersebut dan karena aliran yang kurang merata
telah diaktifkan. Parameter yang mempunyai nilai sehingga proses oksidasi logam Mn kurang
efektifitas negatif yang berarti mengalami maksimal sehingga mengakibatkan jumlah logam
kenaikan, yaitu BOD, COD, Mn dan coliform. Mn pada akhir proses mengalami kenaikan. Untuk
Untuk BOD dan COD, kenaikan ini jika dikaitkan parameter biologi, yaitu baketri coliform juga
dengan alat ini diakibatkan oleh kapasitas aerasi terjadi kenaikan, hal ini disebabkan oleh faktor alat
yang belum efektif, sehingga kontak air dengan pada stage 4 (desinfeksi). Akibat dari kekuatan
oksigen kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh, sinar UV yang kurang maksimal untuk
waktu kontak yang sangat singkat antara oksigen mendesinfeksi air sungai martapura sehingga sinar
dan air serta kapasitas udara yang dikontakkan tidak bisa menembus air dan bakteri yang
masih kurang maksimal sehingga proses oksidasi mengakibatkan sinar UV tidak dapat
baik oksidasi biologi dan kimianya pun kurang menghancurkan bakteri. Lama penyinaran kurang
maksimal. Untuk Mn, terjadi kenaikan karena maksimal sehingga proses desinfeksi pun kurang
diakibatkan aerasi pula. Hal ini disebabkan oleh maksimal.
aliran udara yang kurang merata sehingga

27
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

100,00
43,17 45,30
50,00
aerasi
0,00
efektifitas (%)

filtrasi
adsorbsi
-50,00
desinfeksi
-100,00
-91,79
-162,39
-150,00
1 2 3 4
-200,00
stage alat

Gambar 2. Hubungan Efektifitas dengan Alat Pada Setiap Stage

Dari gambar 2 terlihat bahwa stage yang SARAN


mempunyai nilai positif adalah stage 2 dan stage 3, Teknologi pengolahan air tanah ini masih
yaitu filtrasi dan adsorbsi. Hal ini menunjukkan memiliki banyak kekurangan, diantaranya debit
bahwa stage ini mampu atau efektif dalam yang dihasilkan masih kecil. bentuk dari alat masih
menurunkan parameter-parameter yang menjadi besar dan berat sehingga tidak mudah untuk
unsur dalam kualitas air minum. Sedangkan stage dipindahkan. Desain alat pada stage aerasi dan
1 dan 4 yang mempunyai nilai negatif, yang berarti desinfeksi perlu didesain ulang, yaitu dengan
belum mampu atau kurang efektif digunakan penambahan lama waktu kontak dan kapasitas
dalam mengolah air minum. Oleh karena itu, bisa kekuatan aerasi dan lampu UV, serta kebersihan
dikatakan bahwa alat ini secara keseluruhan belum alat dan proses juga perlu diperhatikan. Oleh
mampu mengolah air minum dari air sungai karena itu perlu pengembangan lanjutan dari alat
martapura. Hal ini dikaitkan oleh uraian diatas ini agar efektifitas dari alat ini akan menjadi lebih
mengenai parameter-parameter yang mengalami baik.
kenaikan. Melihat secara keseluruhan, maka alat
ini masih kurang efektif dalam mengolah air DAFTAR PUSTAKA
minum dari air sungai martapura, sehingga perlu Awaluddin. N., 2007. Teknologi Pengolahan Air
ada rancang ulang pada desain alat ini khususnya Tanah Sebagai Sumber Air Minum Pada
pada stage 1 dan 4. Skala Rumah Tangga. LEM-FTSP UII.
Yogyakarta.
KESIMPULAN Biegel,J.E., 1963, Production Control A
Dari hasil penelitian ini dapat diambil Quantitative Approach, Prentice-Hall.,
beberapa kesimpulan, antara lain: Englewood Cliffts, New Jersey.
1. Desain alat ini kurang efektif dengan kondisi Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit
kualitas sungai air martapura untuk diolah Kanisisus. Yogyakarta.
menjadi air minum yang biasa dikonsumsi Massel, R.I., 1996. Principles of Adsorption and
Reaction on Solid Surface. John wiley &
oleh masyarakat sekitar karena kualitas air
Sons Inc. New York.
minum yang dihasilkan belum mencapai Mc-Cabe, W. L.,1999. Operasi Teknik Kimia. Jilid
standar baku mutu air minum yang 2. Erlangga. Jakarta.
ditetapkan. Reynolds, T.D., 1982. Unit Operations and
2. Waktu optimum untuk alat ini adalah 135 s Process in Environmental Engineering.
dengan lama desinfeksi selama 2 menit dan Texas A & M University,Brooks/Cole
volume optimum air masuk adalah sebesar 2 Engineering Division. Monterey,
California,USA.
L.
Sudirjo, E., 2005. Penentuan distribusi Benzene-
Toluena pada Kolom Adsorpsi Fixed bed

34
Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017

Karbon aktif. Skripsi. Fakultas Teknik Walpole, E. W., 1997, “Pengantar Statistika” PT.
Universitas Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sutrisno dan Suciati.,1987. Teknologi Penyediaan
Air Bersih. Penerbit Rineka Cipta Karya.
Jakarta.

35

Anda mungkin juga menyukai